• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: ANALISIS DATA

8. Kemandirian Anak

Islam menghargai prinsip mandiri dan seorang muslimyang mampu demikian memperoleh status terhormat dari segi agama dan sosial, dimana tangan yang berada diatas lebih terhormat dari tangan yang dibawah. Status ini akan tumbuh apabila keluarga sejak dini memberikan peluang kepada anak untuk hanya dapat diperoleh melalui kemandirian, juga melalui penghargaan terhadap sikap rajin bekerja terhadap berbagai percobaan sebagai pengembangan bakat anak.Pengertian Kemandirian Anak

Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.

Sedangkan kemandirian berasal dari kata mandiri artinya berdiri sendiri. Dalam melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak lagi memerlukan bantuan dari orang lain, atau mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri, mampu mengatasi kesulitan hidupnya sendiri (Poerwodarminto, 1984 ; 630).

1. Ciri Kemandirian.

Kemandirian akan mengantarkan anak memiliki kepercayaan dan motivasi intristik yang tinggi. Untuk mengetahui ciri-ciri kemandirian terlebih dahulu harus mengetahui aspek-aspek kemandirian. Menurut Kartono yang dikutip oleh Wiyani(2013:32) yang terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:

1. Emosi yang ditunjukkan dengan kemampuan anak mengontrol dan tidak tergantung kebutuhan emosi dari orang tua.

2. Ekonomi yang di tunjukkan dengan kemampuan anak mengatur dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi dari orang tua.

3. Intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, soaial yang ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung dengan orang lain.

Berdasarkan aspek kemandirian diatas ciri-ciri kemandirian anak yaitu memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, memiliki motivasi intristik yang tinggi, mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri, kreatif dan inovatif, bertanggung jawab menerima konsekuensi yang menyertai

pilihannya, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan tidak tergantung pada orang lain.

4. Faktor kemandirian

Faktor yang berpengaruh dan mendorong timbulnya kemandirian anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada diluar anak itu sendiri(Wiyani 2013, 37)

Pertama, Faktor internal. Faktor ini dapat berbentuk kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Kondisi Fisiologis berupa fisik individu. Kondisi fisiologis yang berpengaruh antara lain keadaan tubuh, kesehatan jasmani, dan jenis kelamin. Pada umumnya anak yang sakit lebih bersikap tergantung daripada orang yang tidak sakit. Lamanya anak sakit pada masa bayi menjadikan orang tua sangat memperhatikannya. Anak yang menderita sakit atau lemah otak mengundang kasihan yang berlebihan dibandingkan yang lain sehingga dia mendapatkan pemeliharaan yang lebih, dan itu sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka.

Kondisi psikologis. Meskipun kecerdasan atau kemampuan berfikir seorang anak dapat diubah atau dikembangakan melalui lingkungan, faktor bawaan juga berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam mengembangkan kecerdasan seseorang anak. Kecerdasan atau kemampuan kognitif berpengaruh terhadap pencapaian kemandirian seorang anak.

Kedua, faktor eksternal yang dapat berbentuk lingkungan, rasa kasih sayang, pola asuh dan pengalaman kehidupan.

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan kemandirian anak. Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. kondisi lingkungan keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kemandirian anak, dengan pemberi stimulasi yang terarah dan teratur di lingkungan keluarga, anak akan lebih cepat mandiri dibanding dengan anak yang kurang dalam mendapat stimulasi.

Rasa cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu kemandirian anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang di berikan berlebihan, anak akan menjadi kurang mandiri.

Pemberian rasa cinta dan kasih sayang orang tua kepada anaknya juga dipengaruhi oleh status pekerjaan orang tua. Apabila orang tua khususnya ibu bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, akibatnya ibu tidak bisa melihat perkembangan anaknya, apakah anaknya sudah bisa mandiri atau belum. Sementara itu, ibu yang tidak bekerja bisa melihat langsung perkembangan kemandirian anaknya dan bisa mendidiknya secara langsung.

Pola Asuh Orangtua dalam Keluarga. Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter kemandirian. Pembentukan karakter kemandirian tersebut tidak lepas dari peran orang tua terhadap anaknya. Bila seorang anak sejak kecil dilatih untuk mandiri, ketika keluar rumah dari asuhan orang tua untuk hidup mandiri, ia tidak akan merasa takut.

Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam membentuk karakter mandiri anak. Toleransi yang berlebihan begitu pun dengan pemeliharaan yang berlebihan dari orang tua yang terlalu keras kepada anak dapat menghambat pencapaian kemandiriannya.

Pengalaman dalam kehidupan. Pengalaman dalam kehidupan anak meliputi pengalaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan dengan teman maupun dengan guru.

Interaksi anak dengan teman sebaya di lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap kemandiriannya, begitu juga pengaruh teman sebaya di sekolah. Dalam perkembangan sosial anak mulai memisahkan diri dari orang tuannya dan mengarah kepada teman sebaya. Maka pada saat itu anak telah memulai perjuangan memperoleh kebebasan. Dengan demikian, melalui hubungan dengan teman sebaya, anak akan belajar berpikir sendiri.

5. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Terhadap Kemandirian Anak.

Anak adalah makluk hidup yang memiliki kesempatan berkembang baik secara fisik, psikologi, dan aspek lain. Anak memiliki kesempatan yang sama. Anak dituntut kemandiriannya dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Melihat kondisi tersebut apabila orang tua memberikan penekanan atas semua yang harus dilakukan, maka akan mempengaruhi psikologis anak dan kemandiriannya.

Kehadiaran anak dalam kehidupan merupakan anugrah sekaligus amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua yang harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan perkembangan anak serta yang akan menentukan wujud keperibadian anak. Amanahadalah suatu sistem yang melekat pada diri manusia. Pola asuh demokratis orang tua akan tampak melalui sikap, perilaku orang tua yang selalu memberi kesempatan untuk membuat keputusan. sudah menanamkan kepibadian yang baik, apakah orang tua sudah memberikan contoh yang baik pada anaknya, dan apakah orang tua sudah menjalankan sistem terbuka dan demokratis dan keluarga, karena hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor berhasil tidaknya orang tua mengendalikan keluarga yang dipimpinnya. Begitu sebaliknya jika ornag tua tidak memberikan contoh sebagaimana mestinya, maka kejadian yang lepas dari pandangan kita akan mungkin hadir ditengah keluarga dan masyarakat.

Hal ini dapat penulis tegaskan bahwa apabila orang tua menanamkan sikap demokratis dalam keluarga, memberikan kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk menentukan arah, pilihan hidupnya anak akan tumbuh dengan kemandirian yang diharapkan. Anak dapat mensikapi seluruh permasalahan hidupnya semua tidak tergantung pada kedua orang tua.

Mendidik anak dengan cara demokratis yaitu orang tua memberikan pengakuan terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak tergantung kepada orang tua. Orang tua memberi

kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik baginya, mendengarkan pendapat anak, di libatkan dalam pembicaraan, terutama yang menyangkut kehidupan anak sendiri. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat al-Imron ayat 159

ﱠﻠﻟا َﻦِﻣ ٍﺔَْﲪَر ﺎَﻤِﺒَﻓ

اﻮﱡﻀَﻔْـﻧ َﻻ ِﺐْﻠَﻘْﻟا َﻆﻴِﻠَﻏ ﺎﻈَﻓ َﺖْﻨُﻛ ْﻮَﻟَو ْﻢَُﳍ َﺖْﻨِﻟ ِﻪ

اَذِﺈَﻓ ِﺮْﻣَْﻷا ِﰲ ْﻢُﻫْرِوﺎَﺷَو ْﻢَُﳍ ْﺮِﻔْﻐَـﺘْﺳاَو ْﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﻒْﻋﺎَﻓ َﻚِﻟْﻮَﺣ ْﻦِﻣ

َﲔِﻠﱢﻛَﻮَـﺘُﻤْﻟا ﱡﺐُِﳛ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟا ﻰَﻠَﻋ ْﻞﱠﻛَﻮَـﺘَـﻓ َﺖْﻣَﺰَﻋ

)

ناﺮﻤﻋ لا

:

159

(.

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilinganmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Ali-Imron: 159)

Peran orang tua sangatlah besar dalam proses pembentukan kemandirian seseorang, orang tua diharapkandapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.

30

Dokumen terkait