BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. Kemampuan Komunikasi Matematis
a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada saat sebuah konsep informasi matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa ataupun siswa mendapatkannya sendiri melalui bacaan, maka saat itu sedang terjadi transformasi informasi dari komunikator kepada komunikan. Respon yang diberikan komunikan merupakan interpretasi komunikan tentang informasi tadi. Kualitas interpretasi dan respon seringkali menjadi masalah istimewa dalam matematika. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu sendiri yang sarat dengan istilah dan simbol. Karena itu, kemampuan komunikasi dalam matematika menjadi tuntunan khusus. Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk : merefleksikan benda benda nyata, gambar, ide, atau grafik;
membuat model situasi atau persoalan menggunakan oral, tertulis, konkrit, grafik dan aljabar; menggunakan keahlian membaca, menulis dan menelaah untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika;
merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan (Fauzan, 2010: 26).
Komunikasi dimaknai sebagai suatu proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui media tertentu untuk tujuan tertentu. Pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi tersebut bisa berupa pengungkapan pikiran, pendapat, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa yang membutuhkan bahasa sebagai medianya (Sanjaya, 2010: 205).
Komunikasi sangat penting dimiliki oleh siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kegunaan matematika itu sendiri. Karena sangat jarang siswa dituntut untuk menyediakan penjelasan dalam pelajaran matematika, sehingga sangat asing bagi mereka untuk berbicara tentang matematika (Roesdiana, 2016:
172).
Lim menyatakan bahwa komunikasi dalam matematika akan membentuk kemampuan siswa dalam menginterprestasikan masalah tertentu kedalam model matematika dan sebaliknya.
Pendapat lain disampaikan De Lange yang menyatakan bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran dalam berbagai cara baik secara lisan, tulisan maupun visual. Jadi, dapat dikatakan bahwa komunikasi matematis adalah pengungkapan pikiran atau gagasan-gagasan matematis dengan menggunakan bahasa matematis.
Komunikasi matematis (mathematical communication) merupakan salah satu dari lima kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika yang ditetapkan dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) yaitu: kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi (representation) (Syarifah, 2017: 5). Jadi komunikasi matematis merupakan salah satu komponen dari
17
kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan lima standar proses NCTM tersebut standar komunikasi lebih ditekankan pada pentingnya dapat berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelaskan konsep-konsep matematika. Manfaat dari belajar berkomunikasi dalam matematika adalah dapat membantu perkembangan interaksi dan pengungkapan ide-ide di dalam kelas karena siswa belajar dalam suasana yang aktif. Hal tersebut dapat terwujud karena cara terbaik untuk berhubungan dengan suatu ide adalah mencoba menyampaikan ide tersebut kepada orang lain.
Kemampuan mengemukakan ide matematika merupakan bagian penting dari standar kemampuan komunikasi matematis yang perlu dimiliki siswa. Meskipun banyak yang mengacu pada komunikasi dalam bentuk lisan, beberapa pembahasan juga mengacu pada kebutuhan siswa untuk berkomunikasi melalui tulisan. Fiona menyatakan bahwa:
“Jika siswa diminta untuk berbagi ide secara lisan kita terbatas untuk melihat berapa banyak siswa yang berpartisipasi dan mendengarkan secara efektif. Sedangkan jika mereka diminta untuk menjelaskan pemahaman dalam bentuk tertulis, guru dan siswa dapat melihat dari berbagai sudut pandang yang lebih besar”. (Mustika, 2010: 3).
Kemampuan komunikasi tertulis dapat berupa kemampuan penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah.
Kemampuan komunikasi matematis tertulis adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma, memecahkan masalah, mengkonstruksi, menjelaskan sajian fenomena dunia
nyata secara grafis, kata-kata, kalimat, persamaan, dan tabel serta kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri (Syarifah, 2017: 5).
Kemampuan komunikasi dapat ditingkatkan melalui lima aspek dalam kegiatan komunikasi matematis, yaitu:
1) Representasi (representing), diartikan sebagai bentuk baru dari hasil translasi suatu masalah atau idea, atau translasi suatu diagram dan model fisik ke dalam simbol atau kata-kata. Ada beberapa bentuk representasi matematika yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal matematika, antara lain melalui:
grafik/gambar (drawing), persamaan aljabar (math expression), dan dengan kata-kata (written texts).
2) Mendengar (listening), dalam proses diskusi aspek mendengar salah satu aspek yang sangat penting, karena kemampuan siswa dalam memberikan pendapat sangat terkait dengan kemampuan mendengarkan topik-topik utama yang didiskusikan.
3) Membaca (reading), kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks, karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan.
4) Diskusi (discussing), merupakan sarana bagi seseorang untuk dapat mengungkapkan dan merefleksikan pikirannya berkaitan dengan materi yang diajarkan.
5) Menulis (writing), kegiatan yang dilakukan dengan sadar bagi seseorang untuk dapat mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Menulis dipandang sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas. Menulis adalah alat yang bermanfaat dari berpikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika sebagai suatu aktivitas yang kreatif (Qohar, 2013).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis tertulis adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma, memecahkan masalah, mengkonstruksi, menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-kata, kalimat, persamaan, dan tabel serta kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. Kemampuan komunikasi matematis merupakan sarana sekaligus target dari pembelajaran matematika di sekolah. Di
19
samping itu, kemampuan komunikasi matematis dapat mengarahkan siswa untuk mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.
b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator komunikasi matematis menurut The National Council of teacher of Mathematics (NCTM) dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.
2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya.
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.
Berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis atau komunikasi dalam matematika ini, Sumarmo memberikan indikator-indikator yang lebih rinci, yaitu:
1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-idematematika.
2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar.
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematik.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dangeneralisasi.
7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari (Syaban, 2009).
Komunikasi dalam matematika mencakup dua hal yaitu komunikasi tertulis dan komunikasi lisan. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika. Indikator kemampuan komunikasi tertulis yaitu:
1) Kemampuan merepresentasikan ide-ide matematis ke dalam model matematika atau tulisan.
2) Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual.
3) Kemampuan menggunakan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap dan benar. (Syarifah, 2017: 7).
Untuk menilai kemampuan komunikasi matematis tertulis, diperlukan indikator komunikasi matematis tertulis yang bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, Indikator komunikasi matematis untuk penelitian ini mengacu kepada indikator dari NCTM (2000) namun diuraikan menjadi lebih sederhana tanpa mengurangi poin–poin penting dalam indikator kemampuan komunikasi matematis tertulis. Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang di gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika melalui tulisan.
2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika dalam bentuk tertulis.
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan dan model-model situasi.
Menurut (Fauzan, 2010: 51) adapun rubrik penskoran kemampuan komunikasi matematis yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
21
Tabel 2.1 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Indikator yang dinilai Reaksi terhadap masalah Skor Kemampuan matematis melalui tulisan.
4
Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah.
3
Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria.
Skor maksimal indikator 1 4
Kemampuan memahami,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis secara tertulis.
Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah.
3
Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria.
Skor maksimal indikator 2 4
Kemampuan dalam notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk
Jawaban benar, sesuai dengan kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah.
3
Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar
2
kriteria.
Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria.
1
Tidak ada jawaban . 0
Skor maksimal indikator 3 4