• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar T. Sulistiyani dn Rosidah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Departemen Sosial R.I 2008. Pedoman Operasional Kelembagaan PKH (Program Keluarga Harapan). Daerah Dit, jamkessos, Ditjen Banjamsos.

Departemen Sosial R.I 2016. Pedoman Umum PKH (Program Keluarga Harapan). Dit, jamkessos, Ditjen Banjamsos.

Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial: PT. Refika Aditama, Bandung.

Kementerian Sosial R.I. 2013. Family Development Session (FDS)Dit. jamkessos, Ditje, Perlinjamsos

Kementerian Sosial R.I. 2016. Pedoman Sistem Informasi Manajemen PKH (Program Keluarga Harapan.) Dit. jamkessos, Ditje, Perlinjamsos

Muhidin, S. 2012. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Bandung : Kesejahteraan Sosial.

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi: PT. Grasindo Monoratama, Medan.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial: PT. Grasindo monoratana, Medan

Suharto, Edi. 2007. Jaminan Kesejahteraan Sosial Bagi Pekerja di Sektor Informal.Depsos.RI.Dit.Jamkessos,Ditjen.Banjamsos.

Sumber lain:

(2)

Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial.

Sumber Online:

Fidyatun, Erna. 2012. “Evaluasi Program Keluarga Harapan”. Diakses Tanggal 16 Oktober 2016

http://bps-berita-resmi-statistik-profil-kemiskinan-diindonesia-10,86%-presentase-penduduk-miskin,diakses pada tanggal 14 oktober 2016 pukul 20:34 WIB

http://bps-berita-resmi-statistik-profil-kemiskinan-diindonesia-11,22%-presentase-penduduk-miskin,diakses pada tanggal 14 oktober 2016 pukul 20:30 WIB.

http://sumut.bps.go.id/f_brs/Miskin-010807.pdf, diakses pada tanggal 15 october 2016 10.23 wib

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan mengambarkan dan mendeskripsikan objek fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011).

3.2 Lokasi Penelitian

(4)

3.3 Iforman Penelitian

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara dan diperikirakan dapat memahami atau memberikan informasi, data atupun fakta dari suatu objek penelitian. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ini selanjutnya akan menjadi informan penelitian selama proses penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri atas tiga jenis informan pangkal, informan kunci dan informan biasa.

Pada penelitian deskriptif kualitatif ini subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja dan sesuai kebutuhan. Subjek penelitian ini menjadi informan yang memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian ini (Suyanto, 2012:171-172). Informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti informan kunci dan informan utama.

3.3.1 Informan Kunci

Informan Kunci adalah merupakan orang-orang sebagai informan yang dianggap mengetahui memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti mengambil informan kunci sebanyak 2 orang. Ini ialah Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Medan baru.

3.3.2 Informan Utama

(5)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui sumber-sumber kepustakaan, seperti buku, surat kabar, jurnal, dan bahkan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Studi Lapangan adalah proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang ada.

3. Observasi, yaitu mengumpulkan data mengenai gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran peneliti.

(6)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data statistik deskriptif yaitu analisis data yang ada pada tiap-tiap sampel kajian dan tidak dipergunakan dalam rangka merumuskan generalisasi menyeluruh. Para ahli statistik menyebutkan bahwa analisis statistik deskriptif merupakan bukti salju yang muncul pada permukaan lautan, meskipun ia kecil tetapi memberikan makna yang penting.

(7)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Kecamatan Medan Baru dan Kelurahan Titi Rantai

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Baru

Kecamatan Medan Baru merupakan 1 dari 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan dengan luas wilayah lebih kurang 541Km2 dan terbagi dalam 6 Kelurahan yakni Kelurahan Petisah Hulu (1,06 Km2), Kelurahan Babura (0,79 Km2), Kelurahan Merdeka (0,98 Km2), Kelurahan Darat (0,28 Km2), Kelurahan Padang Bulan (1,68 Km2), dan Kelurahan Titi Rantai (1,06 Km2) dengan batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Dengan Kecamatan Petisah Hulu (Jalan Gajah Mada)  Sebelah Selatan : Dengan Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan

Selayang

 Sebelah Timur : Dengan Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan

Sunggal (Alur Sungai Putih)

 Sebelah Barat : Dengan Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan

Johor (Alur Sungai Babura)

4.1.2 Jumlah Penduduk

(8)
[image:8.595.108.532.108.392.2]

Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Baru Tahun 2016 :

NO KELURAHAN JUMLAH

KK

JUMLAH PENDUDUK

KETER ANGAN

LAKI-LAKI

PEREM PUAN

JUMLAH

1. Petisah Hulu 1.728 3.325 3.588 6.913 2. Babura 2.104 4.077 4.276 8.353 3. Merdeka 2.147 4.052 4.197 8.249 4. Darat 587 1.129 1.193 2.322 5. Padang Bulan 2.385 4.204 4.279 8.483 6. Titi Rantai 2.398 4.365 4.433 8.798 J U M L A H 11.349 21.152 21.966 43.118 Sumber : Expose Camat Medan Baru 2016

Namun jumlah ini sangat relatif karena banyaknya penduduk yang menetap sementara karena berstatus pelajar, mahasiswa, pegawai/pekerja yang tinggal mengontrak dan rumah kost.

4.1.3 Mata Pencarian

Warga / Penduduk yang tinggal di Kecamatan Medan Baru sangat bervariasi yaitu di bidang pemerintahan (pegawai Negeri) maupun di bidang Swasta seperti pegawai swasta, buruh, pedagang dan dosen/guru. Sedangkan sebahagaian besar warga merupakan penduduk produktif mencapai 70% dari jumlah penduduk.

4.1.4 Pendidikan

(9)

mengenyam pendidikan dan dari seluruh jumlah penduduk lebih kurang 10% Lulus SD sederajat, 15% Lulus SMP sederajat, 45% Lulus SMA sederajat dan selebihnya Lulus Perguruan Tinggi (Jenjang S1, S2, dan S3).

4.1.5 Tipologi Kecamatan

Kecamatan Medan Baru selain merupakan daerah lintasan menuju lokasi wisata (Berastagi) dapat dikategorikan sebagai daerah perumahan/pemukiman dan pertokoan kota yang mana dapat dilihat dari sepanjang jalan protokol terdapat pertokoan dan perumahan penduduk yang cukup strategis dengan ciri khas terdapat pasar modern (swalayan) dan pasar tradisional (Pasar peringgan, pasar padang bulan).

4.2 Penyelenggaraan Pemerintahan

Sebagai penyelenggara pemerintahan, kecamatan Medan baru memiliki kantor yang terletak di Jalan Rebab No.34 Kelurahan Titi Rantai Kota Medan dipimpin Camat Medan Baru (Drs.H.T.Dzulmi Eldin S.M.si) di bantu Wakil Camat Medan baru (Ir.Akhyar Nasution,M.si), 3 orang ka. Sub Bag, 4 Kepala Seksi, Staf, Pejabat Fungsional dan staf Fungsional serta 6 orang Lurah dan 64 Kepala Lingkungan.

(10)

STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN MEDAN BARU

Sumber : Expose Camat Medan Baru 2016

1. Camat Medan Baru

Untuk menyelenggarakan fungsinya Camat Medan Baru melaksanakan tugas pokok antara lain :

• Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

• Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman umum

• Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan

C A M A T

Drs.H.T.Dzulmi Eldin

Sekretaris Kecamatan Harry I Tarigan, S.STP

Kasubag.Pel. Umum

Kasubag.Keuangan Sion Elysa Bangun,SE

Kasubag.Program Citrana Ginting

K A S I Pemerintahan

Rinawati,SH

K A S I Pem.Masyarakat

dan Kelurahan Drs.Ben Cheba H

K A S I Kes.Sos Leni A.Rambe

SSTP

(11)

• Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum

• Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan

• Membina penyelenggaraan pemerintah kelurahan

• Melaksanakan pelayanan masyarakat ditingkat kecamatan maupun yang

belum dapat dilaksanakan di tingkat keluarahan.

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota medan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan untuk melaksanakan tugas pokok diatas, Camat Medan Baru dibantu oleh perangkat kecamatan

2. Bidang Sekretariatan

Di bidang sekretariatan camat medan baru di bantu sekretaris kecamatan (SEKCAM) melaksanakan kegiatan antara lain:

• Menyusun rencana, program dan kegiatan kesekretariatan

• Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan program kecamatan

• Melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan administrasi

kesekretariatan kecamatan meliputi administrasi umum, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan rumah tangga kecamatan

• Pelaksana koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kecamatan

• Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

(12)

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekcam dibantu oleh:

a. Sub Bagian Umum

Dalam menjalankan fungsinya Ka.Subag Umum bertugas:

• Merencanakan dan menyusun program kegiatan bagian umum

• Menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum • Mengelola administrasi umum meliputi pengelolaan tata naskan

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga kecamatan.

• Pengelolaan administrasi kepegawaian

• Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian

• Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

• Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

b. Sub Bagian Keuangan

Dalam menjalankan fungsinya Ka.Subag Keuangan bertugas :

• Menyusun dan merencanakan program kegiatan subag keuangan

• Menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan

• Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

menyusun rencana, menyusun bahan, memproses, mengusulkan dan verifikasi.

• Menyiapkan bahan/pelaksana koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan

(13)

• Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

c. Sub Bagian Penyusunan Program

Dalam menjalankan fungsinya Ka.Subag penyusunan Program bertugas : • Menyusun dan merencanakan program Subag penyusunan program • Mengumpulkan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana

dan program kegiatan kecamatan

• Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

• Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

3. Bidang Pemerintahan

Kegiatan Bidang pemerintahan di bawah pimpinan Kasie Pemerintahan melaksanakan administrasi kependudukan antara lain:

• Menyusun dan merencanakan kegiatan Seksi tata pemerintahan

• Menyusun petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan

• Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintah kelurahan

• Menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi dalam

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

• Menyiapkan bahan koordinasi pembinaan kegiatan politik, ideologi

negara dan kesatuan bangsa

• Menyiapkan bahan pembinaan keagrarian.

(14)

• Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan

kelurahan

• Melaksanakan proses pelayanan administrasi lainnya di bidang tata

pemerintahan

• Memantau pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan bangunan

(PBB)

• Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat (PMK) dibawah pimpinan Kasie PMK melaksanakan kegiatan antara lain:

• Menyusun dan merencanakan kegiatan seksi pemberdayaan

masyarakat

• Menyusun bahan dan petunjuk teknis lingkup pemberdayaan

masyarakat

• Menyiapkan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan

masyarakat seperti lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), lembaga perekonomian, koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah

• Menyelenggarakan pelaksanaan Musrembang tingkat kecamatan dan

mengkoordinir Musrenbang tingkat kelurahan

• Memantau dan membina penyelenggaraan kegiatan PNPM dan

NICE projek di kelurahan-kelurahan

• Melaksanakan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan

(15)

• Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan

pemberdayaan masyarakat

• Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

5. Bidang Ketentraman dan Ketertiban

Kegiatan bidang ketentraman dan ketertiban (Trantib) dibawah pimpinan Kasie Trantib melaksanakan kegiatan antara lain :

• Menyusun dan merencanakan kegiatan seksi ketentraman dan

ketertiban.

• Menyusun petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban

• Menyiapakan bahan pembinaan ketentraman dan ketertiban

• Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja

perangkat daerah dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan perundang-udangan lainnya diwilayah kecamatan

• Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi pamong praja

pertahanan sipil perlindungan msyarakat • Penataan dan penertiban pedagang kaki lima • Penertiban bangunan-bangunan liar

• Memantau kebersihan dan mengkoordinasikannya dengan pihak

kelurahan

• Membantu pelaksanaan dan pengawasan terhadap penyaluran

bantuan dan pengamanan akibat bencana alam

• Melaksanakan proses pelayanan masyarakat lingkup ketentraman

(16)

• Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

6. Bidang Kesejahteraan Sosial

Kegiatan bidang kesejahteraan sosial dibawah pimpinan kasie kessos melaksanakan kegiatan antara lain:

• Menyusun dan merencanakan kegiatan seksi kesejahteraan sosial • Menyusun petunjuk teknis lingkup kesejahteraan sosial

• Menyiapkan bahan pembinaan kesejahteraan sosial

• Melaksanakan proses pelayanan masyarakat dibidang kesejahteraan

sosial

• Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pembinaan

kehidupan keagamaan, pendidikan, kepemudaan, kebudayaan, olahraga dan kesehatan

• Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

4.3 Potensi Dan Capaian Kegiatan

4.3.1 Pendiidkan

Sejalan dengan perkembangan wilayah, kecamatan medan baru selain sebagai pusat pemukiman dan pertokoan kota, juga dijadikan sebagai lokasi pusat pendidikan formal maupun informal dimana kecamatan medan baru menajdi pusat pendidikan.

(17)

Selain itu di kecamatan medan baru terdapat bimbingan-bimbingan test dan merupakan pusat bimbingan-bimbingan test di kota medan yang setiap tahunnya kecamatan medan baru kedatangan calon mahasiswa dan mahasiswi dengan sangat besar setia akan adanya UMPTN.

4.3.2 Kesehatan Masyarakat

Dengan dibantu puskesmas padang bulan medan kecamatan medan baru dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dikecamatan medan baru, camat Medan Baru, Lurah dan kader-kader PKK yang telah menyelenggarakan kegiatan-kegitan yang meliputi :

• Penyuluhan gizi dan kesehatan untuk ibu hamil/menyusi dan balita • Mengarahkan lurah agar mendirikan POSKESKEL agar melayani

pengobatan penyakit ringan secara gratis dan pemberian pelayanan JAMPERSAL disetiap kelurahan

• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memberantas DBD

dengan membersihkan lingkungn dan tempat-tempat sarang nyamuk disetiap kelurahan secara bergiliran.

• Memantau pelaksanaan foging yang dilaksanakan dinas kesehatan

kota Medan dan Puskesmas padang bulan di rumah-rumah penderita DBD

• Penyuluhan PHBS bagi ibu-ibu PKK bekerjasama dengan

• Penyuluhan penyakit HIV/AIDS dan penyakit kelamin lainnya

bekerjasama dengan puskesmas padangbulan

• Penyuluhan penyakit menular bekerjasama dengan puskesmas

(18)

• Memantau penyelenggaraan G21H Cuci tangan pakai sabun yang

dilaksanakan disetiap keluarahan, sekolah TK dan SD. 4.4.1 Ekonomi Masyarakat

1. Penguatan Peran Koperasi dalam Mendukung Perekonomian Masyarakat

Dalam mendukung peran Perekonomian Masyarakat kegiatan yang dilakukan antara lain:

• Menumbuhkan peningkatan perekonomian warga dengan melakukan

penyuluhan Koperasi dan TTG (Teknologi Tepat Guna)

• Menjalin kerjasama dengan koperasi pedagang pasar peringgan

dalam upaya peningkatan penghasilan warga.

• Membina pedagang kecil dan menata pedagang kaki lima

2. Fasilitas Pembangunan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Masyarakat Untuk meningkatkan Usaha Kecil dan Mikro Camat Medan Baru memantau pelaksanaan malalui dana UEP dan PNPM Mandiri yang ada di kelurahan dalam mengembangkan usaha rakyat berupa :

• Bantuan Modal untuk pedagang kecil, penjual jamu, penjual es krim

dan pedagang makanan

• Pelatihan Bordir dan salon dengan dana PNPM Mandiri di

masing-masing kelurahan

• Memantau pelaksanaan pinjaman bergulir untuk dana UEP di setiap

keluarahan

(19)

bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan menyelenggarakan pelatihan Perakitan Komputer di Kelurahan Babura.

4.4.2 Keamanan Dan Ketertiban

Dalam keterbatasan kemampuan yang dimiliki Kecamatan Medan Baru di bantu Petugas dari Polsekta Medan Baru dan Koramil 05 Medan Baru telah mengupayakan penguatan sistem pengamanan lingkungan yang langsung dikoordinir oleh Kepala Lingkungan dn dibawah pengawasan Lurah mendirikan Poskamling Pembantu terbesar di 64 Lingkungan yang ada.

4.4.3 Tertib Administrasi

Kecamatan Medan Baru melakukan pengawasan dalam melaksanakan tertib Administrasi di Lingkungan Kecamatan serta memantau pelaksanaan administrasi Kelurahan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2007, tanggal 24 juli 2007 tentang pedoman Administrasi Kelurahan, jenis Administrasi Kelurahan sebagai berikut :

a. Administrasi Umum; b. Administrasi Peduduk; c. Administrasi Keuangan; d. Administrasi Pembangunan; e. Administrasi Lainnya;

f. Data PNS Kecamatan Medan Baru yang sudah membuat Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun 2015 dan Tahun 2016

4.4.4 Pencapaian Target Pbb

(20)

lima ratus delapan puluh enam ribu tiga ratus lima belas ribu Rupiah) dengan 9.776 WP. dan realisasi pembayaran sampai dengan bulan Mei 2015 sebesar Rp.2.053.098.528,- (Dua Milyar Lima Puluh Tiga Juta Sembilan Puluh Delapan Ribu Lima Ratus Dua Puluh Lima Rupiah) atau sebesar 12,84%.

4.4.5 Tingkat Pencapaian Swadaya / Partisipasi Masyarakat

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pasrtisipasi warga secara gotong royong Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kecamatan memegang peranan penting dalam menjalin kemitraan dengan msyarakat. Adapun peran serta LPM Kecamatan dalam mendukung kegiatan di Kecamatan Medan Baru antara lain :

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi antara LPM Kecamatan dan

LPM Kelurahan

• Melakukan gotong-royong secara bergiliran di setiap Kecamatan dan

Lingkungan, setiap hari sabtu atau hari minggu mengajak partisipasi warga untuk membersihkan pekarangan, drainase / parit dan lingkungan sekitar.

• Menumbuhkan peran aktif warga dalam penyelenggaraan

Siskamling dan Pengadaan Pos Kamling dan Fasilitas Pos Kamling. • Melalui LPM Kelurahan membantu Posyandu dengan memberikan

makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil

• Melalui LPM Kelurahan membantu operasional kegiatan PAUD bagi

Kelurahan yang memiliki PAUD

• Menjalin kerja sama dengan pengusaha dalam penyelenggaraan

MTQ tingkat Kecamatan dan tongkat Kota Medan

• Menjalin Kerja sama dengan Instansi-instansi terkait seperti

(21)

4.5 Profil Kelurahan

4.4.1 Gambaran Umum Kelurahan Titi rantai

Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru merupakan 1 dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Baru. Dengan luas wilayah lebih kurang 106 Ha dan terbagi dalam 10 lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan PB Selayang II

Kec.Medan Selayang

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan polonia Kec. Medan

Polonia

• Sebelah Selatan berbatasam dengan Kelurahan Beringin Kec. Medan

Selayang

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan

Kec.Medan Baru.

4.4.2 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Titi Rantai berdasarkan laporan Mutasi Mutandis sampai dengan desember 2016 adalah 13.676 jiwa yang terdiri dari :

1. Laki-laki : 6.938 Jiwa 2. Perempuan : 6.738 Jiwa

(22)

4.5.1 Mata Pencarian

Warga / penduduk yang tinggal bermukim di Kelurahan Titi Rantai sangat bervariasi yaitu di bidang pemerintahan (Pegawai Negeri) maupun di bidang Swasta, buruh, pedagang dari usia bekerja. Sedangkan sebahagian besar warga merupakan penduduk Non-Produktif mencapai 70% dari jumlah penduduk.

4.5.2 Penddikan

Dalam bidang pendidikan sebagaimana data yang ada secara keseluruhan tidak ditemukan penduduk yang tdiak pernah mengenyam pendidikan dan dari seluruh jumlah penduduk lebih kurang 10% SD Sederajat, 10% Lulus SMP Sederajat, 20% Lulus SMA Sederajat dan selebihnya Lulus perguruan tinggi (jenjang S1,S2 dan S3)

4.5.3 Tipologi Kelurahan

Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru dapat dikategorikan sebagai pemukiman dan pertokoan kota yang mana dapat dilihat dari sepanjang jalan protokol terdapat pemukiman dan pertokoan yang cukup strategis dengan cirii khas terdapat pasar modern dan tradisional yang dikenal dengan nama Pasar Sembada Psr.V.

4.6 Penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan

(23)

1. Bidang Kesekretariatan.

Kegiatan bidang sekretariatan melaksanakan kegiatan dibidang surat-menyurat antara lain:

 Pengarsipan Surat masuk dan Surat Keluar

 Pengurusan domisili kependudukan dan perusahaan  Pengurusan administrasi pertanahan

 Dan lain-lain

2. Bidang Pemerintahan

Kegiatan bidang pemerintahan melaksanakan administrasi kependudukan antara lain :

 Pengurusan kartu tanda penduduk (KTP)  Pengurusan kartu tanda keluarga

 Pengurusan administrasi pertanahan  Dan lain-lain

3. Bidang Sosial

Kegiatan bidang sosial melaksanakan administrasi sosial kemasyarakatan antara lain :

 Pembagian raskin

 Membantu pengelolaan kesekretariatan PKK  Pengurusan surat kematian, nikah Dll

 Pendataan organisasi kepemudaan dan kegiatan sosial

4. Bidang Tantrib

Kegiatan bidang tantrib melaksanakan pengawasan dan perencanaan pembangunan di tingkat kelurahan antara lain ;

(24)

 Penertiban dan penataan pedagang kaki lima  Perencanaan pembangunan kelurahan  Dan lain-lain

4.6 Potensi Dan Pencapaian Kegiatan 4.6.1 Pendidikan

[image:24.595.107.533.350.610.2]

Sejalan dengan perkembangan wilayah Kelurahan Titi Rantai selain sebagai pusat pemukiman dan pertokoan kota, juga dijadikan sebagai lokasi pusat pendidikan formal maupun informal, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel Daftar Nama Sekolah di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru :

NO JENJANG

PENDIDIKAN

NAMA

SEKOLAH/YAYASAN

ALAMAT KET

1 TK Al Mutaqin Jl.Terompet No.51

2 SD Negeri Jl.Rebab

3 SD Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita

4 SMP Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita

5 SMA Swasta Pelita Jl.Bahagia Gg.Pelita 6 SMA Piaget Singapore Perum Citra Garden 7 SMA High Scope Jl.Bahagia Gg.Pelita Sumber : Expose Kelurahan Titi Rantai 2016

4.6.2 Kesehatan Masyarakat

(25)

 Pembinaan 5 POSYANDU yang terdapat di 10 Lingkungan yanga ada

di Kelurahan Titi Rantai dengan rangkaian Posyandu dilakukan penimbangan balita dan imunisasi

 Penyuluhan gizi dan kesehatan untuk ibu hamil/menyusui dan balita  POSKESKEL melayani pengobatan penyakit ringan secara gratis dan

pemberian pelayanan JAMPERSAL

 Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan foging untuk memberantas

DBD

 Penyuluhan bagi ibu-ibu PKK

4.6.3 Ekonomi Masyarakat

1. Penguatan Peran Koperasi dalam Mendukung Perekonomian Masyarakat

Dalam mendukung peran perekonomian masyarakat kegiatan yang dilakukan antara lain :

 Menumbuhkan peningkatan perekonomian warga dengan melakukan

penyuluhan koperasi dan TTG (Teknologi Tepat Guna)  Membina pedagang kecil dan menata pedagang kaki lima.

2. Fasilitas Pembangunan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Menengah Untuk meningkatkan usaha kecil dan mikro melalui dana UEP dan PNPM Mandiri dikembangkan usaha rakyat berupa :

 Bantuan modal untuk pedagang jamu, ES krim dan makanan  Pelatihan bordir dan salon dengan dana PNPM Mandiri

(26)
(27)

BAB V ANALISIS DATA

5.5 Pelayanan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH), Family Development Session (FDS)

Family Developmnet Session (FDS) atau Kemampuan Peningkatan Keluarga di laksanakan tanggal 5November 2016 di Kelurahan Titi Rantai.Dikecamatan Medan Baru ini terdiri dari 6 kelurahan dan masing-masing kelurahan memiliki anggota yang menerima PKH dan telah terlaksananya FDS.

[image:27.595.126.492.411.642.2]

Berikut jumlah penerimaan PKH di Kecamatan Medan Baru Tingkat Kelurahan :

Tabel Jumlah Penerima PKH Setiap Kelurahan di Kecamatan Medan Baru 2016 :

NO PENERIMA PKH JUMLAH KPM/KELURAHAN

1 KEL.TITI RANTAI 21 KPM

2 KEL.PADANG BULAN 22 KPM

3 KEL.MERDEKA 9 KPM

4 KEL.DARAT 9 KPM

5 KEL.BABURA 16 KPM

6 KEL.PETISAH HULU 31 KPM

JUMLAH PENERIMA PKH 108 KPM

Sumber :Pendamping PKH 2016

(28)

5.1.1 Analisis Pelayanan Sosial Family Development Session (FDS)

[image:28.595.107.533.321.522.2]

Pertemuan peningkatan Kemampuan Keluarga (FDS) jika dilaksanakan rutin oleh pendamping PKH sangat bermanfaat bagi peserta. Peserta diajarkan dan dibekali oleh pendamping tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, cara mengasuh anak dan lain sebagainya.Dalam proses pelaksaan FDS di kecamatan Medan Baru dari 6 Kelurahan., dibagi menjadi 2 lokasi FDS seperti pada tabel berikut :

Tabel pembagian 2 lokasi FDS di kecamatan Medan Baru yakni :

NO LOKASI FDS PESERTA FDS/KELURAHAN KET

1. Kel.Petisah Hulu

1.Kel.Merdeka Pelaksanaan

FDS Tanggal 3 September 2016 2.Kel.Babura

3.Kel.Petisah Hulu

2. Kel.Titi Rantai

1.Kel Padang Bulan Pelaksanaan FDS Tanggal 5 November 2016 2.Kel. Darat

3.Kel. Titi Rantai Sumber : Pendamping PKH 2016

Dari tabel diatas, pelaksaan FDS di Lokasi Kel.Petisah Hulu telah dilaksanakan pada tanggal 3 September 2016. Sedangkan FDS Kel.Titi Rantai dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016. Dalam hal ini peneliti meneliti dilokasi Kel.Titi Rantai.

(29)

Penerim Manfaat PKH di Kel.Titi Rantai 21KPM, Kel.Padang Bulan 22KPM, Kel.Darat 9KPM dengan Total 52 KPM.

Dalam hal ini tim pelaksana PKH sangat berharap keluarga ini bisa datang semua dalam mengikuti FDS “Ya, Saya sangat berharap sekali ini jumlah total keluarga 52 penerima PKH dapat hadir semua pada pelaksanaan FDS minggu depan ini, soalnya biar bagaimanapun juga kalau kita berpikir sejauh mana bantuan terus ada ya kan. Biarlah dengan FDS ini nanti semua keluarga ini tidak bergantung pada bantuan dari pemerintah. Jadi kami sudah kontak ni kepada semua keluarga untuk menghadiri FDS minggu depan tangggl 5 November lah jadinya.” Pak Azwir sebagai tim pelaksana atau pendamping berjalannya FDS ini.

Dari hasil wawancara bersama Pak Azwir, sedikit kendala dalam persiapan FDS ini, sebagaimana diungkapkan oleh Pak Azwir :

“sejauh ini yang menjadi kendala kami dan membuat kami berpikir-pikir terus ni, sebagian besar yang mengikuti atau menerima PKH di Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, dan darat ini berasal dari Suku Nias, maaf ya maksud saya sebagian dari data yang sudah kami peroleh dan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya juga mereka susah untuk mengerti rata-rata orang nias dengan pendidikan tidak tamat SD dan paling tinggi Tamat SD atau sederajat juga ada yang tidak tau baca tulis, dan mereka kurang mengerti jika diartikan atau berbicara menggunakan bahasa Indonesia, ya mungkin karna mereka sangat jarang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan sejauh ini kami berupayalah semaksimal mungkin ni agar mereka benar-benar mengerti gitu entah dengan cara mendatangkan moderator dengan mentranslate ke daerah nias atau bagaimana caranya nanti sedang di rembukkan”

(30)

pertemuan-pertemuan sebelumnnya ada yang tidak mengerti sama sekali tentang apa yang disampaikan. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka, beberapa penelitian antara lain menyimpulkan waktu mereka pada umumnya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar atau meningkatkan ketrampilan.

Dari hasil wawancara bersama Ibu Aisyah selaku Koord.PKH, tentang pelayanan sosial bagi keluarga miskin lewat program keluarga harapan, juga mengungkapkan :

“sebenarnya pelayanan PKH ini baik di bidang kesehatan dan pendidikan yang telah diberikan, tidak lepas dari Family Development Session (FDS). Kenapa saya berkata demikian karna FDS ini penting bahkan sangat penting sekali untuk terus diterapkan pada masyarakat, seseorang dikatakan miskin juga disebabkan karna menseat atau pola pikir yang salah masing-masing keluarga ditambah kurangnya informasi dalam semua bidang baik segi menjaga kesehatan, anak wajib disekolahkan, dan sebagainya dibidang manapun sangat kekurangan informasi,dan dari FDS inilah kita berharap bagaimana supaya keluarga yang ada saat ini bisa atau mampu bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan dari pihak manapun swasta atau pemerintah. Keluarga yang mengikuti PKH ini juga butuh motivasi yang kembali menyemangati mereka itulah gunanya yang saya katakan tadi FDS penting karna pelayanan sosial ini tidak hanya bergerak pada pemenuhan material saja tapi pelayanan sosial juga berbicara tentang pemberdayaan masyarakat lewat FDS yang ada di PKH.”

(31)

material saja tetapi pelayanan sosial juga berbicara tentang pemberdayaan kepada masyarakat lewat FDS yang ada di PKH, agar keluarga yang ada saat ini bisa mampu bertahan dalam kondisi apapun ketika tidak ada bantuan dari pihak manapun.

Dari setiap program yang dijalankan juga tidak terlepas dari kendala atau hambatan yang ada baik dalam segi pelayanan yang telah diberikan maupun dari masyarakat itu sendiri. Seperti di Kecamatan Medan Baru dalam proses berjalannya Program Keluarga Harapan (PKH ) di Kelurahan Titi Rantai ada sebagain dari masyarakat yang protes kenapa tidak terdaftar penerimaan PKH, seperti yang di uangkapkan oleh Ibu Aisyah :

“ya, kalau berbicara soal kendala pasti ada tu,tapi itu hal yang biasa ya menghadapi masyarakat yang protes kenapa begini, kenapa begitu, kenapa gak dapat tetangga saya dapat hahaha....dan masih banyak lagilah. Hal ini terjadi karna itu tadi yang saya katakan pola pikir menseat masyarakat ini terkurung dalam satu hal saja yaitu “keluarga saya miskin”. Padahal sering bahkan awal mulainya PKH ini mereka dikumpulkan dan diberikan arahan, saat diberi ruang untuk bertanya pada ngerti semua, tapi saya sendiri maklum lah itu gunanya ada program ini tidak hanya memberikan penjelasan kepada keluarga yang sah menerima PKH saja tapi kepada masyarakat yang tidak menerimapun kami memberikan penjelasan yang konkrit sampai mengerti kenapa keluarga nya tidak mendapat kan PKH atau namanya tidak tercantum dan sejauh ini kami atau para pendamping juga sudah sangat berusaha menjelaskan dan meyakinkan keluarga tersebut serta terus diberikan motivasilah agar tidak menyerah dengan keadaan keluarga dan mereka bisa berterima. Kalau kendala lain sepertinya bisa diatasi butuh kesabaran aja dalam pelaksanaan FDS ini karna rata-rata pendidikan keluarga Titi rantai, Padang Bulan, dan Darat itu tamat SD sederajat tapi kebanyakannya tidak tamat SD. Jadi agak susah juga mengubah pola pikir seseorang, di tambah yang orang Nias nya itu sebagaian mereka juga kurang cepat menangkap atau mengerti apa yang disampaikan. Tapi Tim pelaksana terus berusaha membuat sampai mereka benar-benar mengerti dengan menggunakan bahasa yang sederhana.”

(32)

disampaikan Ibu Aisyah, Ada keluarga yang protes tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam program keluarga harapan (PKH) dan para pendamping lapangan terus memberikan penjelasan yang berterima dengan keluarga tersebut, serta berupa untuk membuat FDS lebih khususnya kepada orang nias agar benar-benar mengerti apa yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Dengan demikian, pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara klien dan pekerja sosial untuk secara bersama menghadapi beragam masalah yang dihadapi klien.

5.6 Analisis Tahapan Kegiatan Family Development Session (FDS) Kel.Titi Rantai

Kegiatan FDS dilaksanakan setiap 2 (dua) munggu sekali perkelompok anggota PKH. Jadwal tersebut sudah dirancang sedemikian rupa untuk memaksimalkan penyerapan materi demi hasil yang didasarkan dalam kegiatan FDS. Dalam proses FDS ini jumlah anggota yang datang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok. Setiap satu kelompok akan mendapatkan 1 (satu) tema modul yang terbagi menjadi beberapa sesi setiap kali pertemuan. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan UPPKH Kecamatan Medan Baru, di Kelurahan Titi Rantai, melalui kegiatan FDS maka peneliti menggunakan konsep teori dari Sulistyani (2010:83) yaitu

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

(33)

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandiran.

5.6.1 Analisis Tahap Penyadaran dan Pembentukan Perilaku

Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku merupakan tahap menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.Pada tahap ini pihak pelaku pelayanan PKH berusaha menciptakan pra-kondisi supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pelayanan sosial yang efektif. Sentuhan penyadaran akan membuka keinginan dan kesadaran keluarga tentang kondisi saat ini dan dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan semangat yang diharapkan dapat mengantarkan masyarakat untuk sampai pada kesadaran dan kemauan untuk belajar.

Dalam pelaksanaannya, tahap penyadaran pada sesi Pengasuhan dan Pendidikan Anak dapat dilihat dari peran serta guru sekolah PAUD/TK Kelurahan Titi Rantai yang sengaja diundang oleh pendamping pada saat jadwal materi pelatihan disampaikan. Kehadiran guru PAUD juga dirasakan manfaatnya ketika pendamping menyampaikan materi Perlindungan Anak, dimana kehadiran guru ini sangat menarik perhatian para peserta pelatihan yang masih terlihat pasif saat awal pelaksanaan kegiatan FDS ini. Pada sesi Pengasuhan dan Pendidikan anak, pendamping bersama guru tersebut menyampaikan bagaimana cara mengasuh anak yang baik, mulai yang balita hingga usia dewasa, dengan perlakuan dan cara orangtua mendidik anak yang harus berbeda, disesuaikan dengan usianya.

(34)

karena mendidik anak diusia dini adalah kunci untuk keberhasilan dan kesuksesan seorang anak kelak. Kegiatan yang terlihat disana pendamping dan guru PAUDmenyampaikan bagaimana menjadi orang tua yang baik yaitu dengan memberikan contoh seperti ketika anak kita juara kelas sepatutnya kita orang tua wajib memberikan penghargaan, walaupun tidak dengan barang, hanya kalimat pujian itu sudah membuat anak senang. Selain itu menunjukkan raut wajah yang selalu ceria walaupun sedang kesal dengan perilaku anak, itulah beberapa hal yang terlihat saat soasialisasi cara pengasuhan dan pendidikan anak.

Pendamping juga sangat terbantu dengan mengundang guru PAUD pada sesi Perlindungan Anak, karena guru juga membantu menyampaikan bagaimana cara memahami anak, dimulai dari usianya yang masih dini, agar bisa terhindar dari tindak kekerasan yang dapat melukai dan mencederai anak. Sebab pada umumnya, pelaku kejahatan dan kekerasan pada anak dimulai dari ketidak tahuan orang tua dan atau orang-orang terdekatnya bagaimana cara memahami dan memperlakukan anak dengan baik, sehingga tak jarang kemudian para orang tua akan memaksakan kehendaknya dan pada akhirnya dapat melukai dan mencederai anak. Pendamping juga menayangkan video yang dibuat khusus oleh KPP-PA yang berisi tentang bagaimana menganalisa, mencegah, dan bagaimana cara melaporkan, jika sampai terjadi praktek tindak kekerasan terhadap anak, kepada para peserta pelatihan FDS.

(35)

tersebut dilakukan pendamping, sebab pada materi ini, memang banyak dari ibu-ibu peserta yang bertanya tentang masalah kesehatan, sehingga dengan menghadirkan seorang bidan, para peserta bisa dengan bebas melakukan tanya jawab langsung dengan bidan.

Hanya pada sesi Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha, pendamping tidak mengundang narasumber, namun pendamping tetap mampu menarik minat para peserta dengan bekal modul, poster, flipchart, dan video tutorial yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada sesi ini, peserta berperan serta lebih aktif daripada sesi yang lainnya, sebab pendamping mengajarkan secara langsung bagaimana cara berhitung keuangan keluarga yang baik, mengetahui apa yang disebut ‘keinginan dan kebutuhan’, bagaimana membuat jurnal kas harian atau bulanan, dan meminta para peserta untuk mempraktekkannya secara langsung. Dengan begitu, diharapkan peserta akan langsung memahami materi yang diberikan dengan lebih mudah.

Demi tercapainya tugas dan tanggung jawab ini, pihak pemberdaya, dalam hal ini UPPKH Dinas Sosial Kecamatan Medan Baru, telah berusaha maksimal dengan mempersiapkan para pendampingnya dengan pelatihan - pelatihan yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui pembelajaran, yang disebut Family Development Session (FDS). Dengan menerapkan metode pembelajaran Andragogi, yaitu pembelajaran untuk orang dewasa (adult learning), materi-materi dalam FDS akan dirasakan mudah, ringan, dan santai, sehingga akan mudah dipahami dan diserap dengan baik oleh para peserta PKH yang mengikutinya.

(36)

mengasuh anak, kondisi keuangan keluarga, dan sebagainya, hingga permasalahan yang terjadi di sekitar rumah dan di lingkungan sosialnya, tentunya permasalahan – permasalahan yang masih berhubungan dengan lingkup materi pelatihan. Ini membuat para pendamping harus berfikir keras untuk dapat membantu memecahkan setiap permasalahan yang terjadi di lapangan, demi untuk meringankan beban mereka. Dengan adanya pelatihan FDS ini diharapkan mampu menjembatani antara semua masalah yang terjadi, dengan solusi – solusi yang disampaikan ke peserta oleh pendamping.Selain harus mampu berimprovisasi, tak jarang pendamping juga melemparkan permasalahan yang disampaikan oleh peserta kepada peserta yang lainnya dalam satu kelompok terlebih dahulu, dengan tujuan membiasakan para peserta untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran, dengan berbagi cerita dan menyampaikan pendapat. Metode tersebut boleh saja dilakukan selama metode pemberdayaan melalui pembelajaran ini, tidak melenceng dari isi dan aturan, serta tata cara pemberian materi pelatihan. Terkadang mereka juga mendapatkan beberapa pertanyaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri, maka diadakanlah pertemuan antar pendamping FDS dalam satu kecamatan, yang dilaksanakan rutin setiap dua (2) minggu sekali untuk sharing, membahas dan bertukar pendapat antar pendamping, agar dapat membantu menyelesaikan kasus dan permasalahan - permasalahan yang mungkin belum dapat diselesaikan pendamping seorang diri.

5.6.2 Analisis Tahap Transformasi Kemampuan

(37)

dan menguasai kecapakan- ketrampilan dasar yang mereka butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau obyek pembangunan saja.

Dalam pelaksanaannya, para peserta pelatihan FDS sudah mulai menerapkan apa yang disampaikan oleh pendamping dan para narasumber yang diundang pada setiap pertemuan. Seperti pada sesi Pendidikan dan Pengasuhan Anak, RTSM sudah menyadari pentingnya pengasuhan anak sejak usia dini dan mulai memperhatikan bagaimana dengan pendidikannya dengan mengikutkan anaknya, yang masih usia 3 sampai 4 tahun, pada kegiatan sekolah. Kebiasaan baik yang juga dipraktekkan para peserta juga terlihat dari tingkat kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak, yang semakin baik. Para ibu peserta yang hamil menjadi rajin untuk memeriksakan kondisi kehamilannya pada bidan desa atau pada puskesmas setempat, juga lebih mengutamakan dalam memberikan pertolongan pada yang sakit pada dokter, puskesmas, atau bidan terdekat. Tidak lagi menggunakan jasa ‘dukun beranak’ pada saat melahirkan, menggunakan jamban, mencuci tangan, dan kegiatan menuju sehat yang lainnya, sesuai dengan apa yang disampaikan dalam sesi Kesehatan Ibu dan Anak.

(38)

semakin bersemangat untuk mengikuti pertemuan – pertemuan berikutnya dalam persiapan untuk membantu kemandirian keuangan keluarga dengan membuka usaha sendiri.

Begitu pula dengan sesi Perlindungan Anak yang pelan tapi pasti mulai menunjukkan hasilnya. Kini para orang tua semakin perhatian dan semakin pandai mengendalikan emosi terhadap anak-anak mereka. Dulu yang sebelumnya sering berkata kasar, membentak, atau bahkan memukul dan mencubit anaknya, hanya karena capek kerja lalu anaknya rewel, sekarang para orang tua berusaha lebih santun dalam bertindak dan berkata-kata, mampu menahan amarah saat anaknya ‘meminta perhatian’, serta mulai mengawasi anak-anak mereka lebih intensif dalam pergaulannya sehari-hari, agar mampu terhindar dari tindak kekerasan sedini mungkin.

Dalam Tahap Transformasi kemampuan, terjadi keterbukaan di dalam masyarakat akan pentingnya pemberdayaan yang nantinya akan mempengaruhi wawasan, kecakapan - ketrampilan dasar yang mereka miliki. Dimana Pada tahap ini, menjadi seorang pendamping berarti harus mampu memiliki kemampuan dalam inovasi dan leadership yang kuat. Pendamping dituntut untuk mampu berimprovisasi di setiap kondisi apapun yang terjadi dilapangan, agar target dan tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik, sesuai deadline, dan juga maksimal.

(39)

Meski terkadang seorang pendamping harus mengorbankan waktu libur atau waktu istirahatnya, setidaknya apa yang dilakukan oleh pendamping FDS ini berbuah manis.

5.6.3 Analisis Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual, Kecakapan dan Ketrampilan

Tahap ketiga adalah tahap peningkatan intelektualitas dan kecakapan-ketrampilan yang diperlukan supaya mereka dapat membetuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat didalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Masyarakat yang mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja masyarakat tersebut tetap memerlukan perlindungan supaya dapat terpupuk dan terpelihara dengan baik dan selanjutnya dapat membentuk kedewasaan sikap dari masyarakat tersebut.

Dalam pelaksanaannya, tahap peningkatan intelektualitas ini menjadi tahapan hasil dari dua tahap sebelumnya. Bahkan para peserta yang sudah mendapatkan informasi dari pelatihan, serta sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara langsung, mulai mau dan mampu menularkan kebiasaan baiknya pada lingkungan sekitarnya. Pada sesi Pengasuhan dan Pendidikan Anak, para peserta juga sudah berani mengajak saudara dan tetangga sekitarnya untuk mulai memperhatikan cara pengasuhan yang baik, serta tidak melupakan pendidikan dari anak-anak mereka. Para peserta sudah mulai memberikan contoh yang baik dalam praktek pengasuhan anak dan memperlihatkan kebaikannya pada lingkungan sekitar mereka.

(40)

mungkin terjadi pada anak-anak mereka. Saling menjaga satu sama lain antar saudara dan tetangga di lingkungan sekitarnya agar anak-anak terhindar dari tindak kekerasan yang bisa dilakukan oleh orang asing yang tidak dikenal. Semua pengetahuan yang sudah disampaikan dalam sesi Perlindungan Anak sudah mampu mereka terapkan dan ditularkan dengan cukup baik agar anak-anak mereka benar-benar terlindungi dengan baik.Sesi ekonomi yang bertema Mengatur Keuangan Keluarga dan Memulai Usaha juga mulai memperlihatkan hasilnya. Ibu-ibu peserta pelatihan FDS yang sudah terbiasa dan paham betul bagaimana mengatur keuangan dengan baik, saat ini mulai mempersiapkan kegiatan memulai usaha untuk dapat menyokong perekonomian keluarga yang mandiri. Mereka sudah mulai berhitung besar kecilnya modal, pengeluaran dan rancana pemasukan, tempat usaha, rekanan dan jenis usaha apa yang akan mereka lakukan nanti.

Dalam Tahap Peningkatan Kemampuan Intelektual, akan terlihat inovasi - inovasi dan perubahan – perubahan positif yang akan dimunculkan oleh para peserta. Bisa dikatakan, tahap ini adalah semua hasil dan rangkuman dari proses keberhasilan 3 (dua) tahap sebelumnya. Keberhasilan tersebut terlihat dari semakin meningkatnya wawasan, pengetahuan, dan inisiatif para peserta pelatihan FDS ini. Berawal dari merubah kebiasaan pasif belajar ke aktif belajar, peningkatan kemampuan baca tulis dan berhitung, hingga mampu menularkan ilmu yang dipelajarinya pada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bahkan, tingkat kepercayaan diri yang meningkat dalam permasalahan pengasuhan anak, juga dalam mengatur ekonomi keluarga menjadi kebanggaan tersendiri.

(41)

keuangan keluarga, ternyata bisa teratasi dengan baik, meskipun secara bertahap. Peningkatan intelektualitas diri para peserta FDS juga membuat mereka merasa diterima kembali di lingkungannya. Mereka yang sebelumnya pasif, pemalu, dan takut bersosialisasi, menjadi aktif dan mampu bersosialisasi lebih baik lagi dalam beberapa kegiatan kemasyarakatan. Bahkan beberapa dari mereka sudah mampu menularkan ilmu yang didapatkan dari pelatihan – pelatihan FDS yang diikutinya, dengan mengajarkannya pada para saudara, tetangga dekat, atau dalam kelompok sosialnya yang lain, semua yang didapatkannya dari kegiatan pelatihan FDS, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Perubahn positif yang terjadi pada peserta pelatihan FDS tersebut juga sesuai dengan yang disampaikanRomanyshynmemberikan arti pelayanan sosial sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal. Pengertian yang dikemukakan oleh Romanyshyn ini mendekati pengertian dan fungsi pekerjaan sosial.Terlihat disini, bahwa kegiatan pelatihan pemberdayaan melalui kegiatan FDS, yang sudah dilaksanakan selama lima (5) kali pertemuan, sudah mulai menuai hasil yang baik dan positif, sesuai harapan yang hendak dicapai dalam semangat cita – cita Program Keluarga Harapan, yaitu untuk memutuskan mata rantai kemiskinan, melalui kesehatan dan pendidikan, serta mampu membentuk masyarakat yang maju dan mandiri.

5.7 Analisis Data

(42)

interpretasi data yang disajikan dalam tabel. Dalam teknik analisis data ini, diperlukan kemampuan interpretasi data penelitian yang kuat (Siagian, 2011:228).

Setiap pertemuan yang dilaksanakan dari program keluarga harapan seperti Family Development Session (FDS) ini, tidak hanya sekedar memberikan teori dari program PKH tetapi mengajak masyarakat juga untuk meberinteraksi satu sama lain. Keluarga miskin tidak merasa tidak memiliki teman, tetapi melalui FDS ini kita diajarkan kita adalah keluarga. Ada pembentukan kelompok yang berfungsi untuk bisa berbagi cerita dan hal tidak kita mengerti bisa ditanyakan.

[image:42.595.107.534.549.752.2]

FDS yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Baru dibagi menjadi 2 lokasi Kelurahan agar setiap peserta PKH mampu menjangkau lokasi untuk setiap pertemuan dan FDS yang dilaksanakan. Seperti Lokasi Kelurahan Petisah Hulu yang telah melaksanakan FDS pada tanggal 3 September 2016. Berikut jumlah peserta yang telah mengikuti FDS di Kel.Petisah Hulu dari 56 KPM penerima PKH dan mengikuti FDS sebanyak 5 kali pertemuan

Tabel jumlah kehadiran keikutsertaan peserta penerima PKH dalam mengikuti FDS di Kelurahan Petisah Hulu :

NO

TAHAP PERTEMUAN

JADWAL PERTEMUAN

JUMLAH PESERTA FDS

(43)

Dari hasil pertemuan FDS yang telah dilaksanakan di Kelurahan Petisah Hulu, peserta penerima PKH yang terdaftar 56 KPM. Sedangkan yang mengikuti FDS tergolong Baik atau dikatakan Sukses, terlihat dari jumlah kehadiran peserta PKH yang semakin meningkat sekalipun pada pertemuan kedua sempat mengalami penurunan selisih 3 KPM dari pertemuan pertama dan diakhir pertemuan peserta hadir 53 KPM dari 56 KPM yang sudah terdaftar. Analisis data dari Kelurahan Petisah Hulu ini sebagai pembanding dengan FDS yang dilaksanakan di Kelurahan Titi Rantai.

Pelaksanaan FDS yang telah berlangsung di Kelurahan Petisah Hulu, selesai pada tanggal 29 Oktober 2016, dan diteruskan dengan FDS di Keluarahan Titi Rantai pada tanggal 5 November 2016.

Berikut Tabel jumlah kehadiran keikutsertaan peserta penerima PKH dalam mengikuti FDS di Kelurahan Titi Rantai :

NO

TAHAP PERTEMUAN

JADWAL PERTEMUAN

JUMLAH PESERTA FDS

WAKTU PERTEMUAN 1. Pertama 5 November 2016 42 KPM 13.00 WIB 2. Kedua 19 November 2016 45 KPM 15.00 WIB 3. Ketiga 03 Desember 2016 48 KPM 15.00 WIB 4. Keempat 17 Desember 2016 48 KPM 15.00 WIB 5. Kelima 24 Desember 2016 34 KPM 15.00 WIB

Sumber : Pendamping PKH-Laporan Hasil Pertemuan FDS 2016

(44)

PKH yang semakin meningkat sekalipun pada pertemuan FDS akhir jumlah peserta yang hadir sangat berkurang mengingat sebagian keluarga peserta PKH mengadakan liburan natal di luar Daerah dan diluar Kota Medan ini. Tetapi FDS ini tergolong sukses dan FDS tahun 2016 di Kelurahan Titi Rantai telah selesai pada tanggal 24 desember 2016.

Dari hasil data yang telah diperoleh FDS di Kecamatan Medan Baru pada tahun 2016 ini telah selesai dan dinyatakan Sukses dalam Program Keluarga Harapan (PKH).

5.8 Analisis Peserta Family Development Session (FDS) Terhadap Anggota PKH

Nama : Ibu Ina Ribani Bu’ulolo

Usia : 45 Tahun

Alamat : Jl.Bahagia Kelurahan Titi Rantai Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan/Bln : 1.000.000 / Bln

Kendala tidak hanya ada pada Tim Pelaksana PKH saja, tetapi anggota penerima PKH yang telah mengikuti FDS juga mengalami kendala, seperti yang diungkap oleh Ibu Ina Ribani bu’ulolo dengan menggunakan bahasa daerah nias yang artinya :

(45)

segala hal. Sebelum ikut ini mau anak saya sekolah atau tidak itu terserah dia malah saya senang mereka hanya tamat SD saja yang penting mereka tau membaca karna biaya juga sangat minim untuk mereka disekolahkan. Tapi setelah mengikuti FDS ini di topik “Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha” saya baru mengerti sedikit uang itu diarahkan kemana. Karna selama ini kalau ada uang bukan untuk sekolah anak tapi untuk bisa makan dan ditabung aja menurut saya sekolah cukup tau membaca saja anak-anak saya. Saya punya 3 anak, anak pertama kelas 6 SD mau tamat, anak kedua kelas 4 SD dan anak ke tiga masih umur 5 tahun. Sebenarnya saya dan suami saya sudah memutuskan tidak meneruskan anak pertama saya lanjut SMP lagi cukup saja SD tapi kembali saya mikir juga siapa yang membuat keluarga saya berubah lebih baik kedepan ya anak saya juga jadi saya ambil keputusan terus lanjutin anak saya sekolah lah semampu kami.”

Terkadang membaca dan menulis aja masih menjadi pedoman bagi orang tua yang tidak mau mengubah menseat pikirannya dengan baik. Dari hasil observasi saya juga Ibu Ina Ribani juga merupakan anggota yang sangat aktif mengikuti setiap pertemuan sekalipun dia tidak mengerti tapi dia tetap berusaha bertanya sampai dia benar-benar mengerti.

Nama : Ibu Ina Yaia Ndruru

Usia : 47 Tahun

Alamat : Kelurahan Darat

Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan/Bln : 1.000.000/Bln

Dari Family Development Session (FDS) yang telah dilaksanakan Ibu Ina Yaia Ndruru mengungkapkan :

(46)

kerumah menginformasikanya jadi saya datang saja, saya juga dapat PKH masa saya tidak datang itu pikir saya. Keluarga kami dapat PKH ini juga karna ada anak saya cacat 1 orang dan itu anak satu-satunya, saya tidak mau kasi dipanti juga saya terus rawat anak saya itu perempuan usia 13 tahun cacat fisik kakinya lumpuh dan matanya tidak normal seperti kita melihat. Saya hanya 3 kali datang pertemuan mengikuti FDS ini karna jaga anak saya dirumah juga, dan ketiga kali ini yang saya ketahui saya punya kenalan, banyak teman jadinya. Dan saya mengerti semua yang dijelaskan tapi saya harus buat apa pendidikan juga anak saya tidak punya jadi saya lebih senang saja punya banyak teman dan terus memberikan saya semangat dan motivasi ini disini ada bu nurhaidah, rosmiyati selalu kasi semangat juga iyah itu saja“

Dalam hal ini Ibu Ina Yaia Ndruru memiliki pola pikir yang berbeda juga, dalam FDS ini dia senang bisa memiliki banyak teman dan Ibu ini juga sangat membutuhkan banyak motivasi, semangat sehingga Ibu bisa kuat mempertahankan keluarganya.

Nama : Daryati Usia : 40 Tahun

Alamat : Keluarahan Padang Bulan Penghasilan/Bln : 1.000.000/bln

Dari pemaparan FDS tadi ibu daryati selaku relawan dalam PKH ini sangat aktif mengabarkan setiap info yang didapatkan. Seperti yang didungkapkan oleh Ibu Daryati :

(47)

sempat datang karna ada halangan juga. Saya mendapat PKH juga karna dikeluarga saya anak saya 1 orang yang cacat fisik dan satu orang yang masih sekolah SMP. Trus ibu saya juga tinggal bersama saya dirumah dan ibu saya dapat PKH lansia juga.”

(48)

BAB VI PENUTUP 6.3 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisis mengenai “Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru”. Studi pada kegiatan Family Development Session (FDS) di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru, yang sudah dipaparkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan sosial pemberdayaan yang dilakukan dapat dilihat dari tiga pendekatan pelayanan pemberdayaan yaitu :

(49)

usianya.Pendamping juga sangat terbantu dengan mengundang guru PAUD pada sesi Perlindungan Anak, karena guru juga membantu menyampaikan bagaimana cara memahami anak, dimulai dari usianya yang masih dini, agar bisa terhindar dari tindak kekerasan yang dapat melukai dan mencederai anak. Cara yang sama juga dilakukan pendamping untuk dapat menarik minat para peserta pelatihan FDS pada sesi Kesehatan Ibu dan Anak. Pada sesi ini, pendamping mengundang seorang bidan desa yang membantu menjelaskan lebih detail kepada para peserta tentang bagaimana bergaya hidup sehat. Hanya pada sesi Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha, pendamping tidak mengundang narasumber, namun pendamping tetap mampu menarik minat para peserta dengan bekal modul, poster, flipchart, dan video tutorial yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada sesi ini, peserta berperan serta lebih aktif daripada sesi yang lainnya, sebab pendamping mengajarkan secara langsung bagaimana cara berhitung keuangan keluarga yang baik, mengetahui apa yang disebut ‘keinginan dan kebutuhan’, bagaimana membuat jurnal kas harian atau bulanan, dan meminta para peserta untuk mempraktekkannya secara langsung. Dengan begitu, diharapkan peserta akan langsung memahami materi yang diberikan dengan lebih mudah.

(50)

ketrampilan dasar yang mereka miliki. Dimana Pada tahap ini, menjadi seorang pendamping berarti harus mampu memiliki kemampuan dalam inovasi dan leadership yang kuat. Pendamping dituntut untuk mampu berimprovisasi di setiap kondisi apapun yang terjadi dilapangan, agar target dan tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik, sesuai deadline, dan juga maksimal.

(51)

6.4 SARAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian, bahwa peneliti memberikan beberapa saran yang dapat berguna agar pemberdayaan yang dilakukan melalui kegaiatan Family Development Session kedepannya bisa lebih baik lagi. Saran tersebut antara lain:

1. Melihat dari target yang harus dipenuhi, serta waktu yang terbatas, mungkin sebaiknya program FDS harus dimulai bersamaan dengan program PKH dilaksanakan. Sehingga tujuan utama dari program bisa tercapai dengan lebih optimal.

2. Dukungan financial juga sebaiknya diberikan untuk menunjang semua pengeluaran dalam kegiatan ini. Pendamping juga menyayangkan tidak adanya dukungan financial dari pemerintah daerah setempat. Semua pengeluaran yang dibutuhkan selama melaksanakan pelatihan, termasuk fotokopi, kertas-kertas, dan peralatan ATK yang lain, semua ditanggung oleh pendamping. Sedangkan, di beberapa daerah di kabupaten lain, para pendamping FDS-PKH sudah menerima tambahan financial untuk mendukung kelancaran berjalannya program FDS. Tentunya pendamping akan sangat terbantu dengan diberikannya dukungan financial dari pemerintah daerahnya.

(52)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Sosial dan Fungsi Pelayanan Sosial 2.1.1 Pengertian Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial (Social Service) merupakan istilah yang tidak mudah untuk di jelaskan (Romanyshyn,1971;Wickenden, 1976). Pertama-tama, kesulitannya karena kata service mempunyai berbagai arti seperti pekerjaan atau kewajiban yang dilakukan untuk pemerintah, perusahaan, atau militer. Kata ini juga dapat berarti bagian dari suatu organisasi pemerintah seperti Civil Service dan Diplomatic Service. Kata service juga dapat diartikan perawatan dan perbaikan kendaraan dan mesin secara reguler; dan juga digunakan sebagai pukulan awal dalam tenis atau badminton. Kata ini juga sering diartikan sebagai jasa seperti dalam goods and services, yaitu barang dan jasa dan sebagainya.

(53)

kadang-kadang lima pelayanan sosial tersebut diperluas yang meliputi pelayanan lain seperti pekerjaan, pelayanan nasihat dan penjagaan ketertiban. Dikatakan oleh spicker bahwa penggunaan istilah pelayanan sosial tidak konsisten dan berada dari satu negara dengan negara lainnya.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dalam rumusan Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 Ayat 1 : “kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, sosial yang sebaik-baiknya bagi diri keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”.

Romanyshyn (1971) memberikan arti pelayanan sosial sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui (1) sumber-sumber sosial pendukung, dan (2) proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal. Pengertian yang dikemukakan oleh Romanyshyn ini mendekati pengertian dan fungsi pekerjaan sosial.

(54)

a) Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja, dan sebagainya.

b) Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya.

Maka dapat diartikan bahwa pelayanan sosial adalah kegiatan-kegiatan atau program-program yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dimana Sepanjang kegiatan-kegiatan itu diarahkan pada tujuan-tujuan kesejahteraan sosial, maka kegiatan-kegiatan itu dikatakan sebagai pelayanan sosial. Pada umumnya baik kualitas maupun kuantitas dari pada pelayanan sosial akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemakmuran suatu negara dan juga sesuai dengan faktor sosiokultur dan politik yang juga menentukan masalah prioritas pelayanan.

(55)

masalah yang dihadapi klien.Yang dikaji menggunakan pendekatan Pelayanan Sosial menurut Sulistyani (2010:83) yaitu:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan- kecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan dasar sehingga mengambil peran dalam pembangunan

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandiran.

2.1.2 Fungsi-fungsi Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial dapat dikategorikan dalam berbagai cara tergantung dari tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan fungsi pelayanan sosial sebagai berikut :

a. Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat b. Pengembangan sumber-sumber manusiawi

c. Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian sosial.

d. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat untuk tujuan pembangunan

(56)

Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan dimaksudkan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda melalui program-program pemeliharaan, pendidikan (non formal) dan pengembangan. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitas mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompok/keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya.

Dengan adanya berbagai kesenjangan, maka pelayanan sosial disini mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai program, sehingga program-program pelayanan tersebut dapat berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya.

2.2 Kemiskinan atau Keluarga Miskin

2.2.1 Pengertian Kemiskinan atau Keluarga Miskin

Berbicara tentang kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan martabat manusia. Jika ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas masalah kemiskinan, dapat dikemukakan bahwa kemiskinan merupakan masalah pribadi, keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Demikian halnya dengan negara, baik ditingkat pusat maupun daerah, melalui berbagai kementerian, dinas maupun badan memiliki berbagai program penanggulangan masalah kemiskinan.

(57)

adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara kemiskinan sebagai suatu proses adalah proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia

Castells (1998) mengemukakan kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup. Adapun standar kebutuhan minimum dimaksud pada umumnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan. Hal ini berarti bahwa justru kondisi miskin itulah yang kemudian mengakibatkan manusia memasuki kehidupan dengan standar tertentu yang dianggap layak dari segi kemanusiaan. Dengan demikian keluarga miskin adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimumnya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

2.2.2 Ciri-ciri Kemiskinan

Suatu studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan, yakni :

1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun ketrampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya.

(58)

3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sempat tamat SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap wawasan mereka. Beberapa penelitian antara lain menyimpulkan bahwa waktu mereka pada umumya habis tersisa semata-mata hanya untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar atau meningkatkan ketrampilan.

4. Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan ketrampilan yang sangat rendah mengakibatkan akses masyarakat yang miskin ke dalam berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat. Akibatnya mereka terpaksa memasuki sektor-sektor informal.

5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memiliki ketrampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari yang makin deras.

2.2.3 Jenis-jenis Kemiskinan

(59)

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif dikenal jika kita melakukan kajian atas kemiskinan berdasarkan bagaimana kita memandang dan mengkajinya. Lebih khusus lagi, kemiskinan relatif justru ditemukan jika kajian kita tentang kemiskinan tersebut didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain.

3. Kemiskinan Massa

Kemiskinan massa dapat diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

4. Kemiskinan Non Massa

Secara umum kemiskinan non massa adalah lawan dari kemiskinan massa. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kemiskinan non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.

5. Kemiskinan Alamiah

(60)

6. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultur atau kemiskinan budaya dalam kasus ini budaya diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi logis dari fakta, bahwa membicarakan budaya sesungguhnya kita telah memasuki wilayah dengan unsur-unsur yang sangat sensitif dan sangat berpeluang menimbulkan polemik.

7. Kemiskinan terinovasi

Kemiskinan terinovasi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinovasi adalah telah terinternalisasi nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau sekelompok orang dalan memandang diri dan kebutuhannya, sehinga mereka menganggap kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah.

8. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural juga ditemukan jika masalah kemiskinan dikaji dari segi faktor-faktor penyebab kemiskinan itu. Konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktur sosial masyarakat itu sedemikian rupa, sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kahidupannya.

9. Kemiskinan situasional

(61)

10. Kemiskinan buatan

Kemiskinan buatan merupakan konsep yang ditemukan jika kajian kemiskinan dititikberatkan pada aspek penyebab. Dimana konsep kemiskinan buatan secara khusus ingin memberikan pesan, agar seseorang atau sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami.

2.3 Program Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan.

Pola perekonomian subsistem yang berarti bahwa aktivitas ekonomi, khususnya pertanian hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar yang diterapkan secara turun-temurun oleh pada umumnya rakyat indonesia pun terusik secara mendasar. Ketidak seimbangan jumlah penduduk indonesia dengan jumlah aparatur penjajah dijadikan dasar untuk melakukan pembeda-bedaan rakyat secara umum hukum.

Kemiskinan terutama sebagai akibat ketimpangan ekonomi yang terjadi di antara masyarakat indonesia merupakan fakta yang sudah sangat tua. Ketimpangan itu semakin nyata lagi, saat mana beberapa nama pengusaha Indonesia tercantum dalam deretan daftar orang terkaya di Asia. Sejak awal pembangunan, pemerintah Indonesia tentu sudah mengetahui fakta kemiskinan yang senantiasa eksis sejak zaman penjajahan.

(62)

program pemberdayaan masyarakat yang secara khusus ditetapkan dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan.

Dengan demikian berikut program-program pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan:

a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

PNPM mandiri dapat diartikan sebagai program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

b. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dilatarbelakangi upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM.

c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ya

Gambar

Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Baru Tahun 2016 :
Tabel Daftar Nama Sekolah di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan
Tabel Jumlah Penerima PKH Setiap Kelurahan di Kecamatan Medan
Tabel pembagian 2 lokasi FDS di kecamatan Medan Baru yakni :
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menggambarkan tentang upaya Program Keluarga Harapan (PKH) dalam membina keluarga miskin di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa antara lain

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) mempunyai hubungan yang kuat dengan sosial ekonomi masyarakat di

Kecamatan Medan Baru memiliki enam kelurahan yaitu pertama kelurahan Titi Rantai dengan luas 1,06 km 2 kantor lurah berada di Jalan Bahagia No.89, kedua kelurahan Padang Bulan

Pada Tahap Peningkatan kemampuan intelektual, para peserta FDS antusias dalam menjawab soal-soal yang di berikan, kemampuan “Calistung” meningkat.Dari banyak hasil positif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan keluarga miskin peserta PKH ditinjau dari Aras Mezzo melalui pendidikan dan pelatihan serta dinamika kelompok di Kelurahan

Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Landuh.. Kecamatan Rantau Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Landuh Kecamatan Rantau

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) mempunyai hubungan yang kuat dengan sosial ekonomi masyarakat di