BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
3. Kepada peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa peneliti kurang mampu membangun suasana saat pelaksanaan wawancara. Hal ini mengakibatkan informan kurang dapat terbuka dengan pengalaman yang ia alami. Sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan wawancara. Penelitian ini melibatkan tiga orang dewasa awal yang diantaranya merupakan kerabat peneliti. Oleh karena itu, untuk penelitan selanjutnya diharapkan peneliti melibatkan informan yang tidak memiliki hubungan dekat dengan peneliti. Sehingga risiko bias dapat diminimalisir ketika pengambilan data. Pengambilan data kepada teman ataupun seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan peneliti tetap dapat digunakan namun hanya sebagai data awal saja. Selain itu, dalam sesi wawancara terdapat percakapan di luar fokus penelitian dan memunculkan tema-tema baru. Kepada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat memperdalam tema-tema yang kurang mendapat sorotan tersebut dan dapat membangun suasana dengan baik lagi ketika melaksanakan sesi wawancara. Sehingga informan dapat nyaman dan terbuka untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abisuryo, M. (2018). Hubungan Antara Intimacy, Passion, Commitment dan Frekuensi Mengakses Situs Porno. https://repository.usd.ac.id/5076/ diakses pada 25 Desember 2018 pukul 23.00 WIB
Abdurochim, M. (2015). Studi Deskriptif tentang Intimasi dalam Pacaran Peserta
Didik. Diambil dari
http://repository.ump.ac.id/709/1/Mohammad%20Abdurochim%20Cover. pdf dan diakses pada 30 Desember 2018 pukul 14.00 WIB
Agusdwitanti, H., Tambunan, S. M., & Retnaningsih. (2015). Kelekatan dan Intimasi Pada Dewasa Awal. Diambil dari https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1286/1146 diakses pada 1 Januari 2019 pukul 09.00 WIB
Aji, H. Y. (2018). Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Kondisi kematangan
Emosi Anak. Diambil dari
http://repository.usd.ac.id/31088/2/121114064_full.pdf dan diakses pada 5 Januari 2019 pukul 08.00 WIB
Amato, P. R. (2000). The Consequences of Divorce for Adults and Children. Journl of Mariage and Family, 62(4): 1269-1287. Diambil dari
http://hrcak.srce.hr/file/180281 dan diakses pada 2 Januari 2019 pukul 20.00 WIB
Amellia, D., & Sitasari, N. W. (2016). Gambaran Intimacy pada Perempuan Dewasa Awal yang Mengalami Perceraian Orangtua. Diambil dari www.digilib.esaunggul.ac.id dan diakses pada 10 Januari 2019 pukul 18.00 WIB
Atwater. E. (1983). Psychological of Adjustment. New Jersey: Prantice Hall Bowless, W. (2005). Effect of Parental Divorce on Adult Relationship. Diambil
dari http://www.mckendree.edu/academics/scholars/issue6/bowless.html
dan diakses pada 11 Januari 2019 pukul 21.00 WIB
BPS. (n.d). Nikah, Talak dan Cerai, serta Rujuk, 2007–2016. Diambil dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/893 dan diakses pada tanggal 19 November 2019, 16:45 WIB.
BPS. (n.d). Nikah, Talak dan Cerai, serta Rujuk, 2012–2015. Diambil dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/893 dan diakses pada 2 Desember 2018 pukul 20.00 WIB
Coleman, V. (1992). Psikologi Populer: Rasa salah, mengapa terhadi, Bagaimana Mengatasinya. Jakarta: Penerbit ARCAN.
Cresswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches (ed. Ke-3). USA: University of Nebraska-Lincoln.
Cox, F. D. (1978). Human Intimacy, Marriage, The Family and it’s Meaning. Minnesta: West Publishing, Co.
Dewi, S. L. (2012). Pengaruh Kepercayaan (Trust) Terhadap Komitmen pada Pasangan Pernikahan Usia Dini. Diambil dari http://etheses.uin-malang.ac.id/2017/ dan diakses pada 12 September 2019. 22.10 WIB. Dewi, P. S., & Utami, M. S. (2008). Subjectif Well-Being Anak dari Keluarga
yang Bercerai. Jurnal Psikologi. 35(2), 194-212.
Deschutner, C. J., dan Thelen, M. H. (1991). Development and Validation of a Fear of Intimacy Scale. Psychological Assessment: A Journal of Consulting andClinical Psychological, 3 (2).
Doell, F. (2003). Partners’ Listening Styles and Relationshiip Satisfaction: Listening to Understand vs Listening to Respond. Graduate Thesis. The University of Toronto Psychology Dept.
Ervika, E. (2005). Kelekatan (Attachment) pada Anak. Jurnal Psikologi. 1(3), 2-4 Gottman, J. M. (1998). Psychology and the Study of Marital Processes. Annual
Review of Psychology, 49,169-167
Herman, J. L., Perry, J. C., dan van der Kolk, B. A. (1991). Childhood Trauma in Borderline Personality Disorder. American Journal of Psychology
Hurlock, E. B. (1986). Developmental Psychology, 3rd .New Delhi: McGraw Hill Inc.
Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu perkembangan dalam Rentang Kehidupan. Jakarta: PT Erlangga.
Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu perkembangan dalam Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: PT Erlangga.
Johnson dan Johnson. (1997). Emotional Intellegence. New Jersey: Prentice Hall inc
King, V. (2002). Parental Divorce and Interpersonal Trust in Adult Offspring: Journal of Marriage and Family. Minnepolis. Vol. 64, Iss.3
Lu, L., dan Lin, Y. Y. (1998). Family roles and Happiness in adulthood. Journal of Personality and Individual Differences, 25(2), 195-207. DOI:10.1016/s0191-8869(98)00009-9
Nuryani, D. (2010). Intimasi Perselingkuhan pada Pramugari Udara yang Sudah
Menikah. Diambil dari
http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1242/1/18508001. pdf dan diakses pada 10 Desember 2018 pukul 22.00 WIB
Masha, R. (2013). Empati Sebagai Dasar Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak FKIP Universitas Muhammadiyah Magelang. 2,290-300.
Meeus, W. H. J., dkk. (2007). Relationships with Intimate Partner, Best Friend and Parents in Adolescence and early adulthood: A Study of the Saliency of the Intimate Partnership. Doi : 10.1177/0165025407080584. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/46678723_Relationships_with_i ntimate_partners_best_friend_and_parents_in_adolescence_and_early_adu lthood_A_study_of_the_saliency_of_the_intimate_partnership dan diakses pada 14 Januari 2019 pukul 23.00 WIB.
Monks, dkk. (2001). Psikologi Perkembangan. YogyakartAa: Universitas Gajah Mada
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, dan R. D. (2008). Human Development. (terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Prenada Media Group.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publication
Pramana, W. (1996). The Utility of Theories of Parenting, Attachment, Stress and Stigma in Predicting Adjustment to Illness. Disertasi. Departement of Psychology The University of Queensland.
Rauer, A. J., Pettite, Gregory S., Lansford, J., Bates J. & Dodge, K. (2013). Romantic Relationship Patterns in Young Adulthood and Their
Developmental Antecedents. Diambil dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3830676/ dan diakses pada 15 Januari 2019 pukul 23.00 WIB
Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Cetakan ke 5). Jakarta : Rineka Cipta
Sternberg. R. J., (1986). A Triangular Theory of Love. Psychological Review, Vol 93(2), 119-135.
Streubert, H. J., & Carpenter, D. R. (2011). Qualitative Research in Nursing (ed. Ke-5). India: Library of Congress Cataloging
Strong, B., & DeVault, C. (1989). The Marriage and Family Experience. St. Paul: West Publishing Company.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Utami, C., & Astika, H. (2017). Hubungan Antara Kelekatan dengan Keintiman
Dalam Berpacaran Pada Dewasa Awal.
https://journal.uii.ac.id/Psikologikal/article/download/10665/8297. Diakses pada 14 Januari 2019 pukul 23.00 WIB.
Wallerstein, J. S. (1991). The Long-Term Effects of Divorce on Children: A Review. Journal of the American Academy of Child dan Adolescent Psychiatry, 30(3), 349-340. Diambil dari https://doi.org/10.1097/00004583-199105000-00001 dan diakses pada 14 Januari 2019 pukul 23.00 WIB.
Wijaya, H. H. (2019). Analisis Data kualitatif: Sebuah Tinjuan Teori dan Praktik. Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Willig, C. (2008). Intoducing Qualitative in Psychology (edisi ke-2). New York: Open University Press
Raskin, P. M. (1986). The Relationship Between Identity and Intimacy in Early Adulthood. The Journal of Genetic Psychology, 147(2), 167–181. doi:10.1080/00221325.1986.9914491
Witbourne, S. K. dan Ebmeyer, J. B. (1990). Identity and Intimacy in marriage: A Study of Couples. New York: springer Verlag.
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Dalam memenuhi tugas akhir mengenai pengalaman intimasi pada dewasa awal yang mengalami perceraian orangtua, saya:
Nama : Verena Utari NIM : 159114062
ingin memohon bantuan kepada anda untuk terlibat dalam penelitian ini. Saya yang berperan sebagai peneliti, ingin memahami lebih lanjut mengenai pengalaman anda sebagai seorang dewasa awal dalam memaafkan orangtua. Penelitian ini melibatkan informan dengan kriteria seorang dewasa awal yang mampu memaafkan orangtua. Berdasarkan dengan kriteria tersebut, saya memohon kesediaan anda,
Nama :
Sebagai : Informan
untuk dapat bersedia serta berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam melakukan pengambilan data, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Melalui proses wawancara ini, peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait serta peneliti akan menggunakan alat perekam sebagai media dalam memenuhi data
penelitian. Data wawancara yang diperoleh dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Tidak ada penulisan nama informan dalam penyimpanan data wawancara, dan daftar nama informan tidak akan diketahui oleh siapapun.
Dalam proses wawancara, anda mungkin akan mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak menyenangkan terkait dengan pengalaman-pengalaman perceraian orangtua. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan data ini, jika ada yang tidak sesuai dengan harapan anda, anda dapat menyampaikannya kepada peneliti. Anda juga berhak menolak untuk ikut serta berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dengan mengikuti proses ini, diharapkan anda dapat menyampaikan serta menceritakan pengalaman anda selama memaafkan orangtua serta anda mampu lebih memahami diri anda melalui jawaban-jawaban sebagai refleksi.
Verena Utari
No. Transkrip Kategorisasi Tema 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mmmm aku tu ya mulai pacaran dari kapan ya mmm keknya sih sekitar satu tahun yang lalu. Awalnya sih lewat ig, jadi.. dia yang pertama kali chatt ak.. ya chattnya sapa gitu deh.. kayak nanya hai.. ya basa basi gitu deh.. Dua minggu setelah itu apa ya, dia minta wa ku.. dari situ kita mulai intens buat komunikasi.. sampai suatu ketika dia ngajak nonton di hartono.. dari pertemuan pertama itu, ak ngerasa wahh boleh juga nihhh.. jadi ak memutuskan untuk tetap berhubungan dengannyaa.. soalnya juga sama-sama cina juga sih.. hehhe
Pertemuan pertama dengan pasangan
Pengalaman informan ketika berkenalan dengan pasangan
13 14 15 16
Awalnya aku sempet ragu sih tapi lama kelamaan udah enggak. Aku awalnya ragu dia itu sebenernya beneran niat gak sih sama aku? Atau cuma kayak yang dulu aja. Sama
Mulai munculnya pikiran negatif kepada pasangan
18 makin ke sini aku udah gak mikirin itu sih 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Maksudnya pandangku tentang dia? Yaa dia itu cuek banget sih, terus kayak tipe orang yang jarang ngabarin, terus tapi aku senangnya dia punya sisi di mana dia bisa peduli dan menunjukkan kasih lewat tingkah laku jadi menurutku dia bukan Cuma bisa sekedar ngomong aja tapi juga bisa dibuktikan lewat cara-caranya. Yaa… anu.. eee.. kalo ak sedih, dia mau kemarin sih dia dateng ke ak sambil kasih coklat terus hibur ak jugaa. Dulu sih waktu ak sakit dia juga pernah beliin ak vitamin sama obat2an juga.. sama beberapa makanan.. Ya dia gak pelit, terus mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan keluargaku.. rela jauh-jauh jemput paingan bantul..
Penilaian terhadap pasangan Pandangan informan mengenai diri pasangan
34 35
Emm.. kalau ak ke dia sih ya hampir sama sih, kita sama2 peduli.. kayak kemarin dia sakit ak
Hal yang dilakukan untuk pasangan
Kepedulian informan ketika pasangan mengalami hal buruk
37 38
yaa ak berusaha menghibur ada untuknya, gitu sih.. 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Mm ya pie ya. Yang jelas dia tu pernah bilang ke aku kalau aku tu cerewet terus sedikit posesif sih. Suka marah-marahnya. Tapi katanya aku juga peduli sama dia, mau tulus sama dia. Terus dia juga merasa kalau aku tu ya suka khawatirin dia… dan menurutku, aku emang berusaha sabar tapi kadang juga suka marah-marah sih kalo udah keterlaluan.. aku peduli juga.. terus ak tu kyknya gak mudah menyerah sih, cerewet juga sihh… udah sih
Pandangan pasangan terhadap diri informan
Penilaian dari pasangan mengenai gambaran diri informan
49 50 51 52
Ada sih.. sama-sama suka nonton bioskop, suka makan.. kalo sifat juga ada… sama-sama apaa… apa yaa.. sama cerewet, sama-sama protektif gitu.. itu sih menurutku..
Kegemaran informan dan pasangan
Persamaan sifat dan hobi yang dimiliki informan dengan pasangan
53 54
Mengandung anaknya.. hahahha.. ak belum bisa menjaga merawat 24 jam.. terus selama
Kekurangan informan Hal yang belum bisa dilakukan untuk pasangan
56 57
aku masih susah kontrol itu, tapi aku sudah coba sebisaku kok
58 59 60 61 62 63 64
Ya kalo gak ngerjain tugas, cerita-cerita kalo gak nonton.. gitu aja sihh, dengerin cerita-cerita dia.. ya dengerin cerita-cerita tentang kejadian kemarin atau dia habis ngapain atau tentang keluarganya.. ak dengerin dia cerita ya karena dia juga dengerin ceritaku sih.. tapi tergantung mood..
Hal yang dilakukan bersama Kegiatan yang dilakukan ketika bersama pasangan 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Perasaannya sih pasti senang, terus aku kek berusaha buat dia juga senang.. jadi kalo ada waktu berdua, aku lebih berusaha buat dia nyaman dan senang sama ak saat itu.. misal kayak bikin guyonan gitu, pas lagi bareng aku berusaha gak pegang hp sih.. karna aku juga gak suka kalo aku digituin jadi aku gak, emhh berusaha gak pegang hp lama-lama pas bareng. Kan namanya juga quality time jadi harus
Hal yang informan lakukan saat bersama
Membangun kebersamaan yang berkualitas dengan pasangan
74 75 76 77 78 79 80
Ya aku berusaha percaya sama apa yang dia lakukan kalo lagi gak sama aku.. bukan berusaha percaya sih tapi percaya.. aku sih sebenernya punya prinsip ya tentang hukum karma itu sih.. aku percaya kalo dia berbuat buruk di belakangku toh dia juga yang akan menerima akibatnya.. jadi aku percaya aja..
Mempercayai pasangan Memberi kepercayaan kepada pasangan 81 82 83 84 85 86 87
Yaa.. selama ini aku merasa udah jujur bangettt, tapi gak juga deng.. yaaa selagi ada masalah yang menyangkut tetang ak dengan dia pasti aku sampaikan.. tapi kan ada beberapa privasi yang perlu kita simpan sendiri dan pasanganku gak perlu tau.. selagi ak nggak mengkhianati dia aja..
Bercerita apa adanya Jujur kepada pasangan
88 89 90 91
Ya kita bicarakan baik-baik kalaupun eee suasana memanas dan kita saling butuh waktu buat sendiri jadi kita ya istilahnya kita pamit dululah sebentar.. barulah setelah kita
Hal yang dilakukan ketika bertengkar
Usaha yang dilakukan bersama untuk memperbaiki hubungan
93 94
hubunngin duluan.. kita bicarain lagi masalahnya trus cari jalan keluar.
95 96 97
Dia pemarah sih, terus lebih protektif dari aku.. tapi dia gak sadar diri ya kadang lebih kayak anak kecil
Kekurangan pasangan Pandangan informan mengenai kekurangan infoman
98 99 100 101
Ya aku tegur dialah pasti.. tapi kalau dia lagi posisi marah dan gak bisa berpikir jernih, ya aku diemin dia dulu.. aku kasih waktu sendiri dulu..
Hal yang dilakukan ketika bertengkar Menegur pasangan 102 103 104 105 106 107 108 109 110
Ak gak pernah marahan lama-lama sih.. pernah tiga hari sih tapi itu masih berhubungan juga.. Cuma karena alasan sepele, kayak dia cemburu gitu.. trus tiba-tiba gak mau ngomong.. jadi aku sekarang tau klo dia gak balas chattku atau dia tiba-tiba diem berarti lagi marah.. tapi kita berusaha sama-sama menjaga perasaan, terus kalau bisa yaa kita sama-sama bersikap jujur supa nggak terjadi
Bertengkar dengan pasangan Pengalaman bertengkar dengan pasangan
112 rumah tangga bersama.. 113
114 115 116
pasti introspeksilah.. karna aku mikir kenapa dia lakuin itu, tergantung sih kalo salah dia ya kenapa kok kamu gitu-gitu tapi kalo salahku ya aku minta maaf
Hal yang dipikirkan ketika bertengkar
Introspeksi diri ketika melakukan kesalahan 117 118 119 120 121 122
Pas pasanganku ada masalah bingung sih pastinya, mau bantu apa.. kan kadang ada masalah yang nggak kita bisa bantu.. tapi ya aku mencoba selalu ada pas dia lagi ada masalah.. yang penting campur aduklah pokoknya perasaan negatif gitu..
Hal yang dirasakan saat pasangan sedang kesusahan
Perasaan informan saat pasangan mengalami masalah
123 124 125
Ya pasanganku yang pertama ku kasih tau, ya karna ak lebih nyaman cerita ke dia sih, lebih nyambung jugaa.. udah.. gitu sih..
Seseorang yang selalu ada dalam pikiran
Pasangan sebagai top of mind bagi informan
126 127 128 129
Sejauh ini sih mereka suka.. ya cocok juga sih karena satu agama, satu ras jugaa.. ya oarngtuaku melihat dia itu bertanggung jawab.. itu sih yang paling penting..
Respon orangtua Dukungan orangtua terhadap hubungan informan dan pasangan
131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
tapi yang aku tahu, mama tu selingkuh.. ak sedih karna harus pisah dari mama, tapi mau gimana lagi, aku gak bisa apa-apa juga.. pernah sih muncul perasaan kecewa dan gak bisa maafin orangtua karna setelah perceraian, mama dan papa makin jauh-jauhan ditambah keluarga juga jadi makin nyinyir.. tapi makin ke sini aku nyoba menerima sih.. ak tetep main ke rumah mama kalo pas libur hari sabtu minggu gitu..
141 142 143 144 145
Ya ada sih.. Ya dari kasus yang dialami oleh kedua orangtuaku dapat dijadikan sebagai pelajaran dengan pasanganku saat ini. Ya kalau orangtua cerai, kita jangan sampai cerai.
Hal yang dapat dipelajari informan
Menjadikan pengalaman sebagai pelajaran hidup
146 147 148
ya biasa saja karna dia mengalami hal yang sama di keluarganya, tapi dia tinggal sama mama, kita belajar berusaha lebih dewasa
Pengalaman yang serupa dengan pasangan
Persamaan yang dimiliki informan dan pasangan
143 144 145 146
Yaa tolong dijaga mata, hati agar gak kemana-mana.. supaya kita bisa membangun rumah tangga yang lebih bahagia.. apa yang diimpikan tercapai..
Pesan untuk pasangan Pesan informan untuk pasangan
147 148 149 150 151 152
Yaaa… bersikaplah dewasa jangan hanya mementingkan pikiran dan perasaan mereka sendiri tapi juga pikirin besok dampaknya buat anak-anak ke depan.. karna kalian pasti enggak ngrasain kerugian atau dampak buruk yang telah kalian perbuat.
No. Transkrip Kategorisasi Tema 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Emmmmhhh sejak April 9, 2012. Awalnya sih teman aku mulai dekat dengan dia, dan aku pun awalnya cuma sekedar dekat dan kenal saja. Tapi lama – lama aku tertarik dengan karakternya dan menurut aku itu cocok dengan aku. Aku suka dengan karakternya yang bertentangan dengan aku, orangnya juga nggak aneh – aneh, mau menemani aku ketika aku susah maupun senang.
Awal perkenalan Permulaan kedekatan informan dengan pasangan
10 11
Respon ibuk baik. Ibuk juga dukung hubungan kami
Respon orangtua Dukungan orangtua terhadap hubungan informan dengan pasangan 11
13
Dia tu banyak bicara, emhhh… suka cari perhatian, trus banyak yang kenal sama dia.
Diri pasangan Pandangan informan mengenai gambaran diri pasangan
14 15 16
Aku tu agak pendiem…, suka sendiri, mudah lelah jika bertemu banyak orang,.. trus… kadang gak bisa mulai ngomong dulu aku
Diri informan Pandangan informan mengenai gambaran diri sendiri
18 19 20 21 22 23 24 25 26
tergantung kondisinya, seperti kalo lagi mengemudi, ada orang yang bener2 bikin gedeg itu baru aku emosi. kalo gak, ada sesuatu hal yang nggak ngepas atau gak sesuai dengan pemikiran aku kadang emosi, tapi bukan emosi yang terus banting-barang barang gitu.., cuma ngedumel aja. Trus agak gak enakan sama orang tapi kalo lagi capek biasanya bodo amat. 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Hal yang paling aku ingat itu pas beli makanan tapi uangnya kurang hahahaha trus melihat pacar aku pendadaran, mengajari dia menyetir trus main ke luar kota. Kalo yang kurang menyenangkan sih sejauh ini ada tapi nggak terlalu aku permasalahkan, masalah masalah sepele seperti nggak cerita kalau ada masalah pribadi, kurang terbuka sama perasaan sendiri.
Pengalaman dengan pasangan Pengalaman mengesankan bersama dengan pasangan
37 38
shopping. Pas itu Cuma mikirin mau makan apa, mau pergi kemana, mau beli apa
dengan pasangan
39 40
Yang dirasain pas bareng ya seneng bisa ketemu dia
Perasaan senang Perasaan senang saat bersama pasangan
41 42 43 44
Orang nggak bisa diam, kalo ngomong kadang gak jelas, nggak mudah menyerah, selalu berusaha dan kita sama-sama suka tidur, suka jajan.
Diri pasangan Pandangan informan mengenai pasangan 42 43 44 45 46 47 48
Terkadang dia nggak mengaku kalo dia lagi sedih, menutupi kesedihan dia. Dia diam saja, atau biasanya dia bilang gapapa tapi sebenarnya dia sedih, biasanya setelah ada kejadian apapun itu yang membuat dia sedih ataupun dia teringat hal yang menurut dia menyedihkan..
Kekurangan pasangan Pandangan informan mengenai kekurang pasangan
49 50 51
kalo dia lagi ada masalah kadang aku bingung, karna dia selalu coba nyembunyiin.. perasaan sedih sih ada, tapi gak mendominasi..
Hal yang dilakukan untuk pasangan
Empati informan ketika pasangan mengalami hal yang kurang baik.
53 54
aku liatin saja, kalo gak parah ya aku diemin aja, ajak makan atau jalan – jalan
55 56 57 58
Untuk saat ini kekurangan waktu buat bareng tapi biasanya kita janjian ketemu di suatu tempat, atau dia yang maksa aku untuk harus bertemu dengannya
Kekurangan dalam hubungan Pandangan informan mengenai kekurangan dalam hubungan yang dijalin 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Pernah, ketahuan e-mail dengan mantan aku, tiba-tiba dia buka email aku lalu membaca pesan-tibanya. aku gak begitu ingat, cuma mantan ngajak ketemu lalu aku mikir mungkin pake email lebih aman, yasuda pake email saja, tapi malah ketauan. tapi aku gak jadi ketemuan, malah jadi males mau ketemu. Ya trus aku ya minta maaf dan menjelaskan ke dia tentang hal tersebut. Ya aku merasa bersalah karena sudah membuat dia sakit hati.
Bertengkar dengan pasangan Pengalaman berselisih paham dengan pasangan
72 kepikiran 73 74 75 76 77
ya aku ambil waktu sendiri, mikirin kenapa