• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Sosial dan Fungsi Pelayanan Sosial

2.2 Kemiskinan atau Keluarga Miskin

2.2.1 Pengertian Kemiskinan atau Keluarga Miskin

Berbicara tentang kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan martabat manusia. Jika ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas masalah kemiskinan, dapat dikemukakan bahwa kemiskinan merupakan masalah pribadi, keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Demikian halnya dengan negara, baik ditingkat pusat maupun daerah, melalui berbagai kementerian, dinas maupun badan memiliki berbagai program penanggulangan masalah kemiskinan.

Kemiskinan identik dengan suatu penyakit. Oleh karena itu langkah pertama penanggulangan masalah kemiskinan adalah memahami kemiskinan sebagai suatu masalah. Masalah kemiskinan dipandang dalam dua aspek yakni sebagai suatu

adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara kemiskinan sebagai suatu proses adalah proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia

Castells (1998) mengemukakan kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup. Adapun standar kebutuhan minimum dimaksud pada umumnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan. Hal ini berarti bahwa justru kondisi miskin itulah yang kemudian mengakibatkan manusia memasuki kehidupan dengan standar tertentu yang dianggap layak dari segi kemanusiaan. Dengan demikian keluarga miskin adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimumnya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

2.2.2 Ciri-ciri Kemiskinan

Suatu studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan, yakni :

1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun ketrampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya.

2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.

3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sempat tamat SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka. Beberapa penelitian antara lain menyimpulkan bahwa waktu mereka pada umumya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar atau meningkatkan ketrampilan.

4. Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan ketrampilan yang sangat rendah mengakibatkan akses masyarakat yang miskin ke dalam berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat. Akibatnya mereka terpaksa memasuki sektor-sektor informal.

5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki ketrampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari yang makin deras.

2.2.3 Jenis-jenis Kemiskinan

Sebagai konsep yang multi dimensi, suatu fakta tentang kemiskinan dapat diidentifikasi dalam berbagai jenis kemiskinan. Hal ini dapat terjadi jika kita melakukan tinjauan dari berbagai aspek atau sudut pandang atas satu fakta tentang kemiskinan itu. Dengan demikian kemiskinan yang secara nyata dialami seseorang atau sekelompok orang secara pasti dapat dikategorikan ke dalam salah satu jenis dari pasangan itu dan memang hanya salah satu dari dua jenis kemiskinan itu. Dengan kata lian, jenis kemiskinan dalam satu pasangan bersifat eksklusif. Sifat pasangan tersebut identik dengan mata uang yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian berikut merupakan jenis-jenis kemiskinan :

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif dikenal jika kita melakukan kajian atas kemiskinan berdasarkan bagaimana kita memandang dan mengkajinya. Lebih khusus lagi, kemiskinan relatif justru ditemukan jika kajian kita tentang kemiskinan tersebut didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain.

3. Kemiskinan Massa

Kemiskinan massa dapat diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

4. Kemiskinan Non Massa

Secara umum kemiskinan non massa adalah lawan dari kemiskinan massa. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kemiskinan non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.

5. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan alamiah ditemukan jika kajian tentang kemiskinan itu didasarkan atas faktor-faktor penyebab kemiskinan itu terjadi. Dimana kemiskinna yang terjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam dimana seseorang atau sekelompok orang tersebut bermukim.

6. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultur atau kemiskinan budaya dalam kasus ini budaya diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi logis dari fakta, bahwa membicarakan budaya sesungguhnya kita telah memasuki wilayah dengan unsur-unsur yang sangat sensitif dan sangat berpeluang menimbulkan polemik.

7. Kemiskinan terinovasi

Kemiskinan terinovasi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinovasi adalah telah terinternalisasi nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau sekelompok orang dalan memandang diri dan kebutuhannya, sehinga mereka menganggap kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah.

8. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural juga ditemukan jika masalah kemiskinan dikaji dari segi faktor-faktor penyebab kemiskinan itu. Konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktur sosial masyarakat itu sedemikian rupa, sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kahidupannya.

9. Kemiskinan situasional

Kemiskinan situasional adalah kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak disebabkan oleh situasi yang ada. Lebih tegasnya, situasi yang ada di lingkungan mana dan saat mana seseorang atau sekelompok orang itu hidup sedemikian rupa sehingga tidak kondusif bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan.

10. Kemiskinan buatan

Kemiskinan buatan merupakan konsep yang ditemukan jika kajian kemiskinan dititikberatkan pada aspek penyebab. Dimana konsep kemiskinan buatan secara khusus ingin memberikan pesan, agar seseorang atau sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami.

Dokumen terkait