• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang sama atau setara.

Berikut merupakan gambar pola komunikasi horisontal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta:

Gambar 7.

Pola komunikasi horisontal

Gambar di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi intern dengan pola komunikasi horizontal dapat terjadi pada setiap bagian seperti antar pegawai, antar kepala bagian maupun antar satuan pengawas intern. Bentuk pelaksanaan komunikasi intern dengan pola komunikasi horizontal dapat berupa pemberian informasi, sharing

permasalahan pekerjaan kantor maupun penyelesaian konflik pribadi antar bagian.

Berikut rangkuman pelaksanaan komunikasi intern pola horizontal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta yang disajikan dalam tabel.

SATUAN PENGAWAS INTERN KEPALA BAGIAN PEGAWAI SATUAN PENGAWAS INTERN KEPALA BAGIAN PEGAWAI

Tabel 5. Pelaksanaan Komunikasi Intern Pola Horizontal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 7 43,75%

Cukup Baik 9 56,25%

Kurang Baik 0 0,0%

Tidak Baik 0 0,00 %

Total 16 100%

(Sumber: Hasil wawancara, 2014)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi intern pola horizontal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta sebagian besar subyek penelitian menyatakan cukup baik sebanyak 9 orang (56,25%). Sementara sisanya mengatakan baik sebanyak 7 orang (43,75%). Hal ini berarti pelaksanaan komunikasi intern pola horizontal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta sudah cukup baik.

d) Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak yang lain. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pola komunikasi diagonal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta sebagai berikut:

(1) Pertama komunikasi dapat mengalir dari Satuan Pengawas Intern kepada Kepala Bagian ataupun sebaliknya, dari Kepala Bagian kepada pegawai ataupun sebaliknya, karena komunikasi diagonal

lebih sering dilakukan secara non formal. Komunikasi diagonal yang terjadi di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta menggunakan komunikasi diagonal ke atas dan komunikasai diagonal ke bawah.

(2) Bentuk dari adanya komunikasi diagonal ke bawah di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta adalah seperti meminta pendapat, meminjam dokumen, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi diagonal ke atas biasanya berupa penyampaian pendapat, menanyakan kepastian pertemuan, konfirmasi jadwal dan lain-lain.

Menurut Ibu SW pelaksanaan komunikasi diagonal antara kepala bagian dengan pegawai bagian lain hanya sebatas penyampaian informasi yang dilakukan berupa pemberitahuan jika ada rapat, dengan meminjam dokumen di bagian lain agar pekerjaan berjalan dengan lancar. Hal ini juga sesuai dengan keterangan dengan Bapak JP yang mengatakan bahwa komunikasi diagonal yang terjalin di kantor ini cukup baik. Hal ini dikarenakan terjalin adanya kerjasama dan ketergantungan antar bagian maupun sesama pegawai. Bila terdapat pegawai yang membutuhkan bantuan, maka segera diselesaikan masalahnya agar tidak menghambat pekerjaan yang lain. Pernyataan di atas juga dikuatkan oleh pernyataan dari BR yang juga diwawancari mengenai hal yang sama, beliau mengatakan sebagai berikut:

“Komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya yang ada bisa bersifat formal dan nonformal tergantung kebutuhan. Cara penyampaiannya dilakukan sekedar pemberian informasi.”

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lain terjadi komunikasi yang bersifat formal dan berlangsung apabila benar-benar ada kepentingan saja. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi yang terjalin kurang baik. Hal serupa juga diungkapkan oleh SD yang menyatakan bahwa Komunikasi antara pegawai bagian lain dengan pimpinan bagian lainnya yang ada lebih formal, namun antara pimpinan bagian lain terhadap pegawai bagian lainnya terlalu santai. Menurut LH pola komunikasi seperti ini cenderung menimbulkan kesalahpahaman. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh SA dalam wawancara yaitu: “Komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya yang ada sudah berjalan cukup baik tapi karena kurang formal biasanya menimbulkan kesalahpahaman.”

Hal ini diungkapkan TH dalam wawancara, yang mengungkapkan bahwa komunikasi yang ada lebih bersifat non formal karena hubungannya antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya. Pola komunikasi ini terjadi apabila hanya benar-benar diperlukan sehingga tidak terjadi secara terus menerus, seperti yang diungapkan DP dalam wawancara bahwa “komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya yang ada hanya terjadi ketika dibutuhkan.”

Meskipun pola komunikasi yang terjadi antar pimpinan bagian lain dengan pegawai lain ini tidak sering terjadi, namun menurut DAS pola komunikasi yang terjalin sudah cukup baik dan lancar. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh HP dalam wawancara bahwa: “komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya yang ada sudah berjalan baik dan dapat disampaikan secara langsung.”

Komunikasi yang terjalin juga terjadi langsung tanpa melalui perantara meskipun hanya sekedar penyampaian informasi ketika diperlukan saja. Mengenai hal ini SW menjelaskan bahwa komunikasi yang berjalan secara langsung. Cara penyampaiannya dilakukan sekedar pemberian informasi. NJ menambahkan bahwa komunikasi yang terjalin juga terjadi tidak formal dengan menggunakan bahasa-bahasa yang santai hal ini dikarenakan kecenderungan komunikasi terjadi antara pimpinan bagian lain terhadap pegawai bagian lainnya. komunikasi yang terjadi juga hanya sekedar jika ada kebutuhan saja. Hal ini diungkapkan oleh ST bahwa “komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya tidak selalu ada dan hanya digunakan untuk memperlancar pekerjaan.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh JP yang menyatakan bahwa komunikasi yang ada lebih bersifat non formal karena hubungannya antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya. namun selebihnya komunikasi yang terjalin antara pimpinan bagian lain

dengan pegawai bagian lainnya atau sebaliknya di Kantor PDAM Tirtamarta sudah berjalan cukup baik meskipun tidak terjadi secara rutin hal ini seperti yang diungkapkan oleh CDA. RLN menambahkan bahwa komunikasi antara pimpinan bagian lain dengan pegawai bagian lainnya yang ada sudah berjalan cukup baik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan subjek penelitian tersebut di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta mempergunakan pola aliran informasi komunikasi diagonal yaitu mempermudah setiap pegawai untuk mencari informasi. Hal ini di sebabkan pelaksanaan komunikasi ini lebih sering dilakukan secara non formal dan dapat terjadi kapan saja setiap saat dibutuhkan. Komunikasi diagonal biasanya dilakukan dalam bentuk penyampaian pesan dan saling memberikan informasi atau data-data yang dibutuhkan baik dari posisi jabatan yang terendah hingga posisi jabatan yang lebih tinggi meski tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain. Berikut merupakan gambar pola komunikasi diagonal di Kantor PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta.

Gambar 8. Pola komunikasi diagonal SATUAN PENGAWAS