• Tidak ada hasil yang ditemukan

r s = nilai korelasi spearman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Modal Sosial Masyarakat Desa

4.3.2. Modal Sosial Kognitif

Dimensi sruktural dari modal sosial yaitu melihat bagaimana proses, kualitas dan kuantitas interaksi sosial masyarakat yang diukur dari keterlibatannya dalam asosiasi lokal. Tingkat kepadatan, keragaman keanggotaan dalam asosiasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan proses interaksi. dukungan dalam situasi krisis dan derajat pembatasan merupakan kualitas dan kuantitas interaksinya. Oleh karena itu, dimensi sruktural memfasilitasi masyarakat untuk melakukan aksi kolekif (output dari modal sosial)

Berbeda dari dimensi sruktural, dimensi kognitif dari modal sosial yaitu berfungsi dalam menggerakkan dan menuntun aksi kolektif yang dilakukan masyarakat agar tercapai manfaat bersama. Indikator Pendekatan terhadap dimensi kognitif dari modal sosial adalah kepercayaan dan ketaatan atas norma- norma yang berlaku dimasyarakat. Pendekatan ini meliputi tiga indikator yaitu: kesetiakawanan, kepercayaan, kerjasama dan penyelesaian konflik.

Dimensi kognitif dari modal sosial masyarakat secara agregat tertinggi di Desa Beurandeh dan terendah di Desa Lamkrut. Akan tetapi secara disagregat, hanya dua unsur pembentuknya yang kelihatan berbeda yaitu derajat kesetiakawanan dan kepercayaan, dimana secara berturut-turut derajat kesetiakawanan dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tertinggi yaitu di Desa

Beurandeh dan yang paling rendah di Desa Lamkrut. Sedangkan unsur kerjasama dan penyelesaian konflik relatif sama pada ketiga desa tersebut (Gambar 4). Temuan di atas menggambarkan bahwa modal sosial masyarakat Desa Beurandeh yang terbentuk dari jaringan kerja dengan keterlibatan anggota rumah tangga dalam berbagai asosiasi lokal dapat menggerakkan dan menuntun aksi kolektif masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Beurandeh Kajhu Lamkrut

Desa R a ta -r at a I nde k s Derajat kesetiakawanan Kepercayaan Kerjasama Penyelesaiam konflik

Gambar 4. Rata-rata Indeks Unsur-unsur Modal Sosial Kognitif di Desa Beurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa unsur derajat kesetiakawanan, walaupun indeks rata-ratanya lebih tinggi di Desa Beurandeh akan tetapi tidak berbeda nyata dengan Desa Kajhu. Perbedaan yang signifikan yaitu antara Desa Beurandeh dengan Desa Lamkrut dan antara Desa Kajhu dengan Desa Lamkrut. Untuk unsur kepercayaan, perbedaan yang sangat signifikan yaitu antara Desa Beurandeh dengan Desa Lamkrut, sedangkan yang lainnya bisa dikatakan sama. Selanjutnya, unsur kerjasama dan penyelesaian konflik tidak ada perbedaan yang signifikan pada ketiga desa tersebut (Tabel 10)

Tabel 10. Uji Beda Rataan Unsur-unsur Modal Sosial Kognitif di Desa Beurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut

P-value (Mann-Whitney)

Modal Sosial Beurandeh

Vs Kajhu Beurandeh Vs Lamkrut Kajhu Vs Lamkrut Derajat Kesetiakawanan (DK1) 0.076 0.004 0.048 Kepercayaan (DK2) 0.081 0.000 0.449 Kerjasama (DK3) 0.404 0.402 0.784

Penyelesaian Konflik (DK4) 0.990 0.105 0.197

4.3.2.1. Derajat Kesetiakawanan

Kesetiakawanan merupakan suatu aspek dari modal sosial kognitif yang sejalan dengan aspek dukungan dalam situasi krisis pada dimensi struktural. Aspek saling mendukung pada dimensi struktural melihat bagaimana masyarakat desa atau lingkungan akan bersatu untuk menghadapi suatu keadaan krisis yang mempengaruhi semua orang. Kesetiakawanan dalam dimensi kognitif melihat sejauh mana komunitas atau lingkungan mau memberikan bantuan kepada individu dari suatu peristiwa naas yang menimpanya.

Tingkat kemauan masyarakat Desa Beurandeh untuk membantu individu yang mengalami kesulitan sama dengan tingkat kemauan masyarakat Desa kajhu, akan tetapi solidaritas masyarakat di kedua desa tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan solidaritas masyarakat di Desa Lamkrut (Tabel 10). Masyarakat di Desa Beurandeh dan Desa Kajhu sangat mengerti, bahwa dengan saling menolong maka kehidupan sosial masyarakat akan semakin baik, dimana masyarakat tidak merasa hidup di desa hanya sendirian tetapi meliliki banyak teman. Kesetiakawanan merupakan suatu bentuk kerjasama untuk membangun nilai-nilai kepercayaan dalam pembentukan modal sosial yang menjadi faktor pendukung terhadap percepatan pembangunan desanya.

Tingginya solidaritas masyarakat di Desa Beurandeh sudah ditunjukkan dari tingkat dukungan masyarakat dalam situasi krisis pada komponen modal sosial struktural. Kedua unsur variabel pembentukan modal sosial ini memiliki hubungan yang positif. Adanya pengkotakan-pengkotakan di dalam masyarakat tidak mengurangi keinginan masyarakat untuk saling membantu, karena pengkotakan yang terjadi hanya sebatas perbedaan seperti pengkotakan antara generasi tua dengan generasi muda, generasi muda jarang diikutkan dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi suatu masalah yang terjadi di desa, dan pengkotakan tersebut tidak dianggap sebagai suatu masalah yang dapat menggangu hubungan antar sesama masyarakat. Dengan demikian keinginan masyarakat untuk membantu individu yang mengalami kesulitan di desanya tetap tinggi.

4.3.2.2. Kepercayaan

Rasa percaya sosial merupakan bagian dari karakteristik individu, yang menyangkut optimisme, keyakinan pada kerjasama, bahwasanya individu dapat menerima perbedaan dan hidup bersama dengan penuh kedamaian. Kepercayaan adalah suatu konsep abstrak yang sulit diukur, karena mungkin akan diartikan berbeda-beda diantara masing-masing orang. Namun demikian, pendekatannya difokuskan pada kepercayaan yang tergenaralisasi, taraf dimana seseorang percaya kepada orang lain secara penuh (seperti: kebanyakan orang-orang di desa umumnya jujur dan dapat dipercaya atau orang-orang tertarik hanya pada kesejahteraan keluarganya sendiri) dan tingkat kepercayaan yang ada dalam konteks transaksi-transaksi yang spesifik, seperti percaya dalam hal pinjam- meminjam, atau menjaga anak atau harta orang lain ketika mereka tidak berada di tempat.

Tingkat kepercayaan dalam komunitas terhadap sesama warga relatif sama antara masyarakat beurandeh dengan masyarakat kajhu dan masyarakat kajhu dengan masyarakat lamkrut. Perbedaan tingkat kepercayaan yang sangat signifikan yaitu antara masyarakat beurandeh dengan masyarakat lamkrut. Tingkat kepercayaan yang ditunjukkan masyarakat di Desa Beurandeh lebih tinggi daripada tingkat kepercayaan yang ditunjukkan oleh masyarakat di Desa Lamkrut (Tabel 10). Luas desa yang relatif kecil dan jumlah penduduk yang relatif sedikit serta sifat kekeluargaan yang melekat dimasyarakat Desa Beurandeh memudahkan masyarakatnya untuk saling kenal satu sama lain. Sifat saling kenal ini yang oleh Lawang (2004) dijadikannya sebagai alasan untuk menjawab mengapa orang saling percaya. Disamping itu juga kepercayaan akan timbul karena adanya interaksi sosial. Proses interaksi sosial yang terjadi antara sesama warga di Desa Lamkrut ternyata lebih rendah, hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam komunitas warganya juga rendah. Tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah menyebabkan proses pembangunan di Desa Lamkrut berjalan sangat lamban dibandingkan dengan Desa Beurandeh, karena masyarakatnya sulit untuk melakukan kerjasama.

Kerjasama adalan sebuah gambaran untuk mengukur tingkat kepercayaan, yang dilihat dari kemauan masyarakat untuk melakukan sesuatu secara bersama- sama untuk kepentingan komunitasnya. Dalam penelitian ini yang diukur yaitu semangat kerjasama, siapa yang dapat diajak bekerja sama, kesediaan untuk bekerjasama dan pengorbanan baik uang maupun waktu untuk melakukan kerjasama.

Kerjasama yang terjadi antar masyarakat di Desa Beurandeh dilihat dari indeksnya relatif lebih tinggi daripada kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kajhu dan Desa Lamkrut (Gambar 4). Uji statistik terhadap rataan indeks unsur kerjasama, menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara beurandeh dengan kajhu, beurandeh dengan lamkrut dan juga kajhu dengan lamkrut (Tabel 10). Relatif tingginya tingkat kerjasama masyarakat di Desa Beurandeh dikarenakan tingkat kepercayaan antar masyarakat desa tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan desa lain.

4.3.2.4. Penyelesaian Konflik

Adanya konflik disuatu desa dapat dilihat dari kehidupan masyarakatnya, apakah masyarakat merasa tentram tinggal di desa tersebut atau tidak, apabila masyarakat merasa tidak tentram, maka di desa tersebut ada konflik. Konflik juga dapat dinilai dari tingkat keharmonisan masyarakat dalam menjalin hubungan diantara sesama masyarakat. Desa yang tidak mempunyai konflik hubungan antar masyarakat sangat hormonis, baik itu dirasakan oleh masyarakat desanya sendiri maupun ketika dibandingkan dengan desa tetangganya. Adanya konflik di desa atau lingkungan atau di wilayah yag lebih luas menunjukkan kurangnya kepercayaan antar sesama masyarakat disuatu wilayah. Penyelesaian konflik dalam hal ini dinilai dari situasi konflik yang ada dikomunitas/desa dan bagaimana cara menyelesaiakannya. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam meyelesaikan konflik antara Desa Beurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut (Tabel 10).

Dokumen terkait