• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas

Kemampuan menulis sangat dibutuhkan oleh seseorang karena dengan menulis seseorang akan dengan mudah menuangkan gagasan atau ide dalam tulisannya. Dalman (2012: 1) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat

atau medianya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu: 1) penulis sebagai penyampai pesan, 2) pesan atau isi tulisan, 3) saluran atau media yang berupa tulisan, dan 4) pembaca sebagai penerima pesan.

Lebih lanjut, menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetisi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Secara prinsip, kegiatan menulis tidak berbeda dengan kegiatan berbicara, kegiatan menghasilkan bahasa dan mengkomunikasikan pikiran secara tertulis. Kegiatan menulis adalah suatu proses menurunkan lambang-lambang grafis dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, dan perasaan kepada pembaca melalui media bahasa berupa tulisan. Tulisan yang baik dapat dimengerti dan dipahami isi gagasan atau buah pikirannya oleh pembaca (Nurgiyantoro, 2013: 422).

Kemampuan menulis merupakan salah satu kegiatan kreatif. Tabroni (2007: 42) menyatakan, “Menulis adalah salah satu bentuk aktivitas kreatif”. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurjamal, dkk. (2011: 69), menulis merupakan proses kreatif untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain (Marwoto, dkk., 2012: 12).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai medianya. Menulis merupakan kemampuan kreatif seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain.

f) Fungsi Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis memainkan peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat yang paling tinggi sekalipun. Menulis dapat mencerminkan apa yang diketahui oleh pembelajar, apa yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang telah mereka pelajari. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa berpikir.

Fungsi menulis antara lain: 1) peningkatan kecerdasan, 2) pengembangan daya inisiatif dan kreatif, 3) penumbuhan keberanian, dan 4) pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Dalman, 2012: 2). Selain itu, aktivistas menulis memiliki beberapa manfaat lain, yaitu untuk membiasakan diri berpikir sistematis, membagi keahlian (pengetahuan, kemampuan, dan sikap) dengan orang lain, media pelepas stres yang menyehatkan, dan menghindarkan diri dari aktivitas negatif (Leo, 2010: 2).

Selanjutnya, Enre (1988: 6) menyebutkan fungsi menulis sebagai berikut. 1) Menulis menolong kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui.

tersebut dan membantu kita membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam bawah sadar.

2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari pertalian, dan menarik perasaan (analogi) yang tidak akan pernah terjadi seandainya kita tidak mulai menulis. 3) Menulis membantu mengorganisasikan pikiran kita dan menempatkannya

dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri.

4) Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi. 5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.

6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual sehingga ia dapat diuji.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menulis selain sebagai alat komunikasi tidak langsung, juga berfungsi sebagai sarana untuk menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui, membantu berpikir kritis, mengorganisasi pikiran secara sistematis, meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, serta membantu menyelesaikan masalah.

g) Tujuan Menulis

Menulis bukan hanya sekadar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antarparagraf, dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca

(Alwasilah, 2013: 43). Tujuan kegiatan menulis adalah untuk menyebarkan ide atau gagasan, memengaruhi orang lain, menyalurkan aspirasi, dan mendapatkan imbalan (Tabroni, 2007: 50).

Tujuan menulis merupakan respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembacanya. Hartig (via Sunarti dan Anggraini, 2009: 89) merangkum tujuan penulisan sebagai berikut.

1) Assignment purpose (tujuan penugasan)

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku).

2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca; menghindarkan kedukaan pembaca; ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya; ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak

sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

5) Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada pembaca.

6) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Akan tetapi,

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya

dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Selanjutnya, Suparno dan Yunus (2008: 37) menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam, yaitu 1) menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar; 2) membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan; 3) menjadikan pembaca beropini; 4) menjadikan pembaca mengerti; 5) membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan; dan 6) membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nilai estetika.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat dipahami bahwa seseorang memiliki tujuan ketika melakukan kegiatan menulis. Ada banyak tujuan menulis yang ingin dicapai seseorang. Tujuan seseorang menulis antara lain untuk menuangkan ide, gagasan, dan ilmu; menyalurkan aspirasi; penugasan; pernyataan diri; menginformasikan sesuatu; memengaruhi orang lain; menghibur; mendapat imbalan; dan mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat. Selain itu, seseorang menulis juga untuk melibatkan pembaca untuk berpikir kritis, beropini, memecahkan masalah, serta menghayati nilai-nilai yang disampaikan

h) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Menulis

Kemampuan menulis tidak didapat secara instan atau bakat murni, tetapi dipengaruhi oleh faktor tertentu. Suyatinah (2005: 406) berpendapat bahwa selain menguasai tata bahasa dan teori menulis, kemampuan menulis diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan latihan. Kemampuan menulis akan terus berkembang diimbangi dengan proses latihan yang tekun.

Selain itu, kemampuan menulis dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas usia, kepribadian, motivasi, pengalaman, kognisi, dan bahasa pertama yang dikuasai. Faktor eksternal berkaitan dengan situasi belajar. Faktor eksternal meliputi kurikulum, budaya, status, dan motivasi (Rico, 2014: 69). Dengan demikian, kemampuan menulis tidak hanya mengandalkan teori menulis dan tata bahasa, tetapi diperlukan kemampuan bernalar dan latihan yang tekun untuk mendapatkan tulisan yang bagus.

3. Teks Eksposisi

a) Pengertian Teks Eksposisi

Eksposisi merupakan salah satu jenis karangan yang harus dikenalkan kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya (Kemendikbud, 2015: 53).

Karangan eksposisi dimaksudkan untuk memaparkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari kajian pustaka atau lapangan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang suatu hal. Namun demikian, karangan ini tidak dimaksudkan untuk memengaruhi pembaca, karangan ini hanya memaparkan pengetahuan saja agar wawasan pembaca tentang suatu hal dapat bertambah (Dalman, 2012: 119).

Keraf (1995: 7-8) menambahkan bahwa eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek. Tujuan dari penulisan eksposisi adalah untuk memberitahu, mengupas, mengurai, atau menerangkan sesuatu. Penulis eksposisi menyajikan tulisannya dengan tujuan untuk menyampaikan pernyataan yang lengkap dan

dapat dipercaya mengenai suatu objek. Penulis tidak berusaha untuk memengaruhi atau menggerakkan pembaca, dan tidak berusaha memberi kesan.

Dalam tulisan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan adalah pemberitahuan dan informasi. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Ahmadi, dkk (1981: 7), bahwa tujuan utama penulisan paragraf eksposisi itu hanya untuk membagikan informasi dan tidak sama sekali untuk mendesakkan atau memaksakan orang lain untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang sahih. Untuk itu, biasanya tulisan eksposisi dapat disebut sebagai wacana informatif. Hal atau sesuatu yang diinformasikan dalam tulisan eksposisi itu bisa berupa hal-hal berikut.

1) Data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu bekerja, tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan, dan sebagainya.

2) Suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta. 3) Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang

khusus asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.

Alwasilah (2013: 111) mendefinisikan teks eksposisi sebagai tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Dalam paragaf eksposisi, penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini teks eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Dalam paragaf eksposisi, penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Penulis tidak berusaha untuk memengaruhi atau menggerakkan pembaca dan tidak berusaha memberi kesan. Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan yang diperkuat dengan alasan-alasan yang logis. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

b) Tujuan Teks Eksposisi

Setiap teks eksposisi memiliki tujuan tertentu yang merepresentasikan tujuan dari penulis sekaligus membedakannya dari jenis tulisan lain. Eti (via Dalman, 2012: 120) menyebutkan empat tujuan karangan eksposisi sebagai berikut.

1) Memberi informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang objek, meskipun pembaca belum pernah mengalami atau mengamati sendiri, tanpa memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau informasi.

2) Memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3) Menyajikan fakta dengan gagasan yang disusun sebaik-baiknya sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

4) Digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu, memberikan petunjuk mencapai atau mengerjakan sesuatu, menguraikan proses, dan menerangkan pertalian antara satu hal dengan hal yang lain.

c) Ciri-Ciri Teks Eksposisi

Karangan eksposisi merupakan karangan yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada pembacanya. Dalam hal ini karangan eksposisi memiliki ciri-ciri yang dipaparkan oleh beberapa ahli. Hasani (2005: 31) berpendapat bahwa ciri-ciri karangan eksposisi antara lain 1) penjelasannya bersifat informatif; 2) pembahasan masalahnya bersifat objektif; 3) penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada); dan 4) pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran.

Selanjutnya, Mariskan (via Dalman, 2012: 120) menyebutkan ciri-ciri teks eksposisi sebagai berikut.

1) Paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, dan keyakinan.

2) Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka, statistik, peta, atau grafik.

3) Paparan memerlukan analisis dan sintesis.

4) Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, penelitian, sikap, dan keyakinan.

5) Paparan menjauhi sumber daya khayal.

6) Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang informatif dengan kata-kata yang denotatif serta penutup paparan berisi penegasan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, diketahui bahwa ciri-ciri teks eksposisi antara lain penjelasannya bersifat informatif, objektif, disertakan dengan bukti- bukti yang konkret, dan logis. Selain itu, teks eksposisi berisi pendapat, argumen, dan gagasan yang memerlukan analisis dan sintesis.

d) Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan jenis teks yang mengedepankan sudut pandang dan memberikan bukti yang mendukung (Knapp dan Watkins, 2005: 191). Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi 1) tesis atau pernyataan pendapat, 2) argumentasi, dan 3) penegasan ulang pendapat. Struktur teks eksposisi tampak pada gambar 2 berikut.

Gambar 2: Struktur Teks Eksposisi

Tahap pertama dalam penulisan teks eksposisi diawali dengan memaparkan tesis. Tesis merupakan bagian awal dari struktur teks eksposisi yang isinya berupa sudut pandang atau pun pendapat penulis pada masalah yang diangkat. Tesis ini nantinya akan diperkuat dengan adanya argumentasi untuk

Struktur Teks Eksposisi Tesis/Pernyataan Pendapat Argumentasi Penegasan Ulang Pendapat

memberikan pemahaman kepada pembaca. Pada teks eksposisi, tesis disebutkan di bagian awal dan di bagian akhir kembali dijelaskan berupa penegasan ulang dari masalah yang diangkat pada tesis.

Tahap kedua, diisi oleh argumentasi yang berisi tentang penjelasan secara lebih mendalam dari tesis yang kebenarannya diakui penulis melalui fakta-fakta yang terdapat pada argumen ini. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara.

Tahap ketiga yaitu penegasan ulang pendapat. Penegasan ulang pendapat berupa penjelasan kembali atas tesis yang telah disampaikan yang didasarkan pada fakta-fakta yang telah dijabarkan penulis pada argumentasi. Bagian ini bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat. Penegasan ulang pendapat biasanya terdapat pada bagian akhir teks eksposisi.

e) Syarat Menulis Teks Eksposisi

Pada hakikatnya sebuah teks eksposisi berusaha untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai objek yang digarapnya. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, pengarang yang akan menulis sebuah teks eksposisi harus memenuhi beberapa syarat. Syarat menulis teks eksposisi menurut Keraf (1981: 6), yaitu 1) pengarang harus mengetahui tentang subjek atau topik garapannya dan 2) kemampuan untuk menganalisis persoalan secara jelas dan konkret.

f) Metode Menulis Teks Eksposisi

Karangan eksposisi sebagai suatu bentuk karya merupakan hasil pikiran dan ide-ide seseorang mengenai suatu hal yang kemudian dituangkan melalui tulisan. Dalam penuangan ide-ide menjadi sebuah karangan eksposisi, setiap orang dapat mempunyai cara yang berbeda-beda. Kemampuan untuk menganalisis persoalan secara jelas dapat diperoleh salah satunya melalui metode. Keraf (1981: 7) mengemukakan enam metode yang digunakan dalam menulis karangan eksposisi sebagai berikut.

1) Metode Identifikasi

Identifikasi merupakan suatu metode dalam menulis eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan: Apa itu? Siapa itu?. Metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek sehingga para pembaca atau pendengar lebih mengenal objek tersebut. Tujuan dari metode ini yaitu dengan menyajikan semua ciri atau tanda pengenal tersebut, diharapkan objek lebih dikenal oleh para pembaca. Dalam proses penyajian eksposisi menggunakan metode identifikasi, pertama-tama pengarang harus mampu membuat perincian yang teratur dan cermat mengenai objek, perincian dapat berupa kerangka karangan.

2) Metode Perbandingan

Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek dengan menggunakan dasar-dasar tertentu. Dalam metode perbandingan, tujuan utamanya adalah membicarakan sesuatu yang

dianggap belum diketahui pembaca dengan membandingkannya dengan hal lain yang dianggap sudah diketahui pembaca.

3) Metode Ilustrasi

Ilustrasi merupakan suatu metode untuk mengadakan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau gagasan umum. Metode ilustrasi sering digunakan dalam karangan eksposisi karena menunjukkan contoh-contoh yang nyata dan konkret. Dalam menggunakan metode ilustrasi, pengarang harus memperhatikan contoh-contoh yang digunakan, yaitu contoh yang digunakan harus bersifat langsung dan meyakinkan.

4) Metode Klasifikasi

Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas sehingga dapat dilihat hubungannya ke samping, ke atas, dan ke bawah. Klasifikasi berbeda dengan pembagian. Klasifikasi bukan hanya membagi sekelompok barang atau orang menjadi beberapa kelompok tanpa disertai dengan ciri yang khusus. Klasifikasi merupakan sebuah metode untuk menjangkau bermacam-macam subjek ke dalam suatu pertalian yang jelas dan masuk akal, menempatkan sebuah subjek dalam hubungan dengan sebuah sistem, dan memberi sebuah konteks yang logis kepada suatu barang.

5) Metode Definisi

Berdasarkan sifat dan strukturnya, definisi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu a) definisi nominal, mencakup definisi berupa sinonim kata, definisi kamus, dan definisi etimologi kata, b) definisi logis atau formal, yaitu definisi yang disusun dengan menggunakan syarat-syarat formal yang biasanya berbentuk

kalimat, dan c) definisi luas, yaitu definisi formal yang diperluas sehingga minimal berbentuk satu alinea. Metode definisi sebagai suatu upaya untuk menulis karangan eksposisi menggunakan definisi luas karena definisi luas merupakan pengembangan dari definisi formal.

6) Metode Analisis

Analisis adalah suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-komponennya. Analisis dapat dibagi menjadi empat, yaitu analisis bagian, analisis fungsional, analisis proses, dan analisis kausal.

Gambar 3: Metode Menulis Eksposisi

g) Perbedaan Eksposisi dan Argumentasi

Teks eksposisi memiliki persamaan dengan teks argumentasi, yaitu sama- sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan; sama-sama memerlukan fakta dan analisis dalam pembahasan. Oleh karena penelitian ini berusaha

Identifikasi

Jawaban atas

pertanyaan: Apa itu? Siapa itu? penyebutan ciri suatu objek.

Metode Menulis Teks Eksposisi Definisi 1. Definisi nominal 2. Definisi logis 3. Definisi luas Klasifikasi Penempatan barang- barang dalam suatu sistem kelas sehingga dapat dilihat ke samping, ke atas, ke bawah.

Analisis

Cara untuk membagi- bagi subjek ke dalam komponen-

komponennya.

Perbandingan

Cara untuk

menunjukkan kesamaan dan perbedaan antara dua objek.

Ilustrasi

Cara untuk mengadakan gambaran atau

penjelasan khusus dan konkret atas satu gagasan umum.

mengukur kemampuan menulis teks eksposisi sehingga perlu adanya batas pembeda antara keduanya. Keraf (1981: 4-5) mengemukakan perbedaan eksposisi dan argumentasi dalam lima hal berikut.

1) Tujuan

Eksposisi hanya berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan, sebaliknya argumentasi berusaha untuk membuktikan kebenaran dari suatu pokok persoalan.

2) Keputusan Pembaca

Dalam tulisan eksposisi, penulis menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada pembaca. Pembaca yang mengolah apa yang disampaikan penulis tidak menjadi masalah karena penulis hanya bermaksud untuk menyalurkan apa yang ada di pikirannya dan orang lain sudah mengetahui hal itu. Sebaliknya, dalam argumentasi, penulis ingin mengubah pandangan pembaca. Ia berusaha agar pembaca percaya akan uraiannya dan sekaligus meninggalkan pendapat mereka yang lama dan menerima pendapat yang baru. Penulis selalu mengharapkan sesuatu yang pasti, yaitu pembaca akan sependapat dengan penulis.

3) Gaya Penulisan

Tulisan eksposisi cenderung menggunakan gaya yang bersifat informatif, yaitu gaya yang berusaha sejelas mungkin untuk menguraikan objeknya sehingga pembaca dapat menangkap apa yang dimaksud penulis. Sementara itu, argumentasi menggunakan gaya penulisan yang bersifat meyakinkan. Gaya ini sangat diperlukan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran uraian penulis

sehingga dalam argumentasi tidak boleh ada kesan keragu-raguan mengenai persoalan yang dikemukakan.

4) Gaya Bahasa

Gaya penulisan yang dipakai juga memengaruhi bahasa dan gaya bahasa yang digunakan penulis dalam tulisannya. Bahasa yang digunakan dalam eksposisi adalah bahasa berita tanpa rasa subjektif dan emosional. Penulis sama sekali tidak berusaha untuk membangkitkan emosi pembaca. Sebaliknya, bahasa argumentasi bersifat rasional dan objektif. Sebenarnya perbedaan yang dikemukakan di sini menjadi kabur karena „tanpa rasa subjektif dan emosional‟

juga dapat diartikan sebagai „objektif‟. Hanya saja, dalam hal ini yang

membedakan tulisan eksposisi dan argumentasi terletak pada derajat objektivitasnya.

5) Cara Menggunakan Fakta

Fakta-fakta dalam eksposisi dipakai sebagai alat konkretisasi, yaitu membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan itu lebih konkret. Sebaliknya, fakta dalam argumentasi jelas atau nyata (eviden), yaitu bahan pembuktian sehingga kelemahan dalam menyodorkan fakta dan merangkaikan fakta akan menggagalkan usaha penulis untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca.

4. Kemampuan Menulis Teks Eksposisi

Kemampuan menulis teks eksposisi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menulis teks eksposisi dengan memperhatikan struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi. Kemampuan menulis teks eksposisi diperoleh

dan dikuasai melalui ketekunan dalam berlatih dan praktik. Menulis teks eksposisi membutuhkan skemata/pengetahuan awal. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan digunakan dalam menulis teks eksposisi.

Kemampuan menulis teks dapat diukur dengan menggunakan tes, yaitu tes objektif dan tes menulis langsung. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui

Dokumen terkait