METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian
G. Jadwal Kegiatan Penelitian
2. Kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus, aspek kemampuan tersebut adalah kemampuan menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah tinta pasta, mencetak dan hasil cetak. Akan dibahas satu per satu di bawah ini :
a. Kemampuan menutup screen dengan okasol
Menutup screen dengan okasol adalah proses menuangkan obat afdruk yakni okasol yang telah dicampur katalis di kedua sisi permukaan screen menggunakan rakel. Tujuannya agar permukaan screen tersebut dapat terolesi obat afdruk dengan tipis dan rata sehingga tercapai klise dengan kualitas yang baik. Dalam tahapan ini peserta didik cukup kesulitan untuk mencapai skor maksimal. Dari data-data yang telah disajikan pada bagian hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam aspek menutup screen dengan okasol setelah dilakukan tiga kali tes praktik, rata-rata atau sebagian besar peserta didik mendapat predikat nilai baik.
Hal demikian karena peserta didik telah menjalani ekstrakurikuler ini sebanyak 8 kali pertemuan, mereka telah terbiasa melakukan kegiatan tersebut, meskipun demikian masih ada hambatan para peserta didik dalam menutup screen dengan okasol yaitu, mereka sulit mengoles okasol pada screen dengan rata karena bahan okasol sangat encer sehingga ketika bagian screen yang terkena okasol tidak segera di oles maka okasol tersebut segera menetes berjatuhan di lantai. Untuk
mengatasi hambatan ini pendidik atau Pembina ekstrakurikuler memperbanyak latihan mengoles screen pada peserta didik.
b. Kemampuan Mengafdruk
Mengafdruk adalah proses memindahkan gambar desain dari film ke screen. Tujuannya adalah agar screen dapat tembus oleh tinta sesuai dengan desain dari film. Dari data-data yang telah disajikan pada bagian hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam aspek mengafdruk setelah dilakukan tiga kali tes praktik, rata-rata atau sebagian besar peserta didik mendapat predikat nilai baik. Hal ini dikarenakan peserta didik hanya perlu menempelkan film ke screen dengan mengoleskan minyak kelapa lalu disinari dengan lampu di media meja rekam selama 13 menit.
Untuk memudahkan mengukur masa afdruk, para peserta didik menggunakan handphone (sebagai alat penghitung) sehingga mudah bagi mereka mencapai masa penyinaran yang tepat. Inilah yang menjadikan kemampuan afdruk peserta didik relatif baik.
c. Kemampuan mengolah tinta pasta
Mengolah tinta pasta adalah proses mencampurkan pasta rubber dengan konsentrat warna. Tujuannya adalah agar pasta yang akan dicetak sesuai warnanya dengan warna pada desain, selain itu ialah agar pasta tidak terdapat gumpalan dan rata kekentalannya. Dari data-data yang telah disajikan pada bagian hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam aspek mengolah tinta pasta setelah dilakukan tiga kali tes praktik, rata-rata atau sebagian besar peserta didik mendapat predikat nilai baik. Namun
meskipun demikian pada proses tersebut beberapa peserta didik saat tes pertama masih kesulitan dalam menghasilkan pasta yang belum rata kekentalannya, warna yang belum tepat dan pasta yang terlalu encer. Hal ini karena peserta didik belum terbiasa dalam pencampuran warna. Dalam mengatasinya pembina menampilkan video-video tentang cara pencampuran warna pada lcd proyektor, serta gambar komposisi model warna.
d. Kemampuan mencetak
Mencetak dalam hal ini adalah mencetak dalam teknik sablon adalah proses mendorong dan menekan tinta pasta dari kain screen agar menempel pada media kain. Dari data-data yang telah disajikan pada bagian hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam aspek mencetak setelah dilakukan tiga kali tes praktik, rata-rata atau sebagian besar peserta didik mendapat predikat nilai baik. Pada tes praktik yang pertama peserta didik terlihat sangat kaku dalam memegang rakel, demikian pula saat menarik tinta pasta menggunakan rakel. Sehingga hasil cetak pada tes praktik yang pertama relatif kurang memuaskan, indikasinya ketika mereka menarik rakel tinta pasta belum tembus pada media cetak kain, sehingga mereka mesti melakukannya berulang-ulang. Untuk tes praktik yang kedua kemampuan peserta didik sudah mulai meningkat meskipun belum terlalu signifikan. Pada tahap ini sebagian peserta didik telah mengerti mengendalikan tinta pasta agar dapat tembus dengan rata pada media kain dengan menarik rakel. Demikian pula pada tes praktik yang ketiga belum terlihat kemajuan seperti yang diharapkan. Dalam hal kemampuan mencetak menggunakan rakel memang cukup sulit, dibutuhkan
pengalaman bagi peserta didik untuk bisa memahami cara mencetak yang benar.
Peserta didik mesti memahami cara pegang rakel, pemahaman tentang tekstur permukaan kain screen hingga cara menggiring tinta pasta pada seluruh permukaan screen yang tembus.
e. Hasil cetak
Hasil cetak adalah kualitas tingkat maupun taraf kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya cetak tembus. Hasil karya cetak tembus ini sangat dipengaruhi oleh proses-proses sebelumnya yaitu, menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah tinta pasta hingga mencetak kain yang ingin dicetak.
Penilaian hasil cetak didasarkan pada kerataan tekstur permukaan sablon pada kain dan tingkat kehalusan hasil sablon peserta didik. Dari data-data yang telah disajikan pada bagian hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam aspek mencetak setelah dilakukan tiga kali tes praktik, rata-rata atau sebagian besar peserta didik mendapat predikat nilai baik. Hasil sablon peserta didik, meskipun di tahap sebelumnya yaitu dalam hal kemampuan mencetak sebagian besar peserta didik menarik rakel secara berulang-ulang namun mampu menghasilkan hasil cetak yang mayoritas baik.