• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHADAPI HAMBATAN DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA

B. Usaha Guru PAI dalam Menghadapi Kendala-Kendala yang dihadapinya

Dalam menghadapi kendala-kendala yang dihadapi tentu harus ada upaya pemecahan suatu masalah tersebut agar dapat diselesaikan dengan baik

48

Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

49

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari Sabtu 10 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

37

sehingga tujuan pendidikan agama mudah dicapai oleh guru itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1, ditemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh guru PAI. Kemudian peneliti mengembangkan penelitian pada kajian bagaimana solusi guru PAI dalam menghadapi kendala tersebut. Berikut solusi yang dilakukan oleh guru PAI dalam menghadapi kendala-kendala yang ada di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 :

a. Memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai sarana ibadah

Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan religiusitas siswa memang penting. Memanfaatkan segala apa yang ada di sekolah sebagai sarana pembinaan keagamaan siswa memang sangat penting sekali. Berawal konsep Islam yang mengatakan bahwa semua permukaan bumi yang sudah suci dapat digunakan sebagai tempat sholat.

Tidak adanya air saat musim kemarau di SDN Ketawang 1 dan tidak adanya mushola di SDN Banaran 1 tidak menyurutkan niat Ibu Indra dan Bapak Widodo untuk tetap menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah.

Saya mengajak para siswa untuk berwudhu di masjid mas secara bergiliran, kemudian sholat dhuhur berjama’ahnya tetap di mushola

sekolah biar musholanya tetap bermanfaat. Ya semoga aja di sokolah ini di mudahkan soal air saat musim kemarau agar para siswa tidak kejauhan saat mau berwudhu.50

50

Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

38

Kami memanfaatkan gedung samping perpus sebagai sarana ibadah kami di sini mas, memang di sekolah tidak diberikan fasilitas ibadah. Ya sekadarnya saja, pokonya suci yang kami tempati. Sekolah memberikan ijin untuk hal ini, dan para siswa mengikuti arahan kami sehingga aktifitas keagamaan dapat berjalan dengan lancar mas51.

b. Pelaksanaan program monitoring keagamaan

Masa remaja yang rentan akan pengaruh negatif yang ada di luar. Pengaruh-pengaruh yang muncul di luar siswa tentunya akan mempengaruhi perkembangan religiusitas mereka. Oleh karena itulah perlu adanya kegiatan monitoring.

Monitoring disini merupakan tindakan preventif atau pencegahan yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat mempertahankan religiusitas

mereka dengan adanya banyak godaan –godaan yang ada di luar.

Monitoring dilaksanakan oleh guru PAI dalam rangka memantau siswa tidak hanya sebagai tindakan preventif akan tetapi sebagai pembiasaan baik kepada mereka dengan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan selama berada dilingkungan sekolah.

Program monitoring ini dilakukan untuk mengontrol sejauh mana mereka melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dalam hal ini yang dikontrol adalah bagaimana sholatnya, bagaimana akhlaknya kepada orang tua dibuktikan dengan telah membantu apa mereka kepada orang tuanya. Seperti yang diutarakan Ibu Indra dan Bapak Widodo mengenai program ini:

51

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari Sabtu 10 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

39

Saya bekerjasama dengan wali kelas membuat buku monitoring untuk siswa, yang setiap kegiatannya ada tanda tangan siswa dan orang tua mas, jadi para siswa tidak bohong dapat mengisi buku monitoring. Setelah diisi kemudian dikumpulkan saat saya ada jam mengajar di kelas tersebut. Kemudian hasilnya saya diskusikan dengan wali kelas.52

Saya masih belum bisa merealisasikan program monitoring ini secara tertulis menjadi sebuah buku monitoring siswa, akan tetapi saya mengontrol mereka dengan menanyakan secara spontan pada saat pembelajaran. Ini buku mornitoring masih saya rancang agar cepat selesai, dengan buku monitoring diharapkan dapat mengontrol mereka. Karena buku monitoring ini tidak hanya dilakukan pengontrolan oleh guru saja, tetapi orang tua juga ikut andil di dalamnya. Sehingga saya percaya hal ini bisa mengatasi problem-problem siswa, khususnya peningkatan religiusitasnya.53

c. Membangun kerja sama dengan wali kelas dan orang tua

Pada hakikatnya guru dan orang tua memiliki tujuan yang sama, yaitu mendidik, membimbing dan mengarahkan anaknya agar tumbuh dewasa sesuai dengan tatanan sosial yang ada sehingga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat.

Pendidikan tidak hanya menjadi kewajiban guru, akan tetapi juga menjadi kewajiban siswa itu sendiri, orang tua dan pemerintah. Interaksi diantara beberapa faktor pendukung haruslah mutualisme sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang sehat.

Dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan siswa, maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

52

Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

53

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari Sabtu 10 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

.

40

Hubungan guru dengan orang tua akan memberikan informasi terkait situasi dan kondisi setiap siswa sehingga akan melahirkan bentuk kerjasama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itulah, dalam rangka mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru PAI adalah salah satunya melakukan kerjasama dengan beberapa pihak tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Indra dan Bapak Widodo mengenai kerjasama ini :

Dalam menghadapi kendala yang saya hadapi salah satunya dengan menjalin kerjasama. Maksud kerjasama disini adalah agar dapat meringankan beban saya. Karena pendidikan religiusitas tidak hanya dilakukan oleh guru agama saja, akan tetapi harus semua komponen pendidikan berperan di dalamnya. Benar begitu kan mas ? jadi saya berusaha mendekati guru dan wali murid untuk selalu meningkatkan religiusitasnya.54

Alhamdulilillah, di SDN ini para guru saling bekerjasama mas, apalagi bapak kepala sekolah sangat antusisias jika ada rekan guru yang membutuhkan bantuan demi kebaikan untuk para siswa. Di samping itu jika ada pertemuan dengan wali murid saya berusaha memberi pesan kepada para wali murid agar putra-putrinya selalu dikontrol dalam religiusitasnya, seperti sholat dan mengaji agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.55

Bekerjasama dengan guru agar selalu meningatkan siswa untuk taat kepada agamanya. Hal tersebut juga demi mewujudkan visi-misi skolah yang mengusulkan agar siswanya menjadi siswa yang unggul dalam iman dan taqwa sesuai dngan ajaran islam. Kemudian kerjasama dengan siswa agar selalu saling mengingatkan teman dalam meningkatkan religiusitasnya.

54

Wawacara dengan Ibu Indrawati, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Ketawang 1, pada hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

55

Wawacara dengan Bapak Widodo, Guru Pendidikan Agama Islam SDN Banaran 1, pada hari Sabtu 10 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

41

Dan terakhir adalah kerjasama dengan orang tua, hal ini diupayakan agar anak mendapat bimbingan agama di luar sekolah.

42

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Uraian diatas merupakan penjabaran hasil penelitian yang peneliti lakukan di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 terkait dengan strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa. Berdasarkan data yang yang dikumpulkan dan hasil analisis yang dikemukakan pada bab sebelumnya maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dimensi religiusitas siswa pada SD tersebut adalah :

a. Dimensi idiologi, hal ini ditemukan dalam siswa bahwa mereka

mempercayai adanya Allah SWT dengan mengetahui sifat-sifatNya, percaya adanya malaikat dan rasul Allah, Surga dan neraka serta hari akhir nanti.

b. Dimensi ritual, kebanyakan siswa mampu mengucapkan syahadat

dengan baik dan benar. Dari segi sholat mereka mengakui belum sepenuhnya menjalakan sholat 5 waktu, kemudian dari segi puasa keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka berpuasa di bulan Ramadhan.

c. Dimensi pengalaman, beberapa siswa merasakan lebih dekat

dengan Allah karena sekolah di SDN tersebut dan lebih mengenal Allah.

d. Dimensi konsekunsi/pengamalan, dapat dilihat dari kedisiplinan

43

belum terpenuhi secara keseluruhan, menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi terhadap sesamanya.

e. Dimensi pengetahuan, berdasarkan observasi dan wawancara

beberapa siswa mengatakan sering membaca buku agama Islam tidak hanya sekedar materi bahan ajar saja, lebih dari itu mereka menambah pengetahuan ajaran Islam karena setiap sore mereka

mengaji di TPA di samping mengaji Al-Qur’an juga diselingi

kajian kitab-kitab fiqih

2. Strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitas siswa adalah :

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Karateristik

pendidikan agama islam adalah tidak hanya pada pengajaran yang

terhenti pada aspek kognitif (transfer of knowledge) saja, akan

tetapi dalam kegiatan pendidikan agama islam harus menanamkan nilai-nilai Islam yang mengarah pada aspek efektif dan psikomotor siswa. Penanaman nilai-nilai keagamaan tersebut dapat tercermin dalamkegiatan yang ada di dalam kelas, seperti mengucapkan

salam, berdoa, dan membaca Al-Qur’an. Dengan menggunakan

metode yang tepat di dalam kelas, guru dapat dengan mudah mengarahkan siswa menjadi pribadi yang religius. Pengoptimalan pembelajaran di kelas yang dilakukan dengan metode yang sesuai dapat diwujudkan dengan cara pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan pemberian hukuman, serta pendidikan dengan pembiasaan.

44

b. Mengembangkan pembelajaran PAI melalui kegiatan –kegiatan

keagamaan Islam seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama’ah, kegiatan infaq, kantin kejujuran, dan mujahadah.

3. Kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan

religiusitas siswa di SD Ketawang 1 dan SD Banaran 1 dibagi menjadi 2 faktor utama yaitu :

a. Faktor Intern, merupakan faktor yang bersumber dari dalam

sekolah itu sendiri, diantaranya adalah minimnya fasilitas ibadah, terbatasnya waktu dinas guru PAI, terbatasnya alokasi waktu pembelajaran PAI di kelas (sekolah umum).

b. Faktor Eksrern, merupakan faktor yang muncul di luar sekolah

dalam hal ini adalah latar belakang keluarga yang acuh terhadap pendidikan agama siswa, pengaruh lingkungan bermain, dan adanya pengaruh negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi –informasi.

4. Solusi yang dilakukan oleh guru PAI adalah : dengan mengoptimalkan

fasilitas yang ada di sekolah untuk kegiatan keagamaan Islam, pelaksanaan program monitoring kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah, serta membangun kerja sama dengan wali kelas dan orang tua murid dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dalam meningkatkan religiusitasnya.

45

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, ada beberapa saran dari peneliti berkenaan dengan strategi guru PAI dalam meningkatkan religiusitasnya :

a. Guru PAI merupakan pemuka agama di sekolah yang memberikan

santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia serta menunjukkan jalan yang lurus menuju ridha Allah SWT. Oleh karena itu, guru PAI harus mampu memberikan dan menjadi tauladan bagi guru dan siswa.

b. Sekolah hendanya mengankat guru PAI sebagai guru tetap agar waktu

dinas guru lebih banyak dihabiskan di sekolah sehingga dapat mengontrol religiusitas siswa secara berkelanjutan.

c. Kepada para pembaca diharapkan dapat mengambil manfaat dari

diadakannya penelitian ini sebagai rujukan dan dapat mengembangkan strategi di sekolah masing-masing.

d. Kepada siswa hendaknya mau menambah ilmu pengetahuan Islam di

46

Dokumen terkait