• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Komunikasi Interpersonal

melihat “KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2019” . B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih ditemukan masalah kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa.

2. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa tidak semua mahasiswa bimbingan dan konseling memenuhi aspek-aspek individu yang memiliki komunikasi interpersonal yang baik.

3. Terdapat indikasi bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 masih merasa canggung, malu, dan terkesan cuek untuk melakukan komunikasi.

4. Ketakutan dalam melakukan komunikasi menjadi salah satu penyebab kemampuan komunikasi interpersonal tidak berjalan dengan baik.

5. Kurangnya kemampuan berkomunikasi memberikan kontribusi terhadap ketakutan untuk melakukan komunikasi.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulis, maka masalah dalam

6

penelitian ini hanya dibatasi pada kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019.

D. Rumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa baik kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019?

2. Item-item mana saja yang memiliki capaian skor rendah sehingga diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019.

2. Mengidentifikasi item-item kemampuan komunikasi interpersonal yang memperoleh skor rendah sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis:

7 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan, wawasan dan sumber informasi mengenai kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai pentingnya kemampuan komunikasi interpersonal dimiliki oleh calon konselor serta dapat memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

b. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini berguna untuk mengetahui kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Hal ini dapat digunakan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal setiap mahasiswanya.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa.

d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi dan

8

wawasan bagi peneliti lain mengenai kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa.

G. Batasan Istilah

Adapun beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Kemampuan komunikasi interpersonal merupakan kesanggupan atau keterampilan individu dalam menyampaikan pesan kepada individu lain secara tatap muka, baik secara verbal maupun non-verbal,

2. Mahasiswa

mahasiswa adalah individu berusia sekitar 18-30 tahun yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi maupun lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan kajian teori penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal, hakikat dewasa awal, hakikat mahasiswa, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kemampuan Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. Maka dari itu kemampuan adalah kesanggupan atau keterampilan dalam melakukan sesuatu.

2. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Menurut Mulyana (dalam Fuadi, 2012) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non-verbal. Sejalan dengan pendapat Mulyana, menurut Hardjana (dalam Saleh, 2018) komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Selanjutnya Devito (dalam Suseno, 2009) juga menyatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan

10

penerimaan pesan antara dua orang atau antara sekelompok kecil orang secara spontan dan informal.

Berdasarkan gagasan mengenai pengertian kemampuan dan pengertian komunikasi interpersonal, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal adalah kesanggupan atau keterampilan individu dalam menyampaikan pesan dengan individu lain secara tatap muka, baik secara verbal maupun non-verbal.

3. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (dalam Suranto, 2011) terdapat lima aspek atau sikap positif yang perlu dipertimbangkan dalam komunikasi interpersonal yaitu:

a. Keterbukaan (openness)

Keterbukaan merupakan sikap dapat menerima masukan dari orang lain, dan berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Artinya bahwa seseorang harus rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya. Keterbukaan adalah kesediaan membuka diri, jujur, tidak bohong, dan tidak menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Dalam komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif karena dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.

11 b. Empati (empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan jika seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain dan merasakan apa yang dirasakan orang lain, serta dapat memahami suatu persoalan dari sudut pandang orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi, pengalaman, perasaan, dan keinginan orang lain. Pada hakekatnya, empati adalah usaha masing-masing pihak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami pendapat, sikap dan perilaku orang lain.

c. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah jika terdapat sikap mendukung (supportiveness). Ini berarti bahwa masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Dengan demikian maka respon yang relevan adalah bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit, pemaparan bersifat deskriptif naratif dan bukan evaluatif, serta pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan bersifat intervensi yang disebabkan oleh rasa percaya diri yang berlebihan.

d. Sikap positif (Positiveness)

Sikap positif (Positiveness) ditunjukkan dalam sikap dan perilaku.

Dalam sikap, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi

12

interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif. Dalam bentuk perilaku, yaitu tindakan yang dipilih harus relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama. Sikap positif ditunjukkan dengan beberapa macam perilaku dan sikap, yaitu dengan menghargai orang lain, berpikiran positif terhadap orang lain, tidak menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya orang lain, memberikan pujian dan penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.

e. Kesetaraan (equality)

Kesetaraan (equality) adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Kesetaraan yang dimaksud yaitu berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk menempatkan diri setara dengan partner komunikasi. Dengan demikian indikator kesetaraan yaitu menempatkan diri setara dengan orang lain, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, mengakui pentingnya kehadiran orang lain, tidak memaksakan kehendak, komunikasi dua arah, susana komunikasi akrab dan nyaman.

4. Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal

Menurut Suranto (dalam Setyaningrum & Lestari, 2017) ciri-ciri Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

a. Arus pesan dua arah

13

Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan.

Komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat, komunikator dapat berubah peran sebagai penerima pesan maupun sebaliknya.

b. Suasana non formal

Komunikasi interpersonal yang terjalin biasanya berlangsung suasana non formal dan pendekatan pribadi.

c. Umpan balik segera

Karena komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap muka maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. Komunikan segera memberikan respon secara verbal berupa kata-kata atau non-verbal misalnya pandangan mata, raut muka, anggukan dan sebagainya.

d. Peserta komunikasi berada dalam jarak dekat

Jarak dekat yang dimaksud yaitu fisik (peserta komunikasi saling bertatap muka dalam satu lokasi) maupun psikologis (menunjukkan keintiman antar individu).

e. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik verbal maupun non-verbal.

Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun non-verbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.

14

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dalam proses komunikasi interpersonal, menurut Lunandi (dalam Pantow dkk., 2017) ada 6 faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Citra Diri (Self Image)

Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.

b. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)

Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, dan jelas lalu tiba-tiba dengan orang lain menjadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.

c. Lingkungan Fisik

Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati.

Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik sudah tentu ada kaitannya dengan kedua faktor tersebut.

15 d. Lingkungan Sosial

Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

e. Kondisi

Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi, seseorang yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil dapat membuat komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi tetapi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kekesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.

f. Bahasa Badan

Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan media komunikasi yang kadang sangat efektif, kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.

16

6. Unsur-Unsur Komunikasi Interpersonal

Devito (dalam Alfikalia dkk., 2009) mengemukakan beberapa unsur dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

a. Sumber-Penerima (Source-receiver)

Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang.

Masing-masing orang mengirimkan (fungsi sumber) dan juga memaknai dan memahami pesan (fungsi penerima). Siapa diri kita, apa yang kita yakini, apa yang kita inginkan, apa yang kita ketahui, sikap, dan lain sebagainya akan mempengaruhi apa yang individu sampaikan, bagaimana dia mengatakannya, pesan apa yang diterima, dan bagaimana dia menerima pesan tersebut.

b. Encoding-decoding

Penerjemahan pesan dalam bentuk bahasa (encoding) serta pemahaman bahasa yang diterima (decoding).

c. Kompetensi

Adanya kompetensi dalam berkomunikasi, seperti mengetahui topik apa yang tepat dibicarakan dengan pendengar tertentu. Salah satu penelitian mengenai kompetensi komunikasi mengemukakan bahwa terdapat korelasi antara kompetensi komunikasi dengan kesuksesan di perguruan tinggi Rubin & Graham (dalam Alfikalia dkk., 2009).

Kompetensi dalam komunikasi terkait budaya, sehingga kompetensi komunikasi antar satu budaya dengan budaya lain bisa berbeda.

d. Pesan

17

Pesan yang disampaikan dan diterima dalam komunikasi bisa beraneka ragam, terkait dengan penginderaan manusia dan kombinasinya. Menurut Devito (dalam Alfikalia dkk., 2009) penyampaian pesan dalam komunikasi interpersonal tidak harus melalui pertemuan langsung, tetapi juga bisa melalui perantara media. Penyampaian dan penerimaan pesan terkait juga dengan umpan balik terhadap apa yang disampaikan pengirim pesan dan feedforward (informasi yang disampaikan sebelum memberikan pesan utama). Salah satu fungsi dari feedforward adalah sebagai sarana pembuka komunikasi, atau sebagai sarana pemberian gambaran umum mengenai apa yang akan disampaikan.

e. Channel (saluran)

Merupakan media yang digunakan dalam komunikasi. Saluran berfungsi sebagai penghubung antara sumber dan penerima. Saluran pesan dapat berbentuk visual, auditori, gerakan, dan aroma.

f. Noise (gangguan)

Merupakan segala sesuatu yang mengubah bentuk atau mengganggu penerimaan pesan, mengakibatkan pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.

g. Konteks

Merupakan lingkungan tempat terjadinya komunikasi, dan mempengaruhi bentuk dan isi dari komunikasi.

h. Effects (akibat)

18

Setiap komunikasi yang terjadi akan menimbulkan akibat-akibat tertentu,

i. Etika

Komunikasi interpersonal memiliki batasan-batasan wajar mengenai apa yang benar dan salah dalam berkomunikasi.

B. Hakikat Dewasa Awal

Dokumen terkait