• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Upaya masyarakat, pemerintah dalam mengelola sampah di lokasi

4.6. Aktivitas Pengunjung

4.6.2. Kepedulian Lingkungan

Kesadaran penunjung terhadap kebersiahan sangat kurang hal ini masih sering kita jumpai sampah dilokasi pemandian Karang Anyar. Tidak jarang kita melihat aktivitas pengunjung yang tidak peduli dengan lingkungaan pemandian seperti membuang sampah di sungai, Seperti bungkusan makanan, puntungan rokok, bungkus rokok, kaleng minuman dll.

Mencoret-coret atau mengotori batu dengan pilox, pohon, dan dinding-dinding pinggir sungai. Para pengunjung yang banyak melakukan aksi ini adalah dari kalangan remaja. Pada umumnya mereka menuliskan nama – nama mereka sendiri dan nama teman – temannya atau pasangannya seperti “Ali dan Lisa forever”

Memecahakan botol atau kaca bekas minuman ringan. Tidak semua botol minuman ringan terbuat dari plastik, sebagian ada yang terbuat dari botol. Ketidakpedulian pengunjung terhadap kelestarian sekitar sungai mengakibatkan pemandangan yang tidak layak di daerah wisata. Disegala sudut sungai banyak terdapat tumpukan dan bertebaran sampah. Selain sampah ada lagi pemandangan yang tidak indak dilihat mata yaitu banyaknya pengunjung yang dibawah umur

dan anak sekolah. Adanya pengunjung pada saat jam sekolah. Anak-anak sekolah yang sering berkumpul dan berpasang-pasangan.

Pengelola pemandaian tidak bisa melarang dan membatasi pengunjung karena jika mereka membatasi pengunjung otomastis mengurangi pendapatan pengelola, masyarakat dan pedagang. Tidak jarang kita lihat anak sekolah yang mojok di lokasi pemandian Karang Anyar.

Gambar 4.3: Sebagian pengunjung adalah anak sekolah 4.6.3 Menjaga Ekosistem Sungai

Para wisatawan yang berkunjung ke lokasi pemandian Karang Anyar selalu jarang mengindahkan karifan lokal masyarakat setempat dan untuk menjaga kestabilan ekosistem yang ada di dalam sungai dan lingkungan sekitar sungai seperti tidak memburu/menembak hewan baik itu berupa burung maupun hewan lainnya yang sudah dilindungi, seperti kera yang menjadi ikon pemandian ini.

Pemandian Karang Anyar sudah cukup lama dijadikan tempat wisata baik bagi para turis lokal. Objek wisata di pemandian Karang Anyar sangat berkaitan dengan lingkungan hidup sehingga yang terbentuk adalah wisata alam (ekoturisme), harus dilakukan upaya pengembangan agar lingkungan alam pemandian Karang Anyar tidak sampai terancam kelestariannya disebabkan

kegiatan pariwisata tersebut. Interaksi antar penduduk yang bermukim di sekitarnya menunjukkan suatu aktivitas yang saling berkaitan dengan lingkungan.

Penyelenggaraan pariwisata di pemandian Karang Anyar bukan saja telah merubah kondisi lingkungan alam, tetapi ada juga telah berpengaruh pada kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penduduk beralih profesi misalnya dari petani menjadi pedagang, banyak sekali profesi yang muncul berkenaan seiring dengan tuntutan kebutuhan pelayanan wisata, dan inilah yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, secara ekonomis pariwisata telah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sayangnya tidak ada data konkrit mengenai tingkat pendapatan masyarakat setelah pariwisata berkembang.

Peningkatan taraf hidup orang banyak hanya diasumsikan dari peralihan profesi dan mata pencaharian penduduk. Dalam praktek sering terjadi penduduk di Desa Karang Anyar mengajak anggota keluarganya untuk membuka usaha baru, misalnya menjadi pedagang di desa sepanjang jalan menuju pemandian Karang Anyar. Meskipun tidak ada data akurat tentang pendapatan masyarakat, namun pandangan beberapa informan mengindikasikan bahwa berusaha di sektor pariwisata sangat menarik bagi mereka.

Mereka berfikir bahwa daripada menjadi seorang petani lebih baik membuka usaha penginapan atau berjualan. Kegiatan menjual produk wisata ini, biasanya dilakukan dengan mengajak sanak keluarganya. Di lokasi baru ini mereka membuat usaha yang dapat menunjang usaha pariwisata. Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pariwisata dan profesi-profesi yang berkembang, perlu dibuat institusi yang berfungsi sebagai pengatur dan pengorganisir masyarakat ke dalam suatu ekosistem yang harmonis dan menyatu dengan lingkungnnya.

Pihak-pihak yang berkepentingan membuat insitusi untuk menuntun masyarakat pengelola dan pemakai atau penikmat wisata agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada bab-bab terdahulu sudah mendeskripsikan berbagai hal mengenai potensi dan upaya pengelolaan sampah di lokasi wisata pemandian Karang Anyar. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kawasan Wisata pemandian Karang Anyar sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata lokal, mengingat daerah ini memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati, di dalamnya terdapat Sungai Karang Anyar yang sangat menarik dan unik yaitu air sungai yang bening dan jernih, dikawasan pemandian Karang Anyar ini juga terdapat jenis spesies hewan, tumbuhan dan pemandangan alam perkebunan yang indah.

2. Dalam penanganan kebersihan di Daerah Tujuan Wisata di pemandian Karang Anyar peranan instansi pemerintah sangat diperlukan untuk menuntun bagaimana penduduk, wiraswata, wisatawan dan aparat pemerintah bertindak. Dalam pengelolaan infrastruktur sarana dan prasarana wisata pemandian Karang Anyar belum maksimal dikelola, terbukti dengan maih semrawutnya lapak/kios pedagang di sekitar bantaran sungai ini. Saat ini pemerintah hanya sebatas mempromosikan dari internet dan media cetak, dan pengelolaan sampah dinilai masih setengah hati untuk menjaga kebersihan lokasi pemandian. Strategi pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah setempat belum maksimal dalam hal ini pemerintah belum membenahi produk wisata yang nyaman

dan terbebas dari sampah dan belum membenahi pelayanan terhadap pengunjung.

3. Campur tangan dari pihak swasta untuk turut membenahi ekoturisme di pemandian Karang Anyar sampai ketika penulis melakukan penelitian kelapangan masih belum banyak memberikan kontribusi yang berarti ini dikarenakan masih kurangnya fasilitas pariwisata yang dilakukan baik itu yang dibuat oleh pemerintah setempat maupun penduduk desa sekitar sehingga para investasi ataupun pihak swasta kurang berminat membuka industri wisata di lokasi ini. Hanya penduduk desa setempat saja yang sebagian kecil membuka usaha kecil-kecilan seperti warung untuk keperluan logistik para wisatawan.

4. Dalam mengelola dan menyelenggarakkan daerah tujuan wisata yang aman dan mudah, masyarakat desa Karang Anyar telah memperoleh keuntungan ekonomis ditandai dengan peralihan profesi dan penambahan profesi sampingan menjadi pedagan, pengelola, dan lain-lain. Tinggal bagaimana masyarakat mengoptimalkan strategi mereka agar dapat menanfaatkan pengembangan ekoturisme tersebut.

5.2. Saran

Dalam rangka mengembangkan pemandian Karang Anyar penulis menyarankan agar kepedulian dan campur tangan pemerintah maupun swasta dalam mengembangkan ekoturisme ini lebih ditingkatkan dan profesionalisme orang-orang yang berkecimpung dalam pelayanan wisata juga lebih ditingkatkan karena infrastruktur dan fasilitas yang ada belum memadai. Sebab pelayanan wisata akan berpengaruh kepada jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke pemandian Karang Anyar.

Penanganan masalah sampah yang berujung pada kebersihan lokasi pemandian harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. Sikap pro aktif masyarakat sekitar sangat terbukti dengan adanya program gotong royong, swadaya TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) oleh masyarakat Kelurahan. Tidak terlepas dari semua pihak agar lebih memperhatikan demi kemajuan di pemandian Karang Anyar. Dalam hal ini pemerintah dan pihak swasta bekerja sama dalam mengelola penanganan sampah di wisata pemandian Karang Anyar.

Dokumen terkait