• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Kepemilikan Manajer ial

2.1.5. Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2002) dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para

pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam Statementof Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai QualitativeCharacteristic OF Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) (Kieso dan Weygandt, 2001:38). Relevansi merujuk pada kemampuan informasi akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan dengan mengubah atau membantu mengkonfirmasi harapan tentang hasil atau konsekuensi suatu tindakan/kejadian.

Relevansi informasi dapat diukur dalam kaitannya dengan maksud penggunaan informasi tersebut. Artinya jika suatu informasi tidak relevan dengan kebutuhan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan penyimpangan serta merupakan suatu penyajian yang jujur. Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi kualitas reliability (Kieso, 2001:38) dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Reliability memiliki kualitas sebagai berikut:

a. Verifiability

Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama jika diaudit oleh auditor yang berbeda.

b. Representational faithfullness

Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan benar-benar terjadi.

c. Neutrality

Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Terkait dengan integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi dua karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan.

Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingg memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari, 2003:1257).

Mulyadi (2004) dalam Jam’an (2008: 32) mendefinisikan bahwa:

“integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya dan

mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya.”

Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba.

Menurut Mayangsari (2003:1257) laporan keuangan yang reliable atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan mekanisme corporate governance, kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenureyang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Wuchun, Chiawen, dan Taychang (2007) What Affects Accounting Conservatism: A Corporate Governance Perspective Independen : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial Dependen : Akuntansikonserva tif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan ukuran dewan yang lebih besar memiliki permintaan terhadap akuntansi yang kurang konservatif. Sedangkan kepemilikan manajerial dan dualitas CEO

memiliki permintaan yang besar terhadap akuntansi konservatif. Khanifah (2007) Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan Manajemen, danKeberadaan Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. Independen : Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik (tenure), Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit. Dependen : Kualitas Laba.

Hasil penelitian ini jika menggunakan model nilai absolut unexpected

accrual terdapat pengaruh audit tenure terhadap kualitas laba, kepemilikan manajemen dan

keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Untuk model

persistencycurrentaccrual s, terdapat pengaruh kepemilikan manajemen terhadap kualitas laba, audit tenure dan

keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.

Susiana dan Herawaty (2007) Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme CorporateGove rnance dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Independen : Independensi, Mekanisme CorporateGoverna nce dan Kualitas Audit

Dependen : Integritas Laporan Keuangan.

Penelitian ini

menghasilkan hasil bahwa independensi auditor, mekanisme

corporategovernance dan kualitas audit memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Jama’an (2008) Pengaruh Mekanisme CorporateGov ernance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Independen : Mekanisme CorporateGoverna nce, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Dependen : Integritas Informasi Laporan Keuangan. Hasil penelitian menemukan pengaruh antara mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional,komisaris independen dankomite audit) serta kualitas Kantor Akuntan Publik menunjukkan hasil yang positif signifikan. Guna dan Herawaty (2010) Pengaruh Mekanisme CorporateGov ernance, Independensi Auditor, KualitasAudit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Independen : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen, KomiteAudit, Manajemen Laba, Independensi Auditor, Leverage, Kualitas Audit, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan. Dependen : Manajemen Laba. Variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen dan independensi auditor tidak berpengaruh

terhadapmanajemen laba. Sedangkan variabel leverage dan kualitas audit berpengaruh

2.3. Ker angka Konseptual Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1 H2 H3 H4 H5 H6 2.4. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. H3 : Komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

H4 : Komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan (Y)

Kualitas Kantor Akuntan Publik (X5) Kepemilikan Institusional (X1) Kepemilikan Manajerial (X2) Komite Audit (X3) Komisaris Independen (X4) Audit Tenure (X6)

H5 : Kualitas Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. J enis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Tujuannya adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen, kualitas Kantor Akuntan Publik, audit tenure,sebagai variabel independen dan variabel dependen integritas laporan keuangan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id.

3.3. Batasan Operasional

1. Faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen), kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure.

2. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi terdaftar di BEI selama tahun 2011, 2012 dan 2013 dan melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut.

3. Periode pengamatan tahun 2011, 2012 dan 2013.

3.4. Defenisi Operasional

Menurut Erlina (2008) “defenisi operasional yaitu menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Erlina, 2008). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Mekanisme Corporate Governance

Pengertian corporate governance adalah: “ The roles of shareholders, directors and other managers in corporate decision making” . Menurut (Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7). Variabel ini merupakan variabel yang tidak diukur secara mandiri tetapi diukur dengan menggunakan sub variabel. Sub variabel adalah bagian penjelas dari variabel penelitian yang sudah ditentukan. Adapun sub variabel tersebut yaitu:

1) Kepemilikan Institusional

Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh institusikeuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun daninvestment banking.Investor institusional dianggap sophisticated investorsyang tidak mudah “dibodohi” oleh tindakan manajer. (Guna dan Herawati, 2010:5).

2) Kepemilikan Manajerial

Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi). Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. (Susiana dan Herawaty, 2007).

3) Komite Audit

Komite audit menurut Kep.29/PM/2004 merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan dalam pengelolaan perusahaan. Komite audit ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki komite audit (Susiana dan Herawaty, 2007).

4) Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata semi kepentingan perusahaan (KNKG, 2004 dalam Guna dan Herawaty, 2010:6). Komisaris independen ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan

nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris independen (Susiana dan Herawaty, 2007:13).

b. Kualitas Kantor Akuntan Publik

Ukuran kantor akuntan publik diukur dengan melihat kantor akuntan publik mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran kantor akuntan publik dalam penelitian ini diklasifikasikan dengan menggunakan variabel dummy yaitu perusahaan yang menggunakan jasa the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa non the big four diberi kode 0.

c. Audit Tenure

Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode keterikatan kantor akuntan publik dengan klien, dihitung dengan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan menggunakan jasa KAP yang sama/tetap serta diberi nilai 0 jika perusahaan berpindah menggunakan jasa KAP. Dalam variabel ini peneliti menambah 1 (satu) tahun pengamatan yaitu laporan keuangan tahun 2010.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah integritas laporan keuangan, disimbolkan dengan “Y”. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari. 2003:1257). Dalam penyajian laporan keuangan tidak ada

yang ditutup-tutupi atau disembunyikan, jadi dapat mengetahui keadaan perusahaan saat itu.

Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan konservatisme. Alasan untuk menggunakan konservatisme adalah konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable. Konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu (1) konservatif dan (0) optimis. Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan asumsi. Asumsi yang dikemukakan antara lain:

a. Perusahaan yang menggunakan metode persediaan rata-rata akan lebih konservatif dibandingkan dengan yang menggunakan metode FIFO. b. Perusahaan yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun

relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang menggunakan metode garis lurus.

c. Perusahaan yang menggunakan metode amortisasi saldo menurun relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang menggunakan metode garis lurus.

d. Perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai biaya pada tahun berjalan akan cenderung lebih konservatif dibanding perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai aktiva.

memenuhi empat, tiga, atau dua asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif (1). Jika perusahaan hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satu pun dari asumsi di atas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis (0).

3.5. Skala Pengukur an Var iabel

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Jenis Variabel Indikator Skala Pengukuran 1 Kepemilikan Institusional Independen Persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh

lembaga lainnya

Rasio

2 Kepemilikan

Manajerial Independen

Persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh

pihak manajemen

Rasio

3 Komite Audit Independen

Variabel dummy, keberadaan komite audit

dalam perusahaan Nominal 4 Komisaris Independen Independen Variabel dummy, keberadaan komisaris independen dalam perusahaan Nominal 5 Kualitas Kantor

Akuntan Publik Independen

Variabel dummy, Kantor Akuntan Publik Big Four

atau Kantor Akuntan Publik non Big Four

Nominal

6 Audit Tenure Independen

Variabel dummy, perpindahan jasa KAP

yang digunakan pada perusahaan. Nominal 7 Integritas Laporan Keuangan

Dependen Variabel dummy, bersifat

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go publicyang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangantahun 2011, 2012 dan 2013.

2. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.

3. Terdapat kelengkapan data pada annual report yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 2011, 2012 dan 2013.

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria

1

Kriteria 2

Kriteria

3 Sampel

1 Akasha Wira International Tbk ADES √ √ √ 1

2 Bentoel International Investama Tbk RMBA √ √ √ 2

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA √ √ √ 3

4 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √ √ - -

5 Davomas Abadi Tbk DAVO - - - -

6 Delta Djakarta Tbk DLTA √ √ √ 4

7 Gudang Garam Tbk GGRM √ √ √ 5

8 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP √ √ √ 6

9 Indofarma Tbk INAF √ √ √ 7

10 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP √ √ √ 8

11 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF √ √ √ 9

12 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Tbk SIDO - - - -

13 Kalbe Farma Tbk KLBF √ √ √ 10

15 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI √ √ √ 12

16 Kimia Farma Tbk KAEF √ √ √ 13

17 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI √ √ - -

18 Mandom Indonesia Tbk TCID √ √ √ 14

19 Martina Berto Tbk MBTO √ √ √ 15

20 Mayora Indah Tbk MYOR √ √ - -

21 Merck Tbk MERK √ √ - -

22 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI √ √ - -

23 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √ √ √ 16

24 Mustika Ratu Tbk MRAT √ √ - -

25 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI √ √ √ 17

26 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN - - - -

27 Pyridam Farma Tbk PYFA √ √ √ 18

28 Sekar Bumi Tbk SKBM - - - -

29 Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ 19

30 Siantar TOP Tbk STTP √ √ - -

31 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI - - - -

32 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC √ √ √ 20

33 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √ √ - -

34 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO - - - -

35 Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk ULTJ √ √ √ 21

36 Unilever Indonesia Tbk UNVR √ √ √ 22

37 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM - - - -

Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah22 dari 37 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2011, 2012 dan 2013 sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 66.

Tabel 3.3

Rincian Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor

Dokumen terkait