• Tidak ada hasil yang ditemukan

r s = nilai korelasi spearman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Modal Sosial Masyarakat Desa

4.3.1. Modal Sosial Struktural

4.3.1.1. Kepadatan Keanggotaan di dalam Asosiasi Lokal

Kepadatan keanggotaan di dalam asosiasi lokal di ukur dari keterlibatan anggota rumah tangga di dalam sejumlah organisasi atau asosiasi lokal. Dalam penelitian ini ada 15 kelompok asosiasi lokal yang digunakan untuk mengukur kepadatan keanggotaannya. Secara umum keterlibatan masyarakat yang paling tinggi yaitu pada asosiasi/organisasi/kelompok wanita dan keagamaan, disusul kemudian secara berturut-turut organisasi tani/nelayan, pendidikan, swadaya masyarakat, jasa dan remaja (Tabel 8).

Organisasi wanita yang paling menonjol adalah kelompok PKK. PKK merupakan organisasi yang sudah ada sejak lama disetiap desa dan setiap perempuan atau ibu rumah tangga secara aktif maupun tidak aktif akan menjadi anggotanya. Desa Beurandeh memiliki persentase keterlibatan wanita dalam assosiasi ini paling tinggi, karena di desa ini seluruh rumah tangga masih

memiliki anggota rumah tangga yang lengkap yaitu masih ada bapak, ibu dan anak. Berbeda dengan kondisi di Desa Beurandeh, di Desa Kajhu dan di Desa Lamkrut banyak keluarga yang anggota rumah tangganya sudah tidak lengkap karena korban tsunami, banyak keluarga yang kehilangan ibu rumah tangga dan anak perempuannya. Selain itu, organisasi ini juga lebih mudah untuk dijalankan, karena telah terstruktur dan menjadi bagian dari kelembagaan desa di setiap desa. Tabel 8. Kepadatan Keanggotaan di dalam Asosiasi Lokal di Desa Beurandeh,

Desa Kajhu dan Desa Lamkrut

Kepadatan Keanggotaan ( % )

No Jenis Asosiasi

Kajhu Lamkrut Beurandeh Rata-rata

1 Tani/Nelayan 9.52 30.00 65.00 34.84 2 Jasa 19.05 10.00 20.00 16.35 3 Produksi Lainnya 9.52 5.00 0.00 4.84 4 Pedagang 9.52 0.00 15.00 8.17 5 Pengurus Desa/Dusun/RW/RT 14.29 5.00 15.00 11.43 6 Keagamaan 76.19 85.00 100.00 87.06 7 Organisasi Politik 0.00 5.00 0.00 1.67

8 Organisasi Panglima Laot 0.00 0.00 0.00 0.00

9 Jasa Keuangan 14.29 0.00 0.00 4.76 10 Pendidikan 57.14 15.00 15.00 29.05 11 Kesehatan 0.00 0.00 20.00 6.67 12 Wanita 80.95 85.00 100.00 88.65 13 Remaja 28.57 10.00 10.00 16.19 14 Swadaya Masyarakat. 28.57 5.00 20.00 17.86 15 Kelompok Warga 23.81 0.00 5.00 9.60

Selain asosiasi wanita, asosiasi keagamaan juga merupakan asosiasi yang paling banyak di ikuti oleh masyarakat di Desa beurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut. Kondisi sosial masyarakat yang tinggal di daerah dengan penerapan syariat islam, maka kebutuhan spiritual akan nilai-nilai islam menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia. Disamping pendidikan atau memperdalam pengetahuan agama diwajibkan bagi setiap pemeluk agama, asosiasi keagamaan juga memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjalin hubungan (interaction) dengan sesama warga. Pasca tsunami, kondisi mental masyarakat begitu menurun, sehingga masayarakat membutuhkan sebuah wadah untuk pengamalan nilai-nilai keagamaan. Dengan memahami nilai-nilai spiritual tersebut membuat masyarakat lebih bisa menerima apa yang telah terjadi sebagai sebuah cobaan. Nilai-nilai spiritual yang didapat masyarakat menjadi motivasi

bagi masyarakat desa untuk bangkit dan membenahi diri mereka untuk membangun kembali apa yang telah rusak.

Agama juga memiliki kedudukan sentral dalam memperlemah atau memperkuat dimensi modal sosial (Hasbullah 2006). Agama berguna dalam memperkaya dimensi spiritual dalam kehidupan, dimana agama memberikan inspirasi terhadap perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat. Agama juga mengajarkan masyarakat untuk menjunjung tinggi keadaban dan mengutamakan silaturrahmi (interaction) antar individu, kelompok dan lingkungannya juga mengajarkan untuk tidak berprasangka jahat kepada orang lain. Dengan demikian jelas keterlibatan masyarakat dalam asosiasi keagamaan akan memberikan dampak terhadap peningkatan modal sosial melalui jaringan (Network) dan kepercayaan (trust).

Asosiasi atau kelompok tani/nelayan adalah asosiasi dengan keterlibatan anggota keluarga masyarakat terbanyak setelah asosiasi wanita dan keagamaan. Kelompok tani/nelayan yang ada yaitu kelompok petani palawija dan holtikultura, kelompok nelayan dan kelompok petani peternak. Letak geografis Desa Beurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut yang berada di wilayah pantai dan dekat pantai, maka umumnya penduduk memiliki pekerjaan sebagai petani atau nelayan, kecuali di Desa Kajhu. Desa Kajhu, walaupun desanya termasuk wilayah desa pantai, tetapi profesi masyarakatnya sangat beragam.

Keterlibatan masyarakat dalam kelompok tani/nelayan paling banyak di Desa Beurandeh, kemudian Desa Lamkrut dan paling sedikit di Desa Kajhu, karena persentase petani/nelayan di Desa Kajhu lebih sedikit. Pasca tsunami masyarakat ikut terlibat dalam kelompok-kelompok tani/nelayan dengan tujuan untuk lebih mudah mengajukan modal usaha kepada pihak-pihak luar. Masayarakat bahkan diharuskan untuk membentuk kelompok-kelompok usaha yang sesuai dengan pekerjaannya sebelum tsunami untuk mendapatkan bantuan modal usaha.

Asosiasi yang selanjutnya yaitu asosiasi dibidang pendidikan. Desa kajhu adalah desa yang paling banyak keterlibatan anggota rumah tangganya dalam asosiasi pendidikan, lebih setengah anggota rumah tangga terlibat di dalam asosiasi ini. Dilihat dari pekerjaan masyarakatnya, Desa Kajhu merupakan desa

yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai kelompok pekerjaan, terutama sebagai tenaga pengajar. Jika di desa lain yang terlibat dalam asosiasi pendidikan hanyalah anak-anaknya yang masih sekolah, akan tetapi di Desa Kajhu orang tuanya juga banyak yang ikut terlibat. Keadaan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterlibatan masyarakat Desa Kajhu dalam asosiasi pendidikan yang ada di wilayah penelitian secara umum.

Selanjutnya keterlibatan anggota rumah tangga juga di dalam asosiasi/kelompok remaja yaitu organisasi remaja mesjid dan kelompok olahraga seperti kelompok klub bola kaki dan bola volly, asosiasi jasa yaitu tukang ojek, sopir labi-labi, kelompok swadaya masyarakat yaitu dengan menjadi tenaga pekerja untuk LSM/NGO yang dipekerjakan di desa masing-masing atau di luar desanya.

Tingkat keterlibatan anggota rumah tangga di dalam berbagai asosiasi lokal, dilihat dari nilai rata-rata indeks kepadatan keanggotaannya antara Desa Beurandeh dan Desa Kajhu tidak ada perbedaan yang nyata. Akan tetapi antara Desa Beurandeh dan Desa Lamkrut dan antara Desa Kajhu dengan Desa Lamkrut berbeda nyata (Tabel 7). Tingginya tingkat keterlibatan anggota rumah tangga di dalam berbagai asosiasi lokal di Desa Beurandeh dibandingkan dengan Desa Lamkrut karena karena beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor pekerjaan masyarakatnya, pendidikan dan kondisi keluarga pasca tsunami. Kondisi keluarga masyarakat di Desa Beurandeh yang masih utuh, memungkinkan setiap anggota keluarganya ikut terlibat dalam setiap organisasi/asosiasi/kelompok yang ada atau paling kurang ada satu anggota rumah tangga yang ikut dalam satu asosiasi.

Keterlibatan masyarakat Desa Beurandeh di dalam berbagai asosiasi menandakan bahwa proses interaksi sosial masyarakat di desa tersebut semakin kuat. Interaksi yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan kualitas dan kuantitas interaksi yang lebih tinggi, sehingga akan menjadi modal untuk pembentukan modal sosial dikemudian hari.

Dokumen terkait