• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS MENYUSUI DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB)PADA NY.M UMUR 30 TAHUN DI DESA PURBADANA WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS - ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS MENYUSUI DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB)PADA NY.M UMUR 30 TAHUN DI DESA PURBADANA WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN MEDIS

1. KEHAMILAN

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir

selalu terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya

sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama

259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama,

2014). Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10

bulan) dihitung saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi.

Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan

sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu (Mochtar, 2012).

Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau

pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan

fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistyawati, 2012).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kehamilan, dapat

disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu masa antara kehidupan

sebelum memiliki anak yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel

telur dan sperma yang kemudian bernidasi pada uterus, normalnya

(2)

b. Tanda kehamilan

Menurut Manuaba (2014) tanda-tanda kehamilan ada 3 yaitu:

1) Tanda persumtif atau tanda dugaan kehamilan

Tanda persumtif atau tanda dugaan kehamilan adalah

perubahan–perubahan yang dirasakan ibu (subjektif) yang timbul

selama kehamilan. Tanda persumtif atau tidak pasti yaitu:

a) Amenorea (Tidak dapat haid)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui

hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle,

dapat di tentukan perkiraan persalinan (Manuaba, 2014).

b) Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah

terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas

yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual muntah,

nafsu makan berkurang (Manuaba, 2014).

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam (Manuaba, 2014).

d) Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(3)

menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2014).

e) Payudara tegang

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan

menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama

(Manuaba, 2014).

f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi (Mochtar, 2012).

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic

usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h) Pigmentasi kulit

Keluarnya melanophorehipofisis anterior menyebabkan

pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasmagravidarum), pada

dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin

menghitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola

mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery

menonjol, pembuluh darah manifes sekitar payudara)

(4)

i) Epulis

Hipertrofi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.

j) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi

disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah

persalinan (Manuaba, 2014).

2) Tanda kemungkinan hamil

Menurut Nugroho (2014) ada perubahan–perubahan yang

di observasi oleh pemeriksa (bersifat objektif). Tanda

kemungkinan hamil yaitu:

a) Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar

dan makin lama makin bundar bentuknya.

b) Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi

lunak, terutama di daerah ismus (Nugroho, 2014).

c) Tanda chadwik

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

(5)

d) Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang

pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih

cepat tumbuhnya (Nugroho, 2014).

e) Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi waktu

palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan

menjadi keras karena berkontraksi (Nugroho, 2014).

f) Goodell sign

Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya

seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks

menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah

daun telinga (Nugroho, 2014).

g) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya

Human Chorionic Gonadotropin pada kehamilan muda adalah

air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat

membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin

(Nugroho, 2014).

3) Tanda pasti hamil

Menurut Nugroho (2014) tanda pasti adalah tanda – tanda

(6)

untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Tanda pasti

kehamilan yaitu:

a) Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh

ibunya pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada

multigravida pada kehamilan 16 minggu, karena telah

berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Nugroho, 2014).

b) Teraba bagian–bagian janin

Bagian–bagian janin secara objektif dapat diketahui

oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada

akhir trimester II (Nugroho, 2014).

c) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui

oleh pemeriksa dengan menggunakan:

(1) Fetal elektro cardiograph pada kehamilan usia 12 minggu

(2) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu

(3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu

(4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen

dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin

berupa ukuran kantong janin dan diameter biparentalis

(7)

c. Perubahan anatomi fisiologis dalam kehamilan

1) Sistem reproduksi

a) Uterus

Menurut Prawirohardjo (2010) selama kehamilan uterus

akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil

konsepsi (janin, plasenta, amnion). Pada perempuan tidak

hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau

kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan

amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya

mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan

berat rata-rata 1100 gr.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi

terutama oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron.

Tuba fallopi, ovarium, ligamentum rotundum berada sedikit

dibawah apeks fundus, sementara di akhir kehamilan akan

berada sedikit diatas pertengahan uterus.

Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel

otot uterus, dimana bagian uterus mengelilingi tempat

implantasi akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan

bagian lainnya sehingga akan menyebakan uterus tidak rata

tanda ini dikenal dengan piscaceck (Prawirohardjo, 2010).

(8)

seperti bentuk aslinya seperti buah avokado. Seiring dengan

perkembangan kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi

bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Itsmus uteri pada

kehamilan pertama mengadakan hipertrofi yang mengakibatkan

uterus lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda

hegar (Prawirohardjo, 2010).

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan 1/3 diatas simfisis

2 jari (4cm) dibawah prosesus xifoidus

12 minggu

lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan

vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks

bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada

kelenjar-kelenjar Serviks. Serviks didominasi jaringan ikat

fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular

terutama mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan

dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel,

serta pembuluh darah. Pada akhir trimester pertama kehamilan,

(9)

terjadi akibat penurunan kolagen secara keseluruhan

(Prawirohardjo, 2010).

c) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus

luteum yang ditemukan ovarium. Folikel ini akan berfungsi

maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan setelahnya

berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah

minimal (Prawirohardjo, 2010).

d) Vagina dan vulva

Menurut Nugroho (2014) hipervaskularisasi pada

vagina dan vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan

(livide) yang di sebut tanda chadwick. Warna portio tampak

livide. Selama hamil PH sekresi vagina menjadi lebih asam,

keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan terhadap infeksi

jamur.

e) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam, dan kadang juga ada payudara dan

paha. Perubahan ini dikenal sebagai striae gravidarum. Banyak

perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan

berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea

(10)

disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada

areola dan daerah genitalia akan terlihat pigmentasi yang

berlebihan (Prawirohardjo, 2010).

f) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan

payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua

payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah

kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,

kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama cairan berwarna

kekuningan disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini

berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

Setelah persalinan kadar progeteron dan estrogen menurun

sehingga pengaruh inhibisi progesteron terhadap α-laktabumin

akan hilang, areola juga akan lebih besar dan kehitaman.

Kelenjar mongtgomery, yaitu kelenjar sebase areola, akan

membesar dan cenderung menonjol keluar (Prawirohardjo,

2010).

2) Perubahan metabolic

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan

berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,

dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat

(11)

3) Sistem kardiovaskular

Pada minggu ke – 5 cardial output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular

sistemik. Antara minggu 10 dan ke 20 terjadi peningkatan volume

plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload. Sejak

pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi

terlentang. penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi

darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload

dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya

hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine.

Pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta

ke ginjal. selama trimester akhir posisi terlentang akan membuat

fungsi ginjal menurun dibandingkan dengan posisi miring.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6

- 8 kehamilan dan puncaknya pada minggu ke 32 - 34. Volume

plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi

oleh progesteron dan estrogen pada ginjal. Eripoetin ginjal akan

meningkat jumlah sel darah sebanyak 20 – 30 %, tetapi tidak

sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan

mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi

(12)

4) Sistem respirasi

Frekuensi pernafasan mengalami perubahan saat

kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen

per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan

lanjut (Prawirohardjo, 2010).

5) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan

sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya

kehamilan apabila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir

kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2010).

6) Sistem endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan

membesar ± 135%, tetapi kelenjar-kelenjar ini tidak mempunyai

arti penting dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

7) Sistem musculoskeletal

Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum

pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke

posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya kebelakang kearah

(13)

d. Perubahan psikologi dalam kehamilan

Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil

cukup labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung

bereaksi berlebihan. mereka sangat takut akan kematian baik pada

dirinya sendiri maupun pada bayinya. Cemas akan hal-hal yang

tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan

tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam

suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat

sebagian besar wanita menjadi tergantung, dan selebihnya menjadi

menuntut. selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses

psikologis khusus yang jelas, terkadang berkaitan erat dengan

perubahan bilologis yang sedang terjadi (Varney, 2007).

Trimester pertama sering disebut sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa

ia sedang megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri.

Tanggung jawab yang baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan

yang berhubungan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang ibu.

Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,

yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Lebih banyak

bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, aktifitasnya berfokus pada

kehamilan, mulai belajar cara merawat anak, mempersiapkan peran

(14)

perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari

kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan

libido (Varney, 2007).

Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi. Perhatian utama wanita hanya terfokus

pada bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita kembali merasakan

ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan (Varney, 2007).

e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Menurut Varney (2007) pertumbuhan dan perkembangan janin yaitu:

1) Trimester Pertama

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan fertilisasi

dan proses fusi pronekleus pada wanita dan pria masing masing

ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sel tunggal yang

disebut zigot. Segera setalah fertilisasi zigot yang dihasilkan mulai

mengalami pembelahan sel mitosis yang disebut pembelahan.

a) Minggu ke-3

Ditandai dengan mulainya morfogenesis, yakni

perkembangan bentuk tubuh (embrio).

b) Minggu ke-4

Jantung mulai berdetak pasca fertilisasi (enam minggu

(15)

perkembangan lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala

dan lapisan ekor yang mengubah embrio dari bentuk yang

lurus menjadi bentuk yang memiliki lekuk. Pada akhir

minggu ke-4, embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti

kadal dan mempunyai bakal telinga (lubang otis), lengan(bakal

lengan), tungkai(bakal tungkai), dan struktur leher serta wajah

(empat lekuk brakial pertama) (Varney, 2007).

c) Minggu ke-5

Perkembangan pesat pada otok menghasilkan

perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya

menjadi bagian yang lebih besar dari pada anggota tubuh yang

lain. Perkembangan berlangsung dari kepala hingga bokong

dan tungkai berkembang, mata terbentuk bakal lensa, cangkir

optic dan pigmen retina (Varney, 2007).

d) Minggu ke-6

Perkembangan pada minggu ini terbentuk mulut

hidung, dan mata mulai terlihat.

e) Minggu ke-7

Perkembangan janin pada minggu ini yaitu berkembang

lempeng kaki, kelopak mata dapat terllihat, usus halus

mengalami herniasi kebagian belakang tali pusat yang memiliki

(16)

f) Minggu ke-8

Periode ini menandai akhir dari periode embroik.

Semua struktur internal dan eksternal telah terbentuk dan

mengalami perkembangan (Varney, 2007).

2) Trimester kedua dan ketiga

a) Minggu ke 13-16

Kelopak mata mengalami fusi sedangkan kepala

berkembang lambat, sementara telinga bergerak ke posisi

yang lebih tinggi pada kepala dan dagu, kedua lengan telah

mencapai panjang sesungguhnya, kuku jari tangan mulai

berkembang, respon reflek sudah terjadi meski ibu belum

merasakan. Minggu ke 14 jenis kelamin mulai jelas terlihat,

pada minggu ke 16 terjadi perkembangan tulang (Varney,

2007).

b) Minggu ke 17-20

Kaki telah mencapai panjang total, kuku jari kaki mulai

tumbuh, kelopak mata masih menyatu, pada akhir bulan vernik

caseosa mulai menutupi seluruh tubuh. Vernik Caseosa adalah

campuran sebum (sekresi dari kelenjar sebasea) dan sel epitel

permukaan yang tebal, suatu substansi seperti keju yang

melindungi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat

(17)

c) Minggu ke 21-24

Seluruh tubuh janin dilapisi Ianugo, yakni rambut halus

yang menurun, bakal gigi permanen telah muncul, tangan mulai

membentuk kepalan dan pegangan, lemak coklat yang

merupakan sumber energi, produksi panas dan pengaturan

panas pada bayi baru lahir juga mulai terbentuk (Varney,

2007).

d) Minggu ke 25-28

Sufaktan mulai dihasilkan paru-paru pada usia 26

minggu, gerakan menghisap semakin kuat, mata mulai

menutup dan membuka, kuku pada jari mulai terlihat (Varney,

2007).

e) Minggu ke 29-32

Tubuh janin sudah berisi lemak, janin telah memiliki

kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan

temperature tubuh, mata telah terbuka, reflek cahaya terhadap

pupil muncul (Varney, 2007).

f) Minggu ke 33-36

Kulit mulai halus, tubuh menjadi semakin bulat, rambut

memanjang, kuku sudah sempurna, testis sebelah kiri

(18)

g) Minggu ke 37-40

Menurut Varney (2007) pertumbuhan dan

perkembangan janin telah mencapai sempurna dengan dada dan

kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin, kedua

testis sudah masuk ke skrotum, lanugo semakin menghilang.

f. Ketidaknyamanan pada kehamilan

Menurut Varney (2007) ketidaknyamanan umum selama

kehamilan yaitu:

1) Trimester pertama

a) Nausea

Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, nausea

lebih kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya

lebih kerap terjadi dipagi hari. Penyebab morning sickness

masih belum diketahui dengan pasti, tetapi sejumlah ide telah

dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormone selama

kehamilan. Kadar gula darah yang rendah disebabkan oleh

tidak makan sehingga mengakibatkan siklus yang tidak

berujung pangkal. Lambung yang terlalu penuh paristaltik yang

lambat dan factor lain emosi lainnya.

b) Ptialisme

Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat

disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau

(19)

pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan

(Varney, 2007).

c) Keletihan

Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan

oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal

kehamilan, tetapi hal tersebut masih belum jelas dugaan lain

yaitu bahwa peningkatan progesterone memiliki efek sehingga

menyebabkan tidur (Varney, 2007).

d) Nyeri punggung bagian atas

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester

pertama akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat

payudara semakin membesar dan terasa berat.

e) Leukorea

Menurut Varney (2007) leukoria adalah sekresi vagina

dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair yang

dimulai pada trimester pertama.

f) Peningkatan Frekuensi Berkemih

Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi

akibat peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat

pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda

hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar

(20)

2) Trimester ke dua

a) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati yaitu ketidaknyamanan yang mulai

timbul menjelang akhir trimester ke 2 dan bertahan pada

trimester ke 3.

b) Konstipasi

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltic

yang disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika

terjadi peningkatan jumlah progesterone (Varney, 2007).

c) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena

itu, semua penyebab konstipasi berpotensial menyebabkan

hemoroid.

d) Varises

Menurut Varney (2007) varises vena lebih mudah

muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan tersebut

dalam keluarga atau juga memiliki faktor predisposisi

kongenital.

3) Trimester ketiga

a) Nokturia

(21)

b) Insomnia

Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu

gembira menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.

c) Kram tungkai

Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan

asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan

resiko kalsium dan fosfor dalam tubuh (Varney, 2007).

g. Tanda Dan Bahaya dalam kehamilan

Menurut Kusmiyati (2009) tanda dan bahaya dalam kehamilan yaitu:

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala hebat

3) Penglihatan atau pandangan kabur

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

5) Keluar cairan pervaginam

6) Gerakan janin tidak terasa.

h. Komplikasi dalam kehamilan

1) Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan

pada wanita hamil karena keadaan umumnya memburuk, karena

terjadi dehidrasi.

2) Toksemia Gravidarum adalah kumpulan gejala-gejala dalam

kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria,

(22)

kejang-kejang/ konvulsi dan koma atau istilah lainnya pre eklamsia dan

eklamsia.

3) Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil

konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum

janin dapat hidup dilaur kandungan. Beratnya antara 400-1000

gram. Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo (2010) yaitu:

a) Abortus Imminens

Merupakan abortus tingkat permulaan dan merupakan

ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam,

ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik

dalam kandungan.

b) Abortus Insipiens

Merupakan abortus yang sedang mengancam yang

ditandai serviks telah mendatar dan astium uteri telah

membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri

dan dalam proses pengeluaran.

c) Abortus Kompletus

Merupakan abortus yang seluruh hasil konsepsi telah

keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2010).

d) Abortus Inkompletus

Merupakan abortus yang sebagian hasil konsepsi telah

keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal

(23)

e) Missed abortus

Merupakan abortus yang ditandai dengan embrio atau

fetus telah meninggal dalam kadungan sebelum kehamilan 20

minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam

kandungan (Prawirohardjo, 2010).

f) Abortus habitualis

Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau

lebih berturut-turut (Prawirohardjo, 2010).

4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) adalah kehamilan

dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium rahim.

5) Penyakit Trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari

kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta dibagi empat bentuk

klinik patologis yaitu: Molahidatidosa, Molainvasif,

Choriocarcinoma, dan Plasental site trophoblastic tumor

(Prawirohardjo, 2010).

6) Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat

a) Penyakit plasenta

(1) Infark plasenta adalah jaringan putih keras berukuran kecil

sampai beberapa cm persegi panjang pada permukaan

maternal maupun pada permukaan fetal plasenta

(Prawirohardjo, 2010).

(2) Kalsifikasi plasenta, bila plasenta menjadi tua, timbullah

(24)

terutama ditempat sekitar tertanamya vili, dan

ditempat-tempat yang telah terjadi degenerasi fibrin. Secara klinis

dampaknya tidak banyak (Prawirohardjo, 2010).

(3) Tumor plasenta (Kista plasenta, fibromata, miksifibromata,

hemangioma, dan koriangioma).

(4) Plasentitis dan korio-amnionitisinfeksi plasenta korion, dan

amnion yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang

berulangulang yang dapat berakibat buruk pada janin dan

ibu (Prawirohardjo, 2010).

(5) Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta

mencukupi oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan

hormone bagi janin.

b) Kelainan dan penyakit tali pusat

(1) Kelainan insersi tali pusat diantaranya adalah plasenta

bailedore (insersi tali pusat di tepi plasenta), insersio

velamentosa (bila tali pusat berinsersi dalam ketuban, dan

pembuluh-pembuluh darah berjalan diantara lapisan

amnoin dan korion ke plasenta (Prawirohardjo, 2010).

(2) Kelainan panjang tali pusat dan kelainan lainnya. Panjang

tali pusat rata-rata adalah 55 cm, tali pusat terpendek 2-3

cm dan terpanjang 200 cm. Tali pusat yang pendek dapat

menghalangi turunya kepala dan menyebabkan solusio

(25)

kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali

pusat (Prawirohardjo, 2010).

7) Air ketuban (Liquor Amnii/ Amniotic Fluid dan kelainannya)

oligohidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil

dari ½ liter). Hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak

dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter). Ketuban pecah dini

(pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan

multipara dari 5 cm).

8) Kehamialn ganda atau hamil kembar kehamilan dengan dua janin

atau lebih (Mochtar, 2012).

9) Anemia pada kehamilan

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah

merah janin dan plasenta. Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan

menggunakan HB sahli digolongkan sebagai berikut:

a) Hb 11 gr% tidak anemia

b) Hb 9-10 gr% anemia ringan

c) Hb 7-8 gr% anemia sedang

d) Hb < 7 gr% anemia berat

Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi

abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis

(26)

pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatannya

dengan tablet Fe (Manuaba, 2010).

i. Asuhan Antenatal atau Antenatal Care

Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif

program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran

maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin

selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Mochtar (2012) tujuan pemeriksaan dan pengawasan

ibu hamil yaitu:

1) Tujuan umum menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental

ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan

demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2) Tujuan Khusus yaitu:

a) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai

dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

b) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

c) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan

keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.

3) Jadwal pemeriksaan kehamilan

a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin

ketika haid terlambat satu bulan.

b) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan.

(27)

d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.

e) Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan.

Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksaan dan

pengawasan ibu hamil adalah sebagai berikut:

1) Antenatal care: pengawasan sebelum anak lahir, terutama

ditujukan pada anak.

2) Prenatal care: pengawasan pra-kelahiran.

3) Antepartal care: pengawasan sebelum bersalin, lebih ditujukan

pada keadaan ibu.

Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan

jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun bila kehamilan normal,

jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam Bahasa program kesehatan ibu

dan anak, kunjungan antenatal diberi kode huruf K yang

merupakan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap

adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan

sekali hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan

antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua

kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu

(28)

Tabel 2.2 Jadwal kunjungan antental care

Kunjungan ke-

Umur kehamilan Tujuan

I 16 Minggu a. Penapisan dan pengobatan anemia b. Pengenalan komplikasi akibat

kehamilan dan pengobatannya II dan III 24-28 minggu dan 32

minggu

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya b. Penapisan preeklamsia, gemelli,

infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan IV 36 minggu sampai lahir a. Kegiatan yang dilakukan sama

dengan kunjungan I dan II

b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c. Memantapkan rencana persalinan d. Mengenali tanda-tanda persalinan

Sumber: Saifuddin (2009)

Pada profil kesehatan Indonesia tahun (2015) dijelaskan

bahwa pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi

standar kualitas yaitu:

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran berat badan

2) Pengukuran tekanan darah

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

4) Pengukuran titik puncak Rahim (fundus uteri)

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid sesuai status

imunisasi

6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal

(29)

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes

hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urine dan

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya)

10)Tatalaksana kasus.

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama perlindungan

Pada kunjungan antenatal pertama

j. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Menurut Depkes tahun 1999 dalam Jurnal Nasional kejadian

KEK pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan oleh

Agustin Mayasari dkk tahun 2014, kurang energi kronis adalah

keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan

protein) yang berlangsung lama atau menahun. Ditandai dengan berat

badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan Lingkar Lengan Atas

(LILA) kurang dari 23,5 cm. Menurut Chunnie dalam Jurnal Nasional

Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur,

Paritas, dan pendidikan oleh Agustin mayasari tahun 2014, ibu hamil

yang menderita kurang energy kronis mempunyai resiko kematian ibu

mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan

(30)

karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu

dan bayi. Status kesehatan dan gizi ibu kemungkinan sangat

berpengaruh terhadap nafsu makannya. Kehamilan dengan jarak yang

pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun) dapat

mempengaruhi status gizi ibu hamil terutama dalam pola pemilihan

makanan. Paritas dimana kehamilan memerlukan tambahan zat gizi

untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah

merah, janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami

kehamilan dan melahirkan maka akan semakin banyak kehilangan

cadangan zat gizi tubuh sehingga ibu akan kekurangan zat gizi. Usia

hamil muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan

untuk pertumbuhan dan perkembangan driri sendiri juga berbagi

dengan janin yang dikandungan. Sedangkan untuk umur yang terlalu

tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin

melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung. Faktor-faktor predisposisi yang menyebabkan KEK pada

ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi (pendapatan keluarga,

pendidikan), faktor biologis (usia hamil, jarak kehamilan, paritas),

faktor pola konsumsi dan faktor perilaku menurut Shopia tahun 2009

dalam Jurnal Nasional Kejadian Kurang Energi Krinik Pada Ibu Hamil

Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan oleh agustin Mayasari dkk

(31)

2. PERSALINAN

a. Pengetian Persalinan

Menurut Manuaba (2010) persalinan adalah proses pengeluaran

hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Menurut

Mochtar (2012) persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim

melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang persalinan, dapat

disimpulan bahwa persalinan merupakan proses pengeluaran hasil

konsepsi melalui jalan lahir atau jalan lain.

Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan

Teori Uraian

Teori keregangan

Teori penurunan progesterone

Teori oksitosin interna

Teori prostaglandin

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis keseimbangan antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat sensivitas otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang disebut Braxton hicks.

(32)

Teori hipotalamus-hipofisis dan

glandula suprarenalis Pemberian kostikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin, induksi mulainya persalinan. Percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

Sumber: Manuaba (2010)

b. Macam-macam persalinan

Beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan menurut

(Mochtar, 2012) adalah sebagai berikut:

1) Menurut cara persalinan

a) Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri

melalui jalan lahir ibu.

b) Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu tenaga dari luar, contohnya persalinan

dengan ekstraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi

section caesaria.

c) Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi

berlangsung setelah pemecahan ketuban (amniotomi)

pembarian Pitocin atau prostaglandin.

c. Tanda Mulainya Persalinan

Menurut Manuaba (2010) Penurunan hormone progesteron

menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim

(33)

1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada

primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak dibagian

bawah, diatas simfisis pubis dan sering berkemih atau sulit

kencing karena kandung kemih tertekan kepala bayi.

2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.

3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot

rahim dan tertekannya pleksus frankenhauser yang terletak

sekitar Serviks (tanda persalinan palsu).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalanya proses

persalinan adalah penumpang (passenger), jalan lahir (passage),

kekuatan (power), posisi ibu (positioning), dan respons psikologis

(psychology response) (Sondakh, 2013).

a) Penumpang (passengger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal

hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala

janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang

perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.

b) Jalan lahir (passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan

lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras

adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu

(34)

yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan

introitus vagina (Sondakh, 2013).

c) Kekuatan (power)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu:

(1) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal

dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang

(Sondakh, 2013).

(2) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga

menimbulkan tekanan intra abdomen.

d) Posisi ibu (positioning)

Posisi ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan

fisiologi persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu

bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman,

dan memperbaiki sirkulasi (Sondakh, 2013).

e) Respon psikologi (psychology response)

Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

(1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan

(2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan

(35)

d. Tahapan Persalinan

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan),

kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala

IV (kala pengawasan/ observasi/ pemulihan) (Sondakh, 2013).

1) Kala I (Kala pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol)

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2

fase, yaitu:

a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam, Serviks membuka

sampai 3 cm.

b) Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, Serviks membuka dari 4

cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi

menjadi 3 fase:

(1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm.

(2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

(3) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

2) Kala II (Kala pengeluaran janin)

Menurut Sondakh (2013) Gejala utama kala II adalah

(36)

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan

durasi 50 sampai 100 detik.

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan akibat tertekanya pleksus frankenhauser.

d) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala

bayi sehingga terjadi:

(1) Kepala membuka pintu

(2) Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian

secara berturut turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung

dan muka, serta kepala seliruhnya.

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala dan punggung.

f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong dengan cara:

(1) Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu,

kemudian ditarik dengan menggunakan cunam kebawah

untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan

bahu belakang.

(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan

sisa badan bayi.

(37)

g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 - 2 jam dan

multigravida 1,5 – 1 jam.

3) Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses

lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan

tanda-tanda dibawah ini:

a) Uterus menjadi bundar

b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim

c) Tali pusat bertambah panjang

d) Terjadi semburan darah tiba-tiba.

4) Kala IV (kala pengawasan/ Observasi/ pemulihan)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan

observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada

2 jam pertama, darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar

sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya

disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan

pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang

dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika

perdarahan lebih dari 500 cc, maka sudah dianggap abnormal,

(38)

Rencana asuhan kala I, II, III dan IV

1) Asuhan kala I

Menurut Sondakh (2013) ada beberapa rencana

tindakan dalam asuhan kala I dapat dilihat pada penjelasan

dibawah ini:

a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran

bayi

b) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan

yang diperlukan

c) Persiapan rujukan

d) Memberikan asuhan sayang ibu

e) Pengurangan rasa sakit

Menurut Varney (2007) pendekatan untuk

mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara-cara

sebagai berikut:

(1) Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan

dukungan selama persalinan (suami, orangtua)

(2) Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk,

merangkak, berjongkok, berdiri, atau berbaring miring

kekiri

(3) Relaksasi pernafasan

(39)

(5) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan/

prosedur yang akan dilakukan

(6) Asuhan diri

(7) Sentuhan

f) Dukungan emosional

g) Mengatur posisi

h) Pemberian cairan dan nutrisi

i) Kebutuhan psikologis

j) Kamar mandi

k) Pencegahan infeksi

l) Persiapan persalinan

2) Asuhan kala II

a) Pemantauan ibu

Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut:

(1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi

(2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada

rektum dan atau vagina

(3) Perineum terlihat menonjol

(4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka

Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi

(40)

(1) Tanda-tanda vital: tekanan darah (setiap 30 menit),

suhu, nadi (setiap 30 menit), pernafasan

(2) Kandung kemih

(3) Urin: protein dan keton

(4) Hidrasi: cairan, mual, muntah

(5) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik,

tingkah laku, dan respon terhadap persalinan, serta

nyeri dan kemampuan koping

(6) Upaya ibu meneran

(7) Kontraksi setiap 30 menit

Kemajuan persalinan

Jika terjadi penurunan janin selama kala I fase aktif

dan memasuki fase pengeluaran, maka dapat dikatakan

kemajuan persalinan cukup baik. Menurut friedman, durasi

waktu untuk kala II rata-rata adalah 1 jam untuk

primigravida dan 15 menit untuk multipara. Pada kala II

yang berlangsung lebih dari 2 jam bagi primigravida atau 1

jam bagi multipara. Dianggap sudah abnormal, tetapi saat

ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan

bayi dengan forcep atau vakum ekstraksi.

b) Pemantauan janin

Beberapa hal dari janin yang harus selalu dperhatikan

(41)

(1) Denyut jantung janin (DJJ)

(a) Denyut normal 120-160 kali/menit

(b) Perubaahan DJJ, pantau setiap 15 menit

(c) Variasi DJJ dari DJJ dasar

(d) Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit

(2) Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jenih, keruh,

kehijauan/ tercampur mekonium).

(3) Penyusupan kepala janin

Asuhan Dukungan

Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat

diberikan yaitu:

(1) Pemberian rasa aman, dukungan, dan keyakinan kepala

ibu bahwa ibu mampu bersalin.

(2) Membantu pernafasan

(3) Membantu teknik meneran

(4) Ikut sertakan dan hormati keluarga yang menemani

(5) Berikan tindakan yang menyenangkan

(6) Penuohi kebutuhan hidrasi

(7) Penerapan pencegahan infeksi

(42)

3) Asuhan kala III

Perubahan fisiologis pada kala III

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

Menurut Sondakh (2013) Setelah bayi lahir dan

sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk

bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibawah

pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke

bawah, uterus berbentuk segitiga atau berbentuk

menyerupai buah pir atau alpukat, dan fundus berada diatas

pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).

b) Tali pusat memanjang

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva

(tanda ahfeld).

c) Semburuan darah mendadak dan singkat

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan

membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh

gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental

pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan

permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya,

maka darah akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang

(43)

Manajemen aktif kala III

Tujuan manajemen kala III adalah untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan mengurangi

kehilangan kala III persalinan jika dibandingkan dengan

penatalaksanaan fisiologis (Sondakh, 2013).

Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:

a) Memberikan suntikan oksitosin dalam satu menit pertama

setelah bayi lahir.

b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

Prosedur penegangan tali pusat secara terkendali yaitu:

(1) Berdiri di samping ibu.

(2) Memindah klem (penjepit untuk memotong tali pusat

saat kala II) pada tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva,

memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan

mencegah avulse.

(3) Meletakan tangan yang satunya pada abdomen ibu

(beralaskan kain) tepat di atas sympisis pubis. Tangan

ini digunakan untuk meraba kontraksi uterus dan

menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada

tali pusat.

(44)

4) Asuhan kala IV

Kala IV merupakan tahap pemulihan yaitu periode,

yaitu periode yang kritis untuk ibu dan bayi baru lahir. Mereka

bukan saja pulih dari proses fisik persalinan, tetapi juga

memulai suatu hubungan baru.

Beberapa tindakan penatalaksanaan pada kala IV yaitu:

a) Memonitor konsistensi uterus

Uterus yang baik yaitu harus berkontraksi secara efektif,

teraba padat, dan keras.

b) Mengecek kelengkapan plasenta dan membran pada saat

inspeksi.

c) Mengecek status kandung kemih.

d) Meminta ketersediaan orang kedua untuk memantau

konsistensi uterus dan aliran lochea, serta membantu

masase uterus.

e) Menilai kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai

pemberian ASI (Sondakh, 2013).

e. Langkah asuhan persalinan normal

Menurut Buku APN (2014) langkah asuhan persalinan normal

yaitu:

Melihat tanda kala dua

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua:

(45)

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau

vaginya.

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

Menyiapkan pertolongan persalinan:

2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi

yang bersih.

5) Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6) Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan

meletakan kembali di partus set/ wadah desinfeksi tingkat tinggi

atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik:

7) Membersihkan vulva dan perineum, menekanya dengan hati-hati.

8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

(46)

lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan

sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%.

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan

meneran:

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginanya.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran

Persiapan pertolongan kelahiran bayi:

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, dibawah bokong

ibu.

16) Membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

(47)

18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain,

letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi.

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kassa yang bersih.

20) Memeriksa lilitan tali pusat.

21) Menunggu hingga kepala bayi melalukan putaran paksi luar

secara spontan.

Lahir bahu:

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan dimasing-masing sisi muka bayi (biparietal).

Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya

dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik kearah atas dan ke arah luar untuk

melahirkan bahu posterior.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas dan punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya

(48)

Penanganan bayi baru lahir:

25) Menilai bayi dengan cepat.

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit dengan ibunya. Lakukan penyuntikan

oksitosin/ IM.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi.

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan dan memotongnya.

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan selimut yang bersih dan kering.

30) Memberikan bayi kepada ibunya untuk memulai pemberian

ASI.

Oksitosin:

31) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk mengecek untuk memungkinkan adanya bayi

yang kedua.

32) Memberitahu pada ibu bahwa ia akan di suntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit/ IM.

Penegangan tali pusat terkendali:

(49)

35) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Mengeluarkan plasenta

37) Setelah plasenta lepas lakukan PTT.

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang kedua

plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar

plasenta sehingga selaput kebutan terpilih.

Pemijatan uterus:

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus.

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan

(50)

44) Menempatkan klem tali pusat didesinveksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan tali desinveksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan melepaskannya kedalam larutan

klorin 0,5%.

47) Menyelimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam:

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

peralatan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri.

e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan jahitan, lakukan

penjahitan dengan anestesi lokal.

50) Mengajarkan pada ibu/ keluarga bagaimana melakukan massase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51) Mengevaluasi kehilangan darah.

52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

(51)

menit selama dua jam pasca persalinan. Memeriksa temperatur

suhu tubuh ibu setiap jam selama dua jam pertama pasca

persalinan.

Kebersihan dan keamanan:

53) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi alat (10 menit).

54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat

sampah yang sesuai.

55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinveksi tingkat

tinggi.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering:

56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI.

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

58) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5%.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

(52)

f. Komplikasi dalam persalinan

Menurut Mochtar (2012) komplikasi dalam persalinan yaitu:

1) Distosia karena kelainan his (power)

Distosia karena kelainan his (power) adalah his yang

tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga

menghambat kelancaran persalinan.

Penanganan: periksa keadaan Serviks, presentasi dan posisi janin,

turunnya bagian terbawah janin dan keadaan panggul.

Berikan oksitosin drip 5-10 satuan dalam 500 cc,

dimulai dengan 12 tetes permenit, dinaikan setiap

10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit agar serviks

dapat terbuka.

2) Distosia karena kelainan jalan lahir

3) Partus percobaan

Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan

persalinan, untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya

disproporsi sefalo-pelvik.

4) Distosia serviks

Distosia serviks dalah terhalangnya kemajuan persalinan

karena kelainan pada serviks uteri. Penanganan bila setelah

pemberian obat-obatan seperti valium dan peditin tidak merubah

(53)

5) Kelainan pada letak kepala

Kelainan pada letak kepala adalah bagian terbawah puncak

kepala, pada pemeriksaan dalam teraba ubun-ubun besar (UUB)

yang paling rendah, dan UUB sudah berputar kedepan.

3. NIFAS DAN MENYUSUI

a. Pengertian Masa Nifas

Menurut Manuaba (2013) Masa nifas yaitu masa pemulihan

organ genetalia internal menjadi normal secara anatomi dan

fungsional yang berlangsung sekitar 6 minggu. Sedangkan Menurut

Prawiroharjo (2010) masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama 4 sampai 6

(Cunningham, 2014).

Kesimpulannya, masa nifas adalah masa pemulihan setelah

persalinan yang berlangsung antara 4 sampai dengan 6 minggu sampai

alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. Menurut

Mochtar (2012) Masa nifas dibagi menjadi tiga periode:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Agama islam dianggap telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermediate yaitu kepulihan menyeluruh alat-laat

(54)

3) Puerperium lanjut yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

kembali sehat sempurna terutama jika selama hamil atau sewaktu

persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat

sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

b. Perubahan Anatomis Fisiologis dan Klinis

1) Vagina dan Ostium Vagina

Pada awal masa nifas, vagina dan ostiumnya membentuk

saluran yang berdinding halus dan lebar yang ukurannya berkurang

secara perlahan namun jarang kembal keukuran saat nullipara.

Rugae mulai muncul kembali pada minggu ketiga namun tidak

meonjol seperti sebelumnya. Hymen tinggal berupa

potongan-potongan kecil sisa jaringan, yang membentuk jaringan perut.

Epitel vagina mulai berproliferasi pada masa nifas bersamaan

dengan kembalinya produksi estrogen ovarium. Terjadinya

relaksasiostium vagina disebabkan oleh peregangan perineum

selama persalinan (Cunningham, 2014).

2) Uterus

a) Pembuluh darah

Terdapat peningkatan aliran darah uterus pada saat

kehamilan menyebabkan pembuluh darah membesar, setelah

persalinan diameternya berkurang dan menutup oleh perubahan

hialin secara bertahap pada ukuran sebelum hamil

(55)

b) Segmen serviks dan uterus bagian bawah

Pada beberapa hari setelah persalinan pembukaan

serviks masih sebesar dua jari sedangkan diakhir minggu

pertama pembukaan ini menyempit, Serviks menebal, dan

kanalis sendoservikal kembali terbentuk. Segmen uterus bagian

bawah yang semula menopang kepala bayi menjadi menipis

secara nyata mengalami kontraksi dan retraksi (Cunningham,

2014)

c) Involusi uterus

Segera setelah persalinan, berat uterus menjadi kira kira

1000 gram. Karena pembuluh darah ditekan oleh moimetrium

yang berkontraksi maka uterus pada bagian tersebut tampak

iskemik dibandingkan dengan uterus hamil yang hipermesis

berwarna ungu kemerahan. Dua hari setelah persalinan uterus

mulai berinvolusi pada minggu pertama beratnya sekitar 500

gram, minggu kedua beratnya sekitar 300 gram dan telah turun

masuk ke pelvis dan pada minggu keempat uterus kembali

keukuran sebelumnya hamil yaitu kira kira kurang lebih 100

gram (Cunningham, 2014).

Tabel 2.5 Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan berat uterus

Involusi TFU Berat Uterus Bayi lahir

Normal seperti sebelum hamil

(56)

d) Nyeri setelah melahirkan

Uterus pada primipara cenderung berkontraksi secara

lambat sedangkan pada multipara uterus sering berkontraksi

kuat pada interval tertentu menimbulkan nyeri setelah

melahirkan nyeri setelah melahirkan dan terasa lebih nyeri jika

bayi menyusu karena pelepasan oksitosin tetapi nyeri ini akan

menjadi lebih ringan pada hari ketiga (Cunningham, 2014).

e) Lochea

Lochea merupakan cairan sekret yang berasal dari

kavum uteri dan vagina dalam masa nifas (Mochtar, 2012).

(1) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo,

dan mekonium selama 2 hari paska persalinan.

(2) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning, berisi darah

dan lendir, hari ke 3-7 persalinan.

(3) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi

pada hari ke 7-14 paska persalinan.

(4) Lochea alba: cairan putih selama 2 minggu.

3) Saluran kemih

Trauma kandungan kemih sangat berhubungan erat dengan

lamanya persalinan dan pada tahap tertentu merupakan akibat

(57)

4) Peritoneum dan dinding abdomen

Ligament latum dan rotondum merupakan waktu untuk

beberapa minggu serta diperlukan banyak latihan untuk pulih dari

peregangan dan pelonggaran yang terjadi selama kehamilan tetapi

dinding abdomen tetap lunak (Cunningham, 2014).

5) Berat badan

Berat badan akan turun mendekati berat badan sebelum

hamil dalam 6 bulan setelah persalinan karena telah mengeluarakan

bayi dan kehilangan darah (Cunningham, 2014).

6) Payudara

Secara anatomis, setiap kelenjar mammae yang matang

terdiri dari 15-25 lobus yang tersusun secara radial yang satu sama

lain dipisahkan oleh jaringan lemak yang jumlahnya bervariasi.

Masing-masing lobus terdiri dari beberapa lobules yang tersusun

atas alveoli yang mempunyai dektus kecil yang saling bergabung

membantu satu dektus yang lebih besar untuk tiap lobus.

Duktus-duktus laktiferus tersebut membuka secara terpisah pada papilla

mammae dengan orifisum yang kecil tetapi jelas. Epitel alveolus

memproduksi berbagai konsistensi susu (Cunningham, 2014).

7) Sistem percernaan

Saat persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang

menyebabkan kalon menjadi kosong, penurunan dari sekresi

(58)

menyebabkan kurang nafsu makan serta pengeluaran cairan yang

berlebihan pada waktu persalinan, serta kurangnya aktivitas tubuh

yang menyebabkan terjadinya anoreksia dan konstipasi, sehingga

dianjurkan untuk diet tinggi serat dan peningkatan asupan cairan

(Sulistyawati, 2009).

c. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan pada masa nifas menurut (Nugroho, 2014) yaitu:

1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

merujuk apabila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Jika bidan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu

dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau

Gambar

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan
Tabel 2.2 Jadwal kunjungan antental care
Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “Teknologi Alternatif”, namun dengan sejalannya

MUHAMMAD FAIZ DAROINI, Dosen Pembimbing: Dr. Moh Irfan Burhani,M.Psi: PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KONSEP DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 8 SMP PAWYATAN

Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling

Diagram Alir Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah dengan Alat – Alat yang Digunakan, Jumlah Unit, dan Kapasitas Masing - Masing Alat………... Diagram Alir Proses Beserta Neraca

Modul ini berguna untuk membuat atau melihat kembali slip gaji untuk tanggal 1. User akan memasukkan bulan dan tahun slip gaji. Sistem akan mengecek apakah gaji untuk bulan dan

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk mencari faktor-faktor yang membedakan antara pengguna layanan jasa pengiriman pos komersial PT Pos Indonesia (Persero) yang

Puji Syukur kepada Allah SWT, karena dengan hidayah-Nya, skripsi berjudul “ ZINE TENTANG KESETARAAN GENDER (Studi Analisis Produksi Pesan Dalam Media Zine Tentang

Tujuan : mengetahui tingkat kesukaan (warna, tekstur, rasa, aroma) konsumen atau panelis dari nugget ayam dengan berbagai konsentrasi tepung ubi jalar ungu yang berbeda...