• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan Pasien Hiperkolesterolemia

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 63-67)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.5 Kepatuhan Pasien Hiperkolesterolemia

4.5.1 Derajat kepatuhan pasien sebelum pemberian leaflet

Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil pretest pasien. Tabel di bawah ini menunjukkan frekuensi kategori pasien dalam kepatuhan pola makan, perilaku aktivitas fisik, dan kepatuhan pengobatan yang diperoleh dari hasil pretest.

Tabel 4.6 Deskripsi frekuensi hasil pretest pasien hiperkolesterolemia di kedua

puskesmas

Penilaian Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Pola Makan rendah

sedang tinggi 0 32 7 0 82,1 17,9 Aktivitas Fisik Pasien rendah sedang tinggi 17 21 1 43,6 53,8 2,6 Kepatuhan Pengobatan rendah sedang tinggi 1 24 14 2,6 61,5 35,9 4.5.1.1 Pola makan

Saat dilakukan pretest untuk pengukuran pola makan pasien, sebagian besar pasien memiliki pola makan dengan derajat kepatuhan sedang. Menurut hasil wawancara, sebagian kecil pasien mengaku bahwa mereka mengetahui makanan-makanan yang harus dihindari, namun para pasien tetap mengkonsumsi makanan tersebut karena memang ingin memakannya. Maka tidak diherankan bila

kadar kolesterol mereka tinggi. Meskipun sebagian pasien mengetahui beberapa makanan tinggi kolesterol, tidak sedikit pula pasien yang belum mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung kolesterol dalam jumlah yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan pemberian informasi untuk menambah pengetahuan pasien.

Berdasarkan tabel di atas, ditunjukkan bahwa dari total 39 pasien, hanya 4 orang yang ketika pretest memiliki pola makan yang baik. Sebagian besar pasien banyak mengonsumsi makanan tinggi kolesterol. Hal ini menunjukkan banyak pasien yang masih belum memperhatikan pola makanan sehari-hari. Akibatnya adalah pada kadar kolesterol dalam darah yang tinggi, yaitu >200 mg/dl (hiperkolesterolemia).

4.5.1.2 Aktivitas fisik

Saat dilakukan pretest untuk aktivitas fisik pasien, sebagian besar pasien memiliki aktivitas fisik yang kurang baik dengan derajat kepatuhan rendah. Hasil analisis deskriptif menunjukkan dari 39 pasien, sebanyak 20 orang memiliki aktivitas fisik yang kurang (51,3%). Berdasarkan hasil pretest hanya 1 orang pasien yang aktivitas fisiknya sudah baik, sedangkan sisanya memiliki aktivitas fisik yang sedang. Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, sebagian besar pasien menyatakan bahwa kurangnya aktivitas fisik disebabkan oleh rasa sakit di kaki dan rasa malas. Pasien pada umumnya memiliki umur di atas 50 tahun, oleh sebab itu seringkali mengalami gangguan pada sendi, hal ini yang menyebabkan pasien membatasi aktivitas fisiknya.

Selain keluhan pada sendi, pasien terutama laki-laki yang masih bekerja seringkali menolak untuk beraktivitas fisik. Mereka beralasan bahwa ketika sampai di rumah tubuh sudah lelah sehingga pasien lebih senang istirahat. Pasien perempuan memiliki aktivitas yang lebih banyak dibandingkan laki-laki, karena pada umumnya pasien perempuan adalah ibu rumah tangga, sehingga aktivitas utamanya adalah pada pekerjaan rumah tangga. Oleh sebab itu, perempuan dapat memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, aktivitas fisik yang paling jarang dilakukan oleh pasien menurut jawaban pertanyaan kuesioner adalah senam. Menurut hasil wawancara, sebagian besar pasien merasa kesulitan untuk melakukan senam karena kendala waktu dan fasilitas. Beberapa pasien juga mengaku tidak ikut senam karena tidak ada orang yang menemani.

4.5.1.3 Kepatuhan pengobatan

Saat dilakukan pretest untuk mengukur kepatuhan pengobatan pasien, sebagian besar pasien sudah patuh, namun masih terdapat sebagian besar yang kepatuhannya kurang baik dengan derajat kepatuhan sedang. Menurut hasil pengukuran yang diperoleh saat pretest, hanya satu pasien yang kepatuhan minum obatnya rendah.

Sebagian besar pasien memiliki kepatuhan dengan kategori sedang, yaitu 24 orang (61,5%). Dari total 39 orang pasien hanya 14 orang pasien yang saat mengikuti pretest sudah termasuk dalam kategori kepatuhan yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa kepatuhan pasien hiperkolesterolemia di kedua puskesmas sudah cukup baik. Pada umumnya, pasien lupa minum obat menjadi penyebab ketidakpatuhan pasien. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar pasien menjawab ya pada pertanyaan nomor satu dari kuesioner Morisky, yaitu pada pertanyaan mengenai lupa minum obat.

4.5.2 Derajat kepatuhan sesudah pemberian leaflet

Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil posttest pasien. Tabel di bawah ini menunjukkan frekuensi kategori pasien dalam kepatuhan pola makan, perilaku aktivitas fisik, dan kepatuhan pengobatan yang diperoleh dari hasil posttest.

Tabel 4.7 Deskripsi frekuensi hasil posttest pasien hiperkolesterolemia di kedua

puskesmas

Penilaian Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Pola Makan rendah

sedang tinggi 0 1 38 0 2,6 97,4 Aktivitas Fisik Pasien rendah

sedang tinggi 6 20 13 15,4 51,3 33,3 Kepatuhan Pengobatan rendah

sedang tinggi 0 11 28 0 28,2 71,8 4.5.2.1 Pola makan

Setelah diberikan intervensi berupa leaflet, saat dilakukan posttest terhadap pasien, terdapat perubahan pada pola makan pasien. Bila dibandingkan dengan saat pretest, terdapat perbedaan deskripsi frekuensi pada hasil pengukuran pola makan pasien, yaitu hanya ada 1 pasien yang memiliki kategori sedang. Selebihnya yaitu 38 orang pasien (97,4%) memiliki kategori kepatuhan pola makan yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, terdapat peningkatan jumlah pasien yang memiliki kepatuhan dalam pola makan dengan kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada pola makan pasien hiperkolesterolemia di kedua puskesmas. Sebagian besar pasien sudah lebih memperhatikan pola makan sehari-hari.

4.5.2.2 Aktivitas fisik

Setelah diberikan intervensi berupa leaflet, saat dilakukan posttest terhadap pasien, terdapat perubahan pada aktivitas fisik pada sebagian besar pasien. Jumlah pasien yang memiliki aktivitas fisik yang rendah sudah jauh berkurang dibandingkan dengan hasil yang diperoleh saat posttest, yaitu hanya ada 8 orang (20,5%). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil

pengukuran terhadap aktivitas fisik pasien, namun walaupun terjadi peningkatan, masih banyak pasien yang memiliki aktivitas fisik dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh pasien yang sulit melakukan aktivitas seperti senam dan jalan kaki selama 30 menit karena keluhan pada kaki. Penyebabnya adalah sebagian besar pasien yang merasa tidak kuat bergerak terlalu banyak dengan adanya keluhan pada sendi.

4.5.2.3 Pola minum obat

Setelah diberikan intervensi berupa leaflet, saat dilakukan posttest terhadap pasien, terdapat perubahan pada kepatuhan pasien dalam minum obat. Ketika dilakukan posttest, diperoleh hasil bahwa tidak ada pasien yang memiliki kepatuhan pada kategori rendah.

Kategori kepatuhan pasien dalam minum obat didominasi oleh kepatuhan dengan kategori yang tinggi, yaitu 71,8%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya intervensi berupa media pendidikan kesehatan dapat membantu meningkatkan kepatuhan terapi pasien dalam meminum obat.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 63-67)

Dokumen terkait