• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Kesehatan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, yang dimaksud dengan Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran, jarak dam usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, perlindungan dan bantuan sesuai dengan reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI, 2016). Pengertian secara umum, dapat diuraikan bahwa keluarga berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa. Sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Pengertian secara sempit keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan pencegahan pertama antara sel mani (spermatozoa) dari pria dan sel telur (ovum) dari wanita (Irianto, 2014).

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas keluarga berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

b. Tujuan KB

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Kesehatan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T: terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun). Selian itu, program KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. KB merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes RI, 2016).

c. Syarat kontrasepsi

Kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

2) Tidak ada efek samping yang merugikan 3) Tidak mengganggu hubungan seksual

4) Cara penggunaan sederhana

5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya

6) Harga murah supaya dapat di jangkau masyarakat luas 7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 2012). d. Penapisan klien

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada:

1) Kehamilan

2) Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

3) Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk klien dan keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak diperlukukan karena:

a) Sebagian besar keluarga berencana berusi muda (16-35 tahun) dan umumnya sehat

b) Masalah kesehatan reproduksi pada wanita yang membutuhkan perhatian misalnya kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun

c) Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi estrogen dan progestin) lebih baik dari pada produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis

d) Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

Tabel 2.7 Daftar tilik penapisan klien metode nonoperatif

Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan, susuk)

Ya Tidak a. Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau

lebih

b. Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan

c. Apakah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah senggama

d. Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata

e. Apakah pernah nyeri kepala yang hebat atau gangguan visual

f. Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengak (edema)

g. Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmHg atau 90 mmHg (diastolik)

h. Apakah ada masa atau benjolan pada payudara

i. Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin) j. Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

k. Apakah klien atau (pasangan) mempunyai pasangan seks lain

l. Apakah klien atau (pasangan) mempunyai pasangan seks lain

m. Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS) n. Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau

kehamilan ektopik

o. Apakah pernah mengalami haid banyak (kebih 1-2 pembalut tiap 4 jam)

p. Apakah pernah mengalami haid pertama (lebih dari 8 hari) q. Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang

membutuhkan analgetik dan/atau istirahat baring

r. Apakah pernah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama

s. Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung vascular atau kongenita

Tabel 2.8 Daftar tilik penapisan klien metode operasi (tubektomi)

Keadaan klien Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan

Dilakukan di fasilitas rujukan

Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik) Keadaan emosional Tekanan darah Berat badan Riwayat operasi abdomen atau panggul Riwayat radang panggul, hamil ektopik, apendisitis Anemia Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, ginjal Tenang <160/100 mmHg 35-85 kg Bekas seksio sesarea (tanpa pelekatan) Pemeriksaan dalam normal Hb ≥ 8 g%

Diabetes tidak terkontro, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal

Cemas, takut ≥160/100 mmHg >85 kg; <35 kg

Operasi abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada pemeriksaan panggul

Pemeriksaan dalam ada kelainan

Hb < 8 g%

Sumber: Affandi, dkk, 2012

Tabel 2.9 Daftar tilik penapisan klien metode operasi (vasektomi)

Keadaan klien Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan

Dilakukan pada fasilitas rujukan Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik) Keadaan emosional Tekanan darah Infeksi atau kelainan skrotum/ inguinal Anemia

Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, ginjal Tenang < 160/100 mmHg Normal Hb ≥ 8 g% Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan Cemas, takut ≥ 160/100 mmHg Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan Hb < g%

e. Jenis-jenis KB

1) Metode Kontrasepsi sederhana tanpa alat a) Metode kalender

Metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindarkan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 sirklus menstruasinya

(1) Keuntungan

(a) Digunakan untuk mencegah atau mendapatkan kehamilan

(b) Tanpa resiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya

(c) Tanpa efek samping (d) Murah

(2) Kekurangan

(a) Diperlukan banyak pelatihan untuk bisa menggunakannya yang benar

(b) Memerlukan pemberi asuhan (non medis) yang sudah terlatih

(c) Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk menghindari kehamilan

(d) Cara penggunaan metode kalender

(e) Mengurangi 18 hari sirklus hari terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya

(f) Mengurangi 11 hari dari sirklus haid terpanjang untuk menentukan akhir dari masa suburnya (Handayani, 2010).

b) Metode suhu basal badan

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi.peningkatan suhu badan basal 0,2-0,5°C.

(1) Keuntungan

(a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.

(b) Membantu wanita yang mengalami sirklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.

(c) Membantu menunjukan perubahan tubuh lain selain lendir servik.

(d) Berada dalam kendali wanita (2) Kekurangan

(a) Membutuhkan motivasi

(b) Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami (c) Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu

yang sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal (Handayani, 2010).

c) Metode lendir servik

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lendir servik wanita yang dapat dideteksi di vulva adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah

(1) Keuntungan

(a) Dalam kendali wanita

(b) Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya

(c) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh

(d) Dapat digunakan mencegah kehamilan (2) Kerugian

(a) Membutuhkan komitmen

(b) Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami

(c) Dapat membutuhkan 2-3 sirklus untuk memperlajari metode (Handayani, 2010).

d) Metode amenorea laktasi (MAL)

Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara esklusif, artinya hamya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainya

(1) Keuntungan (a) Bagi Ibu:

(i) Efektifitas tinggi

(ii)Tidak menggangu senggama

(iii)Tidak ada efek samping secara sistemik (iv)Tidak perlu pengawasan medis

(v) Tidak perlu obat atau alat (vi)Tanpa biaya

(b) Bagi ibu:

(i) Mendapatkan antibody dari ASI

(ii) Sumber asupan gizi yang terbaik untuk tumbuh kembang bayi

(iii) Kekurangan

(iv) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan (v) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial (vi) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid

atau sampai dengan 6 bulan

(vii)Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/ HBV dan HIV/ AIDS (Affandi, 2012).

e) Senggama terputus

Senggama terputus adalah metode kontrasepsi tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum.

(1) Kelebihan

(a) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keuarga berencana

(b) Efektif jika dilaksanakan dengan benar (c) Tidak menggangu produksi ASI (d) Tidak ada efek samping

(e) Dapat digunakan setiap waktu (f) Tidak membutuhkan biaya (2) Kekurangan

(a) Efektifitas sangat tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sanggama terputus setiap melaksanakannya

(b) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (Affandi, 2012).

2) Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) /

Acquired ImmuneDeficiency Syndrom (AIDS). Cara kerja kondom yaitu menghalangi pertemuan sperma dan ovum

a) Kelebihan

(1) Efektif bila digunakan dengan benar (2) Tidak menggangu produksi ASI (3) Tidak menggangu kesehatan klien (4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik (5) Murah dan dapat dibeli secara umum (6) Tidak perlu pemeriksaan tenaga kesehatan

(7) Sebagai kontrasepsi sementara apabila kontrasepsi lainnya sedang ditunda

b) Kekurangan

(1) Efektifitas kurang

(2) Mengganggu saat berhubungan

(3) Harus tersedia setiap kali berhubungan

(4) Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum (Affandi, 2012).

3) Kontrasepsi hormonal a) Pil Kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis estrogen dan progesteron (Handayani, 2010). Cara kerjanya dengan menekan ovulasi, mencegah implantasi, sehingga lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh

sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula (Affandi, 2012). (1) Kelebihan

(a) Memiliki efektifitas yang tinggi (b) Tidak menggangu hubungan seksual (c) Siklus haid menjadi teratur

(d) Mudah dihentikan setiap saat (e) Dapat digunakan jangka panjang

(f) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

(g) Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul,dan kelainan jinak pada payudara (2) Kekurangan

(a) Mual terutama pada 3 bulan pertama

(b) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama

(c) Menyebabkan pusing (d) Nyeri pada payudara (e) Kenaikan berat badan

(f) Tidak dianjurkan untuk wanita yang masih menyusui (g) Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)

b) Suntikan Kombinasi

Kontrasepsi ini berisi 25 mg Depo Medroksiprogesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara IM di bokong. Cara kerjanya menekan ovulasi,membuat lendir servik menjadi kental, perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu, menghambat transportasi gamet oleh tuba

(1) Kelebihan

(a) Resiko terhadap kesehatan kecil

(b) Tidak berpengaruh pada hubungan seksual (c) Tidak memerluka peeriksaan dalam

(d) Kontrasespi jangka panjang (2) Kekurangan

(a) Terjadi perubahan pada pola haid yang tidak teratur, mengalami bercak (spotting)

(b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, keluhan ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga

(c) penambahan berat badan

(d) Tidak menjamin terhadap perlindungan penularan IMS maupun HIV/AIDS

(e) Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah berhenti pemakaian (Affandi, 2012).

c) Suntikan progestin

Suntikan kombinasi merupakan kontasepsi suntik yang berisi hormon sintetis estrogen dan progresteron (Handayani, 2010).

(1) Cara kerja

(a) Mencegah ovulasi

(b) Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan presentasi sperma

(c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi (d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (2) Kelebihan

(a) Sangat efektif

(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang (c) Tidak terpengaruh pada hubungan suami istri

(d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

(f) Dapat digunakan oleh wanita usia >35 tahun sampai premenopouse

(g) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

(i) Mencegah beberapa penyakit radang panggul (j) Menurunkan krisis anemis bulan sabit (Sickle cell) (3) Kekurangan

(a) Sering ditemukan gangguan haid seperti :siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) tidak haid sama sekali. (b) Pasien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan

(c) Tidak dapat digantikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikutnya

(d) Kenaikan berat badan

(e) Tidak menjamin perlindungan dari penyakit IMS maupun HIV/ AIDS

(f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

(g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, sakit kepala, timbulnya jerawat atau cloasma (Affandi, 2012).

d) Kontrasepsi implant

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara 3 hingga 5 tahun (Affandi, 2012).

(1) Cara kerja

(a) Menebalkan mucus servik sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma

(b) Menekan ovulasi (2) Kelebihan

(a) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen

(b) Dapat digunakan untuk jangka waktu 5 tahun

(c) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

(d) Perdarahan lebih ringan, tidak menaikan darah

(e) Resiko kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

(3) Kekurangan (a) Lebih mahal

(b) Sering timbul perubahan pola haid

(c) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri

(d) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih (Handayani, 2010).

4) Kontrasepsi non hormonal (Alat Kontrasespi dalam rahim)

Kontrasepsi ini tidak mengandung hormonal dan cukup efektif untuk jangka panjang sampai 10 tahun, alat kontrasepsi dalam rahim menghambat sperma dan ovum bertemu

a) Kelebihan

(1) Sebagai kontrasespi yang efektifitasnya tinggi (2) Tidak mempengaruhi hubungan seksual (3) Tidak ada efek samping hormonal (4) Tidak mempengaruhi produksi ASI

(5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

b) Kekurangan

(1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) haid lebih banyak dan lama saat haid lebih sakit

Dokumen terkait