• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENDALA PT YANG SEHINGGA BELUM MELAKUKAN PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR TEHADAP UU NO.40 THN 2007

Suatu PT diyakini sudah menjadi suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan modern mengelola perusahaan-perusahaan tersebut secara baik, benar dan penuh integritas tinggi yang melinggkupi seluruh aspek organisasi, bisnis dan budaya perusahaan dengan mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur atau pihak ketiga, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuannya ialah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Jadi para pengurus PT mengerti dan memahami bagaimana mengambil sikap atau kebijakan dengan baik guna berlangsungnya PT.

3.1. Ketidak Pedulian Pengurus

Kekuatan mengikat Anggaran Dasar tidak dapat dikesampingkan oleh siapapun juga, sekalipun diambil keputusan oleh RUPS dengan secara bulat yang dapat dilakukan dengan sah adalah merobah Anggaran Dasar sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Anggaran Dasar yang bersangkutan. Perlu diperhatikan bahwa perubahan Anggaran Dasar tertentu yang berlaku (baru dapat dipakai secara sah) apabila atas perubahan tersebut sudah diperoleh persetujuan dari KEMENKUMHAM. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah maksud dan tujuan PT. maksud dan tujuan PT berlaku sebagai pembatasan

kewenangan bertindak PT yang bersangkutan. Perbedaan antara manusia dan badan hukum adalah manusia dapat melakukan apa saja yang dilarang oleh hukum, sedangkan badan hukum hanya dapat melakukan apa yang secara eksplisit atau implicit diijinkan oleh hukum dan Anggaran Dasarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan perseroan mempunyai dua segi, disatu pihak merupakan sumber kewenangan bertindak bagi PT dan di pihak lain menjadi pembatasan ruang lingkup kewenangan bertindak PT yang bersangkutan.

UUPT memegang teguh asas hukum bahwa pihak ketiga yang beritikat baik harus dilindungi. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum beritikad baik, hal ini diatur dalam Pasal 102 Ayat (4) UUPT 40/2007. dalam Anggaran dasar menetapkan persyaratan pemberian persetujuan atau bantuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), tanpa persetujuan atau bantuan dewan komisaris, perbuatan hukum tetap mengikat Perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik, hal ini diatur dalam Pasal 117 Ayat (2) UUPT 40/2007. Sekalipun direksi telah melakukan perbuatan hukum tanpa persetujuan RUPS atau Dewan Komisaris sebagaimana diharuskan oleh UUPT atau Anggaran Dasar, namun perbuatan hukum dimaksud tetap mengikat PT sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukumnya tersebut beritikad baik. Dengan demikian, perbuatan hukum yang dilakukan antara PT dengan pihak ketiga tersebut tidak mempunyai akibat keluar dalam arti batal atau dapat dibatalkan.

Jika dikaitkan dengan perbuatan hukum yang dilakukan PT dengan pihak ketiga. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh PT yang belum melakukan penyesuaian Anggaran Dasar, tidak dapat batal demi hukum jika masih ada persetujuan dari pihak ketiga. Dengan arti PT tetap bisa melanjutkan perbuatan hukumnya selama pihak ketiga tidak memberikan syarat yang khusus terkait dengan penyesuaian Anggaran Dasar PT.

Karena ketidak pedulian terhadap keharusan menyesuaikan Anggaran Dasar PT tersebut, direksi (artinya semua anggota direksi) secara pribadi dapat ikut dipertanggungjawabkan atas kerugian yang diderita pihak ketiga karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT.

3.2. SABH Membutuhkan Waktu Yang Lama.

PT adalah suatu bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha sebagai bentuk indentitas organisasi badan usaha di Indonesia. PT juga sangat dikenal luas oleh berbagai kalangan masyarakat umum dan mudah kenali karena pemakaian nama perusahaan ini selaku diikuti dengan nama PT.

UUPT 40/2007 telah mengatur secara jelas untuk proses pendiriannya, perubahannya, penggabungannya atau pengambialihannya serta pembubarannya maka Perseroan yang satu ini dirasakan lebih menjaga keamanan bisnis dan investasi para pemilik modal untuk memulai bisnis dan mengembangkan usahanya di Indonesia.

Semakin pesatnya tingkat perkembangan teknologi telah memungkinkan untuk melakukan berbagai transaksi, pembuatan, atau

penerimaan dokumen dengan sarana elektronik. Guna memberikan landasan dan kepastian hukum mengenai status dari dokumen yang dihasilkan melalui sarana elektronik. Tujuan dari adanya pendaftaran atau pemasukkan nama PT kedalam SABH adalah guna mengetahui apakah nama yang telah dimiliki oleh PT masih terdaftar atau sudah hilang dari data base sehingga nama yang telah dimiliki PT telah digunakan oleh PT lainnya. Dalam melakukan proses memasukkan atau mendaftarkan pada SABH terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama, Seperti ini sering terjadi adalah PT berskala kecil yang belum melakukan penyesuaian anggaran dasar terhadap UUPT 1/1995. Sehingga dari pihak PT maupun Notaris kesulitan dalam mendaftarkan nama PT kedalam SABH.

Nama PT yang Anggaran Dasarnya belum disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang UUPT 1/1995 tentang PT dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal 7 Maret 1998, dapat dipakai oleh pihak lain. Hal ini diatur dalam pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor. 26 tahun 1998 tanggal 4 Februari 1998 tentang Pemakaian Nama PT.

Meski telah diberlakukan, namun UUPT 40/2007 masih menyisakan polemik. Pasalnya, sejumlah pelaku usaha dan notaris, mempermasalahkan beberapa ketentuan dalam UUPT 40/2007 yang diundangkan sejak 16 Agustus 2007 itu. Salah satunya tentang kesiapan SISMINBAKUM. sebenarnya sudah diatur dalam Keputusan Menteri. Namun, untuk merespon Instruksi Presiden (Inpres) Nomor. 6 tahun 2001 tentang Telematika, maka aturan itu dimasukan ke dalam Undang-undang. Inpres itu menyatakan bahwa aparat pemerintah

harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good corporate governance dan mempercepat proses demokrasi. penggunaan teknologi informasi yang online kepada seluruh notaris, dapat mencegah dan menghapus korupsi, kolusi, nepotisme dan suap. Selain itu, hal ini juga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

UUPT 40/2007 memberikan sinyal kepada pemerintah Indonesia. Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam penyelesaian permohonan PT dilakukan dengan menggunakan elektronik. Tujuannya untuk menuju kepada e-goverment. namun dari apa yang menjadi tujuan pemerintah belum sepenuhnya terwujud, karena kasus yang dihadapi SISMINBAKUM mengakibatkan ketidak lancaran layanan terhadap akses penyesuaian Anggaran Dasar PT.

Sejak tanggal 5 Januari 2009 lalu memang seluruh akses online sudah tidak berfungsi. Namun, pendaftaran masih bisa dilakukan secara langsung (manual) dengan memasukkan berkas untuk PT yang sudah memperoleh status Tidak Keberatan Menteri (TKM). Demikian juga untuk PT yang tinggal menunggu proses SK. Hal ini dikarenakan masih berfungsinya Intranet, atau saluran komunikasi intern Depkumham. Namun, sejak 8 Januari 2009, kondisinya semakin memburuk. Karena, bahkan untuk memasukkan berkas sudah tidak bisa lagi, karena Intranet pun juga sudah dimatikan. Di loket-loket penerimaan berkas, para petugasnya juga menjawab, tidak mampu berbuat apa-apa, karena sudah tidak berfungsinya sama sekali sistem administrasi on line.

Namun, untuk kembali menyesuaikan lagi ke sistem manual, masih perlu waktu yang cukup lama.

Dan juga adanya kesulitan melakukan pengiriman dokumen fisik kepada KEMENKUMHAM dalam proses SABH sampai dibuktikan adanya tanda terima dari KEMENKUMHAM yang disebabkan tidak seimbangnya antara jumlah dokumen fisik yang diterima KEMENKUMHAM dengan jumlah pegawai KEMENKUMHAM, oleh karena itu maka cara mengatasi hal ini adalah dengan melakukan pengiriman sampai diterima oleh KEMENKUMHAM walaupun menimbulkan biaya pengeluaran untuk SABH menjadi bertambah tinggi.

3.3. Melakukan Perubahan Pengurus Tanpa Pelaporan Kepada

KEMENKUMHAM.

Pengurusan pada PT harus dilakukan oleh suatu “organ”, artinya tidak oleh pemegang saham melainkan oleh suatu lembaga tersendiri, yang terpisah kedudukannya sebagai pemegang saham. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUPT 40/2007, dinyatakan organ PT adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.

Perubahan susunan pengurus yang telah mendapatkan surat (dalam hal ini bukan Surat Keputusan) penerimaan pemberitahuan dari KEMENKUMHAM, yaitu perubahan nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris, adalah tidak perlu dimumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Kewajiban pemberitahuan kepada menteri apabila terjadi pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota direksi adalah paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut dan apabila

tidak dilaksanakan maka menteri menolak setiap permohonan yang diajukan atau pemberitahuan yang disampaikan kepada menteri oleh direksi yang belum tercatat dalam daftar perseroan.

Perubahan nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris termasuk dalam perubahan data perseroan. Berdasarkan Pasal 14 Ayat (2) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-02.AH.01.01 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum PT, Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, penyampaian pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar dan perubahan data PT.

Perubahan data PT berupa perubahan nama anggota direksi dan dewan komisaris diberitahukan kepada KEMENKUMHAM. Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh notaris selaku kuasa direksi melalui SABH kepada KEMENKUMHAM.

Dalam hal pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian pengurus PT harus harus memberikan pemberitahuan kepada KEMENKUMHAM.

Selain pengesahan dan persetujuan, terdapat juga beberapa cara atau istilah lain yang dapat dipakai oleh UUPT 40/2007 yang pada prinsipnya bersifat pemberitahuan saja kepada KEMENKUMHAM, yaitu sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan kepada Menteri

b. Mengajukan laporan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 21 Ayat 3, dan Pasal 111 Ayat 7 UUPT 40/2007.

c. Mengajukan Pemberitahuan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 147 Ayat (1) huruf b, dan Pasal 42 Ayat 3 UUPT 40/2007.

d. Mengirimkan Tembusan surat kepada Menteri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 45 Ayat 1 UUPT 40/2007.

e. Dilampirkan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 129 ayat 1 UUPT 40/2007.

Jadi kendala PT ketika melakukan penyesuaian Anggaran Dasar, salah satunya adalah ketika PT tidak melakukan pelaporan perubahan pegurus PT kepada KEMENKUMHAM.

BAB IV P E N U T U P

4.1.Kesimpulan

a. Pasal 157 dari UUPT 40/2007 tersebut selanjutnya menyatakan bahwa setiap PT yang telah berstatus badan hukum dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini harus menyesuaikan Anggaran Dasarnya/akta pendiriannya dengan Undang-Undang yang baru tsb, dalam hal ini adalah menyesuaikan pasal-pasal dalam akta pendiriannya dengan pasal-pasal yang ditentukan oleh Undang-Undang yang baru terhitung sejak diberlakukannya Undang-Undang ini yaitu tanggal 16 Agustus 2007. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan menimbulkan berbagai akibat hukum terhadap PT, Dengan demikian ketentuan ini merupakan suatu keharusan bagi PT dalam penyesuaian terhadap UUPT 40/2007.

b. Akibat hukum terhadap PT yang belum melakukan penyesuaian Anggaran Dasar dapat timbul berbagai akibat hukum terhadap PT tersebut antara lain yaitu status badan hukum, nama PT yang telah dimiliki dapat hilang dari data base KEMENKUMHAM, berakibat pula pada kelangsungan PT dalam melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga yang dapat mempunyai hal dalam mengajukan permohonan pembubaran PT kepada Pengadilan Negeri.

c. Adanya keharusan PT dalam melakukan penyesuaian Anggaran Dasar masih banyak PT yang belum melaksanakannya, ini diakibatkan karena ketidak

pedulian pengurus maupun organ PT, masih mengalami kesulitan dalam melakukan pendaftaran nama kedalam SABH dan karena PT yang belum melakukan pelaporan kepada KEMENKUMHAM mengenai perubahan pengurus maupun organ PT.

4.2.Saran

a. pemerintah dengan didukung Para pejabat Notaris harus bersosialisasi tentang berlakunya UUPT 40/2007 dan keharusan PT untuk melakukan penyesuaian Anggaran Dasar PT kepada para pengurus ataupun organ PT maupun kepada masayarakat luas.

b. instansi pemerintahan yang berhubungan dengan penyesuaian PT harus memberikan fasilitas maupun pelayanan yang baik serta memperbaiki system yang seharusnya menjadi sarana kelancaran dalam melakukan penyesuaian Angaran Dasar PT

c. para pengurus maupun organ PT harus melakukan kewajibannya sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya terhadap UUPT 40/2007 dan Anggaran Dasar

d. Dalam menjaga kredibilitas PT sebagai pelaku usaha maka dengan lahirnya UUPT 40/2007 harus benar-benar mampu sebagai alat kontrol sosial sekaligus sebagai acuan di dalam penegakan hukum PT pada khususnya dan hukum ekonomi pada umumnya agar Ikehadiran undang-undang tersebut benar-benar mampu memberikan aspek perlindungan hukum yang memadai bagi pemodal dan pelaku usaha secara keseluruhan.

Dokumen terkait