• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Ekonomi

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 93-98)

B AB VII P ERKIRAAN E KONOMI DAN H ARGA D AERAH

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 6,3-7,3% (y-o-y). Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari nilai indeks ekspektasi ekonomi sebesar 111,33 yang masih berada pada level optimis (nilai indeks diatas 100).

Sejalan dengan hal tersebut, indeks ekspektasi penghasilan masyarakat juga masih berada pada level yang optimis (145,33) setelah terus tumbuh secara

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH optimis.42

Semakin membaiknya perekonomian di Jambi serta pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS), TNI, POLRI meningkatkan harapan akan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat pada triwulan mendatang.

Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan

20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010

Indeks

Ekspektasi ekonomi Ekspektasi pengangguran Ekspektasi penghasilan

Hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan menggambarkan rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang sebagian besar berada pada level pesimis, kecuali nilai saldo bersih rencana konsumsi barang sandang tercatat sebesar 162,67. Sedangkan indikator lainnya masih bertengger pada level pesimis yaitu: pembelian/perbaikan rumah (48,67); peralatan rumah tangga (54,00); perabotan rumah tangga (56,00); kendaraan bermotor (32,00); serta rekreasi/tamasya (94,00). Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan belanja masyarakat di triwulan III-2010 masih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

42

Setelah triwulan II-2008 yang tumbuh pesimis (60,67), indeks ekspektasi penghasilan terus tumbuh pada level optimis.

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 6-12 bulan yang akan datang

20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010

Indeks

Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor

Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya

Berdasarkan hasil SKDU triwulan II-2010, optimisme responden pada triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha pada sektor industri pengolahan; sekor perdagangan,hotel dan restoran (PHR); serta sektor jasa-jasa. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk sektor-sektor tersebut yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 7.1).

Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Triwulan II-2010

Triwulan III-2010*

1 Pertanian 3.51 (0.88)

2 Pertambangan dan Penggalian (3.82) (1.27)

3 Industri Pengolahan 1.66 3.87

4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.20

5 Bangunan (1.37) (1.37)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.85 1.09

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.46 0.97

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.73 2.73

9 Jasa-jasa 1.25 2.50

6.47

7.84

Saldo Bersih Tertimbang = Saldo Bersih dikalikan bobot

Bobot didasarkan pada Distribusi PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000

Saldo Bersih Tertimbang

No Sektor/Subsektor

Total

Keterangan : Saldo Bersih = % naik dikurangi turun Keterangan : *) Angka perkiraan

Dari sisi penawaran, perkembangan sektor industri pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya seiring dengan datangnya bulan Ramadhan serta Lebaran (terutama industri makanan dan minuman).

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Perkembangan industri pengolahan baik industri pengolahan hasil komoditi pertanian diperkirakan juga semakin membaik. Sejalan dengan hal tersebut, sektor PHR juga semakin meningkat volume perdagangannya akibat naiknya demand masyarakat terhadap kebutuhan pokok selama bulan Puasa serta menjelang Lebaran.

Di sisi lain, sektor jasa-jasa juga diperkirakan akan meningkat. Adanya Pilkada tingkat II (Bupati dan wakil Bupati) di beberapa daerah pada triwulan mendatang akan memicu meningkatnya usaha jasa yang mendukung semua atribut Pilkada. Selain itu, masa bulan Ramadhan serta Lebaran juga ikut mendorong pertumbuhan sektor ini.

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y) Provinsi Jambi pada triwulan III-2010 diperkirakan pada kisaran 6,30%-7,30%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir tahun 2010 diperkirakan pada kisaran 6,00-8,00%.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pasca krisis ekonomi dunia, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar dari Pemerintah Daerah Jambi untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih baik, antara lain melalui:

1. Percepatan realisasi APBD terutama proyek-proyek fisik yang berorientasi memacu perekonomian.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dengan optimal. Sampai dengan triwulan II-2010, perkembangan proyek-proyek fisik dengan dana APBD relatif masih rendah. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyegerakan realisasi belanja modal APBD 2010 sehingga mampu mempercepat stimulus pembangunan ekonomi di Jambi. Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi (terutama jalan dan jembatan) harus dipercepat dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta mengurangi biaya distribusi akibat kurang kondusifnya sarana jalan dan jembatan.

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

2. Peningkatan koordinasi antar kabupaten/kota.

Koordinasi pembangunan antar kabupaten/kota diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Setiap daerah diharapkan dapat fokus dalam mencapai target pembangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh daerah-daerah di sekitarnya. Pengembangan yang bersifat one village one product ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber pendanaan yang ada.

3. Pengendalian Inflasi yang Forward Looking.

Inflasi pada triwulan II-2010 melonjak cukup tinggi dari perkiraan Bank Indonesia Jambi. Diperlukan keberlangsungan kebijakan penanganan inflasi (pengendalian harga-harga) yang koordinatif antar dinas/instansi terkait secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung terciptanya inflasi yang relatif rendah dan stabil melalui pengendalian inflasi yang forward looking diantaranya melalui:

a. Koordinasi antara FKPI Provinsi Jambi dengan Tim Pengendalian Inflasi di level pusat yang lebih intensif.

b. Meningkatkan kegiatan diseminasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi dan resiko tekanan inflasi.

c. Pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada komoditas bahan makanan utama yang masih didatangkan dari luar daerah sehingga harganya berpotensi untuk bergejolak.

4. Optimalisasi Penyerapan Tenaga Kerja Daerah.

Peningkatan program padat karya (misal: revitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan, program pengembangan jalan lingkungan) dapat menjadi solusi untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, percepatan realisasi APBD pemerintah daerah untuk proyek-proyek fisik (jalan, jembatan dll) diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal di Jambi untuk mengurangi pengangguran.

5. Kebijakan Agrobisnis yang menguntungkan bagi petani dan pengusaha.

Beberapa hal yang bisa dilaksanakan adalah:

- Percepatan realisasi tersedianya industri hilir (misal industri minyak goreng, sabun dll) yang dapat menopang supply sawit dan karet untuk dioptimalkan menjadi komoditas yang memiliki value added labih baik

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

sehingga dapat meningkatkan daya saing Provinsi Jambi dalam sektor perkebunan.

- Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi.

- Pengawasan distribusi pupuk yang komprehensif sehingga tidak terjadi kelangkaan di tingkat petani yang dapat mendorong peningkatan harga pupuk yang sangat memberatkan petani.

- Penentuan tingkat harga yang saling menguntungkan antara petani dengan pengusaha sehingga terjadi hubungan bisnis yang kondusif. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari pembelian komoditas tersebut melalui toke.43

Hal ini dikarenakan toke membeli harga komoditas unggulan Jambi (sawit dan karet) ke petani dibawah harga pasar/harga yang telah ditetapkan sehingga merugikan petani.

6. Penguatan ekspor barang dan jasa.

Penguatan ekspor di Jambi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas dan produktivitas komoditas utama ekspor (seperti karet dan kelapa sawit) sehingga dapat tetap menjaga daya saing di pasar internasional yang didukung dengan ketersediaan industri hilir.

7. Pertumbuhan kredit perbankan

Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan III-2010 berkisar 15-20% (y-o-y) melalui program-program pendampingan kepada usaha mikro dan kecil.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 93-98)

Dokumen terkait