• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepaniteraan Sebegai Penyelenggara Birokrasi Peradilan Pidana

Perilaku Birokrasi

2. Kepaniteraan Sebegai Penyelenggara Birokrasi Peradilan Pidana

Penjelasan Umum Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum bahwa mengingat luas lingkup tugas dan berat beban pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pengadilan, maka perlu adanya perhatian yang besar terhadap tata cara dan pelaksanaan pengelolaan administrasi Pengadilan. Hal ini sangat penting, karena bukan saja menyangkut aspek ketertiban dalam penyelenggaraan administrasi baik di bidang perkara maupun di bidang kepegawaian, gaji, kepangkatan, peralatan kantor, dan lain-lainnya, melainkan juga akan mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan peradilan itu sendiri.

183

Miftah Thoha, 1987. Perspektif Perilaku Birokrasi.Rajawali Pers. Jakarta. Hlm. 37-39.

184

Muladi, 2002. bahwa administrasi peradilan bisa bermakna ganda yaitu court administration, dalam arti pengelolaan yang berkaitan dengan organisasi, administrasi dan pengaturan financial badan-badan peradilan; dan administration of justice, mencakup proses penanganan perkara dan tata cara serta praktek litigasi (litigation procedur and practice) dalam kerangka kekuasaan mengadili (judicial power); kekuasaan mengadili ini berhubungan erat dengan proses penegakan hukum (law enforcement). Op.cit. Hlm. 3.

Oleh karenanya, penyelenggaraan administrasi Pengadilan dibedakan menurut jenisnya dan dipisahkan penanganannya, walaupun dalam rangka koordinasi pertanggung-jawaban tetap dibebankan kepada seorang pejabat, yaitu Panitera yang merangkap sebagai Sekretaris. Selaku Panitera ia menangani administrasi perkara dan hal-hal administrasi lain yang bersifat teknis peradilan (yustisial). Dalam pelaksanaan tugas ini Panitera dibantu oleh seorang Wakil Panitera dan beberapa orang Panitera Muda.

Selaku Sekretaris ia menangani administrasi umum seperti administrasi kepegawaian dan lain sebagainya, sedang dalam pelaksanaan tugasnya ia dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris. Dengan demikian staf kepaniteraan dapat lebih memusatkan perhatian terhadap tugas dan fungsinya membantu Hakim dalam bidang peradilan, sedangkan tugas administrasi lainnya dapat dilaksanakan oleh staf sekretariat.

Berdasarkan hal-hal di atas, sebagai pejabat kepaniteraan maka tugas panitera secara umum adalah sebagai berikut:

1. Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya dan pengorganisasiannya;

2. Mengatur pembagian tugas pejabat kepaniteraan;

3. Dengan dibantu oleh Wakil Panitera dan Panitera Muda menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai jalannya perkara perdata dan pidana maupun situasi keuangan perkara perdata;

4. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan;

5. Membuat akte dan salinan putusan; 6. Menerima dan mengirim berkas perkara;

7. Melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang telah berkekuatan hukum tetap yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu yang ditentukan.185

185

Wildan Sayuthi Mustofa, 2002, Panitera Pengadilan: Tugas, Fungsi dan Tanggungjawab, PT. Tatanusa. Jakarta Hlm. 18.

Tugas pokok Kepaniteraan untuk memberikan pelayanan tehnis di bidang administrasi perkara sangat berkaitan dengan tugas pokok pengadilan yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara. Tugas pokok panitera tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum meliputi: (1) Pelaksana administrasi perkara; (2) Pendamping hakim dalam persidangan; (3) Pelaksana putusan/penetapan pengadilan dan tugas-tugas kejurusitaan lainnya. Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dinyatakan bahwa Panitera bertanggungjawab atas pengurusan perkara, penetapan atau putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang bukti dan surat-surat lain yang disimpan di kepaniteraan.

Berkaitan dengan hal di atas, perlu diketahui bahwa administrasi peradilan bisa bermakna ganda. Pertama, bisa diartikan sebagai court administration, dalam arti pengelolaan yang berkaitan dengan organisasi, administrasi dan pengaturan finansial badan-badan peradilan. Kedua, dalam arti administration of justice yang mencakup proses penanganan perkara (caseflow management) dan prosedur serta praktek litigasi dalam kerangka kekuasaan mengadili (judicial power). Kekuasaan mengadili ini berhubungan erat dengan proses penegakan hukum.

Dua makna tersebut berkaitan erat dengan kesatuan tanggung jawab yudisial yang mengandung tiga dimensi yaitu: (a) tanggung jawab administratif yang menuntut kualitas pengelolaan organisasi, administrasi dan pengaturan finansial; (b) tanggung jawab prosedural yang menuntut ketelitian atau akurasi hukum acarayang digunakan; dan (c) tanggung jawab substantif yang yang berhubungan dengan ketepatan pengkaitan antara fakta dan hukum yang berlaku. Tanggung jawab mengandung dimensi hal-hal yang harus dipertanggungjawabkan atau akuntabilitas yang bisa bersifat responsif (peka terhadap kebutuhan masyarakat), bersifat representatif (yang menuntut sikap jujur dan tidak diskriminatif) dan bersifat ekonomis (kesadaran adanya pengawasan publik, khususnya berkaitan dengan dana-dana masyarakat yang digunakan). Administrasi peradilan, baik dalam arti court administration maupun sebagai refleksi judicial power, hanya akan berperan maksimal dan bermakna terhadap sistem peradilan pidana terpadu apabila dapat mengelola jati dirinya sebagai pendukung prinsip

kekuasaan kehakiman yang merdeka dan berhasil mempromosikan serta melindungi HAM dalam administrasi peradilan pidana.186

Dalam konteks court administration guna menegakkan prinsip kekuasaan kehakimian yang merdeka di era reformasi, maka atas dasar amanat TAP MPR RI No. X/MPR/1998 yang mengamanatkan Pemisahan yang tegas antar fungsi-fungsi yudikatif dari eksekutif dengan mengalihkan organisasi, administrasi dan finansial badan-badan peradilan yang semula berada di bawah departemen-departemen menjadi berada di bawah Mahkamah Agung (MA), maka diundangkan UU No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 2004. Untuk pelaksanaannya secara bertahap, paling lama 5 (lima) tahun sejak UU tersebut berlaku yaitu tanggal 31 Agustus 1999.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku I Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 1993, diketahui Tugas Pejabat Pengadilan Negeri Bidang Teknis Peradilan Bidang Pidana dalam hal ini Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti yaitu sebagai berikut:

A. Tugas Panitera meliputi:

1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan.

2. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, barang bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan.

3. Menyelenggarakan administrasi perkara.

4. Mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti.

5. Menerima serta membuat daftar semua perkara dan permohonan grasi diterima di Kepaniteraan.

6. Membuat salinan putusan. 7. Membuat akta:

7.1. Pemberitahuan putusan kepada terdakwa yang tidakhadir ketika putusan dijatuhkan;

7.2. Terima putusan;

186

Said Imran, Administrasi Peradilan Pidana Indonesia, http://www.legalitas.org/ diakses tgl. 17-01-2010

7.3. Mempelajari putusan sebelum menyatakan menerima atau menolak putusan;

7.4. Tidak menyajukan permohonan banding;

7.5. Penolakan permohonan banding bagi pengajuan banding yang terlambat;

7.6. Permohonan banding

7.7. Pemberitahuan adanya permohonan banding

7.8. Penyampaian salinan memori/kontra memori banding 7.9. Pemberitahuan membaca/memeriksa berkas perkara (inzage). 7.10. Pencabutan permohonan banding;

7.11. Pemberitahuan putusan banding; 7.12. Permohonan kasasi;

7.13. Pemberitahuan adanya permohonan kasasi; 7.14. Penerimaan memori kasasi;

7.10. Penyampaian tembusan memori kasasi; 7.11. Penerimaan kontra memori kasasi;

7.12. Penyampaian tembusan kontra memori kasasi; 7.13. Tidak menerima memori kasasi;

7.14. Pencabutan permohonan kasasi; 7.15. Pemberitahuan putusan kasasi; 7.16. Permohonan peninjauan kembali (PK); 7.17. Pemberitahuan adanya permohonan PK; 7.18. Pencabutan permohonan PK;

7.19. Pemberitahuan isi putusan PK kepada terdakwa dan Jaksa; 7.20. Permohonangrasi/remisi;

7.21.Pembuatan akta yang menurut undang-undang/peraturan diharuskan dibuat oleh Panitera.

8. a. Mengirim berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan kembali;

b. Mengirimkan berkas permohonan grasi ke Kejakksaan Negeri.

B. Tugas Wakil Panitera meliputi:

1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan

2. Membantu Panitera untuk secara langsung membina, meneliti, dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara,

antara lain ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik dan lain-lain.

3. Melaksanakan tugas Paniter apabila Panitera berhalangan 4. Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya. C. Tugas Panitera Muda Pidana meliputi:

1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan

2. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan uusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana.

3. Memberi nomor registrasi pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan.

4. Mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya.

5. Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berpekara bila memintanya.

6. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau PK

7. Menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.

D. Tugas Panitera Muda Hukum meliputi:

1. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan

2. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, daftar Notaris, Penasehat Hukum dan permohonan kewarganegaraan serta tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan. E. Tugas Panitera Pengganti :

1.Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan.

2. Membantu Hakim dalam hal: a. Membuat penetapan hari sidang;

b. Membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis penahannya;

c. Membuat berita acara persidangan yang harus selesai sebelum sidang berikutnya;

d. Melaporkan barang bukti kepada Panitera; e. Mengetik keputusan.

3. Melaporkan kepada Panitera Muda Pidana: a. penundaan hari-hari sidang;

b. perkara yang sudah putus berikut amar putusannya. 4. Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana

bila telah selesai diminutasi.