• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PENYIDIK DALAM PENCARIAN BUKTI PADA SAAT PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN

PERKARA

Kendala-kendala yang dihadapi polisi sebagai penyidik dalam pencarian bukti pada saat penanganan tempat kejadian tempat perkara yakni dimulai dari adanya laporan ataupun pengaduan dari masyarakat, tindakan pertama serta pengolahan tempat kejadian perkara secara besarnya terbagi atas 2 kendala, yakni kendala dari luar kepolisian (kendala eksternal) dan kendala dari dalam kepolisian sendiri (kendala internal).

A. kendala Dari Luar Kepolisian (Kendala Eksternal)

Kendala yang timbul dari luar kepolisian (eksternal) yakni:

1. kekurang tahuan masyarakat akan pentingnya penanganan TKP. 2. faktor waktu.

3. faktor cuaca.

1. Kekurang tahuan masyarakat akan pentingnya Penanganan TKP

Pada umumnya jika terjadi suatu tindak pidana dan telah diketahui oleh masyarakat, maka masyarakat yang berada disekitar tempat kejadian perkara dengan rasa keingintahuan yang sangat besar terhadap kejadian tersebut secara spontan akan langsung mendatangi tempat kejadian perkara untuk melihat secara langsung kejadian tersebut dan tidak jarang masyarakat memegang ataupun melakukan tindakan-tindakan lain ditempat kejadian perkara, sehingga tanpa disadari oleh masyarakat, dengan adanya keberadaan mereka didekat ataupun disekitar tempat kejadian perkara yang belum dilakukan tindakan pertama ataupun

pengolahan tempat kejadian perkara akan merusak jejak-jejak ataupun bukti-bukti lain yang sebenarnya sangat menentukan/penting terhadap kejadian tersebut dan akan terkontaminasi/bercampur.dengan jejak masyarakat itu sendiri.

Dengan tercampurnya jejak masyarakat dengan jejak pelaku tindak pidana akan menyulitkan penyidik ataupun para ahli yang akan menangani tempat kejadian perkara sehingga akan sulit mencari dan mendapatkan bukti yang sebenarnya dan menjadi kendala yang sangat sering terjadi dalam penanganan tempat kejadian perkara.86

2. Faktor waktu

semakin cepatnya suatu peristiwa/tindak pidana diketahui maka akan semakin memudahkan penyidik dalam menemukan bukti-bukti yang ada pada tempat kejadian perkara sebab kejadian tersebut masih baru terjadi sehingga bukti-bukti yang ada pada tempat kejadian perkara masih utuh dan kemungkinan untuk rusak ataupun menghilang dapat dihindari.

Namun jika kejadian tersebut baru diketahui setelah cukup lama terjadi maka akan besar kemungkinan bukti-bukti yang ada pada tempat kejadian perkara sudah menghilang ataupun rusak, misalnya dalam hal kasus penemuan mayat yang diduga meninggal karena suatu tindak pidana tetapi baru diketahui setelah mayat telah membusuk serta pada waktu yang cukup lama tersebut terjadi hujan yang deras sehingga merusak dan menghilangkan jejak ataupun sidik jari dari sipelaku tindak pidana.

3. Faktor cuaca

86

Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei Tuan M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora. Selasa, tanggal 02 November 2010, Pukul 14.30 WIB.

faktor cuaca akan menjadi kendala yang sangat besar terutama jika tindak pidana tersebut terjadi diluar ruangan yang tertutup sehingga secara langsung benda-benda, jejak-jejak ataupun bukti-bukti lain akan berhadapan dengan cuaca. Misalnya dalam melakukan pengolahan tempat kejadian perkara untuk mencari bukti tidak pidana pembunuhan pada tempat kejadian perkara yang berada diluar ruangan/ tempat yang terbuka dan pada saat pengolahannya terjadi hujan yang lebat sehingga akan merusak bahkan akan menghilangkan jejak-jejak ataupun bekas-bekas terjadinya suatu tindak pidana misalnya jika korban yang sudah meninggal mengeluarkan darah, darah tersebut telah tercampur dengan air ataupun darah tersebut tersapu oleh derasnya air hujan sehingga tidak ada lagi bekas darah yang tertinggal ditempat kejadian perkara. Ataupun bekas jejak kaki pelaku tersapu oleh derasnya hujan sehingga juga tidak lagi meninggalkan bekas jejak kaki.87

1. Kurang teliti atau lengah terhadap suatu objek B. Kendala Dari Dalam Kepolisian (Kendala Internal)

Adapun kendala yang timbul dari dalam kepolisian sendiri (internal) adalah: 1. kurang teliti atau lengah terhadap suatu objek.

2. minimnya sarana dan prasarana.

Penyidik yang sedang melakukan proses pengolahan pada tempat kejadian terkadang dalam mencari bukti-bukti yang terdapat pada tempat kejadian perkara bisa saja kurang teliti, mengabaikan ataupun menghiraukan sesuatu tanda-tanda,

87

Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei Tuan M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora. Selasa, tanggal 02 November 2010, pukul 14.30 WIB.

benda-benda, jejak-jejak dan sebagainya, yang sebenarnya jika dilakukan dengan teliti dan menganggap penting terhadap apa saja atau seluruh yang ada di tempat kejadian perkara akan membuat jelas dan terang tentang telah terjadinya suatu tindak pidana.

Hal demikian dapat terjadi karena disebabkan kekurangtahuan ataupun kurang pengalaman serta kurangnya pendidikan yang didapat penyidik sehingga pada akhirnya akan menyulitkan penyidik sendiri dalam mengungkap suatu tindak pidana. padahal walaupun pengolahan tempat kejadian perkara dapat diulang kembali apabila diperlukan namun sebenarnya untuk dapat menentukan dan mencari bukti hanya bisa sekali saja sebab dalam penanganan yang pertamalah benda-benda ataupun bukti-bukti lain masih tetap dalam keadaan asli belum tercampur dengan yang lain. Jika dilakukan kembali penanganan tempat kejadian perkara walaupun sedikit perubahannya tetapi tetatp saja benda-benda sekitar tempat kejadian perkara telah tercampur dengan jejak ataupun hal-hal yang lain. 88

2. Minimnya Sarana dan Prasarana

Harus diakui, guna mendukung proses pengolahan tempat kejadian perkara harus didukung dengan sarana dan prasarana yang lengkap, sehingga akan mempermudah penyidik dalam melakukan penanganan dan pencarian bukti yang ada ditempat kejadia perkara.

Namun dalam kenyataannya banyak terjadi kendala dalam hal sarana dan prasarana, misalnya dalam hal sarana agar sampai ketempat kejadian perkara dibutuhkan kendaraan, di Polsek Percut Sei memang ada disediakan mobil patroli

88

Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora. Selasa, tanggal 02 November 2010, Pukul 14.30 WIB.

namun sudah dalam keadaan rusak sehingga tidak bisa dipakai. Sehingga terkadang harus menggunakan kendaraan pribadi jika ada, sehingga tidak efisien dalam hal waktu, sehingga dengan telah diketahuinya kejadian tindak pidana oleh masyarakat luas maka akan kemungkinan jejak-jejak yang ada pada tempat kejadian tersebut telah terkontaminasi dengan jejak masyarakat sebelum dilakukannya penutupan lokasi tersebut dengan garis polisi yang disebabkan keterlambatan polisi yang datang hanya karena ketiadaannya sarana transportasi. Dan hal ini mungkin saja terjadi.

Dalam hal prasarana yakni alat-alat yang mendukung dilakukannya proses penanganan tempat kejadian perkara dalam hal pencarian bukti adanya tindak pidana, peralatan yang dimiliki sangat minim diluar dari standar yang ada, sehingga jika akan melakukan penanganan dan pencarian bukti harus menggunakan peralatan yang apa adanya saja, sehingga hasilnya dalam melakukan penanganan tempat kejadian perkara kurang efektif.89

89

Wawancara dengan Penyidik Pembantu Polsek Percut Sei Tuan Hamzar Naudi. Selasa, tanggal 02 November 2010, pukul 15.00 WIB.

BAB V

Dokumen terkait