• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Penyelenggaraan Peradilan Pidana: Quo Vadis antara Penegakan Hukum dan Keadilan”

Penyelenggaraan Peradilan Pidana: Quo Vadis antara Penegakan Hukum dan Keadilan Kerjasama Laboratorium dan Program Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandar Lampung, 23 Juli 2011. Hlm. 10.

399

Heri Taher. 2010. Proses Hukum Yang Adil Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. LaksBang Presssindo. Yogyakarta. Hlm. 18.

prioritas akselerasi dalam mengubah wajah terluar lembaga peradilan guna membangun kembali kepercayaan publik (rebuildingpublic trust).

Contoh sederhana dalam program quick wins ini adalah dengan optimalisasi terhadap fasilitas laman pengadilan (court website) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas melalui sistem one click service terhadap informasi aktual yang selalu diperbaharui dengan memuat setidak-tidaknya prosedur berperkara, jadwal persidangan, putusan perkara, statistik perkara, peraturan perundang-undangan terkait, publikasi kegiatan, laporan rutin, dan transparansi anggaran. Lembaga pengadilan yang dapat dijadikan percontohan dalam program percepatan melalui penerapan sistem ICT (Information and Communication Technologies), misalnya Pengadilan Negeri Bitung Sulawesi Utara dan Pengadilan Negeri Simalungun Sumatera Utara atau Mahkamah Konstitusi.400

Mengubah watak dan budaya kerja lembaga peradilan menurut Pan Mohamad Faiz dibutuhkan program manajemen perubahan (change management). Pola perilaku, etika, dan integritas aparat lembaga pengadilan dari hulu ke hilir harus diubah sesuai dengan nilai-nilai istimewa dalam IFCE. Akan tetapi, pencapaian program ini tentu menjadi sulit tatkala terdapat resistensi yang tidak menginginkan adanya perubahan baik secara organisasi maupun individu. Untuk itu, perubahan tidak dapat dipaksakan selesai dalam waktu singkat, bahkan secara ekstrem ada yang mengatakan harus menunggu berakhirnya satu generasi dengan alasan perubahan sulit tercapai ketika aparatur peradilan telah tersandera oleh perilaku kelamnya sendiri yang pernah dilakukan pada masa lalu.401

Pentingnya perubahan watak dan budaya kerja lembaga peradilan, ini mengingat tipe peradilan yang menggunakan birokrasi adalah peradilan rasional yang menuntut agar hakim seyogianya kreatif dan menggunakan kebijaksanaan untuk memperoleh pemecahan masalah-masalah secara wajar, bahkan menciptakan norma-norma baru yang lebih banyak untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Atas dasar itulah adanya kewajiban bagi hakim berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

400

Pan Mohamad Faiz. Op.cit. diunduh tgl 23-10-2010 401

Kehakiman untuk menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Perwujudan cara kerja pejabat peradilan berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tersebut yaitu melalui penerapan hukum progresif. Perilaku aparat penegak hukum pidana sebagai perwujudan dari perspektif hukum progresif adalah adanya kinerja maksimal aparat penegak hukum pidana dalam rangka mewujudkan keadilan substansial, kesejahteraan dan kepentingan rakyat. Supremacy of law bukan diterjemahkan sebagai supremasi Undang-Undang, melainkan supremacy of justice. Penegakan hukum melalui perspektif hukum progresif menuntut adanya sikap dan kinerja aparat penegak hukum dengan cara jemput bola dan menangani suatu perkara sepenuh hati. Ini mengingat tujuan hukum yakni antara lain keadilan, kesejahteraan dan keberpihakan kepada rakyat.

Achmad Ali. 2002 . Keterpurukan Hukum di Indonesia penyebab dan Solusinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.

---. 2004. Sosiologi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Pengadilan. IBLAM. Jakarta.

Albrow, Martin. 1989. Birokrasi. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Alkostar, Artidjo. Peranan Mahkamah Agung Dalam Pembuatan Yurisprudensi Kasus-Kasus Mafia Peradilan. Makalah Seminar Nasional “Suap, Mafia Peradilan, Penegakan Hukum dan Pembaharuan Hukum Pidana”. Undip Semarang, 10 Maret 2010.

Arief, Barda Nawawi. 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

---. 2008. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum

Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

---. Pembaharuan Sistem Penegakan Hukum Dengan Pendekatan Religius Dalam Konteks Siskumnas dan Bangkumnas,

Makalah Seminar “Menembus Kebuntuan Legalitas Formal Menuju Pembangunan Hukum dengan Pendekatan Hukum Progresif, FH. Undip, 19 Desember 2009.

---. 2011. Pendekatan Keilmuan dan Pendekatan Religius Dalam Rangka Optimalisasi dan Refomasi Penegakan Hukum (Pidana) di Indonesia. Badan Penerbit Undip Semarang. Atmasasmita, Romli. 2004. Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan

Aspek Internasional, Mandar Maju, Bandung.

Bambang Widjojanto. 1997. Fair Trial: Prinsip-Prinsip Peradilan yang Adil dan Tidak Memihak. YLBHI. Jakarta.

Blau, Peter M. & Meyer, Marshall W.1987. Birokrasi Dalam Masyarakat Modern. UI Press: Jakarta.

David Beetham, Birokrasi. 1990. Penterjemah Sahat Simamora. Bumi Aksara. Jakarta.

Friedman, Lawrence M. 1975, The Legal System, A Social Science Perspective, Russell Sage Faundation, New York.

Friedman, Lawrence M. dan Stewart Macaulay (ed), 1966. Law And The Behavioral Sciences, The Bobbs-Merril Company, New York.

Galanter, Marc. 1974. “Why the Haves Come Out Ahead”: Speculations on the limits of legal change”, Law and Society Review.

Hamzah, Andi. 1985. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

---. 2008. Pembangunan Hukum Pidana Indonesia. Makalah pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional. Aspehupiki. Bandung.

Hanitijo Soemitro, Ronny. 1985. Beberapa Masalah Dalam Studi Hukum dan Masyarakat. Remadja Karya CV Bandung.

---. 1985, Studi Hukum dan Masyarakat. Bandung. Alumni. Harahap, Yahya M, 1997. Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan

dan Penyelesaian Sengketa, PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1997.

Herbert, Packer, L. 1968. The Limits of the Criminal Sanction. Stanford University Press. California.

Husin, Kadri. 1987. “Relevansi Kesatuan Pandang Penegak Hukum Dalam

Penanggulangan Kejahatan”, Dalam Sunarto dan Thomas

Adyan, Peningkatan Wibawa Penegak Hukum, FH Unila, Bandar Lam;pung.

I.S. Susanto, Kajian Sosiologis Terhadap Polisi, Makalah Disampaikan pada Simposium Nasional Polisi Indonesia di Undip, Semarang, 19-20 Juli 1993.

Komisi Yudisial RI. 2010. Wajah Hakim Dalam Putusan: Studi Atas

Putusan Hakim Berdimensi Hak Asasi Manusia. PUSHAM

UII. Yogyakarta.

Kossen , Stan. 1986. Aspek Manusia Dalam Organisasi. Erlangga. Jakarta. Kristiana, Yudi. 2009, Menuju Kejaksaan Progresif: Studi Tentang Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan Tindak Pidana, Penerbit : LSHP-Indonesia, Yogyakarta.

Lijan Poltak Sinambela dkk. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Bumi Aksara. Jakarta.

Loqman, Lobby, 1987. Pra-peradilan di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mahfud, MD, Moh. 2007. Hukum Tak Kunjung Tegak. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

---. Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Pembangunan Hukum Progresif Untuk Keadilan Sosial, Makalah Seminar “Menembus Kebuntuan Legalitas Formal Menuju Pembangunan Hukum dengan Pendekatan Hukum Progresif” di Universitas Diponegoro, Semarang. 19 Desember 2009.

Manan, Bagir. 2007. Kekuasaan Kehakiman Indonesia Dalam UU No. 4 Tahun 2004. FH UII Press Yogyakarta.

Manan, Bagir. 2009, Menegakkan Hukum Suatu Pencarian, Jakarta, Asosiasi Advokat Indonesia.

Maroni, 2012, Rekonstruksi Birokrasi Peradilan Pidana Berbasis

Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Keadilan, Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Menski, Werner. 2006. Comparative Law in A Global Context (The Legal System of Asia and Africa), second Edition, Cambridge University Press.

Muhammad, Rusli. 2004. Kemandirian Pengadilan Dalam Proses Penegakan Hukum Pidana Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Bebas dan Bertanggungjawab. Disertasi PDIH Undip.

Muladi. 1987. “Peningkatan Wibawa Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosio-Yuridis”. Dalam Sunarto dan Thomas Adyan.

Peningkatn Wibawa Penegakan Hukum. FH Unila. Bandar

Lampung.

---. 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit Undip Semarang.

---. 2002. Fungsi Administrasi Peradilan Dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu. Makalah Seminar Sistem Peradilan Pidana, Unisba Bandung.

---, 2002, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan Reformasi Hukum di Indonesia, The Habibie Center, Jakarta. ---. 2007. Reformasi Hukum Dalam Pembangunan Sistem Hukum

Nasional. Bahan Kuliah Umum Magister Ilmu Hukum Unila. Bandar Lampung.

---, Membangun “Grand Design” Kebijakan Penegakan Hukum Pidana Yang Mengakomodasi Keadilan di Era Demokrasi, Makalah Disampaikan Pada Seminar “Penyelenggaraan Peradilan Pidana: Quo Vadis antara

Penegakan Hukum dan Keadilan” Kerjasama

Laboratorium dan Program Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandar Lampung, 23 Juli 2011.

Mustofa, Wildan Sayuthi , 2002, Panitera Pengadilan: Tugas, Fungsi dan Tanggungjawab, PT. Tatanusa. Jakarta

Nonet, Philippe & Selznick, Philip, 1978. Law and Society in Transition, New York: Harper & Row.

Nonet, Philippe & Selznick, Philip. 2008. Hukum Responsif. Penerjemah Raisul Muttaqien. Penerbit Nusamedia, Bandung. Nolan-Haley, Jaqueline M. 1992. Alternative Dispute Resolution.

Nutshell; St- Paul-Minn, West Publishing Co,

Osborne, David, Peter Plastrik. 1999. Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. Terjemahan Abdul Rosyid & Ramelan. Pustaka Publik. Jakarta.

Patton, Patricia. EQ. 1998. Pelayanan Sepenuh Hati. Terjemahan Hermes. Pustaka Delapatra.

Purnomo, Bambang. 1987. “Partisifasi Profesi Hukum Sebagai Penegak Hukum Dalam Meningkatkan Wibawa Hukum”, Dalam Sunarto dan Thomas Adyan, Peningkatan Wibawa Penegakan Hukum, FH Unila, Bandar Lampung.

Purwoto S. Gandasubrata. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku II. Mahkamah Agung RI. Rahardjo, Satjipto. 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Alumni. Bandung. ---. 1986. Ilmu Hukum, Alumni, Bandung.

---. 2000. Mengajar Keteraturan Menemukan Ketidak-teraturan (Teaching Order Finding Disorder). Pidato Mengakhiri Masa Jabatan Sebagai Guu Besar FH Undip Semarang.

---. “Menuju Produk Hukum Progresif” Makalah disampaikan dalam Diskusi Terbatas yang diselenggarakan oleh FH UNDIP, 24 Juni 2004.

---. 2009. Hukum Progresif: Sebuah Sintesa Hukum Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta.

---. 2009. Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta.

---. TT. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. BPHN. Jakarta.

Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2010. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s

Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Reksodiputro, Mardjono. 1994. Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan Pidana, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum (d/h Lembaga Kriminologi) UI. Jakarta. ---. 1994. Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana, Pusat

Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum (d/h Lembaga Kriminologi) UI. Jakarta.

---. “Alternative Dispute Resolution”. Makalah Seminar Menyongsong Pembangunan Hukum Era 2000 (Semarang BAPPENAS-UNDIP, 12-13 Agustus 1996) Silaban, M.H. & Rauf, Murni. 1990. Sinkronisasi Pelaksanaan Fungsi

Penegak Hukum Dalam Mewujudkan Integrated Criminal Justice System. Makalah disampaikan pada Diskusi Hukum tentang Integrated Criminal Justice System di UGM Yogyakarta.

Soekanto, Soerjono. 1983. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rajawali. Jakarta.

Soesilo, R. 1980. RIB/HIR Dengan Penjelasan (Lengkap disertai Undang-Undang/Peraturan- Peraturan: Hukum Acara Perdata-Hukum Acara Pidana Peradilan Umum. Politeia. Bogor. Sunarto, 2007. Kebijakan Penanggulangan Penyerobotan Tanah.

Penerbit Universitas Lampung.

Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Refika Aditama. Bandung.

Suteki. 2008. Rekonstruksi Politik Hukum Tentang Hak Menguasai Negara Atas Sumber Daya Air Berbasis Nilai Keadilan Sosial (Studi Privatisasi Pengelolaan Sumber Daya Air). Disertasi PDIH Undip.

Suteki, 2010, Kebijakan Tidak Menegakkan Hukum (Non Enforcement of

Pengukuhan Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Tahir, Heri. 2010. Proses Hukum Yang Adil Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. LaksBang Pressindo. Yogyakarta. Warassih, Pujirahayu, Esmi. 2005. Pranata Hukum Sebuah Telaah

Sosiologis. Penerbit PT. Suryandaru Utama . Semarang. Weber, Max dan Bendix, 2001, Hukum Birokrasi dan Kekuasaan di

Indonesia. Walisongo Research Institute (WRI).

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan/atau Korban.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005-2025

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/032/SK/IV/2006 tentang Pemberlakuan Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.PW.07.03 Tahun 1982 tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/ 7/2003