• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BERKARYA TEKNIK SABLON (CETAK SARING) KELAS EKSTRAKURIKULER SMP PERGURUAN ISLAM KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN BERKARYA TEKNIK SABLON (CETAK SARING) KELAS EKSTRAKURIKULER SMP PERGURUAN ISLAM KOTA MAKASSAR"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN BERKARYA TEKNIK SABLON (CETAK SARING) KELAS EKSTRAKURIKULER

SMP PERGURUAN ISLAM KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Muhammad Adnan Hidayat

105410 0315 10

PENDIDIKAN SENIRUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

i

Jangan menginginkan yang terbaik, namun mari berikanlah yang terbaik.

Ini adalah sebuah kebenaran bahwa anda bisa sukses luar biasa apabila anda membantu orang lain untuk juga merasakan kesuksesan.

Tuhan,

Mohon sehatkanlah ibu dan ayahku,

Bahagiakanlah mereka dengan studiku yang lancar, Dan mendapatkan pekerjaan yang baik.

Tuhan,

Indahkanlah kehidupanku hari ini, esok, sampai ke

masa depanku yang panjang dan penuh berkah.

(3)

ii

Ekstrakurikuler Pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muh. Faisal S.Pd.,M.Pd dan pembimbing II Drs. Muhammad Rapi M.Pd. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kemampuan berkarya teknik sablon para peserta didik, metode apa yang digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar dan faktor apa yang menghambat dan mendukung dalam proses berkarya teknik sablon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik menciptakan karya sablon, untuk mengetahui metode pembelajaran dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses berkarya sablon.

Sasaran Penelitian ini Adalah Pendidik dan semua peserta didik kelas ekstrakurikuler teknik sablon SMP perguruan islam kota makassar tahun ajaran 2014/2015 yang jumlahnya 15 orang. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes praktik, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian yakni pada umumnya siswa SMP Perguruan Islam Kota Makassar telah mampu dalam menciptakan karya cetak sablon, Faktor penghambat dalam kegiatan ektrakurikuler teknik sablon ialah, kondisi peserta didik yang sudah lelah saat mengikuti kelas ekstrakurikuler. Faktor pendukung dalam kegiatan ektrakurikuler teknik sablon ialah tersedianya studio atau ruang khusus untuk kelas ekstrakurikuler ini dan tersedianya alat dan bahan di studio tersebut.

(4)

iii

Segala puji milik Allah SWT. Yang Maha Mengatur lagi Maha bijaksana, Yang Maha Penyayang lagi Maha dermawan, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. serta keluarga yang mulia, sahabatnya tercinta, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi, yang berjudul

“:Kemampuan Berkarya Teknik Sablon Kelas Ekstrakurikuler Pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan terima kasih, kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muhammad Amin Massaniga dan Ibunda tersayang Baji yang tidak pernah sedikitpun melewatkan hidupnya untuk mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan do’anya yang begitu tulus selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai dengan do’a.

Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi motivasi kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan

berkah dari Allah SWT. sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Selaku Dekan Fakultas Keguruan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(5)

iv

4. Bapak Muhammad Thahir, S.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar..

5. Bapak Muh. Faisal S.Pd.,M.Pd. Selaku Pembimbing I.

6. Bapak Drs. Muhammad Rapi, M.Pd. Selaku Pembimbing II.

7. Bapak Drs. Mardju Chair, SE. selaku Kepala Sekolah SMP Perguruan Islam Kota Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta keluarga besar SMP Perguruan Islam Kota Makassar yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.

8. Saudara kandung tercinta, Muh. Aulia Rakhmat, Muhammad Fajar Ilham Dan St. Inayah Nurhidayanti terima kasih atas do’a dan dukungannya.

9. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.

10. Teman- teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Muh. Syahrul Sabri, Agraria, Wahyuni, Astutianti, Muhlis, Arfah, Sepupu Ari, Sepupu Akram, Sepupu Musliadi, anto dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaanya serta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

(6)

v

merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.

Wahai Rab, terimalah segala usaha Hamba engkaulah Maha mendengar dan Maha mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang belipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulsan ini.

Makassar,… Mei 2015

Penulis

(7)

vi

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

SURAT PERNYATAAN v

SURAT PERJANJIAN vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii

ABSTRAK viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTARDIAGRAM xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tinjauan Pustaka 6

1. Pengertian Kemampuan 6

2. Pengertian Berkarya 7

(8)

vii

B. Kerangka Pikir 9

BAB III METODE PENELITIAN 11

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 11

B. Variabel dan Desain Penelitian 12

1. Variabel Penelitian 12

2. Desain Penelitian 12

C. Definisi Operasional Variabel 13

D. Sasaran Penelitian 14

E. Teknik Pengumpulan Data 14

1. Observasi 14

2. Wawancara 15

3. Dokumentasi 15

4. Tes Praktik 15

F. Teknik Analisis Data 17

G. Jadwal Kegiatan Penelitian 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 21

A. Hasil Penelitian 21

1. Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam 21 2. Data Hasil Tes Praktik Teknik Sablon 22

a. Hasil Tes Pertama 23

b. Hasil Tes Kedua 28

(9)

viii

a. Rekapitulasi Skor Menutup Screen Dengan Okasol 38

b. Rekapitulasi Skor Mengafdruk 39

c. Rekapitulasi Skor Mengolah Tinta Pasta 40

d. Rekapitulasi Skor Mencetak 41

e. Rekapitulasi Skor Hasil cetak 42

4. Data Hasil Non Tes 43

a. Hasil Observasi 43

b. Hasil Wawancara 44

c. Hasil Dokumentasi 47

B. Pembahasan 52

1. Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam 52 2. Kemampuan Peserta Didik Menerapkan Teknik Sablon 53 a. Kemampuan menutup screen dengan okasol 53

b. Kemampuan mengafdruk 54

c. Kemampuan meolah tinta pasta 54

d. Kemampuan Mencetak 54

e. Hasil cetak 56

3. Metode Pembelajaran Teknik Sablon Kelas Ekstrakurikuler 57

a. Metode Ceramah 57

b. Metode Demonstrasi 57

c. Metode Tutor Sebaya 58

(10)

ix

b. Faktor Pendukung 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61

A. Kesimpulan 61

B. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64

LAMPIRAN 66

(11)

x

Gambar. 1 Skema Kerangka Pikir Penelitian 10

Gambar. 2 Lokasi Penelitian 11

Gambar. 3 ` Skema Desain Penelitian 13

Gambar. 4 Desain Tes Praktik 1 16

Gambar. 5 Desain Tes Praktik 2 16

Gambar .6 Desain Tes Praktik 3 16

Gambar. 7 Peserta Didik Mendengarkan Penjelasan Pembina 47 Gambar. 8 Peserta Didik Menuangkan Okasol 48 Gambar. 9 Peserta Didik Mengeringkan Screen 48 Gambar.10 Peserta Didik Mengafdruk Screen 49 Gambar. 11 Peserta Didik Mengolah Tinta Pasta 50

Gambar. 12 Peserta Didik Mencetak Gambar 50

Gambar. 13 Peserta Didik Memperlihatkan Hasil Karyanya 51

Gambar. 14 Foto Proses Pembelajaran 74

Gambar. 15 Foto Peserta Didik Mengoleskan Okasol 76 Gambar. 16 Foto Peserta Didik Mengeringkan Screen 77 Gambar. 17 Foto Peserta Didik Menempelkan Klise 78

Gambar. 18 Foto Peserta Didik Mengafdruk 79

Gambar. 19 Foto Peserta Didik Membersihkan Sisa Okasol 80 Gambar. 20 Foto Peserta Didik Mengolah Pasta 81

Gambar. 21 Foto Peserta Didik Mencetak 82

(12)

xi

Gambar. 24 Foto Hasil Cetak (Andi Megawati) 85

Gambar. 25 Foto Hasil Cetak (Arya Jauri) 86

Gambar. 26 Foto Hasil Cetak (Dian Putri Pertiwi) 87

Gambar. 27 Foto Hasil Cetak (Farhani Angge) 88

Gambar. 28 Foto Hasil Cetak (Hasim Yampapy) 89 Gambar. 29 Foto Hasil Cetak (M. Angga Julianto) 90

Gambar. 30 Foto Hasil Cetak (M. Arif Rate) 91

Gambar. 31 Foto Hasil Cetak (M. Bangsawan) 92

Gambar. 32 Foto Hasil Cetak (M. Assegaf M) 93

Gambar. 33 Foto Hasil Cetak (Muh. Rijal Afandi) 94

Gambar. 34 Foto Hasil Cetak (Muh. Syahrul) 95

Gambar. 35 Foto Hasil Cetak (Nanda Sari) 96

Gambar. 35 Foto Hasil Cetak (Samsuddin) 97

(13)

xii

Tabel. 1 Jadwal Penelitian 20

Tabel. 2 Hasil Penilaian Kemampuan Menerapkan Teknik Sablon 23 Tabel. 3 Hasil Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Tes Pertama 26 Tabel. 4 Hasil Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Tes Kedua 28 Tabel. 5 Hasil Penilaian Akumulasi Teknik Sablon Tes Kedua 31 Tabel. 6 Hasil Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Tes Ketiga 33 Tabel. 7 Hasil Penilaian Akumulasi Teknik Sablon Tes Ketiga 36 Tabel. 8 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Pertama, Kedua, Ketiga Pada Aspek

Menutup Screen Dengan Okasol 38

Tabel. 9 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Pertama, Kedua, Ketiga Pada Aspek

Mengafdruk 39

Tabel. 10 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Pertama, Kedua, Ketiga Pada Aspek

Mengolah Tinta Pasta 40

Tabel. 11 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Pertama, Kedua, Ketiga Pada Aspek

Mencetak 41

Tabel. 12 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Pertama, Kedua, Ketiga Pada Aspek

Hasil Cetak 42

(14)

xiii

Diagram. 1 Hasil Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Dalam Berkarya Cetak

Tembus Pada Tes Praktik Pertama 25

Diagram. 2 Hasil Akumulasi Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Dalam Berkarya Cetak Tembus Pada Tes Praktik Pertama 27 Diagram. 3 Hasil Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Dalam Berkarya Cetak

Tembus Pada Tes Praktik Kedua 30

Diagram. 4 Diagram Hasil Akumulasi Penilaian Menerapkan Teknik Sablon Dalam Berkarya Cetak Tembus Pada Tes Praktik Kedua 32 Diagram. 5 Diagram hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya

cetak tembus pada tes praktik ketiga 35 Diagram. 6 Diagram Hasil Akumulasi Penilaian Menerapkan Teknik Sablon

Dalam Berkarya Cetak Tembus Pada Tes Praktik Ketiga 37

(15)
(16)
(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan nasional kita mengenal istilah ekstrakurikuler, yakni kegiatan di luar jam akademik sebagai wadah penyaluran minat dan bakat peserta didik. Menilik pada esensinya, sebagai kegiatan penyalur minat dan bakat peserta didik tentu akan banyak jenis dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dari sekian banyak itu, sekolah selaku lembaga yang memfasilitasi hadirnya kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran penting dalam mengarahkan peserta didik menemukan bakatnya

Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu sarana pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui .partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.

SMP Perguruan Islam Kota Makassar telah 2 tahun membina program ekstrakurikuler seni grafis cetak sablon, sebagai wadah untuk meningkatkan

(18)

potensi kreatif peserta didik dibidang seni grafis, keterampilan seni grafis adalah salah satu sumber lapangan kerja yang cukup potensial serta memiliki prospek yang cerah. Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan dalam melakukan sesuatu. Untuk membantu menyalurkan dorongan ekspresi dan kreativitas peserta didik, dibutuhkan suatu keterampilan dasar. Dalam seni, latihan keterampilan ini bukan tujuan utama, tetapi hanya sebagai sarana untuk menunjang kelancaran berekspresi atau berkreativitas. Keterampilan yang diberikan bukanlah keterampilan yang bersifat statis, tetapi lebih diarahkan pada keterampilan yang bersifat kondisional. Arti keterampilan yang kondisional bersifat kreatif, produktif, dinamis dan mampu untuk tumbuh. Kegiatan berkarya sablon ini dianggap cocok dilaksanakan di ekstrakurikuler SMP Perguran Islam.

Melalui kegiatan berkarya sablon memberi cukup kebebasan pada peserta didik untuk melatih kemampuan sejalan dengan dorongan ekspresi dan kreativitasnya akan sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk membina dan mengembangkan potensi keterampilannya, oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik SMP Perguruan Islam kelak akan memberikan manfaat berharga.

Satu hal yang patut menjadi perhatian ialah bahwa seni grafis tidak luput dari pengaruh perkembangan teknologi percetakan dan informasi yang semakin cepat serta pengaruh perkembangan kebudayaan dan kesenian pada umumnya.

Sehingga membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan seni grafis di manapun, khususnya seni grafis dengan teknik cetak tembus. Hal ini dapat dilihat pengaruhnya dari seni motif atau desain dan penggunaan serta pemanfaatan bahan maupun alat yang digunakan

(19)

Apabila ditelusuri kembali tentang pemahaman dan kemampuan peserta didik SMP Perguruan Islam tentang sablon yang diketahui oleh masyarakat, terus berkembang pesat dan sejalan dengan perkembangan teknologi sekarang ini belum seberapa. Dua tahun kegiatan ekstrakurikuler sablon ini berjalan dengan berbagai manfaat yang diterima oleh peserta didik SMP Perguruan Islam Kota Makassar di antaranya, beberapa peserta didik telah mampu mengafdruk/mengoleskan obat afdruk ke screen, merekam (memindahkan gambar ke screen), mengolah tinta cat hingga mencetak gambar pada baju kaosnya masing-masing. Namun selain manfaat juga menyisakan berbagai permasalahan- permasalahan di antaranya, metode pembelajaran, pengelolaan kelas, sarana dan prasarana, motivasi peserta didik serta ukuran kemampuan peserta didik

Kenyataan belum pernah ada yang menghimpun data tentang taraf kemajuan peserta didik serta efektivitas metode pengajaran yang digunakan dalam ekstrakurikuler tersebut setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Jika ekstrakurikuler ini terus dilanjutkan tanpa adanya evaluasi maupun pengukuran terhadap kemampuan peserta didik, kita tidak akan tahu sejauh mana keberhasilan pendidik dalam mengajar. Kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi inti persoalan dalam masalah-masalah yang selama ini terjadi. Berharap kita bisa mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Inilah yang mendasari penulis tergugah untuk meneliti tentang kemampuan menerapkan teknik sablon kelas ekstrakurikuler pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar, agar bisa dijadikan sebagai landasan evaluasi dari sisi

(20)

kelemahan yang dimiliki oleh sekolah sehingga upaya menunjang kemampuan peserta didik dalam berkarya grafis dapat dipenuhi.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan membahas kemampuan peserta didik menciptakan karya sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar.

Untuk terarahnya penelitian ini maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan peserta didik dalam berkarya teknik sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar?

2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran teknik sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar?

3. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses menciptakan karya sablon pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang jelas mengenai:

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik menciptakan karya sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar

2. Untuk mengetahui metode pembelajaran pada kelas ekstrakurikuler teknik sablon SMP Perguruan Islam Kota Makassar

(21)

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses menciptakan karya sablon pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademik

a. Dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam berkarya teknik sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar

b. Dapat mengetahui metode pembelajaran teknik sablon pada kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar

c. Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses menciptakan karya sablon pada SMP Perguruan Islam Kota Makassar 2. Secara Praktis

a. Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi SMP Perguruan Islam Kota Makassar tentang kemampuan peserta didik kelas ektrakulikuler dalam menciptakan karya sablon.

3. Secara Teoritis

a. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyumbang perkembangan ilmu seni grafis, khususnya yang terkait dengan kemampuan berkarya sablon.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori yang dijadikan sebagai kerangka acuan dalam penelitian ini.

1. Pengertian Kemampuan

Ada beberapa komponen kemampuan yang tercakup dalam ilmu pengetahuan, namun yang diuraikan adalah yang berkenaan dengan tulisan ini yaitu :

a. Kemampuan pengetahuan

Menurut Umar Tirtaraharja dalam Sukarman, l99l:l5 ”mengetahui”

didefinisikan sebagai :”ingatan kembali terhadap materi/bahan yang telah dipelajari sebelumnya”. Oleh Subiyanto dalam Sukarman, 1991:16, dikemukakan bahwa “ini bersangkutan dengan ingatan, ialah segala sesuatu yang terekam oleh otak seseorang”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan merekam ialah segala sesuatu yang diperoleh melalui hasil belajar, baik secara formal maupun secara nonformal

b. Kemampuan memahami

Umar Tirtaraharja dalam Sukarman, 1991 : 15 mendefenisikan

“pemahaman” sebagai “kemampuan menyerap arti dari materi/bahan yang telah dipelajari”.

6

(23)

Sementara itu Subiyanto dalam Sukarman, 1991, mengemukakan bahwa;

Ini bersangkutan dengan inti sari dari sesuatu, ialah sesuatu bentuk pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat mengkomunikasikan bahan atau ide yang dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkan dengan bahan lain.

Jadi kemampuan memahami dimaksudkan sebagai kemampuan dalam menyerap arti atau inti Sari dan materi/bahan yang telah dipelajari agar lebih mudah mengetahui sesuatu yang dikomunikasikan dan mampu mengkomunikasikan sendiri.

c. Kemampuan mengevaluasi

Evaluasi diartikan oleh Umar Tirtaraharja dalam Sukarman 1991 : 18, sebagai “kemampuan untuk menetapkan nilai atau harga dari suatu bahan atau materi, penggunaan metode untuk tujuan tertentu”. Oleh Subiyanto dalam Sukarman, 1991 : 18, juga dikemukakan bahwa : evaluasi bersangkutan dengan penentuan secara kualitatif tentang nilai materi atau metode untuk sesuatu maksud dengan memenuhi tolak ukur tertentu

2. Pengertian berkarya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (l997: 451) dijelaskan bahwa karya adalah hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan, berkarya adalah mempunyai pekerjaan tetap, berprofesi. Dan berkarya dapat diartikan mencipta (melukis, mengarang dan sebagainya). Jadi berkarya adalah penggunaan keterampilan dan imajinasi secara kreatif dalam menghasilkan benda- benda estetis

(24)

3. Ekstrakurikuler

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 291) Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para peserta didik sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun peserta didik itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.

4. Pengertian seni grafis

Seni grafis adalah cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi dan dikerjakan melalui teknik cetak, baik cetak manual maupun yang sudah digital.

Seni grafis digolongkan ke dalam salah satu seni murni, hal ini didasarkan atas tujuan dan fungsi yang dibawa, yaitu untuk memenuhi kepuasan atau untuk mengekspresikan diri (Sachary, 2004: 22)

(25)

B. Kerangka Pikir

Keberadaan pendidik dan peserta didik merupakan dua faktor yang sangat penting di mana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar pendidik, karena dalam proses pembelajaran pendidik tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada peserta didiknya. Semestinya setiap pembelajaran harus direncanakan dengan matang. Dan dalam setiap pembelajaran tentu ada faktor pendukung dan penghambat. Kedua faktor ini mempunyai peranan besar untuk sebuah ketercapaian tujuan pendidikan. Mengetahui faktor pendukung akan membuat kita lebih mudah mengambil manfaat darinya untuk memuluskan jalan kita dan mengetahui faktor penghambat akan meminimalkan kegagalan dari setiap usaha

Keberhasilan tujuan pendidikan (output), sangat ditentukan oleh implementasinya (proses), dan implementasinya sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan segala hal (input) yang diperlukan untuk berlangsungnya implementasi.

Mengukur untuk menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik atau sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Fungsi penting pada tes pencapaian adalah memberikan umpan balik dengan mempertimbangkan efektifitas pembelajaran. Pengetahuan tentang kemampuan peserta didik membantu pendidik untuk mengevaluasi pembelajaran mereka dengan menunjuk area dimana pembelajaran telah efektif dan area dimana peserta didik belum menguasai.

Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya dan memberikan nasehat untuk metode pembelajaran alternative

(26)

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian Siswa Kelas Ekstrakurikuler Cetak Sablon

SMP Perguruan Islam Kota Makassar

Pembelajaran Cetak Sablon

Metode Pembelajaran

Proses Berkarya

Faktor Pendukung

Faktor Penghambat Kemampuan Siswa Menerapkan

Berkarya Teknik Sablon

Indikator Kemampuan

Hasil penelitian

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian survei yang bersifat deskriptif artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi tentang apa yang diteliti melalui pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung di SMP Perguruan Islam Jalan

Datumuseng No.12 Kecamatan. Ujung Pandang, Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Gambar 2. Lokasi penelitian 11

(28)

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel adalah masalah yang diamati dalam satu penelitian karena penelitian ini akan membahas kemampuan peserta didik kelas ekstrakurikuler teknik sablon, maka adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon

2. Metode pembelajaran pada kelas ekstrakurikuler teknik sablon

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik. Jadi, variabel ini diharapkan dapat memberikan data yang menggambarkan tentang taraf atau tingkat kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon

2. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini dibuat sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Sebagai langkah awal penulis memilih teknik penelitian pustaka, yakni dengan menelaah literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti berdasarkan buku-buku, majalah, surat kabar, internet atau dokumen lainnya. Kemudian peneliti menggunakan teknik penelitian lapangan (observasi/pengamatan, dokumentasi dan tes praktik), yakni pengumpulan data primer dari pengamatan langsung berupa penugasan/pelatihan merekam desain yang telah disiapkan oleh pendidik untuk dijadikan klise pada screen hingga mencetak desain tersebut diatas kain. Untuk mencatat data hasil pengamatan digunakan format desain penelitian, yaitu:

(29)

Gambar 3.

Skema Desain Penelitian

Skema tersebut dapat diterjemahkan bahwa untuk mendapatkan data tentang kemampuan berkarya cetak sablon, terlebih dahulu disusun instrumen penelitian berupa: Observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik.

Selanjutnya instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data, kemudian data diolah dan dianalisis hingga dapat dilihat hasilnya yang dituangkan dalam kesimpulan/temuan.

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan pengertian terhadap variabel-variabel yang diteliti, maka secara operasional variabel penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Kemampuan menciptakan karya teknik sablon adalah tingkat kemampuan peserta didik dalam merekam desain pada yang telah disiapkan oleh pendidik untuk dijadikan klise pada screen hingga

(30)

mencetak desain tersebut diatas kain. Kemampuan yang dimaksud tersebut ialah kemampuan menerapkan

2. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi ke peserta didik

3. Faktor penunjang dan penghambat dalam berkarya adalah segala sesuatu yang menunjang dan menghambat proses berkarya sablon teknik cetak tembus dalam pembelajaran kelas ekstrakurikuler teknik sablon.

D. Sasaran Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah pendidik dan semua peserta didik kelas ekstrakurikuler teknik sablon SMP Perguruan Islam Kota Makasaar tahun ajaran 2014/2015 yang jumlahnya 15 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan variabel yang telah dijelaskan tersebut, maka teknik pengumpulan data yang sesuai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan bentuk pengamatan langsung terhadap populasi saat pelaksanaan berkarya teknik sablon pada kelas ekstrakurikuler teknik sablon sedang berlangsung meliputi pengamatan terhadap proses merekam desain hingga proses pencetakan di atas kain.

(31)

2. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan cetak sablon kepada peserta didik kelas ekstrakurikuler dalam penelitian. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan keterangan yang objektif dan relevan dengan kemampuan cetak sablon yang dilakukan oleh peserta didik.

3. Dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dokumen berupa foto mengenai proses dan tata cara saat berkarya teknik sablon yang meliputi proses merekam desain hingga proses pencetakan di atas kain. Data ini merupakan data yang dapat menunjang dan berkaitan dengan penelitian. Alasan pemilihan cara ini karena dianggap sebagai salah satu cara untuk memperoleh data secara tepat, cepat dan efisien.

4. Tes Praktik

Tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang kemampuan peserta didik dalam berkarya teknik sablon. Dengan tes, kemampuan peserta didik dapat diukur. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam berkarya teknik sablon. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan : Mengafdruk/

memindahkan gambar ke screen, Mengolah cat/ tinta cetak, mencetak hingga menghasilkan karya cetak sablon. Adapun bentuk instrumen yang diberikan adalah peserta didik diminta membuat satu buah karya seni grafis dengan

(32)

menerapkan teknik sablon dengan desain yang telah disediakan. Objek atau desain yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.

Contoh Desain Tes Praktik

Gambar 4.

Contoh Desain 2 Tes Praktik

Gambar 5.

Contoh Desain 3 Tes Praktik

(33)

Berikut ini adalah beberapa langkah yang akan dilakukan dalam melaksanakan tes praktik berkarya teknik sablon:

1. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.

2. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.

3. Menyampaikan tugas kepada peserta didik.

4. Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.

5. Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.

6. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.

7. Melakukan penilaian yang dilakukan secara individual.

8. Mencatat hasil penilaian.

9. Mendokumentasikan hasil penilaian.

F. Teknik Analisis Data

Semua data yang telah berhasil dikumpulkan, dimasukkan dalam suatu sistem pencatatan yang lebih lengkap dan sistematis. Penelitian ini banyak berisi kutipan-kutipan data hasil catatan lapangan. Data tersebut kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi penelitian. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam berkarya teknik sablon dapat dilihat dari nilai yang diperoleh

(34)

peserta didik melalui tes praktik karya teknik sablon yang mereka lakukan.

Adapun kriteria penilaiannya meliputi kemampuan:

1. Mengafdruk/ mengoleskan obat afdruk ke screen 2. Merekam Screen

3. Mengolah cat pasta/ tinta cetak 4. Mencetak

5. Hasil karya

Skor atau nilai yang disajikan tentang kemampuan peserta didik dalam berkarya teknik sablon, selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel dan dianalisa menggunakan teknik analisis kualitatif dengan mendeskripsikan hasil tes. Untuk mengetahui komponen apa yang dikuasai dan tak dikuasai oleh peserta didik yang bersangkutan.

Karena yang hendak dideskripsikan oleh peneliti adalah kemampuan keseluruhan peserta didik pada kelas ekstrakurikuler teknik sablon, maka untuk mendeskripsikan kemampuan tersebut dibutuhkan nilai rata-rata dari nilai keseluruhan peserta didik kelas ekstrakulikuler teknik sablon. Untuk mendapatkan nilai rata-rata peserta didik, maka skor diolah dengan menggunakan rumus rata- rata aritmatik berikut ini:

(35)

Mean =∑𝑥 𝑁

Keterangan :

Mean = Rata-rata

∑𝑥 = Jumlah tiap skor peserta didik N = Jumlah peserta didik

Berikut ini langkah yang akan dilakukan peneliti dalam penggunaan rumus tersebut:

1. Dilakukan tes praktik berkarya oleh para peserta didik.

2. Dilakukan penskoran dari masing-masing peserta didik

3. Skor dari masing-masing peserta didik (∑𝑥 ) dikelompokkan sesuai dengan jenis tes praktik (Tes Mengafdruk, Tes Merekam Screen, Tes Mengolah cat pasta, Tes Mencetak & Hasil karya) 4. Jumlah setiap skor peserta didik tersebut kemudian dibagi dengan

jumlah total peserta didik (N) yang mengikuti tes praktik

5. Hasil dari pembagian tersebut menjadi nilai rata-rata dari kemampuan peserta didik di setiap jenis tes praktiknya

(36)

G. Jadwal Kegiatan Penelitian

Secara rinci jadwal penelitian diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1.

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan/Minggu

I II III Ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan 2 Pembuatan Proposal

3 Konsultasi Proposal

4 Ujian Proposal

5 Pengumpulan Data 6 Pengolahan dan

Analisis Data 7 Penulisan Skripsi

8 Persiapan Ujian

(37)

21 A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh mengenai kemampuan peserta didik kelas ekstrakurikuler teknik sablon di SMP Perguruan Islam Kota Makassar dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan berkarya cetak tembus. Data yang diperoleh melalui tes praktik hasilnya disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasi akan disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yang diuraikan dalam bentuk deskripsi kalimat.

1. Kegiatan ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar

Lokasi penelitian adalah SMP Perguruan Islam Kota Makassar merupakan sekolah swasta yang berlokasi di jalan Datumuseng No.12 Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah ini berdiri pada 1 Oktober 1949, didirikan oleh Darwis Zakaria dan H.M Arsyad Pana dengan nama yayasan Perguruan dan Kesejahteraan Islam. Ketua yayasan saat ini ialah Drs. Muh Sukri. SM sementara Kepala Sekolah ialah Drs. Mardju Chair, SE. Kelas ekstrakurikuer Teknik sablon terlaksana sejak 19 November 2012 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah nomor SMP-PI/011/EK-04/TS, kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan dua kali seminggu yaitu setiap hari sabtu pukul 14.00.Wita dan minggu pukul 10.00. Wita selama dua jam pelajaran. Selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler seperti yang terdapat pada sekolah formal lainnya, kegiatan ektrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar juga cukup aktif, dibuktikan dengan beberapa

(38)

penghargaan yang diterima melalui lomba yang sering diikuti oleh peserta didik.

Adapun jenis kegiatan yang diprogramkan pada kegiatan ekstrakurikuler sabagai berikut: pembinaan bidang agama Islam, Pramuka, Paskibra dan pelatihan Sablon.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP Perguruan Islam Kota Makassar dibina dan dilatih oleh pembina dari sanggar dan organisasi yang terkait dengan bidang pelatihan dan pengembangan kelas ekstrakurikuler masing-masing.

Hal ini sejalan dengan pendapat Martinis Yamin (2008) bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah untuk menunjukan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik, agar dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

2. Data hasil tes praktik teknik sablon

Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung, yaitu kemampuan menerapkan teknik sablon dalam membuat karya cetak tembus peserta didik kelas ekstrakurikuler SMP Perguruan Islam Kota Makassar melalui teknik pengumpulan data berupa tes membuat karya cetak tembus dengan teknik sablon. Tes dilakukan sebanyak tiga kali dengan tiga desain yang berbeda.

(39)

Data diperoleh dari tes praktik melalui penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Setelah seluruh hasil tes rampung, Hasil penilaian yang telah valid kemudian dijabarkan dalam bentuk data statistik dan pengolahan data secara deskriptif kuantitatif.

a. Hasil tes pertama

Tabel 2. Hasil penilaian kemampuan menerapkan teknik sablon

Kategori Skor

Aspek yang dinilai Menutup

Screen dgn Okasol

Mengafdruk Mengolah Cat Mencetak Hasil cetak

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Sangat Baik 90 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Baik 80 1 6,7 13 86,7 3 20 1 6,7 0 0

Cukup 70 9 60 2 13,3 12 80 10 66,7 8 53,3

Kurang 60 5 33,3 0 0 0 0 4 26,6 7 46,7

Sangat

Kurang 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 100 % 15 100% 15 100% 15 100% 15 100%

Hasil penilaian terhadap 15 orang peserta didik pada tabel 2 menunjukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan membuat karya cetak tembus ditinjamu dari aspek menutup screen dengan okasol menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan skor (50), 5 orang peserta didik atau 33,3% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 9 orang peserta didik atau 60% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 1 orang peserta didik atau 6,7%

(40)

yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mengafdruk menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 2 orang peserta didik atau 13,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 13 orang peserta didik atau 86,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90) sebesar.

Pada aspek mengolah cat menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 12 orang peserta didik atau 80% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 3 orang peserta didik atau 80% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mencetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), 4 orang peserta didik atau 26,6% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 10 orang peserta didik atau 66,7% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 1 orang peserta didik atau 6,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

(41)

Pada aspek hasil cetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), 7 orang peserta didik atau 46,7% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 8 orang peserta didik atau 53,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Diagram 1. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik pertama

Hasil penilaian 15 orang peserta didik pada tes pertama dalam menerapkan teknik sablon pada aspek penilaian Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak dan Hasil cetak secara detail dapat dilihat pada Diagram 1. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik pertama.

(42)

Tabel 3. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes pertama

Kategori Rentang nilai

Aspek yang dinilai

Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak, Hasil cetak Jumlah peserta

didik (%) Predikat nilai

Sangat baik 85-90 0 0 -

Baik 75-84 0 0 -

Cukup 65-74 14 93,3 Cukup

Kurang 56-64 1 6,7 Kurang

Sangat kurang 50-55 0 0 -

Jumlah 15 100%

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik ditunjukan table 3, bahwa kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup hasil cetak dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut:

sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rentang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90), menunjukan bahwa, terdapat 14 orang peserta didik (93,3%) mendapatkan predikat nilai cukup dan 1 orang peserta didik (6,7%) mendapatkan predikat nilai kurang. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari tabel 3 menunjukan bahwa kemampuan rata-rata peserta didik menerapkan teknik sablon dalam membuat karya cetak tembus mendapatkan predikat nilai cukup.

(43)

Diagram 2. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dal am berkarya cetak tembus pada tes praktik pertama

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik pada tabel 3 yaitu menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut: sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rentang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90). Secara detail dapat dilihat pada Diagram 2. Hasil penilaian akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik pertama.

(44)

b. Hasil tes kedua

Tabel 4. Hasil penilaian kemampuan menerapkan teknik sablon pada tes praktik kedua

Kategori Skor

Aspek yang dinilai Menutup

Screen dgn Okasol

Mengafdruk Mengolah Cat Mencetak Hasil cetak

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Sangat Baik 90 0 0 5 33,3 0 0 0 0 1 6,7

Baik 80 8 53,4 10 66,7 13 86,7 9 60 9 60

Cukup 70 5 33,3 0 0 2 13,3 6 40 5 33,3

Kurang 60 2 13,3 0 0 0 0 0 0 0 0

Sangat

Kurang 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 100 % 15 100% 15 100% 15 100% 15 100%

Hasil penilaian terhadap 15 orang peserta didik pada tabel 4 menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan membuat karya cetak tembus ditinjau dari aspek menutup screen dengan okasol menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan skor (50), 2 orang peserta didik atau 13,3% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 5 orang peserta didik atau 33,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 8 orang peserta didik atau 53,4%

yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mengafdruk menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta

(45)

didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 10 orang peserta didik atau 66,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan 5 orang peserta didik atau 33,3% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mengolah cat menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 2 orang peserta didik atau 13,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 13 orang peserta didik atau 86,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mencetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 6 orang peserta didik atau 40% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 9 orang peserta didik atau 60% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek hasil cetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 5 orang peserta didik atau 33,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 9

(46)

orang peserta didik atau 60% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan 1 orang peserta didik atau 6,7% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Diagram 3. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua

Hasil penilaian 15 orang peserta didik pada tes kedua dalam menerapkan teknik sablon pada aspek penilaian Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak dan Hasil cetak secara detail dapat dilihat pada Diagram 3. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua.

(47)

Tabel 5. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua

Kategori Rentang nilai

Aspek yang dinilai

Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak, Hasil cetak Jumlah peserta

didik (%) Predikat nilai

Sangat baik 85-90 0 0 -

Baik 75-84 13 86,6 Baik

Cukup 65-74 2 13,4 Cukup

Kurang 56-64 0 0 -

Sangat kurang 50-55 0 0 -

Jumlah 15 100% -

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik ditunjukan table 5, bahwa kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut: sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rentang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90), menunjukan bahwa, terdapat 13 orang peserta didik (86,6%) mendapatkan predikat nilai baik dan 2 orang peserta didik (13,4%) mendapatkan predikat nilai cukup. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari tabel 5 menunjukan bahwa kemampuan rata-rata peserta didik menerapkan teknik sablon dalam membuat karya cetak tembus mendapatkan predikat nilai baik.

(48)

Diagram 4. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik pada tabel 5 yaitu menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut: sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rentang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90). Secara detail dapat dilihat pada Diagram 4. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua.

(49)

c. Hasil tes ketiga

Tabel 6. Hasil penilaian kemampuan menerapkan teknik sablon pada tes praktik ketiga

Kategori Skor

Aspek yang dinilai Menutup

Screen dgn Okasol

Mengafdruk Mengolah Cat Mencetak Hasil cetak

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Sangat Baik 90 2 13,3 6 40 3 20 0 0 5 33,3

Baik 80 10 66,7 9 60 12 80 13 86,7 10 66,7

Cukup 70 3 20 0 0 0 0 2 13,3 0 0

Kurang 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sangat

Kurang 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 100 % 15 100% 15 100% 15 100% 15 100%

Hasil penilaian terhadap 15 orang peserta didik pada tabel 6 menunjukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan membuat karya cetak tembus ditinjau dari aspek menutup screen dengan okasol menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan skor (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 3 orang peserta didik atau 20% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 10 orang peserta didik atau 66,7%

yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) 2 orang peserta didik atau 13,3% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mengafdruk menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta

(50)

didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 9 orang peserta didik atau 60% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan 6 orang peserta didik atau 40% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mengolah cat menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 12 orang peserta didik atau 80% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan 3 orang peserta didik atau 20% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek mencetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), 2 orang peserta didik atau 13,3% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 13 orang peserta didik atau 86,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Pada aspek hasil cetak menunjukan bahwa tidak ada peserta didik atau 0%

yang masuk dalam kategori sangat kurang dengan nilai (50), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai (60), tidak ada peserta didik atau 0% yang masuk dalam kategori cukup dengan nilai (70), 10

(51)

orang peserta didik atau 66,7% yang masuk dalam kategori baik dengan nilai (80) dan 5 orang peserta didik atau 33,3% yang masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai (90).

Diagram 5. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik ketiga

Hasil penilaian 15 orang peserta didik pada tes ketiga dalam menerapkan teknik sablon pada aspek penilaian Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak dan Hasil cetak secara detail dapat dilihat pada Diagram 5. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik ketiga.

(52)

Tabel 7. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik ketiga

Kategori Rentang nilai

Aspek yang dinilai

Menutup Screen dengan Okasol, Mengafdruk, Mengolah Cat, Mencetak, Hasil cetak Jumlah peserta

didik (%) Predikat nilai

Sangat baik 85-90 2 13,3 Sangat baik

Baik 75-84 13 86,7 Baik

Cukup 65-74 0 0 -

Kurang 56-64 0 0 -

Sangat kurang 50-55 0 0 -

Jumlah 15 100% -

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik ditunjukan tabel 7, bahwa kemampuan peserta didik menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut: sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rentang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90), menunjukan bahwa, terdapat 13 orang peserta didik (86,7%) mendapatkan predikat nilai baik dan 2 orang peserta didik (13,3%) mendapatkan predikat nilai sangat baik. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari tabel 7 menunjukan

(53)

bahwa kemampuan rata-rata peserta didik menerapkan teknik sablon dalam membuat karya cetak tembus mendapatkan predikat nilai baik.

Diagram 6. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik kedua

Hasil penilaian yang dilakukan pada 15 orang peserta didik pada tabel 7 yaitu menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus dengan aspek penilaian yang difokuskan pada: menutup screen dengan okasol, mengafdruk, mengolah cat, mencetak, dan hasil cetak, serta penilaian yang didasarkan pada lima kategori penilaian sebagai berikut: sangat kurang rentang nilai (50 – 55), kurang rentang nilai (56 – 64), cukup rentang nilai (65 – 74), baik rent

ang nilai (75 – 84) dan sangat baik rentang nilai (85 – 90). Secara detail dapat dilihat pada Diagram 6. Hasil akumulasi penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus pada tes praktik ketiga.

(54)

3. Hasil rekapitulasi keseluruhan tes praktik

Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil rekapitulasi keseluruhan tes praktik mulai dari tes I, II dan III yang meliputi lima aspek yaitu : Rekapitulasi skor menutup screen, mengafdruk, mengolah tinta pasta, mencetak hingga rekapitulasi skor hasil cetak peserta didik. Untuk mengetahui persentase rata-rata kemampuan peserta didik dari lima aspek yang akan di jelaskan sebagai berikut

a. Rekapitulasi skor menutup screen dengan okasol

Tabel 8. Rekapitulasi skor hasil tes pertama, kedua dan ketiga pada aspek menutup screen dengan okasol

Kategori Skor

Rekapitulasi skor

Menutup Screen dgn Okasol Jumlah peserta didik

Persentase Persentase Rata-rata Tes I Tes II Tes III

Jml % Jml % Jml %

Sangat Baik 90 0 0 0 0 2 13,3 2 13,3 % 4,4 %

Baik 80 1 6,7 8 53,4 10 66,7 19 126,7 % 42,2 %

Cukup 70 9 60 5 33,3 3 20 17 113,3 % 37,8 %

Kurang 60 5 33,3 2 13,3 0 0 7 46,6 % 15,6 %

Sangat

Kurang 50 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 %

Jumlah 15 100

% 15 100

% 15 100

% 45 300 % 100 %

Hasil penilaian terhadap 15 orang peserta didik setelah dilakukan tiga kali tes praktik sesuai dengan tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan membuat karya cetak tembus ditinjau dari aspek menutup screen dengan okasol menunjukkan bahwa 0% peserta didik yang masuk dalam kategori sangat kurang, 15,5% peserta didik yang masuk dalam kategori kurang, 31,1% peserta didik yang masuk dalam

(55)

kategori cukup, 46,7% peserta didik yang masuk dalam kategori baik dan 6,7%

peserta didik yang masuk dalam kategori sangat baik.

b. Rekapitulasi skor mengafdruk

Tabel 9. Rekapitulasi skor hasil tes pertama, kedua dan ketiga pada aspek mengafdruk

Kategori Skor

Rekapitulasi skor mengafdruk

Jumlah peserta didik

Persentase Persentase Rata-rata Tes I Tes II Tes III

Jml % Jml % Jml %

Sangat Baik 90 0 0 5 33,3 6 40 11 73,4 % 24,4 %

Baik 80 13 86,7 10 66,7 9 60 32 213,3 % 71,1 %

Cukup 70 2 13,3 0 0 0 0 2 13,3 % 4,5 %

Kurang 60 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 %

Sangat

Kurang 50 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 %

Jumlah 15 100

% 15 100

% 15 100

% 45 300 % 100 %

Hasil penilaian terhadap 15 orang peserta didik setelah dilakukan tiga kali tes praktik sesuai dengan tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menerapkan teknik sablon pada kegiatan membuat karya cetak tembus ditinjau dari aspek mengafdruk menunjukkan bahwa 0% peserta didik yang masuk dalam kategori sangat kurang, 0% peserta didik yang masuk dalam kategori kurang, 4,5% peserta didik yang masuk dalam kategori cukup, 71,1%

peserta didik yang masuk dalam kategori baik dan 24,4% peserta didik yang masuk dalam kategori sangat baik.

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian  Siswa Kelas Ekstrakurikuler Cetak Sablon
Tabel 2. Hasil penilaian kemampuan menerapkan teknik sablon
Diagram 1. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak  tembus pada tes praktik pertama
Tabel 3. Hasil penilaian menerapkan teknik sablon dalam berkarya cetak tembus  pada tes pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Khoirunisa, Nanda. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI PERUBAHAN IKLIM PADA EKSTRAKURIKULER SEKOLAH SIAGA BENCANA DI SMP NEGERI 1 WEDI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Muhammad Sa’roni. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011. Tujuan dari penelitian

Pada tahun 2008 Penulis masuk di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Khoirunisa, Nanda. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI PERUBAHAN IKLIM PADA EKSTRAKURIKULER SEKOLAH SIAGA BENCANA DI SMP NEGERI 1 WEDI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Dibimbing oleh Syamsiarna Nappu, dan Maharida Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURAT PERNYATAAN Nama : WILDA ASTUTI Nim : 10536515915 Program Studi : Pendidikan Matematika Judul

Ummu Kalsum Malik M.Med.Ed “HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KONSETRASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FKIP DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Analisis Penggunaan Deiksis dalam Tuturan Siswa SMP Negeri 1 Labakkang Kabupaten Pangkep.. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeritas Muhammadiyah