• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

G. Kendala-Kendala dalam Pemotongan Pajak

Kendala-kendala dalam pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh bendaharawan KPP Pratama Medan Petisah adalah :

1. Sistem aplikasi komputerisasi error.

Penggunaan sistem aplikasi komputerisasi dianggap efisien dalam menghitung dan memotong pajak terutang. Namun program yang ada dalam sistem komputer, terkadang tidak dapat digunakan dikarenakan kesalahan aplikasi (Error Aplication). Hal ini yang dapat menghambat kerja bendaharawan dalam melaksanakan kewajibannya dalam penghitungan dan pemotongan pajak terutang.

2. Perubahan PTKP Pegawai dalam tahun berjalan. Perubahan PTKP tersebut sangat berpengaruh dengan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang juga secara otomatis berhubungan dengan pemotongan yang dilakukan oleh Bendaharawan. Perubahaan PTKP tersebut harus disertai dengan surat pernyataan yang berisi bertambahnya tanggungan dan dalam hal ini harus disertai dengan lampiran berupa Akte Kelahiran. 3. Waktu pelaporan yang diberikan kepada bendaharawan untuk melakukan

pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 kurang lama mengingat banyaknya 76

pegawai di KPP Pratama Medan Petisah yang harus dihitung dan dipotong pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di KPP Pratama Medan Petisah adalah dengan cara menghitung seluruh penghasilan pegawai termasuk gaji pokok, tunjangan suami/istri, tunjangan anak, tunjangan umum, tunjangan jabatan, tunjangan beras, tunjangan khusus pajak, dan tunjangan lainnya selama setahun yang kemudian hasil penjumlahannya disebut sebagai penghasilan bruto. Kemudian jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan pengurang berupa biaya jabatan dan iuran wajib pegawai sehingga diketahuilah jumlah penghasilan neto setahun. Setelah penghasilan neto setahun diketahui maka dikurangkan dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan keadaan pegawai pada awal tahun pajak dan selanjutnya diperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun. Untuk menghitung jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang akan dipotong maka PKP tersebut dikalikan tarif Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Sedangkan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 perbulan, dengan cara Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi 12 (dua belas) bulan atau banyaknya bulan dalam tahun pajak. 2. Bendaharawan KPP Pratama Medan Petisah telah melaksanakan

Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 melalui sistem komputerisasi. Penggunaan program aplikasi secara komputerisasi sangat efisien bagi bendaharawan sehingga tidak terdapat kesalahan dalam penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap.

3. Tidak terdapat perbedaan dalam hal penghitungan Pajak Penghasilan 21 atas Pegawai Tetap baik secara manual maupun penghitungan secara komputerisasi di KPP Pratama Medan Petisah. Hal ini disebabkan karena KPP Pratama Medan Petisah telah menerapkan peraturan perundang-undangan perpajakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 Ayat (4) tentang Pajak Penghasilan, yang menyebutkan bahwa jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh pada program aplikasi penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21. 4. Berdasarkan hasil temuan penulis di lapangan diketahui bahwa :

a. Pegawai Tetap yang berstatus Pegawai Negeri Sipil di KPP Pratama Medan Petisah adalah Wajib Pajak dan telah memiliki NPWP.

b. Semua Pegawai Tetap telah mengetahui hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.

c. Semua Pegawai Tetap telah melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik sehingga tidak terjadi tunggakan pajak yang terutang atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada pihak KPP Pratama Medan Petisah agar memperbaharui program aplikasi penghitungan dan pemotongan pada sistem komputerisasi sehingga pada saat melakukan penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Diharapkan kepada pihak Bendaharawan KPP Pratama Medan Petisah agar tetap melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan benar dan teliti terutama dalam memasukkan data pegawai sehingga tidak akan terjadi kesalahan pada saat melakukan penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap.

3. Pihak KPP Pratama Medan Petisah diharapkan membuat penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap secara manual, sehingga tidak menjadi suatu kendala terlambat dalam menghitung dan memotong pajak terutang atas pegawai tetap ketika mengalami kesalahan program aplikasi pada sistem komputer (System Error).

4. Hendaknya bendaharawan selalu memberikan bukti potong 1721-A2 setiap akhir bulan kepada seluruh pegawai agar terlihat lebih transparan dalam melakukan penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah

Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 191/KMK.01/2008 yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, yang akan melayani Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan lembaga yang memutuskan keberatan.

Pada 27 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan terbagi menjadi 6 (enam) KPP yaitu :

Tabel 2.1

Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang Bernaung di Lingkugan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

No Nama Kantor Kode Alamat Kantor No. Telp No. Fax

1 KPP Pratama

Medan Barat 111 Jln. Asrama No. 7 A 8467967 8467439

2 KPP Pratama Medan Belawan 112 Jln. K.L. Yos Sudarso KM. 8,2 Tanjung Mulia 6642764 6642763 6643695 6642764 3 KPP Pratama

Medan Timur 113 Jln. Suka Mulya No.7A - - 4 KPP Pratama Medan Polonia 121 Jln. P.Diponegoro No. 30 A GKN II 4529353 4529343 5 KPP Pratama Medan Kota 122 Jln. P.Diponegoro No. 30 A GKN I 4529379 4529403 6 KPP Pratama

Medan Petisah 124 Jln. Asrama No. 7-A

8467616 8467568 8467951

8467744

Sumber : http://www.pajak.go.id/direktori-kpp/view/10/06/2013

Adapun ruang lingkup wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah meliputi :

1. Kecamatan Medan Petisah

2. Kecamatan Medan Helvetia

3. Kecamatan Medan Sunggal

Semenjak reorganisasi, wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah meliputi antara lain :

1. Kelurahan Petisah Tengah 2. Kelurahan Sei Putih Tengah 3. Kelurahan Sei Putih Timur 4. Kelurahan Sei Putih Barat 5. Kelurahan Sekip

6. Kelurahan Cinta Damai 7. Kelurahan Simpang Tanjung 8. Kelurahan Sei Sikambing 9. Kelurahan Tanjung Rejo 10.Kelurahan Tanjung Gusta 11.Kelurahan Helvetia Tengah 12.Kelurahan Helvetia Timur 13.Kelurahan Babura Sunggal 14.Kelurahan Lalang

15.Kelurahan Sunggal 16.Kelurahan Dwikora

KPP Pratama adalah instansi vertikal Direktoral Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan dan pelayanan pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Bumi dan Bangunan yang saat ini hanya 22

menangani sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Perikanan (P3) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah per 01 Januari 2013 sebagai berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Petisah per 01 Januari 2013

Keterangan Jumlah

Orang Pribadi 10.135 Orang

Badan 79.784 Orang

Bendaharawan 584 Orang

Jumlah 90.503 Orang

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

B. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Petisah

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP, tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktek-praktek good governance pada institusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

Adapun Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Visi KPP Pratama Medan Petisah

Menjadi institusi pemerintahan yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

2. Misi KPP Pratama Medan Petisah

a. Misi Fiskal : Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

b. Misi Ekonomi : Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan dengan meminimalkan distorsi.

c. Misi Politik : Mendukung proses demokratisasi bangsa.

d. Misi Kelembagaan : Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Petisah

Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Medan Petisah menyelenggarakan fungsi:

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek

pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Perikanan (P3).

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

4. Penyuluhan perpajakan.

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak. 6. Pelaksanaan ekstensifikasi.

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. 8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak.

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11.Pelaksanaan intensifikasi 12.Pembetulan ketetapan pajak

13.Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Perikanan (P3).

14.Pelaksanaan administrasi kantor.

D. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Petisah

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut

juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdiri dari 11 (sebelas) seksi yang masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). 3. Seksi Pelayanan.

4. Seksi Penagihan. 5. Seksi Pemeriksaan.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I. 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II. 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III. 10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV. 11.Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH

KEPALA KANTOR 1.

SUPERVISOR FUNGSIONAL KA. SUB BAGIAN UMUM

1. FUNGSIONAL 1. 7. 2. 8. 3. 9. 4. 10. 5. 11. 6. 12. PELAKSANA 1. 2. 3. 4. 5. 6. KASIE. WASKON IV - KASIE. WASKON III 1. KASIE. WASKON II 1. KASIE. WASKON I 1. KASIE. PENAGIHAN - KASIE. EKSTENSIFIKASI 1. KASIE. PDI 1. KASIE. PELAYANAN 1. PELAKSANA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. ACCOUNT REPRESENTATIVE 1. 2. 3. 4. 5. PELAKSANA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. PELAKSANA ACCOUNT REPRESENTATIVE 1. 2. 3. 4. 5. ACCOUNT REPRESENTATIVE 1. 2. 3. 4. 5. ACCOUNT REPRESENTATI VE 1. 2. 3. 4. 5. PELAKSANA PELAKSANA 1. 2. 3. PELAKSANA 1. 2. 3. 4. 5. PELAKSANA PELAKSANA KASIE. PEMERIKSAAN 1. PELAKSANA 1.

E. Uraian Tugas dan Fungsi Setiap Seksi di KPP Pratama Medan Petisah

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 14/PJ/2008, tanggal 13 Maret 2008, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi adalah sebagai berikut :

1. Kepala KPP (Kepala Kantor)

Kepala Kantor mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1.1 Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja kantor sebagai bahan penyusunan rencana strategi kantor wilayah.

1.2 Mengkoordinasi penyusunan rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi, keuangan, dan realisasi penerimaan tahun lalu.

1.3 Mengkoordinasi pelaksanaan tindak lanjut nota kesepahaman (MOU) sesuai arahan kepala kantor wilayah.

1.4 Mengkoordinasi rencana pencarian data strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi / ekstensifikasi perpajakan.

1.5 Mengkoordinasi pelaksanaan rencana pencarian data strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi / ekstensifikasi perpajakan.

1.6 Mengkoordinasi pengolahan data yang sumber datanya strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi / ekstensifikasi perpajakan.

1.7 Mengkoordinasi pembuatan risalah perincian dasar pengenaan pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak berdasarkan hasil penghitungan ketetapan pajak.

1.8 Mengkoordinasi pengolahan data guna menyajikan informasi perpajakan. 1.9 Mengkoordinasi penyusunan monografi perpajakan.

1.10 Mengkoordinasi pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan tahunan PPh, pembayaran masa PPN/PPnBM dan PBB sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Perikanan (P3) untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak serta mengendalikan pelaksanaan pemeriksaan pajak.

2. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu tata usaha dan kepegawaian, keuangan, dan bagian rumah tangga.

2.1Tata Usaha dan Kepegawaian

Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan di bidang tata usaha dan kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan dan pengadaan, penataan berkas penyusutan arsip, tata usaha kepegawaian dan pengiriman laporan agar dapat menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

2.2Keuangan

Tugasnya adalah menyusun anggaran dan administrasi keuangan untuk pembiayaan administrasi kantor dan penggajian pegawai KPP Pratama Medan Petisah.

2.3Bagian Rumah Tangga

Tugasnya adalah mengurusi segala keperluan rumah tangga dan keperluan perlengkapan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah agar dapat menunjang kelancaran tugas di KPP Pratama Medan Petisah.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang tugasnya mengkoordinir urusan pengolahan data dan penyajian informasi pembuatan monografi pajak, penggalian potensi perpajakan serta ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencairan, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan/atau Bangunan (PBB) sektor P3, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi elektronik, pengaplikasian Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP), dan Sistem Informasi Geografi (SIG), serta penyiapan laporan kinerja.

4. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.

5. Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

6. Seksi Pemeriksaan

Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Ekstensifikasi

Seksi ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan subjek dan objek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV

Seksi pengawasan dan konsultasi I. Seksi pengawasan dan konsultasi II, Seksi pengawasan dan konsultasi III, dan Seksi pengawasan dan konsultasi IV, masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding.

9. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa dan Penilai

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

9.1 Pejabat fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan pejabat fungsional penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

9.2 Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala kantor wilayah sebagai supervisor, atau kepala KPP yang bersangkutan.

9.3 Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

9.4 Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Gambaran Pegawai KPP Pratama Medan Petisah

Telah dijelaskan di atas bahwa wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Sunggal, dan Kecamatan Medan Helvetia. Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah ini dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 10 seksi dan 1 kelompok Jabatan Fungsional. Berdasarkan data hingga Januari 2013, jumlah pegawai KPP Medan Petisah adalah sebanyak 81 orang, dengan perincian sebagai berikut :

1. Berdasarkan Pendidikan : 1.1 Master (S2) 5 orang 1.2 Sarjana 27 orang 1.3 D-IV 1 orang

1.4 D-III/Sarjana Muda 18 orang 1.5 D-I 19 orang

1.6 SLTA 9 orang 1.7 SLTP 2 orang 2. Berdasarkan Pangkat :

2.1 Golongan IV 2 orang 2.2 Golongan III 45 orang 2.3 Golongan II 35 orang

3. Berdasarkan Esselon : 3.1 Eselon III 1 orang 3.2 Eselon IV 9 orang 3.3 Fungsional 12 orang

3.4 Account representative (AR) 20 orang 3.5 Pelaksana 40 orang

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagian besar berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan untuk memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi rakyat serta mendorong kemajuan modernisasi di segala bidang kehidupan. Hal ini diatur dalam isi UUD 1945 Pasal 23A yang berbunyi : “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”. (Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, Bab VIII, Pasal 23A) Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Republik Indonesia No.16 Tahun 2009, Pasal 1, Angka 1)

Kesadaran sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang telah memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dapat ditunjukkan melalui kepatuhan terhadap pembayaran pajak dalam mewujudkan pembangunan nasional secara mandiri. Penerimaan pajak dari tahun ke tahun dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dinilai sebagai pendapatan

negara yang potensial dibandingkan dengan penerimaan negara secara internal lainnya, seperti : penerimaan negara bukan pajak, disamping penerimaan negara secara eksternal, yaitu pinjaman luar negeri. Tersedianya dana yang bersumber dari dalam negeri, akan memberikan jaminan lebih kepada rakyat, sebagai cerminan dari prinsip bantuan nasional dalam upaya melepas ketergantungan pada sumber dana luar negeri, sehingga bantuan asing dianggap sebagai pelengkap yang relatif kecil di masa depan.

Berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, mengakibatkan sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan, dari sistem pemungutan pajak secara Official Assessment System berubah menjadi Self Assessment System. Official Assessment System mengandung arti bahwa petugas pajak yang menentukan sendiri berapa besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Sementara itu, Self Assessment System mengandung pengertian yang sebaliknya, yaitu setiap wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam sistem ini, pemerintah menuntut kesadaran, kejujuran, dan peran serta masayarakat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Mardiasmo,2009 : 7)

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu bentuk penerimaan pajak yang diperoleh Negara. Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak yang dipotong oleh pihak ketiga atau pemberi kerja atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. (Mardiasmo,2009 : 158)

Saat terutang pajak penghasilan dilihat dari segi subjeknya. Subjek Pajak menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP. Para pegawai tetap tidak dapat menghindari kewajiban membayar pajak atas penghasilan yang diperolehnya karena data lengkap mengenai perolehan penghasilan pegawai tetap ada pada badan atau instansi pemerintahan selaku pemberi kerja. Penghasilan pegawai tetap akan dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh pemotong pajak yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada kenyataannya, kesalahan dalam melakukan penghitungan terhadap pemotongan pajak atas penghasilan pegawai tetap, menimbulkan kendala-kendala sebagai akibat informasi yang diberikan dalam bentuk buku panduan perpajakan yang tidak dimengerti oleh pembaca atau yang biasa disebut sebagai pemotong pajak sehingga para pegawai merasa dirugikan.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan memahami bagaimana sebenarnya tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dikenakan bagi pegawai tetap dalam instansi pemerintahan khususnya di KPP Pratama Medan Petisah. Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mahasiswa dihadapkan pada pokok permasalahan secara langsung, sesuai 3

dengan kenyataan di lapangan tempat PKLM berlangsung agar mahasiswa dapat mengetahui situasi dunia kerja yang sebenarnya. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul :

“TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan

Dokumen terkait