• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAJUAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

INDIKATOR 2010 Perkiraan 2011

PDRB Rp. 9.377 ribu Rp. 9.800 ribu

Pertumbuhan PDRB 6,32 persen 6,4 persen

Angka Kemiskinan 19,4 persen 17,4 persen

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

69 69,6 Sumber: BPS (2010), diolah

Dalam rangka menyelesaikan masalah perbatasan dengan negara tetangga yang berbatasan langsung, Indonesia telah mengupayakan penyelesaian 12 perundingan dengan Timor Leste (batas darat), Malaysia (batas darat dan laut), Singapura (batas laut wilayah segmen timur), Filipina (batas ZEE dan landas kontinen), Palau, Vietnam, Thailand dan India (batas ZEE). Pada tahun 2011 Indonesia akan menindaklanjuti hasil 12 perundingan

yang telah disepakati tersebut.

Salah satu upaya mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar melalui pembangunan dan pengembangan kawasan dan masyarakat transmigrasi. Kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan dan masyarakat transmigrasi mencakup: (1) Penyediaan lahan seluas 48.000 Ha dengan 16.320 Ha lahan yang telah disertifikasi untuk daerah tertinggal dan penyediaan lahan seluas 32.000 Ha dengan 10.880 Ha lahan yang telah disertifikasi untuk daerah perbatasan; (2) Pembuatan Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) di permukiman transmigrasi sebanyak 7.950 unit untuk daerah tertinggal dan 2.510 unit untuk daerah perbatasan; dan (3) Fasilitasi perpindahan keluarga transmigran dari daerah asal ke daerah tujuan sebanyak 7.386 KK untuk daerah tertinggal dan 285 KK untuk daerah perbatasan.

Di samping pembangunan fisik, juga dilakukan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan tersebut, yang pada tahun 2010 antara lain melalui rintisan pembangunan kawasan perkotaan baru melalui skema Kota Terpadu Mandiri (KTM) di 22 kawasan di 15 provinsi, yaitu 5 kawasan di Pulau Sumatera (Provinsi Sumbar, Bangka dan Belitung, Sumsel, dan Lampung), 3 kawasan di pulau Kalimantan (Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan), 8 kawasan pulau Sulawesi (Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara), 1 kawasan di Provinsi Maluku, 2 kawasan di Provinsi Papua, 1 kawasan di Provinsi NTT, dan 2 kawasan di Provinsi NTB. Selain itu, juga dilaksanakan rintisan pembangunan kawasan perkotaan baru dengan skema Kota Terpadu Mandiri (KTM) di daerahperbatasan pada tahun 2010 di 5 kawasan pada 4 provinsi, yaitu 2 kawasan di Pulau Kalimantan (Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur), 2 kawasan di Provinsi Papua, dan 1 kawasan di Provinsi NTT. Pada tahun 2011, upaya-upaya ini tetap dilanjutkan dan dikembangkan di wilayah lain.

Pada bidang pertanahan, capaian pada tahun 2010 ditunjukkan melalui kegiatan Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT), yaitu sebanyak 186 SP (Satuan Pekerjaan) dan 1 (satu) paket kegiatan di Badan Pertanahan Nasional berupa inventarisasi pulau terluar. Pada tahun 2011, target yang akan dicapai melalui kegiatan WP3WT yaitu 187 SP dan 1 (satu) paket kegiatan di pusat berupa inventarisasi pada 21 pulau terluar.

Dalam upaya pendayagunaan pulau-pulau kecil sebagai usaha menegakkan eksistensi NKRI, pada tahun 2010 telah dilakukan identifikasi potensi dan pemetaan pada 20 pulau- pulau kecil, termasuk 5 pulau kecil terluar/terdepan, serta penyediaan infrastruktur berupa sarana air bersih, listrik tenaga surya, jalan setapak, dan sarana perikanan di 19 pulau-pulau kecil. Sejalan dengan itu, dalam rangka menjaga keberlangsungan sumber daya laut dari berbagai kegiatan yang merusak dan ilegal di sekitar pulau-pulau kecil terluar, terus dilakukan upaya untuk penanganan illegal fishing dan pelanggaran lainnya. Pada tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 2.253 kapal perikanan, sebanyak 183 kapal diindikasi melakukan pelanggaran.

Sedangkan terkait dengan pembangunan data dan informasi spasial, pada tahun 2010 telah dilakukan pembuatan peta foto dan peta garis pulau-pulau kecil terluar sebanyak 48 NLP (Nomor Lembar Peta), pemeliharaan Border Sign Post (BSP) batas RI-RDTL sebanyak 75 BSP, dan pembuatan peta perbatasan RI-PNG skala 1:50.000 sebanyak 37 NLP.

Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Pembangunan kebudayaan dilakukan dalam rangka memperkuat jati diri dan karakter bangsa, membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, serta melestarikan budaya nusantara. Berbagai upaya untuk meneguhkan jati diri dan karakter bangsa telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan yang ditandai antara lain oleh semakin meningkatnya komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) akan pentingnya pembangunan karakter dan jati diri bangsa. Kemajuan tersebut terutama didukung oleh semakin meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap keragaman seni dan budaya; pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya. Pada tahun 2011, upaya memantapkan karakter dan jatidiri bangsa terus dilanjutkan dan ditingkatkan yang didukung oleh kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Bidang Politik, hukum dan Keamanan. Dari sisi Keamanan, penanganan tindakan terorisme yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan hasil yang semakin membaik. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Polri dalam mengungkap 35 perkara tindak pidana terorisme pada tahun 2010, sementara pada tahun 2009 hanya 10 perkara. Pada awal 9 Maret 2010, Polri berhasil menewaskan tokoh penting terorisme internasional. Hasil ini memberikan harapan semakin kondusifnya keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme. Hasil lain adalah: penangkapan kelompok jaringan teroris di Aceh yang pemimpinnya diperkirakan berasal dari luar Aceh; penangkapan 12 orang diduga teroris di Pejaten, Menteng dan Bekasi yang diperkirakan terkait dengan kelompok teroris di Aceh; dan penangkapan tokoh teroris di Klaten, Jawa Tengah yang diduga sebagai pemasok dana bagi kelompok-kelompok teror di Indonesia. Untuk melembagakan penanganan penanggulangan terorisme telah dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme melalui Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2010.

Dalam penanganan kejahatan lintas negara di tingkat internasional terutama terkait dengan isu terorisme, Indonesia mengembangkan kegiatan dialog lintas agama sebagai upaya pro aktif dalam mengedepankan sikap toleransi dan saling memahami antar sesama umat beragama dan antar peradaban.

Dari sisi pertahanan, dalam rangka memenuhi pembentukan postur minimum essential force serta terwujudnya kemandirian, peningkatan peran industri pertahanan dalam negeri sangat dibutuhkan, terutama untuk produk-produk militer yang secara teknis mampu diproduksi di dalam negeri. Guna mewujudkan hal tersebut, melalui Perpres Nomor 42 tahun 2010, pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai institusi yang merumuskan kebijakan pembelian Alutsista TNI dan Alut Polri, diselesaikannya Master Plan Industri Pertahanan dan Road Map menuju revitalisasi industri pertahanan dalam negeri. Upaya tersebut, didukung dengan mengoptimalkan hasil penelitian dan pengembangan alutsista TNI yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan.

Dalam rangka penegakan hukum dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi, Mahkamah Agung telah membentuk pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) di Jakarta Pusat, Bandung, Semarang dan Surabaya. Di samping itu, telah dilaksanakan peningkatan kompetensi hakim-hakim Tipikor dengan dihasilkannya hakim Tipikor bersertifikat sebanyak 238 orang (terdiri dari hakim karir dan ad-hoc mulai dari tingkat pertama sampai dengan tingkat kasasi). Capaian ini masih harus ditingkatkan sesuai amanat UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Pada penanganan tindak pidana korupsi pada tahun 2010, di tingkat Kejaksaan mencakup Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri telah mencapai peningkatan kinerja penyidikan Tindak Pidana Korupsi sampai dengan 2.315 perkara (125,47%) dan dilakukan penuntutan sebanyak 715 perkara (92,95%). Untuk di tingkat Kejaksaan Agung RI, jumlah penyidikan perkara tindak pidana korupsi yang telah ditangani adalah sebanyak 148 perkara (102,07%) dari yang ditargetkan dan telah dilanjutkan ke tingkat penuntutan sebanyak 48 perkara (33,10%). Dalam rangka kerjasama pengembalian aset dan kerjasama penanganan kasus pidana, Kejaksaan Republik Indonesia telah memfasilitasi permintaan Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (MLA) baik permintaan dari Indonesia ke negara lain, maupun sebaliknya.

Penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi pelanggaran HAM terus dilaksanakan. Sebagaimana mandat Komnas HAM untuk menangani pengaduan dalam pelaksanaan HAM di Indonesia, pada tahun 2010 pengaduan yang masuk ke Komnas HAM adalah sebanyak 6.437 berkas pengaduan dengan klasifikasi hak yang paling banyak diadukan adalah terkait hak memperoleh keadilan, dan hak atas kesejahteraan. Sedangkan berdasarkan klasifikasi kasus, kasus yang terbanyak adalah terkait sengketa lahan, dan ketenagakerjaan. Terkait dengan upaya diseminasi HAM telah dilaksanakan penyebar- luasan informasi HAM.

Dalam rangka penegakan hukum yang terkait dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi berdasarkan UUD 1945, penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah (PHPU Kada) yang ditangani pada tahun 2010 adalah sebanyak 224 perkara. Di tahun selanjutnya, tumbuhnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konstitusi akan membawa konsekuensi peningkatan penanganan perkara peraturan perundang-undangan (PUU) dan Sengketa Kewenangan Lembaga Negara (SKLN) akan meningkat.

Bidang Ekonomi. Industri pengolahan non migas telah menunjukkan perbaikan kinerja sejak triwulan ke-empat tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan kinerja ini ditunjang oleh daya beli masyarakat yang terjaga serta termanfaatkannya peluang pasar di luar negeri.

Dalam menghadapi perekonomian dunia yang makin terbuka dan terintegrasi, Indonesia sudah mampu menunjukkan peran serta dan aktif dalam berbagai diplomasi perdagangan internasional yang merupakan upaya untuk meningkatkan akses pasar dan citra produk, mengurangi hambatan perdagangan, serta menyelesaikan berbagai permasalahan perdagangan seperti anti dumping dan safeguard.

Prioritas lain dibidang ekonomi terutama terkait dengan persoalan ketenagakerjaan. Dari sisi ketenagakerjaan, perluasan kesempatan kerja seluas-luasnya adalah salah satu upaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja agar tingkat pengangguran terus menurun. Dengan memperoleh pekerjaan, diharapkan pendapatan akan meningkat dan tingkat kemiskinan akan menurun. Selama bulan Agustus 2009 sampai dengan Agustus 2010 telah dapat diciptakan 3,34 juta kesempatan kerja. Dengan demikian, pada bulan Agustus 2010 terdapat 108,21 juta tenaga kerja, dimana sebanyak 72,43 juta (66,93 persen) adalah tenaga kerja di sektor informal. Penyerapan tenaga kerja di sektor informal yang meningkat ini memberikan kelangsungan pendapatan bagi masyarakat di sekitar garis kemiskinan.

terbangun infrastruktur dan aplikasi sistem informasi layanan pekerja migran/TKI (SIM TKI). SIM TKI ini nantinya akan mengintegrasikan sistem informasi di 13 K/L. Pada tahun 2011, ditargetkan 3 K/L telah terhubungan dengan SIM TKI dan juga diintegrasikan dengan layanan kependudukan (NIK) di tiga kabupaten/kota sebagai uji coba. Selanjutnya, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) telah merintis pembentukan pusat layanan 24 jam (hotline service/crisis center) sebagai pusat penerimaan pengaduan dan fasilitasi penyelesaian masalah. Sementara itu, terkait dengan pemulangan TKI bermasalah, tahun 2011 akan dipulangkan WNI/TKI overstayer yang jumlahnya diperkirakan 20.000 orang.

Pemerintah juga telah meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat bagi TKI (KUR TKI). Tujuan penyaluran KUR TKI adalah membantu TKI untuk membiayai proses penempatan bekerja di luar negeri, sehingga TKI akan terhindar dari jeratan utang rentenir. Pada akhir tahun 2010, tiga bank siap menyalurkan KUR TKI yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Dalam perlindungan dan pelayanan WNI/BHI di luar negeri, pada tahun 2010 telah disusun grand design pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri, penguatan 24 Citizen Service di luar negeri, dan sebanyak 6928 orang WNI bermasalah telah diberikan bantuan, diselesaikan masalahnya, dan direpatriasi. Pada tahun 2011 akan tetap dilakukan penguatan terhadap 26 citizen services, dan pelaksanaan repatriasi terhadap 6500 WNI di luar negeri.

Bidang Kesejahteraan Rakyat. Perkembangan pembangunan kepariwisataan menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Hasilnya adalah meningkatnya penerimaan devisa dari kunjungan wisman pada tahun 2010 mencapai USD 7,6 milyar atau meningkat sebesar 20,63 persen dari penerimaan devisa tahun 2009 yang sebesar USD 6,3 milyar. Pada tahun 2011 diperkirakan kunjungan wisman mencapai 7,1 juta orang dengan perkiraan devisa sekitar USD 7,2 miliar. Secara rinci ditunjukkan dalam Tabel 2.4.

TABEL 2.4