• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluhan nyeri punggung bawah dialami pekerjaan mencangkul sebanyak 3 dari 4 pekerja (75%), keluhan dirasakan setelah melakukan pekerjaan, frekuensi terjadinya keluhan dirasakan hampir setiap hari oleh pekerja dengan tingkat keluhan dirasakan seperti rasa tidak nyaman di daerah punggung namun pekerjaan masih dapat dilakukan.

Keluhan nyeri punggung bawah dialami pekerjaan mencangkul sebanyak 3 dari 3 pekerja (50%), keluhan dirasakan setelah melakukan pekerjaan, frekuensi terjadinya keluhan dirasakan 1-2 kali/minggu dengan tingkat keluhan dirasakan seperti rasa tidak nyaman di daerah punggung namun pekerjaan masih dapat

Keluhan nyeri punggung bawah dialami pekerjaan mengangkat dan mengangkut sebanyak 8dari 9 pekerja (89%), keluhan dirasakan setelah melakukan pekerjaan, frekuensi terjadinya keluhan dirasakan 1-2 kali/minggu dengan tingkat keluhan dirasakan seperti rasa tidak nyaman di daerah punggung namun pekerjaan masih dapat dilakukan.

Keluhan nyeri punggung bawah dialami pekerjaan menyusun sebanyak 5dari 9 pekerja (56%), keluhan dirasakan setelah melakukan pekerjaan, frekuensi terjadinya keluhan dirasakan 1-2 kali/minggu dengan tingkat keluhan dirasakan seperti rasa tidak nyaman di daerah punggung namun pekerjaan masih dapat dilakukan.

Keluhan nyeri punggung bawah tertinggi dialami oleh pekerja di bagian pengangkatan dan pengangkutan ini dikarenakan pekerjaan yang memaksa melakukan sikap kerja yang tidak alamiah atau postur janggal ketika melakukan pekerjaan. Sikap kerja yang tidak alamiah tersebut seperti berdiri statis selama bekerja dengan badan membungkuk secara berulang dan dalam periode cukup lama sehingga akan membebani otot rangka tulang belakang. Pekerja dengan badan membungkuk dikarenakan beban yang harus diangkat pekerja berlebihan yiatu ±100 kg untuk satu kali pengangkutan.

Keluhan nyeri punggung juga banyak terjadi pada bagian pencangkulan ini dikarenakan sikap kerja yang tidak alamiah atau postur janggal ketika melakukan pekerjaan. Sikap kerja yang tidak alamiah tersebut seperti berdiri dengan badan membungkuk secara berulang dan dalam periode yang lama. pekerja bagian

pencangkulan akan membungkuk dalam periode yang lama dikarenakan pekerjaan yang harus memaksa pekerja untuk membungkuk.

Keluhan nyeri punggung bawah juga dialami oleh pekerja bagian pemotongan dan penyusunan dengan frekuensi yang lebih kecil dibandingkan pekerja di bagian pengangkatan-pengangkutan dan bagian pencangkulan. Pekerja di bagian pemotongan dan penyusunan juga melakukan sikap kerja yang tidak alamiah ketika melakukan pekerjaan seperti badan yang membungkuk ketika bekerja dan dilakukan berulang namun dalam periode yang tidak lama berbeda dengan pekerja di bagian pengangkatan-pengangkutan yang harus membungkuk berulang dan dalam periode yang lama.

Secara keseluruhan dapat diketahui dari 28 orang pekerja di bagian produksi keluhan nyeri paling banyak, yaitu bagian pinggang belakang dialami sebanyak 19 pekerja (67,8%) dan keluhan pada pinggul dialami sebanyak 15 pekerja (53,6%). Hasil penelitian juga menunjukkan keluhan nyeri punggung bawah dirasakan oleh pekerja di bagian produksi mulai dari pekerjaan mencangkul batu bata, pekerjaan memotong batu bata, pekerjaan mengangkat-mengangkut batu bata, dan pekerjaan menyusun batu bata.

Hasil penelitian Simamora (2015) pada pekerja batu bata terdapat keluhan nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh pekerja batu bata yaitu sebanyak 42 orang (97,9%) merasakan keluhan dan sebanyak 1 orang (2,1%) tidak merasakan keluhan nyeri punggung bawah. Keluhan nyeri punggung bawah dialami oleh pekerja bagian pengolahan bahan baku, bagian pencetakan batu bata, dan

Waktu terjadinya keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dirasakan pekerja setelah melakukan pekerjaan sebanyak 12 orang (42,9%) ini dikarenakan ketika bekerja, pekerja banyak melakukan sikap kerja yang tidak alamiah seperti badan terlalu membungkuk secara berulang-ulang dan kurangnya relaksasi otot punggung.

Menurut Grandjean dan Pheasant dalam Septiawan (2012) sikap kerja statis dalam jangka waktu yang lama lebih cepat menimbulkan keluhan pada sistem muskuloskeletal. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis dengan keluhan yang dirasakan pada punggung.

Frekuensi terjadinya keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dirasakan pekerja dalam kategori sering (1-2 kali/minggu) sebanyak 11 orang (39,3%), ini disebabkan oleh seberapa sering pekerja melakukan sikap kerja yang tidak alamiah dan tingkat kekuatan otot juga yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dan massa kerja dan kekuatan fisik seseorang.

Tingkat keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dirasakan pekerja dalam kategori ringan (tidak nyaman) sebanyak 19 orang (67,9%), pekerja umumnya merasakan keluhan nyeri pada daerah punggung sehingga tidak nyaman ketika bekerja, namun pekerjaan masih dapat dilakukan.

Proporsi pekerja yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah

terbanyak berumur ≥ 38 tahun sebanyak 11 dari 19 dari pekerja (79%). Koesyanto

tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat.

Proporsi pekerja yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 dari 8 pekerja (75%). Penelitian Valeri TS dalam Hadyan (2015) laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri punggung sampai umur 60 tahun, namun jenis kelamin dapat mempengaruhi timbulnya keluhan LBP, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopuase juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan kadar hormon esterogen, sehingga memumngkinkan LBP

Pekerja yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah terbanyak

memiliki masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 12 pekerja (80%). Menurut Boshuzen

dalam Pratiwi, dkk (2009) masa kerja lebih dari 5 tahun lebih beresiko terkena nyeri punggung dibandingkan dengan masa kerja kurang dari 5 tahun kerena tingkat endurance otot seiring digunakan untuk bekerja akan menurun seiring lamanya, seseorang bekerja. Semakin lama bekerja, semakin tinggi tingkat risiko untuk terjadinya keluhan subjektif pada punggung.

Dokumen terkait