• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

C. Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan hasil penelitian di KPP Pratama Medan Petisah, Bendaharawan KPP Pratama Medan Petisah telah melaksanakan kewajibannya untuk menghitung, memotong, menyetor, dan melapor Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap dengan baik dan tepat waktu. Dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan Pegawai Tetap di KPP Pratama Medan Petisah, bendaharawan menggunakan komputer yang telah di program sehingga mempermudah dalam proses penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sesuai dengan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Dengan bertitik tolak pada data yang diperoleh yaitu penghitungan yang dilakukan oleh pembuat daftar gaji dalam lampiran I-A SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21, penulis mencoba membandingkan antara penghitungan PPh

Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Petisah dengan penghitungan secara manual sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Penulis akan memaparkan bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan data yang telah diperoleh melalui satu sampel PNS golongan III/a di KPP Pratama Medan Petisah karena bisa saja terdapat kesalahan dalam menghitung pajak terutang. Untuk membuktikan kebenaran penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap yang dilakukan oleh pihak KPP, penulis akan membuktikan keakuratan data dengan cara menghitung kembali secara manual penghitungan yang dilakukan oleh Bendaharawan dengan menggunakan program aplikasi penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di KPP Pratama Medan Petisah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku pada tahun 2012. Namun dikarenakan data mengenai daftar gaji dan tunjangan-tunjangan yang diperoleh pegawai tersebut tidak diperoleh secara rinci, maka penulis membuat sendiri ilustrasi penerimaan gaji dan tunjangan-tunjangan pegawai sesuai dengan data yang ada dalam formulir 1721 A2 lampiran I-A. Adapun penjelasan tentang tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 diuraikan sebagai berikut :

1 Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Tetap Dan Teratur yang Diterima atau Diperoleh Pegawai Tetap

Secara manual Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan tetap dan teratur pegawai dihitung dengan cara menghitung seluruh penghasilan pegawai termasuk gaji pokok, tunjangan suami / istri, tunjangan anak, tunjangan struktural / fungsional, tunjangan beras, tunjangan khusus pajak,

dan tunjangan lainnya selama setahun sehingga hasil penjumlahannya disebut sebagai penghasilan bruto. Kemudian jumlah penghasilan bruto setahun dikurangi dengan pengurang berupa biaya jabatan dan iuran wajib pegawai. Sehingga diketahui jumlah penghasilan neto setahun. Kemudian penghasilan neto setahun dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan keadaan pegawai pada awal tahun pajak. Selanjutnya diperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP) dan dengan pembulatan ke bawah hingga ribuan rupiah penuh. Untuk menghitung jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun yang akan dipotong maka PKP tersebut dikalikan tarif Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Sedangkan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 perbulan dihitung dengan cara Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi 12 (dua belas) bulan atau banyaknya bulan dalam tahun pajak. Dalam hal Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan bagi PNS yang memiliki NPWP.

2 Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN)

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji dan TKPKN pertama kali dilakukan dengan cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

atas gaji sebagaimana cara penghitungan yang dimaksud dalam penjelasan pada angka 1 (satu). Kemudian dihitung seluruh penghasilan pegawai setahun termasuk gaji pokok, tunjangan suami / istri, tunjangan anak, tunjangan beras, tunjangan struktural / fungsional dan tunjangan lainnya selama setahun ditambah dengan TKPKN setahun yang kemudian hasil penjumlahannya disebut sebagai penghasilan bruto setahun. Kemudian penghasilan bruto setahun dikurangi dengan pengurang berupa biaya jabatan dan iuran wajib pegawai. Maka diperoleh jumlah penghasilan neto setahun. Setelah penghasilan neto setahun diketahui maka dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan keadaan pegawai pada awal tahun pajak. Selanjutnya diperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun dan dengan pembulatan ke bawah hingga ribuan rupiah penuh. Kemudian PKP tersebut dikalikan tarif Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 atas TKPKN dapat dihitung dengan cara selisih antara Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas gaji dan tunjangan (TKPKN) dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang atas gaji.

Contoh : Tuan X adalah PNS Golongan III/a di KPP Pratama Medan Petisah berstatus Kawin dan memiliki 1 orang anak. Tuan X memiliki NPWP dan menerima gaji pokok Rp 2.302.841,-/bulan. Tuan X juga memperoleh tunjangan-tunjangan seperti Tunjangan Isteri Rp 230.284,-/bulan, Tunjangan Anak Rp 46.056,-/bulan, Tunjangan Beras Rp 178.175,-/bulan, Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan

Negara (TKPKN) setahun Rp 79.852.443,-, dan tunjangan lain-lain Rp 200.495,-. Setiap bulan Tuan X membayar iuran pensiun sebesar 5,32% dari gaji pokok. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagai berikut :

a. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun :

Gaji Pokok Rp 27.634.100,-

Tunjangan Isteri Rp 2.763.410,-

Tunjangan Anak Rp 552.682,-

Tunjangan Beras Rp 2.138.100,-

Tunjangan Lain-Lain Rp 2.405.944,- + Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp 35.494.236,- Pengurang : 1) Biaya Jabatan 5% x Rp 35.494.236,- = Rp 1.774.711,- 2) Iuran Pensiun 5,32% x Rp 27.634.100,- = Rp 1.470.134,- + Total Pengurang Rp 3.244.845,- - Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 32.249.391,- PTKP (K/1)

1) Untuk Wajib Pajak Rp 15.840.000,- 2) Status WP Kawin Rp 1.320.000,- 3) Tanggungan @ 1 orang Rp 1.320.000,- +

Total PTKP Rp 18.480.000,- - Penghasilan Kena Pajak Rp 13.769.391,-

Pembulatan Rp 13.769.000,-

PPh Pasal 21 setahun atas Gaji :

5% x Rp 13.769.000,- = Rp 688.450,- (ditanggung pemerintah) b. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan TKPKN :

Gaji Pokok Rp 27.634.100,- Tunjangan Istri Rp 2.763.410,- Tunjangan Anak Rp 552.682,- Tunjangan Beras Rp 2.138.100,- Tunjangan Lain-Lain Rp 2.405.944,- + Jumlah Penghasilan Rp 35.494.236,- Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara Rp 79.852.443,- + Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp 115.346.679,- Pengurang : 1) Biaya Jabatan 5% x Rp 115.346.679,- = Rp 5.767.334,- 2) Iuran Pensiun 5,32% x Rp 27.634.100,- = Rp 1.470.134,- + Total Pengurang Rp 7.237.468,- - Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 108.109.211,- PTKP (K/1)

1) Untuk Wajib Pajak Rp 15.840.000,- 2) Status WP Kawin Rp 1.320.000,- 3) Tanggungan @ 1 orang Rp 1.320.000,- +

Total PTKP Rp 18.480.000,- -

Penghasilan Kena Pajak Rp 89.629.211,-

Pembulatan Rp 89.629.000,-

PPh Pasal 21 setahun atas Gaji dan TKPKN :

5% x Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000,- 15% x Rp 39.629.000,- = Rp 5.944.350,- + PPh Pasal 21 atas Gaji dan TKPKN = Rp 8.444.350,-

c. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas TKPKN :

PPh Pasal 21 atas Gaji dan TKPKN Rp 8.444.350,- PPh Pasal 21 atas Gaji Rp 688.450,- - PPh Pasal 21 atas TKPKN Rp 7.755.900,-

Berdasarkan ilustrasi data penghasilan pegawai yang digunakan dalam penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 secara manual dan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 secara komputerisasi tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 Ayat (4) tentang Pajak Penghasilan yang menyebutkan bahwa “Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh”.

D. Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap di

Dokumen terkait