• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHADAPI HAMBATAN DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA

A. Kendala-kendala yang dihadapi Guru PAI dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa

A.Kendala-kendala yang dihadapi Guru PAI dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa

Diantara kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAI di SD Ketawang 1 dan SD Banaran oleh peneliti dibagi menjadi dua pokok bahasan, yaitu :

1. Faktor Intern

Faktor intern merupakan masalah-masalah yang muncul dari dalam sekolah sendiri. Terkadang lembaga sudah berusaha memberikan dan melakukan yang terbaik akan tetapi mungkin kendala masih ada yang menghalangi dalam pencapaian tujuan tersebut. Tentunya, dengan adanya kendala tersebut harus dianalisa satu persatu nya.

Kendala yang sering terjadi dilembaga pendidikan dari segi intern sekolah diantaranya :

a. Minimnya fasilitas ibadah

Dalam menunjang kegiatan keagamaan memang perlu fasilitas ibadah. Fasilitas belajar baik yang berupa sarana maupun pra sarana akan memberikan dampak pada pendidikan siswa. Demi menunjang kelancaran belajar pendidikan agama islam, tentunya sarana ibadah sangat penting sekali karena digunakan untuk praktek keagamaan Islam

33

yang berhubungan dengan ibadah. Hal ini sejalan dengan konsep bahwa dalam suatu pendidikan harus mempenuhi beberapa komponen, salah satunya adalah ketersediaan sarana dan pra sarana sekolah yang menunjang kegiatan siswa dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Indra dan Bapak Widodo

Alhamdulillah di SD ini sudah ada mushola mas, tapi yang menjadi masalah adalah air. Saat kemarau air di sini asat (tidak mengalir) mas, padahal syarat utama ibadah adalah suci tempat dan anggota badan. Ya terpaksa kalau mau wudhu harus harus ke masjid kampung mas.44

Di SDN Banaran ini belum ada mushola mas, jadi saya agak bingung kalo ingin mengadakan kegiatan keagamaan untuk siswa. Ya terpaksa mengunakan gudang samping perpus itu mas untuk kegiatan keagamaan itu pun agak sempit tempatnya, biasanya para siswa bergiliran untuk melakukan sholat dhuhur biar tidak terlalu sumpek mas.45

b. Terbatasnya waktu pembelajaran PAI

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pengamat pendidikan adalah minimnya jam pelajaran dalam pegajaran agama Islam. Masalah inilah yang dianggap menjadi penyebab utama timbulnya kekurangan para pelajar dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.’ Akibat dari minimnya waktu pembelajaran PAI tersebut mengakibatkan interaksi guru dengan murid berkurang yang berdampak pada sedikitnya bekal yang ia miliki untuk membentengi diri menghadapi globalisasi yang begitu maju dalam kehidupan.

44

Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

45

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari Sabtu 10 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

34

Alokasi waktu pembelajaran PAI setingkat SD hanya di berikan hanya 4 jam pelajaran dengan rincian 2 jam pelajaran untuk PAI dan 2 jam pelajaran untuk BTQ. Waktu itu sangat kurangan sekali mengingat materi yang harus disampaikan begitu banyak. Ketidaksesuaian waktu dan dan kuantitas materi yang tidak seimbang menjadikan guru PAI mengejar sistem pengajaran yang cepat dan tersampaikan secara menyeluruh.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstrn di sini adalah faktor yang muncul atau bersumber dari luar sekolah, yaitu :

a. Latar belakang keluarga

Keluarga merupakan tempat pendidikan utama seorang anak. Dalam suatu hadis disebutkan bahwa agama seorang ditentukan oleh kedua orang tuanya, entah itu masuk Islam, Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. Berdasarkan dalil tersebut, memang religiusitas seseorang banyak dipengaruhi oleh keluarga itu sendiri. Fenomena ketidak haarmonisan keluarga dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga mempengaruhi tingkat religiusitas siswa.

Tidak semua keluarga dari siswa yang sekolah di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 memiliki tingkat keagamaan yang tinggi. Kebanyakan dari mereka adalah orang biasa dalam artian tidak terlalu fanatik dan juga tidak terlalu meninggalkan ajaran agamanya. Kualitas

35

keluarga yang demikian bisa memberi pemahaman kepada siswa siswi untuk menjalankan agamanya dengan ala kadarnya.

b. Pengaruh lingkungan bermain

Tempat bermain siswa memberikan pengaruh terhadap religiusitas yang ada dalam dirinya. Berdasarkan observasi dan wawancara beberapa siswa ditemukan bahwa ada siswa yang tinggal dilingkungan tidak agamis sehingga mereka terpengaruh oleh budaya modern. Diantaranya bisa dilihat dari gaya mereka berpakaian mereka yang mengeluarkan bajunya, gaya rambut yang mengikuti trend masa kini,

dan kesopanan mereka terhadap guru yang kurang baik.46

c. Pengaruh negatif perkembangan kemajuan teknologi dan informasi

Ciri khas dari zaman modern ini adalah berkembangnya teknologi dan informasi yang menjalar di semua lapisan masyarakat. Dengan semakin maju nya teknologi memiliki tujuan agar mempermudah manusia. teknologi sebagai ilmu pengetahuan terapan (tecnology is an applied sciene) adalah hasil dari kemajuan budaya manusia yang

banyak bergantung pada manusia yang menggunakanya.47

Hal tersebut juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan religiusitas siswa. Siswa yang menggunakan secara positif dengan menambah ilmu keagamaan dan memanfaatkan teknologi, maka ia akan kaya akan pengetahuan agama sehingga religiusitasnya akan terbangun sengan sendirinya dalam diri mereka.

46

Hasil observasi dan wawancara beberapa siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 pada hari Rabu, 7 juni 2017, pukul 09.00 WIB.

47

36

Sebaliknya, jika disalah gunakan maka yang terjadi adalah menurunnya religiusitas siswa tersebut. Karena banyak ditemukan siswa yang lalai waktu sholat hanya karena main game, chatting dengan teman sejawatnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Indra dan Bapak Widodo mengenai hal ini ;

Era modern seperti ini membuat siswa dilema dengan banyaknya teknologi mas. Di samping dapat memudahkan juga akan mengakibatkan hal-halyang tidak diinginkan. Contohnya siswa banya yang bermain dengan gedget. Terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik, akan tetapi disalah gunakan. Nah hal ini mas yang akan berakibat negatif terhadap siswa.48

Saya selalu mewanti-wanti para siswa mas, akan dampak buruk dari kemajuan teknologi seperti internet agar siswa dapat menggunakan dengan semestinya. saya takut gara-gara main internet lupa akan sholat dan belajarnya mas, maka dari itu saya tidak bosan untuk mengingatkan para siswa mas49.

Dalam hal ini siswa perlu adanya bimbingan dalam mengunakan teknologi informasi agar tidak salah dalam menggunakannya ke hal-hal yang bersifat negatif.

B. Usaha Guru PAI dalam Menghadapi Kendala-Kendala yang

Dokumen terkait