• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Macam- macam kontrasepsi

i. Metode alamiah a) Metode kalender

Menurut Handayani (2010, h. 57- 63) metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus menstruasinya.

b) Metode suhu basal tubuh

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi. Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh mengalami peningkatan sedikitnya 0,2 - 0,5 oC di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur.

c) Metode lender serviks

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap perubahan lender serviks anita yang dapat dideteksi dari vulva. Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lender serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilisasi maksimal dalam masa subur.

d) Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

Menurut Handayani (2012, h. 68) metode amenorhea laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan atau minuman apapun.

ii. Metode sederhana dengan alat a) Kondom

Menurut Handayani (2012, h. 71- 72) Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan

diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual.

b) Spermiside

Menurut Anggraeni (2010, h. 98) Spermiside adalah zat – zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna. c) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan kedalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual yang menutupi serviks.

d) Kap serviks

Kap serviks yaitu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja menurut Handayani (2010, h. 90)

iii. Kontrasepsi hormonal menurut Handayani (2010, h. 99-103) a) Pil oral kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil yang berisi hormonal sintesis esterogen dan progesterone.

b) Pil progestin

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormonal sintesis proesteron.

a. keuntungan: Resiko terhadap kesehatan tinggi, siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah terjadinya anemia) tidak terjadi nyeri, dapat digunakan jangka panjang

b. Kekurangan: Nyeri pada payudara, dapat mengurangi ASI, amenorhea, Berat badan naik

c. Indikasi: Setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, nyeri haid hebat, siklus haid tidak teratur

c) Suntikan kombinasi

Depopravera, berisi progesteronsetat diberikan dalam suntikan 150 mg secara intra muscular setiap 12 minggu. Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormone sintesis progesterone dan esterogen.

1. Menurut Sukarni (2013, h. 308- 309) Keuntungan: Mencegah terjadinya kehamilan, sangat efektif, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan bekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

2. Kerugian: Sering ditemukan gangguan haid (siklus haid memendek atau memanjang), dapat menimbulkan perdarahan yang banyak atau sedikit, dapat menimbulkan tidak haid sama sekali, tidak menjamin perlindungan penularan infeksi menular sexual.

3. Indikasi: Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, anemia defisiensi besi, tidak boleh memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

4. Kontraindikasi: Hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, diabetes melitus.

d) Implan

Menurut Trompson (2008, h. 396) metode ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Susuk akan mencegah terjadinya kehamilan 3-5 tahun. KB ini dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusi.

Menurut Handayani (2010, h. 116) Implant adalah alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone, dipasang dilengan atas.

d. AKDR/ IUD

Menurut Trompson (2008, h. 398) AKDR adalah alat kecil yang terbuat dari plastik atau campuran plastik dan tembaga, yang diletakan didalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. AKDR merupakan suatu benda kecil dari plastik yang lentur, kebanyakan mempunyai lilitan tembaga namun ada juga yang tidak berlogam, ada yang mengandung hormone dimasukan kedalam rahim kebanyakan mempunyai benang.

Cara kerjanya yaitu :

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.

4. AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. Keuntungan :

(1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi

(2) Sangat efektif yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan (3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan

tidak perlu diganti)

(4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat (5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

(6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

(7) Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT AKDR (CuT-380A)

(8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

(10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terkahir)

(11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat (12) Membantu mencegah kehamilan ektopik. Kerugian :

1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

2. Haid lebih lama dan lebih banyak 3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi

4. Saat haid lebih sakit.

Menurut sukarni (2013, h. 371) Indikasi IUD : 1. Usia reproduktif

2. Keadaan multipara

3. Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

4. Perempuan menyususi dan menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan menuyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak ada infeksi 7. Resiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metode hormonal 9. Tidak menyukai minum-minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama 11. Perokok

12. Gemuk ataupun kurus

13. Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.

Menurut Sukarni (2013, h. 373-374) kontra indikasinya yaitu : 1. Belum pernah melahirkan

2. Adanya perkiraan hamil

3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti : perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, pendarahan di leher rahim dan kanker rahim

5. Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servingitis)

6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septik

7. Kelainan bawaan uterus yang abdominal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri

8. Penyakit trobos yang ganas 9. Kanker alat genetalia

10. Ukuran gongga rahim kurang dr 5 cm. Persyaratan Pemakaian

1. Usia produktif

2. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang 3. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi 4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

5. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 6. Resiko rendah dari IMS

7. Tidak menghendaki metode hormonal

8. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. KUNJUNGAN ULANG

1. satu bulan setelah pemasangan 2. tiga bulan kemudian

3. setiap enam bulan berikutnya 4. satu tahun sekali

5. bila terlambat haid 1 minggu bila terjadi pendarahan banyak

6. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari AKDR, MOW, MOP menurut Prawirohardjo (2008, h. 535-573)

iv. Metode kontrasepsi mantap menurut Handayani (2010, h. 167- 169)  MOP ( medis operatif pria)

MOP adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman,sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum.

(1) Efektifitas: Angka keberhasilan amat tinggi (99%), angka kegagalan 0- 2,2%, umumnya < 1%.

(2) Kegagalan kontap- pria disebabkan oleh :

a) Senggama yang tidak terlindung sebelum semen/ ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa

b) Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa c) Pemotongan dan okulasi struktur jaringan lain selama

operasi

d) Jarang: Duplikasi congenital dari vas deferens terdapat > 1 vas deferens pada satu sisi

 MOW ( medis operatif wanita)

MOW adalah kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut sebagai tubektomi atau sterilisasi.

1. Efek smaping MOW :

a. Perubahan- perubahan hormonal

Efek kontap wanita pada umpan balik hormonal antara kelenjar hypofise dan kelenjar gonad ditemukan kadar FSH, LH, testosterone dan estrogen tetap normal setelah melakukan kontap wanita .

b. Pola haid

Pola haid tidak normal setelah menggunakan kontap merupakan tanda dari post tubal ligation syndrome.

c. Problem psikologis

Wanita usia < 30 tahun yang menjalani kontap tidak terasa puas dibanding wanita usia lebih tua dan minta dipulihkan.

Dokumen terkait