• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang Masalah

Di negara yang sedang berkembang, daftar pelayanan sosial mencakup

pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai “pelayanan kesejahteraan sosial” (social welfare services), sepanjang pelayanan-pelayanan

tersebut memusatkan pada bantuan kepada individu-individu dan keluarga-keluarga miskin yang mengalami masalah penyesuaian diri dan keberfungsian atau kemiskinan untuk diperbaiki. Dimana salah satu masalah yang dihadapi oleh

pemerintah saat ini adalah kemiskinan.

Masalah kemiskinan terus menerus menjadi masalah yang

berkepanjangan, bahkan sampai sekarang dapat dikatakan semakin memprihatinkan, secara umum di Indonesia dan secara khususnya di Kota Medan Sumatera Utara. Sejak awal pembangunan, pemerintah Indonesia tentu sudah mengetahui fakta

kemiskinan yang senantiasa eksis sejak zaman penjajahan. Dengan berbagai kebijakan telah ditetapkan dan ditempuh. Dan berbagai program pun telah pula

ditetapkan dan dilaksanakan dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan itu. Bahkan presiden pun membentuk tim percepatan penanggulangan masalah kemiskinan. Namun masalah kemiskinan tetap saja eksis, dan tidak mengalami

penurunan yang signifikan.

Kemiskinan telah membuat jutaan rakyat tidak bisa mengenyam

pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak ada investasi, kurangnya akses ke palayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga,

▸ Baca selengkapnya: pelayanan dimulai dari keluarga

(2)

jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan secara terbatas.

Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesehatan yang terjamin, mendapatkan pekerjaan yang layak dan kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI)

Pembangunan Manusia.

Ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi

atas masalah kemiskinan, dapat dikemukakan bahwa kemiskinan merupakan masalah pribadi, keluarga, masyarakat, negara bahkan dunia. PBB sendiri memiliki agenda khusus sehubungan dengan penanggulangan masalah kemiskinan. Dalam Millenium

Development Goals, institusi sejagat tersebut memiliki target tertentu sehubungan

dengan upaya penyelesaian masalah kemiskinan di muka bumi.demikian halnya

dengan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah, melalui berbagai kementrian, dinas maupun badan memiliki berbagai program atau model pelayanan sosial dalam penanggulangan masalah keluarga miskin.

Masyarakat melalui berbagai lembaga juga tidak kalah dalam memberikan perhatian sehubungan dengan penanggulangan masalah kemiskinan.

Terlebih pribadi dan keluarga yang secara langsung merasakan pahitnya kemiskinan itu, tentu memiliki agenda tertentu dalam upaya mengakhiri penderitaan sebagai akibat dari kemiskinan. Selama beberapa dekade, upaya penanggulangan kemiskinan

dilakukan dengan penyediaan kebutuhan dasar seperti pangan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian

dana bergulir melalui sistem kredit, pembangunan prasarana dan sebagainya. Dari serangkaian cara dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut, semuanya berorientasi material, sehingga keberlanjutannya sangat tergantung pada

(3)

tatanan pemerintahan yang demokratis menyebabkan rendahnya aksestabilitas dan

inisiatif masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang ada pada garis kemiskinan di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29

juta orang (dari 10,36 juta orang pada September 2014 menjadi 10,065 juta orang pada Maret 2015), sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,57 juta orang (dari

17,037 juta orang pada September 2014 menjadi 17,094 juta orang pada Maret 2015). Jumlah ini berarti 11,22% dari keseluruhan penduduk di Indonesia. Dan jumlah ini seringkali bertambah jika ternyata ada kebijakan kenaikan BBM atau

kenaikan bahan pokok makanan. Kondisi seperti ini berdampak negatif pada aspek kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan mengakibatkan sulitnya mengakses

pelayanan kesehatan dan pendidikan. Jadi, Indonesia secara nyata menghadapi masalah kemiskinan yang berdampak pada masalah kesehatan dan pendidikan (Badan Pusat Statistik, 2016).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang ada pada garis kemiskinan di daerah perkotaan turun sebanyak 0,28

juta orang (dari 10,62 juta orang pada September 2015 menjadi 10,034 juta orang pada Maret 2016), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 0,22 juta orang (dari 17,089 juta orang pada September 2015 menjadi 17,067 juta orang pada Maret

2016). (Badan Pusat Statistik, 2016)

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera

Utara,jumlahpenduduk miskin dari tahun 2015 hingga 2016 mengalami sedikit penurunan sekitar 5,220 jiwa penduduk miskin. Tetapi dalam hal ini masih tetap terlihat besarnya angka kemiskinan di provinsi sumatera utara. Sedangkan di kota

(4)

presentase 9,41% (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2016). Dalam hal ini juga

pihak pemerintah, lembaga-lembaga sosial, kementrian-kementrian sosial, dan pihak swasta lainnya telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan kemiskinan di sumatera utara lebih khususnya di kota medan sumatera utara. Salah satu program

pelayanan yang telah terlaksana dalam penanggulangan kemiskinan di kota medan yaitu melalui program keluarga harapan (PKH).

Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait dengan tingkat pendidikan, kesehatan dan kurangnya akses atau informasi yang didapat. Rendahnya penghasilan keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga tersebut tidak

mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan untuk taraf minimal sekalipun. Dampak selanjutnya dari kondisi tersebut adalah menurunnya

produktivitas keluarga. Keluarga miskin akhirnya terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Keluarga miskin tidak berdaya untuk keluar dari kemiskinan. Keluarga miskin membutuhkan intervensi dari pihak lain untuk dapat keluar dari lingkaran

kemiskinan tersebut.

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil pada keluarga sangat miskin sering

tidak memadai sehingga menyebabkan buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan sampai menyebabkan kematian bayi dan kematian ibu. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya kehadiran tenaga

medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan yang tidak tersedia pada saat dibutuhkan tindakan, atau masih banyaknya rumah tangga miskin yang lebih memilih tenaga

kesehatan tradisional daripada tenaga medis lainnya.

Begitu juga dengan kebutuhan pendidikan, keluarga sangat miskin tidak dapat memenuhi pendidikan anaknya. Rendahnya kondisi kesehatan keluarga sangat

(5)

pada usia 0-5 tahun. Gizi kurang berdampak buruk pada produktivitas dan daya tahan

tubuh seseorang sehingga menyebabkannya terperangkap dalam siklus kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah karena sakit dapat menyebabkan anak putus sekolah. Kondisi kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga

menyebabkan mereka tidak dapat berprestasi di sekolah. Sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin ada juga yang sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah

karena harus membantu keluarganya mencari nafkah. Meskipun angka partisipasi sekolah dasar tinggi, namun masih banyak anak keluarga miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP/MTs. Kondisi ini menyebabkan kualitas generasi

penerus keluarga miskin senantiasa rendah dan akhirnya terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.

Berbagai indikator pemenuhan kebutuhan dasar, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan bagi RTSM perlu ditingkatkan sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan serta

meluncurkan program-program yang ditujukan bagi keluarga miskin yang menyebabkan keterbatasan pengetahuan dari anak tersebut.

Dengan masih banyaknya program-program pemerintah yang masih belum optimal dan tidak berjalan dengan semestinya dalam penanggulangan kemiskinan, maka sejak tahun 2007 pemerintah Indonesia melaksanakan uji coba

Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah pemberian bantuan tunai bersyarat (Conditional Cash Transfers) bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM). Dengan

persyaratan yang ditetapkan dalam PKH terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya bidang pendidikan dan kesehatan, karena dengan kesehatan yang terjamin maka pendidikan juga dapat berjalan dengan baik,

(6)

komponen ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kemiskinan dan saling

berpengaruh.

Secara nyata PKH memang berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan dasar keluarga sangat miskin, namun masih belum optimal terutama yang

berkaitan dengan faktor kultural dalam kemiskinan. PKH belum menyentuh perubahan pola pikir keluarga terhadap masa depan dan peningkatan etos kerja

melalui pendidikan keluarga. Dalam penelitian yang dilakukan, Bappenas juga menyebutkan perlunya pendekatan multidimensi dalam PKH. Pada konteks ini diperlukan upaya peningkatan pengetahuan bagi para penerima program. Salah satu

cara yang bisa dikembangkan dalam PKH adalah dengan memberikan pengetahuan tambahan bagi para pendamping tentang “best pratice” pendidikan dan kesehatan

sehingga mereka bisa mendesiminasikan informasi tersebut kepada ibu-ibu peserta program PKH.

Pelaksanaan PKH menggunakan strategi transformasi. Program ini patut

dibanggakan dan didukung karena mengupayakan perubahan perilaku yang lebih baik melalui pemberian bantuan dengan syarat-syarat tertentu dalam bidang

pendidikan dan kesehatan. Sampai saat ini program ini terus dikembangkan ke daerah-daerah lain sehingga Kementerian Sosial terus melaksanakan rekrutmen pendamping sampai tahun 2014. Hal ini dikarenakan program ini cukup berhasil

menurunkan angka kemiskinan di Indonesia (Kemensos, 2016).

Sesuai siklus manajemen program, pada tahun 2013 telah dilaksanakan

kegiatan resertifikasi kepesertaan PKH yang direkrut pada tahun 2007 untuk menentukan fase pendampingan kepada KSM. Data yang diperoleh dari hasil resertifikasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan

(7)

kepesertaan dimaksud akan menghasilkan 2 bentuk implikasi. Pertama adalah status

transisi, yaitu KSM dikategorikan masih berada dalam kondisi yang mengharuskannya tetap berada dalam program. Untuk KSM yang pada tahun ke-6 masih dalam status transisi dimaksud disamping masih mendapatkan bantuan PKH,

juga diberikan penguatan kapasitas keluarga dalam bentuk sesi pengembangan keluarga. Dengan ini, KSM akan dihubungkan dengan program Family

DevelopmentSession (FDS) yang nantinya diharapkan dapat mengubah pola pikir

KSM untuk bisamenjalani kehidupan keluarga yang sederhana dan mapan tanpa ada lagi bantuan dari PKH, yang meliputi 4 aspek, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan

dan perlindungan anak. Kedua adalah status graduasi, yaitu KSM yang sudah dinyatakan “lulus” (graduated) dan dirujukkan untuk mendapatkan pelayanan

lanjutan berupa penguatan dan pemberdayaan sosial ekonomi melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi lainnya

(Kemensos, 2016).

Menurut buku pedoman Umum Program Keluarga Harapan Pengertian Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau yang dikenal dengan

Family Development Session (FDS) merupakan proses belajar peserta PKH berupa

pemberian dan pembahasan informasi praktis di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, yang disampaikan melalui

pertemuan kelompok bulanan. Tujuan dari FDS adalah:

1. Meningkatkan Pengetahuan praktis mengenai kesehatan, pendidikan,

ekonomi, dan kesejahteraan keluarga.

(8)

3. Menjaga dan memperkuat perubahan perilaku positif terkait pendidikan,

kesehatan, ekonomi dan kesejateraan keluarga

4. Meningkatkan ketrampilan orang tua dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan keluarga

5. Meningkatkan kemampuan peserta untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya agar dapat digunakan dalam peningkatan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat

6. Memberikan pemahaman kepada peserta untuk menemukan potensi lokal agar dapat dikembangkan secara ekonomi.

Program pelayanan FDS ini akan menjadi program baru oleh Kementerian Sosial yang bekerja sama dengan World Bank dan Unicef untuk

memberikan pelatihan kepada KSM melalui pendampingnya agar KSM tersebut mengerti tentang pola hidup yang sederhanan dan mapan. KSM akan mengimplementasikan materi-materi FDS tersebut dalam kehidupan sehari hari

sehingga masalah-masalah sosial yang membelitnya bisa teratasi dan dapat menjalani pola hidup yang terus maju untuk terlepas dari garis kemiskinan. Adanya

program FDS dalam PKH ini menjadi salahsatu upaya pemerintah melakukan pendekatan multidimensional dalam penanggulangan kemiskinan (Kemensos, 2016).

Program FDS ini belum dijalankan di seluruh kecamatan di Kota Medan

di tahun 2016 ini, dikarenakan hasil resertifikasi yang belum rampung untuk peserta PKH di setiap wilayah dan seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pendamping

PKH yang boleh menjalankan program ini harus mengikuti diklat FDS terlebih dahulu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pelayanan sosial bagi keluarga miskin melalui program keluarga harapan (pelayanan sosial : Family

(9)

Dengan adanyaBerdasarkan data yang diperoleh dari pendamping,

kecamatan Medan Baru merupakan salah satu kecamatan yang sudah menjalankan program ini. Dimana tahun 2016 ini berganti nama dari RTSM (rumah tangga sangat miskin) menjadi KPM (keluarga penerima manfaat) tetapi memiliki pengertian yang

sama, dan yang terdaftar menerima PKH dan mengikuti program FDS di kecamatan Medan Baru tahun 2016 adalah berjumlah 108 KPM (Keluarga Penerima Manfaat).

Kecamatan Medan Baru Terdiri dari (6) enam kelurahan yaitu Kel.Titi Rantai, Kel.Padang Bulan, Kel.Merdeka, Kel.Darat, Kel.Babura, dan Kel.Petisah Hulu. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian dikelurahan Titi Rantai Medan Baru.

Sehingga pelaksanaan FDS terbagi 2 lokasi masing-masing terdiri 3 kelurahan. Lokasi pelaksaan FDS pertama di Kelurahan Petisah Hulu yang terdiri dari

(Kel.Merdeka, Kel.Babura, dan Kel.Petisah Hulu) yang telah melaksanakan FDS pada tanggal 3 September 2016 dan lokasi pelaksanaan FDS kedua di Kelurahan Titi Rantai yang terdiri dari (Kel.Padang Bulan, Kel.Darat, dan Kel.Titi Rantai) yang

akan dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016 mendatang. Sehingga peneliti akan melaksanakan penelitian di Kecamatan Medan Baru Keluarahan Titi Rantai.

Dilokasi ini peserta PKH mengikuti program FDS, dan menurut peneliti di kelurahan ini masih banyak peserta PKH yang belum memiliki mindset (pola pikir) yang maju dalam mengubah paradigma peserta menjadi lebihbaik. (Pendamping

PKH Medan Baru 2016).

Melalui uraian latar belakang dalam Program Keluarga Harapan (PKH)

tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai “Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Medan Baru”

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat di tarik sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: mengetahui dan menganalsis bagaimana “Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin

Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru” (pelayanan sosial : Family DevelopmentSession (FDS).

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kota Medan Khususnya di Kecamatan Medan Baru(pelayanan sosial : Family

DevelopmentSession (FDS).

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis : Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini

diharapkan dapat memberi kontribusi dan pemahaman tentang pelayanan sosial baik dalam pengembangan konsep-konsep, teori-teori penulis serta

ilmu pengetahuan secara umum terlebih khusus ilmu kesejahteraan sosial, sekaligus semakin memperkaya referensi yang ada.

2.Manfaat praktis: dari hasil penelitian ini diharapkan semakin menambah

pengetahuan serta dapat ikut terlibat dan menumbuhkan jiwa sosial dalam setiap pelayanan yang diberikan baik terhadap kontribusi bagi instansi

(11)

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan secara garis besarnya, dikelompokkan dalam enam bab dalam urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan

data,serta teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN LOKASI PNELITIAN

Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari

hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS dan aktivitas siswa antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Two Stay Two Stray (kelas

Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan non-parametrik menggunakan model Regresi Linier Berganda sehingga dapat dianalisis mengenai

Dengan adanya definisi dari komunikasi tersebut interaksi sosial merupakan induk dari terjadinya komunikasi yang terjadi antara mahluk sosial satu dan yang lainnya

Dengan demikian, penelitian ini berfokus untuk menganalisis dampak yang terjadi pada pasar ekspor perikanan dengan komoditas udang dan ikan ke Eropa bila

Dokumen Subbidang Layanan di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, September 2015... 2) Subbidang layanan kerjasama dan teknologi informasi.. Jenis

Hal ini terjadi karena dengan meningkatnya massa dan kerapatan udara yang masuk ke dalam silinder, semakin banyak oksigen yang dapat bereaksi dengan bahan bakar

Dari hasil perhitungan daya didapatkan daya terkecil yang dapat dihasilkan adalah sebesar 348.5838 Watt sementara daya terbesar yang dapat dihasilkan adalah sebesar 623291.4 Watt

Dengan perhitungan Fuzzy RPN, mode kegagalan paling kritis pada koridor III adalah jalur yang belum steril dari pengguna kendaraan pribadi (0,742), sedangkan pada