• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Keluarga

2.4.1. Pengertian Keluarga

Menurut friedman (1998) dalam Sudiharto 2007, definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari kelurga. WHO (1969)

menyatakan bahwa, keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Dan menurut UU No.10 tahun 1992 menyatakan bahwa, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya (Setiadi, 2008).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga ini lah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga.

Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau masyarakat disekitarnya atau dalam konteks luas berpengaruh terhadap Negara (Setiadi, 2008).

2.4.2 Bentuk - Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut : 1. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.

2. Keluarga asal (family of origin)

3. Keluarga besar (Extended family)

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, bibi, paman dan sebagainya.

4. Keluarga berantai (social family)

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

5. Keluarga duda atau janda

Keluarga yang terbentuk karena percereain atau kematian pasangan yang dicintai.

6. Keluarga komposit (composite family)

Keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama. 7. Keluarga kohabitasi (cohabitation)

Dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.

8. Keluarga inses (incest family)

Keluarga yang tidak lazim (pekawinan sedarah), misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, dan ayah yang menikah dengan anak perempuan tirinya.

9. Keluarga tradisional dan nontradisional

Keluarga yang dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan (Sudiharto, 2007).

2.4.3 Fungsi Pokok Keluarga

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial yang berbeda. Oleh karena itu, keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Friedman (1998) mengemukakan bahwa keluarga memiliki 5 fungsi dasar, yaitu:

a) Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social

placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat

melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c) Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d) Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function),

yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi (Suprajitno, 2004)

2.4.4 Tugas Pokok Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut : 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing

4. Sosialisasi antar anggota keluarga 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

8. Membangitan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendy, 1998)

2.4.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga (Suprajitno, 2004).

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) (Setiadi, 2008).

2.4.6 Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahum 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa kelurga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:

1. Peran ayah: ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

2. Peran ibu: ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

3. Anak: anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Setiadi, 2008).

2.5 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Rumah Tangga

Dokumen terkait