• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam enam bagian. Bagian pertama membahas pengaruh kepemilikan institusional terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H1). Bagian kedua membahas pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh komite audit terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H3). Bagian keempat membahas pengaruh komisaris independen terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H4). Bagian kelima membahas pengaruh kualitas KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H5). Bagian keenam membahas pengaruh audit tenure terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H6).

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Integritas Laporan Keuanganyang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari kepemilikan institusionaladalah (Sig.) 0,022, yakni lebih kecil dari 0,05, maka kepemilikan institusional signifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh institusi keuangan dalam sebuah perusahaanbisa menjadikan

sebuah laporan keuangan menjadi konservatif. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cornet et al. (2006) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) yangmenyatakan bahwa kepemilikan institusional akan membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor, sehingga mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) dan Mayangsari (2003) tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007).

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari kepemilikan manajerial adalah (Sig.) 0,392, yakni lebih besar dari 0,05, maka kepemilikan manajerial tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan. Kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Guna dan Herawaty (2010). Meskipun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Hamonangan dan Mas’ud (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kerjanya (Hamonangan dan Mas’ud, 2006:4).

3. Pengaruh Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari komite audit adalah (Sig.) 1,000 , yakni lebih besar dari 0,05, maka komite audit tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan. Penelitian ini membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jama’an (2008) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan, namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Utama (2005) dan Fitriasari (2007).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM,Keputusan Menteri BUMN, dan UU BUMN yang menyatakan bahwapembentukan komite audit merupakan suatu keharusan, dimana komiteaudit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalamcorporate governance.

4. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Integritas Laporan Keuanganyang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari komisaris independen adalah (Sig.) 0,999, yakni lebih besar dari 0,05, maka komisaris independen tidaksignifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan.Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ujiyantho (2007) yang menyatakan pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan

pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini dapat terjadi jika keberadaan komisarisindependen hanya untuk memenuhi ketentuan formal saja. Pengangkatankomisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untukpemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan (Siregar dan Utama,2005: 9). Hal ini tidak sesuai dengan fungsi komisaris independen yangsebenarnya, yaitu menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa komisaris independen berfungsi untuk mengawasi dan melindungi pihak-pihak luar manajemen perusahaan dan menjadi penengah dalam perselisihan yang terjadi antara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.

5. Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari kualitas Kantor Akuntan Publik adalah (Sig.) 0,587, yakni lebih besar dari 0,05, maka kualitas Kantor Akuntan Publik tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan.Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kualitas KAP berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jama’an

(2008) dan Guna dan Herawaty (2010), namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007).

Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four. Kantor Akuntan Publik yang besarmemiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusakreputasinya dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik yang lebih kecil (Jamaan, 2008:17). Hasil penelitian ini tidak menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik big four dapat membuat laporan keuangan perusahaan tersebut menjadi konservatif.

6. Pengaruh Audit Tenure terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme.

Berdasarkan Tabel 4.13, nilai probabilitas dari audit tenure adalah (Sig.) 0,723, yakni lebih besar dari 0,05, maka audit tenure tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi integritas laporan keuangan. Penelitian inimembuktikan bahwa audit tenuretidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporankeuangan.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010), serta Astria dan Ardiyanto (2011), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanifah (2007).

Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang membatasi hubungan kerja antara Kantor Akuntan Publik dengan klien pada rentang waktu 3 sampai 6 tahun. Dimana semakin lama masa kerja antara Kantor Akuntan Publik dengan klien maka semakin rendah integritas laporan

keuangannya, karena menurunkan independensi Kantor Akuntan Publik itu sendiri. Karena tidak ada pengaruh yang signifikan dari audit tenure mengartikan bahwa integritas laporan keuangan tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan kliennya.

BAB V

Dokumen terkait