• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

A. Deskripsi Teoritis

2. Kemampuan Komunikasi Matematik

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan komunikasi matemati merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika.

Secara umum komunikasi di pahami sebagai bentuk aktivitas penyampaian informasi dari pemberi informasi ke penerima informasi. Komunikasi juga merupakan suatu kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berhubungan dengan orang lain. Komunikasipun dapat dikatakan sebuah cara berbagi ide- ide dan memperjelas pemahaman.

William Albiq dalam Roudhonah mengemukakan bahwa “komunikasi adalah proses pengoperan lambang- lambang yang berarti diantara individu- individu”.21 Sedangkan menurut Bereslon dan Steiner “komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, 20Utari Sumarmo, “Pembelajaran keterampilan membaca Matematika pada siswa sekolah Menengah”, Jurnal FPMIPA UPI, 2006, h. 3.

21 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: lembaga Penelitian UIN, 2007), h. 20.

19

keahlian dan lain- lain. Melalui penggunaaan simbol- simbol seperti kata- kata, gambar, angka- angka dan lain- lain”.22

Roudhonah mengatakan bahwa komunikasi memiliki beberapa karakter, salah satunya adalah komunikasi bersifat simbolik yaitu komunikasi yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambang- lambang atau simbol- simbol.23 Dalam berkomunikasi diperlukan alat berupa bahasa. Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.

Cockroft menyatakan bahwa: “We believe that all this perceptions of the usefulness of mathematics arise from the fact that mathematics provide a means of communication which is powerful, concise, and unambiguous.” Pernyataan ini menunjukkan tentang perlunya para siswa belajar matematika dengan alasan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan.24

Menurut Satriawati komunikasi matematika adalah sebuah cara berbagi ide-ide dan memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi ide-ide direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan, dan diubah.25

Komunikasi matematika adalah kemampuan menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, tabel, dan grafik.26 komunikasi dalam matematika atau komunikasi matematik merupakan suatu aktivitas baik fisik maupun mental dalam mendengar, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan dan mendemontrasikan gagasan- gagasan matematika.27

22Ibid., h. 21. 23Ibid., h. 23.

24Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, PPPPTK Matematika, 2009), h. 5-6.

25Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, Algoritma, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika: CeMED, Vol. 1,No. 1, , h. 109.

26Depag, Standar Kompetensi, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan agama Islam, 2004), hal. 222.

27Abdul Muin, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika

siswa SMA”, Algoritma, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika: CeMED, Vol. 1,No. 1, h. 36.

Tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa sangat beragam sesuai dengan jenjang atau tingkat pendidikan. Menurut LACOE (Mahmudi) terdapat beragam bentuk komunikasi matematika, misalnya (1)merefleksikan ide- ide matematika, (2)menghubungankan bahasa sehari- hari dengan bahasa matematika menggunakan simbol, (3)menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan, menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide- ide matematika, (4)menggunkan ide- ide matematika untuk membuat dugaan atau argumen.28

Melalui komunikasi matematika, ide matematika dapat dieksplorasi dalam berbagai perspektif Cara berfikir siswa dapat dipertajam, pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa dapat ditingkatkan. Komunikasi matematika sangat penting karena matematika tidak hanya menjadi alat berfikir yang membantu siswa untuk mengembangkan pola, menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan tetapi juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan pikiran, ide dan gagasan secara jelas, tepat dan singkat. Seorang siswa disamping mampu bernalar dan memecahkan masalah dengan baik sebagai suatu kegiatan atau aktivitas berpikir, maka ia harus mampu mengkomunikasikan kemampuan tersebut secara nyata dalam bentuk lisan dan tulisan.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa Sekolah Menengah Pertama dalam pencapaian Kurikulum. Berkaitan dengan peningkatan kemampuan komunikasi, NCTM menyatakan bahwa program pembelajaran dari TK sampai kelas 12 hendaknya memungkinkan siswa untuk :

a. Mengorganisasi dan mengkonsolidasi pikiran matematika mereka melalui komunikasi (Organize and consolidate their mathematical thinking though communication).

28 Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPMIPA UNHALU: vol. 8, no. 1, 2009, h. 3.

21

b. Mengkomunikasikan pikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman, guru, ataupun orang lain (Communicate their mathematical thinking coherently and clearly to peers, teachers, and others).

c. Menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang digunakan orang lain (Analyze and evaluate the mathematical thinking and strategies of others).

d. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika secara tepat (Use the language of mathematics to express mathematical ideas precisely). 29

Baroody berpendapat bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi, yaitu repres enting, listening, reading, discussing, dan

writing:

a) Representasi (Representing)

konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari 'representing'. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret.

b) Mendengar (Listening)

Siswa dapat menangkap suara dengan telinga kemudian memberi respon terhadap apa yang didengar. Siswa akan mampu memberikan respon atau komentar dengan baik apabila telah mendengar dan menyimak penjelasan dengan baik.

c) Membaca (Reading)

Melalui membaca siswa mengkontruksi makna matematika. Membaca tidak hanya melafalkan sajian tertulis saja, tetapi dengan 29 Shadiq, op. cit., h. 12

menggunakan pengetahuannya, minatnya, nilainya, membaca dapat mengembangkan makna yang termuat didalam teks yang sedang dibaca.

d) Berdiskusi (Discussing)

Merupakan kegiatan pertukaran pemikiran mengenai suatu masalah. Siswa dikatakan mampu berdiskusi dengan baik apabila mempunyai kemampuan membaca, mendengar dan keberanian.

e) Menulis (Writing)

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. 30

Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematik mengandung arti kemampuan siswa dalam matematika yang meliputi kemampuan membaca, menyimak, berdiskusi, menelaah, mengevaluasikan ide, simbol, istilah, serta informasi matematika. Dalam prosesnya siswa dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi fikiran dan penemuan curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan bagi yang lain. Melalui komunikasi matematik siswa diharapkan mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan grafik, tabel atau strategi untuk menjelaskan hasil pemikirannya.

30Wahid Umar,Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika”, Infinity, Jurnal Jurnal Ilmiah Program Study Matematika STKIP: Vol. 1,No. 1, 2012, h. 1- 2

.

23

Mengenai indikator dari komunikasi dijelaskan pada dokumen peraturan dirjen dikdasmen no. 506/C/PP/2004, bahwa komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam mengkomunikasikan gagasan matematika. Menurut dokumen diatas indikator yang menunjukan komunikasi matematik antara lain adalah:

1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.

2. Mengajukan dugaan (conjectures). 3. Melakukan manipulasi matematika.

4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi.

5. Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6. Memeriksa kesahihan suatu argumen.

7. Menemukan pola atau sifat dari geajala matematis untuk membuat generalisasi. 31

Sedangkan menurut Utari Sumarmo kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematika di antaranya adalah:

1) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam idea matematika

2) Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.

3) Menyatakan peristiwa sehari- hari dalam bahasa atau simbol matematika

4) Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika

5) Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan

6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.

7) Menjelaskan dan membuat pernyataan matematika yang telah dipelajari. 32

31 Shadiq, op. cit., h. 14

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa untuk dapat mengetahui apakah siswa telah mampu mengkomunikasikan gagasan matematik dengan baik maka diperlukan suatu tolak ukur. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa diperlukan suatu tolak ukur pula. Adapun beberapa tolak ukur kemampuan komunikasi matematik menurut NCTM yaitu sebagai berikut:

1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual

2) Kemampuan memahami, mengiterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya

3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. 33

Dalam penelitian ini peneliti menfokuskan untuk meneliti kemampuan komunikasi tertulis, dengan indikator kemampuan matematika yang akan di teliti meliputi:

 Menghubungkan benda nyata atau gambar kedalam idea matematika kemudian melakukan perhitungan untuk mendapatkan solusi secara lengkap dan benar.

 Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik.

32 Utari. loc. Cit.

33Darto, “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Dalam Pembelajaran Geometri di Sekolah Dasar”, Prosiding seminar Nasional pendidikan Matematika, 2013, h. 77.

25

Dokumen terkait