• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kemampuan Membaca Pemahaman

1. Pengertian Kemampuan Membaca Pemahaman

Puji Santosa, dkk. (2010: 3.20) menjelaskan bahwa membaca pemahaman merupakan lanjutan dari membaca dalam hati, mulai diberikan di kelas 3, membaca tanpa suara dengan tujuan untuk memahami isi bacaan. Pendapat tersebut didukung Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 37) yang mengungkapkan bahwa membaca pemahaman merupakan sub pokok bahasan dari membaca lanjut. Tujuannya agar siswa mampu memahami, menafsirkan, serta menghayati isi bacaan.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1985: 56) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar- standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis serta pola-pola fiksi. Lebih lanjut, Samsu Somadayo (2011: 10) menjelaskan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.

Dalam penelitian ini, kemampuan membaca pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memperoleh makna baik tersurat maupun tersirat dan menerapkan informasi dari bacaan dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Kemampuan membaca pemahaman diketahui dengan melihat pada skor yang diperoleh siswa dengan mengerjakan tes membaca pemahaman. Selain itu, kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini

22

juga diperlukan oleh siswa untuk memahami soal cerita matematika untuk mengetahui skor kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

2. Tujuan Membaca Pemahaman

Sabarti Akhadiah, dkk (1992/1993: 37) mengemukakan tujuan membaca pemahaman adalah agar siswa mampu memahami, menafsirkan, serta menghayati isi bacaan. Melalui pembelajaran membaca pemahaman yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik, siswa tidak saja memperoleh peningkatan dalam kemampuan bahasanya, melainkan juga dalam kemampuan bernalar, kreativitas, dan penghayatannya tentang nilai-nilai moral.

Tujuan utama membaca pemahaman menurut Samsu Somadayo (2011: 11) adalah memperoleh pemahaman. Seorang dikatakan memahami bacaan secara baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis,

b. kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat, c. kemampuan membuat simpulan.

Anderson (Samsu Somadayo, 2011: 12) menyatakan bahwa membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain:

(1) membaca untuk memeroleh rincian-rincian dan fakta-fakta, (2) membaca untuk mendapatkan ide pokok,

(3) membaca untuk mendapatkan urutan organisasi teks, (4) membaca untuk mendapatkan kesimpulan,

(5) membaca untuk mendapatkan klasifikasi, dan

23

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pada dasarnya tujuan membaca pemahaman adalah memperoleh pemahaman terhadap bacaan secara utuh dan menyeluruh meliputi informasi maupun pengetahuan sehingga siswa tidak hanya memperoleh kemampuan berbahasa melainkan juga kemampuan bernalar dan kreativitas yang dapat digunakan untuk menguasai bidang ilmu pada mata pelajaran lain.

Pada penelitian ini, tujuan dari membaca pemahaman yang dilakukan oleh siswa adalah untuk memahami teks soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman. Selain itu, membaca pemahaman juga dilakukan siswa pada pengukuran kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yaitu, pada kegiatan membaca teks soal cerita matematika.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman menurut Farida Rahim (2008: 16) yaitu faktor fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, jenis kelamin, dan kelelahan. Gangguan alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan juga dapat memperlambat kemajuan belajar anak. Secara umum ada hubungan positif antara kecerdasan dengan kemampuan membaca

Faktor lingkungan dapat berupa latar belakang anak di rumah dan faktor sosial ekonomi. Latar belakang anak di rumah dapat berupa sikap yang diberikan orangtua kepada anak, kondisi keharmonisan keluarga, dukungan orang tua terhadap minat belajar anak, dan luasnya pengalaman anak di rumah juga

24

mendukung kemajuan membaca anak. Sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman adalah motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, serta penyesuaian diri. Siswa yang memiliki motivasi dan minat yang tinggi akan memiliki kemampuan membaca yang tinggi.

4. Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman

Burhan Nurgiyantoro (2013: 371) menyampaikan bahwa penilaian kemampuan membaca bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa dalam memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Penilaian yang dilakukan harus mempertimbangkan segi tingkat kesulitan, jenis tes, panjang pendek isi, dan jenis atau bentuk wacana.

a. Bahan Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman

Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman sebaiknya tidak terlalu panjang. Sepuluh butir tes dari tiga atau empat wacana lebih baik daripada hanya dari sebuah wacana panjang. Dengan wacana yang pendek dapat dibuat soal tentang berbagai hal sehingga lebih komprehensif. Wacana pendek yang dimaksud yaitu berupa satu atau dua alenia atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata (Burhan Nurgiyantoro, 2013: 373).

Wacana yang dipergunakan sebagai bahan untuk tes kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini berupa wacana yang berjenis prosa nonfiksi, dialog, teks kesastraan, tabel, diagram, dan iklan. Berbagai wacana tersebut dapat efektif untuk digunakan apabila dimanfaatkan secara tepat (Burhan Nurgiyantoro, 2013: 373). Wacana yang digunakan tidak

25

terlalu panjang. Satu wacana digunakan untuk 2-5 butir soal supaya siswa tidak merasa bosan.

b. Tingkat Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tingkatan tes kemampuan membaca pemahaman menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999: 254) menggunakan taksonomi Bloom. Pendapat ini didukung Burhan Nurgiyantoro (2013: 61), yang membagi jenjang berpikir menjadi dua yaitu jenjang berpikir sederhana (ingatan, pemahaman, penerapan) dan jenjang berpikir kompleks (analisis, sintesis, evaluasi). Untuk itu, kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenjang berpikir ingatan, pemahaman, penerapan dan analisis.

Tes membaca tingkat ingatan, yakni kemampuan menyebutkan kembali fakta yang terkandung dalam wacana. Tes ini meminta siswa untuk menyebutkan, mengenal, atau mengingat kembali fakta atau informasi yang telah ditemukan sebelumnya. Tes membaca tingkat pemahaman, yakni kemampuan memahami wacana, mencari hubungan antar hal, mencari hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana. Tes membaca tingkat penerapan, yakni kemampuan untuk menerapkan pemahamannya pada situasi atau hal yang berkaitan. Misalnya menerapkan atau memberi contoh baru dari suatu konsep, ide, pengertian, atau pikiran yang terdapat di dalam teks. Tes membaca tingkat analisis, yakni menanyakan ide pokok, gagasan, tema, dan makna dari bacaan.

26

Dokumen terkait