• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala dan Solusi Kesehatan dan Lingkungan Hidup 1 Kendala dan Solusi Program Kesehatan di Sekolah

BAB 5. KENDALA DAN SOLUSI PELAKSANAAN PROGRAM KKMT POSDAYA

5.2 Kendala dan Solusi Kesehatan dan Lingkungan Hidup 1 Kendala dan Solusi Program Kesehatan di Sekolah

a. Penyuluhan Anti-Narkotika dan HIV/AIDS

Pelaksanaan penyuluhan bahaya Anti-Narkotika dan HIV/AIDS berjalan dengan lancar. Tidak terdapat kendala yang berarti selama pelaksanaan penyuluhan. Siswa sangat antusias dalam penyuluhan bahaya Anti-Narkotika dan HIV/AIDS, hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan dan banyaknya peserta yang datang.

b. Penyuluhan Bahaya Kanker Serviks

Pelaksanaan penyuluhan bahaya kanker serviks berjalan dengan lancar. Tidak terdapat kendala yang berarti selama pelaksanaan penyuluhan. Siswa sangat antusias dalam penyuluhan bahaya kanker serviks, hal ini terlihat dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan siswa. Hanya saja, kesulitan yang dialami oleh mahasiswa KKMT Posdaya selama kegiatan berlangsung adalah mengkondisikan siswa agar tetap tenang dan focus pada materi yang diberikan.

c. Penyuluhan Pengenalan TOGA (tanaman obat keluarga) bagi Kesehatan

Pelaksanaan penyuluhan pengenalan TOGA berjalan lancar seperti halnya penyuluhan bahaya kanker serviks. Tidak terdapat kendala yang berarti dalam pelaksanaanya. Hanya saja, kesulitan yang dialami oleh mahasiswa KKMT Posdaya selama kegiatan berlangsung adalah mengkondisikan siswa agar tetap tenang dan focus pada materi yang diberikan.

Kegiatan yang telah rutin dan ini juga tak lepas dari berbagai kendala antara lain beberapa siswa yang pingsan dan lemas setelah pendonoran darah, Antrian para pendonor yang tidak terorganisir karena sebelumnya panitia tidak mendaftar terlebih dahulu siapa saja siswa yang akan mengikuti donor darah.Tidak terorganisirnya pemanggilan pendonor ini menyebabkan sedikit terganggunya kegiatan belajar mengajar karena sebagian siswa tidak ada di kelas karena menunggu giliran untuk donor di UKS, terlebih pada kelas XI dan XII.Namun dengan mengorganisir jadwal donor pada hari esoknya yaitu 28 Oktober, masalah pada hari sebelumnya dapat teratasi.

e. Pendampingan Pengukuran Status Gizi

Secara keseluruhan kegiatan berlangsung hampir tanpa kendala yang berarti. Adapun kendala tersebut antara lain adalah siswa yang berdesakan masuk ke ruang UKS untuk segera menguukur berat dan tinggi badan sehingga menyebabkan ruang UKS penuh dan membuat petugas kewalahan.Namun masalah tersebut dapat segera diatasi dengan mudah dengan cara meminta siswa untuk antre di depan UKS dan melakukan pengukuran sesuai urutan absen.Masalah lainnya di antaranya yaitu kurang validnya hasil pengukuran dikarenakan posisi siswa yang kurang tegap dalam mengambil ukuran tinggi badan dan badan siswa yang sedikit bersandar ke tembok saat dilakukan pengukuran berat badan sehingga ukuran berat badan yang terambil menjadi lebih kecil dari ukuran sebenarnya, terlebih lagi timbangan berat badan yang sudah sedikit aus.Namun kendala ini dapat segera diatasi dengan melakukan kalibrasi terhada alat-alat ukur tersebut terlebih dahulu.

f. Penambahan obat dan Inventaris di UKS

Kendala yang terjadi di MAN 2 Jember ini terkait dengan UKS yaitu banyak siswa yang tidak sakit tapi istirahat di UKS dan banyak siswa ang meminjam obat-obat UKS namun tidak dikembalikan, misalnya minyak kayu putih, setiap kali guru penjaga mengeluarkan 1 botol minyak kayu putih 60 ml dipagi hari maka disiang harinya minyak kayu putih tersebut sudah tidak ada lagi. Jadi banyak siswa yang pinjam dan tidak dikembalikan.

Solusinya yaitu diperbolehkan siswa masuk UKS untuk yang berkepentingan saja. Diberi penjaga UKS yang tetap karena selama ini tidak ada penjaga tetap di UKS hanya saja petugas PMR dan bu Mamik selaku penanggung jawab UKS. Tapi pada saat bu Mamik ini mengajar dan anak PMR mengikuti pelajaran maka UKS akan kosong tanpa penjaga, itu yang menybabkan siswa keluar masuk seenaknya sendiri.

5.2.2 Kendala dan Solusi Program Lingkungan di Sekolah a. Gerakan Menanam TOGA

Pelaksanaan penanaman TOGA dapat dikatakan gagal, karena hampir semua tanaman obat yang ditanam mati. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Kendala yang sangat mempengaruhi kegagalan tersebut adalah faktor cuaca dan waktu . Waktu pelaksanaan kegiatan penanaman TOGA di MAN 2 Jember memang kurang tepat. Penanaman TOGA dilaksanakan pada cuaca yang sangat panas. Belum lagi, penanaman tanaman obat yang dilaksanakan di siang hari karena menyesuaikan dengan jam pelajaran life-skill membuat penanaman kurang maksimal. Teori penanaman tanaman menyebutkan bahwa penanaman tanaman yang paling baik adalah di sore hari, karena intensitas cahaya matahari di sore hari cukup, tidak terlalu besar. Sehingga cocok untuk menanam. Selain itu, setelah proses penanaman pasti ada proses penyiraman, dan menyiram tanaman di siang hari itu kurang baik untuk tanaman.

Selain dari segi waktu dan cuaca, ditinjau dari segi lahan yang digunakan untuk penanaman TOGA juga menjadi kendala. Lahan yang digunakan untuk menaman TOGA tanahnya kurang gembur dan kandungan mineralnya sangat minim, apalagi pada saat itu kondisinya kemarau. Hal tersebut membuat tanaman obat tidak dapat hidup dengan baik, bahkan hampir seluruh tanaman obat mati.

Tidak hanya itu, kendala juga muncul dari penanam. Kebanyakan penanam kurang paham dengan cara penanaman tanaman yang d bawa. Contohnya saja sirih. Penaman sirih dapat dilakukan dengan stek batang, namun batang yang dapat ditaman adalah batang yang sudah tua dan berakar. Namun batang sirih yang dibawa siswa adalah ujung batang sirih yang masih muda. Maka tanaman

tersebut tidak akan hidup. Proses penanaman yang kurang tepat baik dari segi cara menanam meskipun tanaman yang dibawa membuat tanaman obat tidak dapat hidup dengan baik. Ditambah lagi, perawatan tanaman yang sangat kurang. Siswa melaksanakan kegiatan menyiram dan memupuk tanaman hanya satu minggu sekali, yaitu pada jam pelajaran life-skill.

Kendala lain yang dialami siswa dalam penanaman TOGA adalah kesulitan dalam mencari tanaman. Jember termasuk kota, sehingga cukup sulit bagi siswa untuk mencari tanaman obat. Apalagi pada musim kemarau, banyak tanaman yang mati. Hal tersebut membuat siswa kurang maksimal dalam penanaman TOGA. Bahkan ada juga kelompok yang tidak membawa tanaman, karena tidak dapat menemukan tanaman tersebut.

Faktor kesalahan dalam menanam dapat diminimalisir dengan siswa dan mahasiswa KKMT Posdaya menbaca terlebih dahulu cara menanam masing- masing tanaman obat. Kemudian untuk kendala yang berasal waktu pelaksanaan, belum diperoleh solusi yang tepat untuk hal terebut karena jam pelajaran life skill merupakan ketentuan. Namun untuk factor lahan yang tandus dan gersang, maka itu dapat disolusi dengan pengalihan lahan. Pengalihan lahan ini bukanlah hal yang sulit dilakukan mengingat lahan pertanian di MAN 2 Jember yang cukup luas. Selain pengalihan lahan, kendala tersebut juga dapat diatasi dengan lahan buatan, saat ini banyak sekali lahan-lahan buatan yang dibuat oleh para ahli pertanian untuk mengatasi keterbatasan lahan, lahan yang kurang subur dan lain sebagainya. Dan untuk perawatan yang kurang maksimal karena hanya dilakukan satu minggu sekali, tepatnya pada jam pelajaran life skill, dapat disolusi dengan membuat jadwal piket setiap kelompok untuk menyiram tanaman.

b. Gerakan Menanam Kebun Bergizi

Kendala yang dihadapai dalam pelaksanaan penanaman kebun bergizi hampir sama dengan kendala yang dihadapi pada saat melaksanakan penanaman TOGA. Namun, lahan yang digunakan untuk penanaman jagung sudah cukup baik, sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik pula. Meskipun ada juga tanaman yang tidak hidup dan mati, namun dengan kerajinan siswa untuk menyulan dan merawat tanaman jagung tersebut, tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik. Bahkan saat ini, tanaman jagung sudah berbunga.

Adapun kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah penilaian yang hanya dilakukan dua kali sehingga tidak dapat terlihat dengan jelas kelas mana yang selalu menjaga kebersihannya. Tidak ada tindak lanjut setelah lomba kebersihan dan keindahan kelas sehingga terdapat sebagian kelas yang kembali tidak peduli dengan kebersihan dan keindahan kelasnya.

Solusi dari kendala dalam kegiatan ini adalah lomba kebersihan dan keindahan kelas dapat dimasukkan dalam program kerja OSIS di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, anggota OSIS dapat melakukan penilaian setiap minggunya dan mengumumkan kelas yang menjadi kelas terbersih dan terkotor setiap upacara yang diadakan satu bulan sekali atau pada peringatan hari besar seperti hari sumpah pemuda, hari kartini, dsb. Sehingga seluruh siswa dapat termotivasi setiap harinya untuk menjaga kebersihan dan keindahan kelasnya.

5.3 Kendala dan Solusi Program Kewirausahaan

Dokumen terkait