• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Dewasa Awal

3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

Menurut (Hurlock, 1991) tugas perkembangan masa dewasa awal terbagi menjadi tujuh (7) bagian, diantaranya:

a. Mendapatkan sebuah pekerjaan b. Memilih seorang teman hidup

c. Belajar hidup bersama membentuk keluarga d. Membesarkan anak-anak

e. Mengelola sebuah rumah tangga

f. Bertanggung jawab sebagai warga negara g. bergabung dalam suatu kelompok sosial C. Hakikat Mahasiswa

Menurut Hartaji (dalam Hulukati & Djibran, 2018) mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar

21

dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sejalan dengan pendapat Hartaji, menurut Siswoyo (dalam Papilaya & Huliselan, 2016) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Sedangkan menurut Sarwono (dalam Kurniawati, 2016) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas mengenai pengertian mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah individu berusia sekitar 18-30 tahun yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi maupun lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

D. Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan penelitian sebelumnya yang kurang lebih memiliki variabel yang sama dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh (Sujarwo, 2017)

Sujarwo melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kemampuan Komunikasi Interpersonal Dalam Berpacaran (Studi Deskriptif pada Mahasiswa dan Mahasiswi Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 & 2016 Universitas Sanata Dharma). Penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo bertujuan untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal mahasiswa dan mahasiswi Angkatan 2015 dan 2016 Program

22

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dalam berpacaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif . Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015 yang berjumlah 33 orang dan Angkatan 2016 berjumlah 47 orang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2015 dan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mampu berkomunikasi dengan baik dan saling mendukung satu sama lain serta memberikan sikap positif kepada pasangan.

E. Kerangka Pikir

Memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik merupakan kemampuan yang sangat penting bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Kemampuan komunikasi interpersonal yang telah dimiliki dapat digunakan sebagai bekal untuk membina komunikasi yang efektif dan efisien dengan semua orang, agar nantinya tidak menimbulkan suatu konflik dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Agar komunikasi interpersonal terjalin dengan baik dan efektif, ada beberapa aspek yang harus dimiliki oleh mahasiswa, yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Dalam komunikasi interpersonal keterbukaan merupakan sikap dapat membuka diri kepada orang lain dan tidak menyembunyikan informasi yang sebenarnya ketika orang lain menginginkan suatu informasi yang ingin diketahuinya. Artinya proses komunikasi akan terjalin dengan

23

jujur dan bersedia untuk membuka diri antara kedua pihak atau lebih yang sedang melangsungkan proses komunikasi. Selanjutnya ada empati yang merupakan kemampuan merasakan dan memahami sesuatu hal yang sedang dirasakan oleh orang lain. Dengan memiliki empati, mahasiswa dapat merasakan apa yang sedang dirasakan lawan bicara, serta dapat memahami sikap dan perilaku lawan bicara ketika sedang melakukan komunikasi.

Hubungan interpersonal yang efektif adalah ketika ada sikap mendukung di dalamnya. Ketika dalam melakukan komunikasi dengan lawan bicara terdapat sikap mendukung, ini berarti bahwa masing-masing individu yang sedang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terjadinya komunikasi secara terbuka. Selanjutnya ada sikap positif, ditunjukkan dengan dua macam sikap dan perilaku, yaitu dengan berpikiran positif terhadap orang lain dan menghargai orang lain. Komunikasi interpersonal yang efektif akan terbina apabila mahasiswa mampu menanamkan sikap positif dalam dirinya. Aspek terakhir yang harus dimiliki mahasiswa agar komunikasi interpersonal terjalin dengan baik dan efektif adalah kesetaraan. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif apabila mampu menempatkan diri setara dengan orang lain dan mengakui bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, yang akan membuat suasana komunikasi menjadi lebih akrab dan nyaman.

24 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

Mahasiswa

Aspek-aspek komunikasi interpersonal

a. Keterbukaan b. Empati

c. Sikap mendukung d. Sikap positif e. Kesetaraan

Aspek-aspek komunikasi interpersonal

a. Kurangnya keterbukaan b. Kurangnya Empati c. Kurangnya sikap

mendukung

d. Kurangnya sikap positif e. Kurangnya kesetaraan

Kemampuan komunikasi interpersonal baik

Kemampuan komunikasi interpersonal buruk

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, definisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu populasi atau kelompok subjek. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Bimbingan dan Konseling. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2021. Berhubung sedang adanya pandemi Covid 19, penelitian dilakukan secara online dengan menggunakan google form yang dibagikan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2019 yang berjumlah 82 orang.

26

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kemampuan komunikasi interpersonal adalah kesanggupan atau keterampilan individu dalam menyampaikan pesan dengan individu lain secara tatap muka, baik secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi interpersonal akan diukur dengan skala kemampuan komunikasi interpersonal. Skala komunikasi interpersonal memiliki lima aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Skala komunikasi interpersonal yang memiliki capaian skor tinggi menunjukkan komunikasi interpersonal yang baik, sedangkan skala komunikasi interpersonal yang memiliki capaian skor rendah menunjukkan komunikasi interpersonal buruk.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode survei. Metode survei yang akan digunakan adalah dengan menggunakan media kuesioner.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa skala, yaitu skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2020) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert terdiri atas sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Responden akan diminta untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pada kuesioner komunikasi interpersonal dengan memilih salah satu alternatif jawaban dengan

27

memberikan tanda centang (√) pada lembar jawaban. Peneliti tidak mencantumkan alternatif jawaban ragu-ragu untuk mengurangi kecenderungan responden memberikan jawaban netral. Norma skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Skor Skala Kemampuan Komunikasi Interpersonal No Alternatif Jawaban Skor item

Fav Unfav

1 Sangat Sesuai 4 1

2 Sesuai 3 2

3 Tidak Sesuai 2 3

4 Sangat Tidak Sesuai 1 4

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun kuesioner Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019, item pernyataan kuesioner ini berdasarkan indikator dari aspek-aspek yang diukur.

b. Menyebar kuesioner pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019.

c. Menghitung validitas dan reliabilitas hasil penelitian serta melakukan analisis data yang terkumpul.

Kisi-kisi skala kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling tersaji pada tabel berikut:

28

Tabel 3.2

Kisi-kisi Alat Ukur Kemampuan Komunikasi Interpersonal

No Aspek No Item

Jumlah total

Fav Unfav

1 Keterbukaan 1,3,5,7,9 10,12,14,16,

18 10

2 Empati 21,23,25,27,29 30,32,34,36,

38 10

3 Sikap Mendukung 11,13,15,17,19 2,4,6,8,

50 10

4 Sikap Positif 41,43,45,47,49 20,22,24,26,

28 10

5 Keterbukaan 31,33,35,37,39 40,42,44,46,

48 10

Jumlah Total 25 25 50

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Menurut (Sugiyono, 2020) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi dari pendapat ahli (expert judgement) yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.

Perhitungan uji validitas yang kedua dilakukan menggunakan validitas psikometrik yaitu dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson product moment dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut:

29

Menurut (Sugiyono, 2020) syarat minimum untuk butir instrumen yang valid adalah r = 0,30. Jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total ≤ 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 menunjukkan dari 50 item, diperoleh 38 item yang valid dan 12 item yang tidak valid. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas skala Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

No Aspek Nomor Item Terpakai Nomor Item Tidak Terpakai

Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable

1 Keterbukaan 7,9 12,14,16, 18 1,3,5 10

2 Empati 23,25,27,

29

30,32,34,

36,38 21

3 Sikap Mendukung 11,13,15,

17,19 4,6,8,50 2

4 Sikap Positif 41,43,45, 47 22,26 49 20,24,28

5 Kesetaraan 31,35,37, 39 42,44,46, 48 33 40

Jumlah 38 12

30 2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2020). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α).Adapun rumus reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

α =2 (1-

𝑺𝟏 𝟐 + 𝑺𝟐 𝟐

𝑺𝒙 𝟐

)

Keterangan rumus:

α = Reliabilitas Skala

𝑆1 2 dan 𝑆2 2 = Varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 𝑆𝑥 2 = Varian skor skala

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22, diperoleh hasil perhitungan uji reliabilitas pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

Cronbach's Alpha

No of Items

,929 38

31

Setelah itu hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford:

Tabel 3.5 Kriteria Guilford

Berdasarkan kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas terhadap 38 item instrumen yang valid dengan hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0,929 termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul (Sugiyono, 2020). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, standar deviasi, dan perhitungan persentase.

Menurut (Sugiyono, 2020) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71 – 0,90 Tinggi

3. 0,41 – 0,70 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah

5. <0,20 Sangat Rendah

32

Tabel 3.6 Norma Kategorisasi

Norma/Kriteria Skor Kategori

µ + 1,5 σ < X Sangat Baik µ + 0,5 < X ≤ µ + 1,5 σ Baik µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ Buruk

X ≤ µ - 1,5 σ Sangat Buruk

Keterangan:

X = skor total subjek

µ = Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor minimum

σ = Standard deviation, yaitu lurus jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan standar deviasi

Kategorisasi diatas diterapkan sebagai patokan dalam mengelompokkan tinggi rendah kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 berdasarkan jumlah 38 item yang valid, diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik: 4 x 38 = 152 Skor minimum teoritik: 1 x 38 = 38 Luas jarak: 152 – 38 = 114

Standar deviasi: 114 : 6 = 19 Mean teoritik: (152 + 38) : 2 = 95

Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma

33

kategorisasi kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 yang tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 3.7

Norma Kategorisasi Deskriptif Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2019

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 124<X Sangat Baik µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 105<X≤124 Baik

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 86< X ≤105 Sedang µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 67< X ≤86 Buruk

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤67 Sangat Buruk

Peneliti mencari kategorisasi perolehan skor item kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan N = 82, diperoleh unsur perhitungan skor item sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik: 4 x 82 = 328 Skor minimum teoritik: 1 x 82 = 82 Luas jarak: 328 – 82 = 246

Standar deviasi: 246 : 6 = 41 Mean teoritik: (328 + 82) : 2 = 205

Hasil perhitungan data skor item disajikan dalam kategorisasi skor item kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 yang tersaji dalam tabel berikut:

34

Tabel 3.8

Norma Kategorisasi Skor Item Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 267<X Sangat Baik µ + 0,5 σ < X ≤ µ + 1,5 σ 226<X≤267 Baik

µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5 σ 185< X ≤226 Sedang µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5 σ 144< X ≤185 Buruk

X ≤ µ - 1,5 σ X ≤144 Sangat Buruk

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh setelah menyebarkan kuesioner kemampuan komunikasi interpersonal pada subjek penelitian, maka dapat dilihat gambaran kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 Universitas Sanata Dharma adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Deskripsi Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Sangat Baik 124<X 32 39%

Baik 105<X≤124 47 57,30%

Sedang 86<X≤105 3 3,70%

Buruk 67<X≤86 0 0%

Sangat Buruk X≤67 0 0%

Jumlah 82 100%

Kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:

36

Gambar 4.1

Grafik Hasil Deskripsi Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 32 (39%) mahasiswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori sangat baik, 47 (57,30%) mahasiswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori baik, 3 (3,70%) mahasiswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori sedang dan 0 (0%) mahasiswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori buruk dan sangat buruk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 Universitas Sanata Dharma tergolong pada kategori baik.

39%

57,30%

3,70%

0% 0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk

37

2. Identifikasi item-item kuesioner kemampuan komunikasi interpersonal yang capaian skornya rendah

Berdasarkan perhitungan masing-masing item kemampuan komunikasi interpersonal, maka diperoleh hasil pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Skor Item Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019 Kategori Interval Frekuensi Presentase Nomor Item

Sangat

Baik 267<X 19 50%

4,6,7,8, 13,14,15,16, 17,23,27,29, 31,35,36,37,

39,41,46

Baik 226<X≤267 15 39,50%

9,11,12,18,19,22, 25,30,32,34,38,

42,44,48,50 Sedang 185<X≤226 4 10,50% 26,43,45,47

Buruk 144<X≤185 0 0% -

Sangat

Buruk X≤144 0 0% -

Jumlah 38 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 19 (50%) item yang berada dalam kategori sangat baik, 15 (39,50%) item yang berada dalam kategori baik, 4 (10,50%) item yang berada dalam kategori sedang dan 0 (0%) item yang berada dalam kategori buruk dan sangat buruk.

38 B. Pembahasan

1. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2019

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019 menunjukkan hasil bahwa kemampuan komunikasi interpersonal terindikasi baik. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 mampu memenuhi aspek-aspek individu yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Hal ini seturut dengan Devito (dalam Suranto, 2011) yang menyatakan bahwa terdapat lima aspek atau sikap positif yang perlu dipertimbangkan dalam komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Pertama, di dalam aspek keterbukaan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019 mampu untuk membuka diri, jujur, dan tidak menyembunyikan informasi mengenai dirinya. Kedua, di dalam aspek empati mahasiswa mampu merasakan jika seandainya menjadi orang lain, memahami sesuatu yang dialami orang lain dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Selanjutnya yang ketiga, di dalam aspek sikap mendukung mahasiswa mampu untuk memahami dan mendengarkan guna mendukung terselenggaranya komunikasi secara terbuka. Keempat, di dalam aspek sikap positif

39

mahasiswa mampu memberikan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun orang lain, dan yang kelima di dalam aspek kesetaraan mahasiswa mampu mengakui kepentingan bersama, menganggap sama-sama bernilai, berharga, dan saling memerlukan.

Hal ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Sujarwo, 2017) yang menunjukkan bahwa mahasiswa dan mahasiswi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2015 dan 2016 mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan saling mendukung satu sama lain serta memberikan sikap positif kepada pasangan. Adanya sikap keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan dalam diri setiap mahasiswa akan membuat kemampuan komunikasi interpersonal antar mahasiswa terjalin dengan baik.

Pada masa usia dewasa awal, mahasiswa memiliki tugas baru dalam kehidupannya yaitu bergabung dalam suatu kelompok sosial. Hal ini sangat diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, sehingga mahasiswa sudah cukup mampu untuk berkomunikasi dengan baik, serta menjalin hubungan dalam lingkungan sosialnya. Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Pada masa ini merupakan masa permulaan yang mana seseorang mulai menjalin hubungan yang baik untuk dapat berkomunikasi dalam kelompok sosialnya.

Kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan

40

dan Konseling angkatan 2019 yang terindikasi baik didukung oleh aktivitas perkuliahan mahasiswa di kampus. Peneliti melihat adanya mata kuliah komunikasi antar pribadi membuat mahasiswa belajar untuk saling membuka diri, saling mendengarkan, saling menerima, dan saling memberikan dukungan. Peneliti juga melihat adanya praktik konseling sebagai mata kuliah, membuat mahasiswa mampu untuk belajar saling mendengarkan dan menumbuhkan keterbukaan, baik ketika berperan sebagai konselor maupun konseli ketika sedang melakukan praktik konseling.

Menurut Lunandi (dalam Pantow dkk., 2017), dalam proses komunikasi interpersonal terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, salah satunya yaitu lingkungan sosial.

Kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 yang terindikasi baik dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan sosial. Hal ini berarti, mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik ketika melakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Maka dari itu kemampuan komunikasi interpersonal antar mahasiswa dapat terjalin dengan baik.

Hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal berbeda dengan asumsi peneliti yang diuraikan dalam latar belakang. Menurut Powell (dalam Supratiknya, 1995) terdapat lima taraf dalam komunikasi yaitu, pada taraf kelima adalah basa-basi, taraf

41

keempat yaitu membicarakan orang lain, taraf ketiga yaitu menyatakan gagasan dan pendapat, taraf kedua yaitu hati atau perasaan, dan pada taraf pertama yaitu hubungan puncak. Kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 sudah mencapai pada taraf afeksi (tingkat kedua dan pertama). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 mampu untuk saling mengungkapkan dan menanggapi perasaan, serta saling membuka diri.

Selanjutnya, berdasarkan hasil kategorisasi item kemampuan komunikasi interpersonal, terdapat 4 pernyataan terindikasi sedang.

Karena dari hasil analisis item tidak ada item yang menunjukkan pada kategori buruk dan sangat buruk, maka dipilih 1 item terendah yang terindikasi sedang. Pernyataan “Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang yang sulit dalam merangkai kata” menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019 dalam hal merangkai kata masih kurang baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada aspek yang lain. Berdasarkan hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahwa kurang baiknya kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa dalam hal merangkai kata dapat diminimalisir dengan berlatih menyusun kata sebelum melakukan komunikasi dengan orang lain atau dapat juga memperbanyak berkomunikasi dengan orang lain.

42 C. Implikasi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis skor item dan diperoleh 1 item terendah pada kategori sedang yang mencakup aspek sikap positif, peneliti menjadikan 1 item terendah sebagai dasar dalam penyusunan topik-topik bimbingan. Penyusunan topik-topik bimbingan berguna untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019.

Berikut ini merupakan tabel usulan topik-topik bimbingan:

Tabel 4.3

Usulan Topik-Topik Bimbingan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan

2019

No Item Topik Bimbingan

1

Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang

yang sulit dalam merangkai kata

Menjadi pribadi yang

komunikatif

Bimbingan Klasikal

43 BAB V PENUTUP

Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran peneliti untuk berbagai pihak terkait dalam penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal terindikasi baik. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2019 mampu memenuhi aspek-aspek individu yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan

Berdasarkan analisis capaian skor item instrumen kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2019, tidak ditemukan item yang capaian skornya rendah. Namun peneliti menemukan item “Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang yang sulit dalam merangkai kata”

masuk dalam kategori sedang terendah. Maka dari itu peneliti mengusulkan topik bimbingan “menjadi pribadi yang komunikatif”.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dikerjakan secara maksimal, sistematik, dan telah mengikuti prosedural yang ada. Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin agar penelitian ini mampu mendapatkan hasil yang optimal,

44

namun peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan ketika adanya pandemi covid-19, peneliti merasa kurangnya pengawasan secara langsung kepada subjek penelitian berdampak pada durasi pengambilan data yang memakan waktu cukup lama, dan harus berulang kali mengingatkan serta mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengisian skala kemampuan komunikasi interpersonal.

2. Instrumen kemampuan komunikasi interpersonal belum mengungkap

2. Instrumen kemampuan komunikasi interpersonal belum mengungkap

Dokumen terkait