• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 59-66)

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan II-2010 sebesar minus 0,09% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, deflasi terjadi pada sub kelompok transportasi sebesar 0,70% (q-t-q). Sub kelompok sarana dan penunjang transpor mengalami inflasi sebesar 3,49% (q-t-q). Sementara, sub kelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan .

Perkembangan harga minyak di pasar internasional mengalami tren penurunan selama periode triwulan II-2010. Setelah mampu mencapai harga USD 83,76/barrel pada akhir Maret 2010, harga minyak berangsur turun selama

21 Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram

INFLASI

triwulan II-2010. Di akhir Juni 2010, harga minyak internasional sebesar USD 75,63/barrel. Dengan perkembangan tersebut, harga minyak internasional telah turun sebesar 0,24%. Penurunan harga minyak di pasar internasional berdampak baik pada APBN sehingga subsidi bahan bakar tidak melampaui target pemerintah. Implikasinya, pemerintah belum ada rencana untuk menaikkan kembali harga BBM dalam negeri yang dapat memicu kenaikan angka inflasi lebih tinggi lagi.

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

Harga Minyak (USD/Barrel)

83.76 0 25 50 75 100 125 150 1 2 34 5 6 7 891011121 23 4 5 6 78 910111212 3 4 5 67 8 91011121 2 3 4 56 7 8 91011121 2 3 45 6 7 8 91011121 2 34 5 6 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber: Bloomberg

Boks 2.

KONDISI HARGA TERKINI SERTA PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN

Perkembangan harga Kota Jambi pada bulan Juni 2010 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 3,23% (m-t-m). Dengan demikian inflasi tahunan kota Jambi yang pada bulan Mei 2010 sebesar 4,11% meningkat menjadi 7,91%. Angka tersebut jauh di atas angka inflasi nasional yang mencapai 5,05%.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi kota Jambi pada bulan Juni terutama disumbangkan oleh kelompok bahan makanan yaitu sebesar 2,78% dengan laju inflasi bulanan sebesar 9,82%. Sementara berdasarkan komoditinya, sumbangan inflasi terbesar pada bulan Juni 2010 berasal dari cabe merah (1,33%); daging ayam ras (0,68%); beras (0,45%).

Grafik 1. Sumbangan Inflasi Tiga Komoditas Penyumbang Inflasi Kota Jambi Terbesar di Tahun 2010

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Sumb. Inflasi Beras 0.26 0.11 -0.13 -0.09 -0.14 0.45

Sumb. Inflasi Cabe merah 0.75 -0.14 -0.52 0.44 0.02 1.33

Sumb. Inflasi Daging ayam ras 0.14 0.07 0.13 -0.25 0.05 0.68

Inflasi (mtm) 1.95 -0.36 -0.05 -0.02 0.01 3.23 -1.0 -0.50.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

Memasuki bulan Juni 2010, luas panen padi provinsi Jambi masih cukup tinggi, bahkan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun demikian, harga beras di Kota Jambi cenderung mengalami peningkatan dengan kisaran 3,71% - 7,50% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Grafik 2. Luas Panen Padi Provinsi Jambi Tahun 2009-2010 -100 -50 0 50 100 150 200 250 300 350 -5 10 15 20 25 Ja n Fe b Ma r Ap r Ma y Jun Jul Ag u st Sep t Ok t No v De s Ja n Fe b Ma r Ap r Ma y Jun 2009 2010 % KH a

Luas Panen Padi Sawah (ha) Luas Panen Padi Ladang (ha) Pertumbuhan Padi Sawah (RHS) Pertumbuhan Padi Ladang (RHS)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

Masyarakat kota Jambi cenderung untuk mengkonsumsi beras bermerek dengan kualitas premium seperti beras putri palembang, padi burung, sepat siam, dan Anggur. Namun, beras-beras jenis tersebut berasal dari provinsi lain seperti Sumatera Selatan. Dengan demikian, menipisnya persediaan beras di wilayah di sentra produksi Sumatera Selatan akan berdampak pada harga beras di Kota Jambi walaupun di provinsi Jambi sendiri masih mengalami musim panen. Lebih lanjut, meningkatnya harga beras di kota Jambi ternyata memicu meningkatnya harga beras di kabupaten-kabupaten sehingga kenaikan harga tersebut menjadi merata di seluruh provinsi Jambi.

Sementara itu, di dalam provinsi Jambi sendiri, produksi beras terutama berasal dari Kabupaten Kerinci, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat dan Merangin. Namun demikian, hasil produksi beras tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga akan dijual ke daerah di provinsi lain. Petani di Tanjung Jabung sudah menjalin kerjasama dengan Kepulauan Riau sementara beras produksi wilayah Kerinci sebagian dipasarkan di Sumatera Barat.

Grafik 3. Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120

Kerinci Tanjabtim Tanjabbar Merangin Batanghari Sarolangun bungo Tebo Muaro

Jambi Kota Jambi K ilo T o n

Ketersediaan Kebutuhan Neraca

Sumber: Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi

Sementara itu, cabe merah yang merupakan produk dari luar provinsi Jambi juga berfluktuasi mengikuti harga dan pasokan di sentra produksi. Selama bulan Juni 2010, harga cabe merah meningkat sebesar 81,18%. Menurunnya pasokan akibat kurang kondusifnya cuaca juga terjadinya banjir di daerah produsen menyebabkan naiknya harga tersebut.

Di sisi lain, daging ayam ras yang merupakan komoditi produksi lokal kota Jambi juga mengalami peningkatan harga. Menurunnya pasokan daging ayam di tingkat penjual juga menjadi faktor utama meningkatnya harga komoditi ini.

Menjelang bulan Ramadhan dan hari besar keagamaan, persediaan bahan makanan pokok mencukupi. Namun demikian, harga beberapa komoditi terutama cabe merah dan daging ayam ras dikhawatirkan akan kembali meningkat. Cabe merah merupakan komoditi yang mudah membusuk sehingga fluktuasi harga dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Menurunnya pasokan di saat tingginya permintaan dapat menimbulkan kepanikan bagi masyarakat sehingga memicu semakin tingginya harga.

Sementara itu, untuk mengurangi dampak meningkatnya harga beras terutama bagi masyarakat kurang mampu, Pemerintah Daerah akan mengantisipasi dengan mengadakan operasi pasar di beberapa kabupaten/kota. Namun demikian, penyelenggaraan operasi pasar tersebut hanya bersifat jangka pendek dalam membantu daya beli masyarakat.

REKOMENDASI

1. Dalam jangka panjang, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemandirian provinsi Jambi akan pangan, misalnya dengan pengembangan budidaya cabe merah di tingkat rumah tangga, serta pengembangan jagung sebagai pakan ternak.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas beras produksi provinsi Jambi. Dengan demikian diharapkan, beras yang dihasilkan dari kabupaten dapat dikonsumsi oleh masyarakat Kota Jambi sehingga ketergantungan beras akan provinsi lain berkurang.

3. Perlu adanya suatu kajian mengenai peta produksi dan distribusi beras di provinsi Jambi. Saat ini, belum diketahui berapa angka produksi beras yang pasti di setiap kabupaten/kota di provinsi Jambi. Selain itu, diperlukan pula kajian mengenai arah distribusi beras tersebut.

4. Meningkatkan koordinasi antara Bank Indonesia, dinas/instansi terkait melalui optimalisasi Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi.

BAB III

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan pada triwulan II-2010 menunjukkan peningkatan dari sisi aset dan penyaluran kredit sementara penghimpunan dana pihak ketiga mengalami penurunan. Dengan demikian, Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan mengalami peningkatan 439 bps menjadi 86,64%. Dari sisi kualitas kredit yang diberikan menunjukkan penurunan, dimana pada triwulan laporan angka Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan.

A. Perkembangan Kelembagaan22

Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan II - 2010 tercatat sebanyak 24 (dua puluh empat) bank umum dan 11 (sebelas) BPR, yang terdiri dari 204 kantor bank umum dan 17 kantor BPR. Dari 24 (dua puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi, terdapat 20 (dua puluh) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank syariah.

Pada periode triwulan laporan terdapat penambahan satu buah bank umum yaitu kantor cabang Bank Agro serta 3 (tiga) kantor bank yaitu KCP BNI KLN Thehok, KCP Bank Mandiri Rimbo Bujang dan KK Bank Muamalat. Sementara untuk BPR, tidak terdapat penambahan kantor.

Berdasarkan sebarannya, jumlah kantor bank umum terbesar masih terdapat di Kota Jambi, yaitu sebanyak 81 (delapan puluh satu) kantor atau 36,65% dari seluruh total kantor bank di Provinsi Jambi. Sementara, untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yaitu sebanyak 5 (lima) kantor (2,26%).

22

Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Kota Jambi 69 73 75 76 79 81 36.65 Kerinci 19 20 20 21 21 21 9.50 Bungo 14 15 16 18 20 21 9.50 Muara Jambi 18 18 18 19 19 19 8.60 Sarolangun 13 13 13 15 16 16 7.24 Tebo 13 13 13 14 14 15 6.79 Merangin 14 15 15 15 15 15 6.79 Batanghari 12 12 12 14 14 14 6.33

Tanjung Jabung Barat 13 13 13 13 14 14 6.33

Tanjung Jabung Timur 5 5 5 5 5 5 2.26

T O T A L 190 197 200 210 217 221 100.00

JUMLAH BANK 2009 2010 Pangsa

(%)

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 59-66)

Dokumen terkait