• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.3. Kepemilikan Manajerial

Anderson & Reeb (2002) mengatakan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga mempunyai struktur yang menyebabkan berkurangnya konflik agensi antara pemegang saham dan kreditur, di mana kreditur menganggap kepemilikan keluarga lebih melindungi kepentingan kreditur. Anderson & Reeb (2002) menunjukkan bahwa pemegang saham minoritas justru diuntungkan dari adanya kepemilikan keluarga. Hasil penelitian Arifin (2005) menunjukkan bahwa perusahaan publik di Jakarta yang dikendalikan keluarga atau negara atau institusi keuangan masalah agensinya lebih baik jika dibandingkan perusahaan yang dikontrol oleh publik atau tanpa pengendali utama. Menurutnya, dalam perusahaan yang dikendalikan keluarga, masalah agensinya lebih kecil karena berkurangnya konflik antara principal dan agent. Jika kepemilikan keluarga lebih efisien, maka pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang tinggi pengelolaan laba yang oportunis dapat dibatasi. Pengendalian yang lebih efisien dalam kepemilikan keluarga tersebut besar kemungkinan tidak berlaku di perusahaan konglomerasi seperti yang banyak terdapat di Jakarta. Untuk perusahaan konglomerasi, biasanya sebagian besar kekayaan pemilik tidak berada di satu perusahaan, tetapi tersebar di berbagai perusahaan. Jika hanya sedikit kekayaan pemilik yang berada di perusahaan yang go

public, maka walaupun perusahaan go public tersebut dikendalikan keluarga, tetapi

perusahaan yang go public tersebut hanya dijadikan sebagai sarana untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk digunakan oleh kelompok perusahaannya di Jakarta.

2.1.4. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi (agency theory) berkaitan dengan hubungan principal dan agent dengan adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan (Jensen and Meckling, 1976), perbedaan antara penyetor modal (Smith and Warner, 1979), pemisahan penanggung resiko, pembuatan keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi dalam perusahaan (Fama and Jensen, 1983). Adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan ini akan menyebabkan timbulnya asymmetry information. Menurut Scott (2000) ada dua jenis asymmetric information, yaitu: adverse selection dan moral hazard.

Adverse selection adalah suatu tipe informasi asimetri (asymmetric information) di mana satu orang atau lebih pelaku-pelaku transaksi bisnis atau

transaksi-transaksi yang potensial mempunyai informasi lebih atas yang lain (Scott, 2000). Ketimpangan pengetahuan informasi perusahaan ini dapat menimbulkan masalah dalam transaksi pasar modal karena investor tidak mempunyai informasi yang cukup dalam pengambilan keputusan investasinya. Sedangkan moral hazard adalah suatu tipe informasi asimetri (asymmetric information) di mana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-transaksi potensial yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain (Scott, 2000). Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak di luar perusahaan

(investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Bukti penelitian empiris yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang pengaruh pertumbuhan perusahaan dan kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. Shin Driffield, et.al (2007) melakukan penelitian dengan judul How Does

Ownership structure affect capital structure and firm value. Periode sampel

penelitian dimulai tahun 1994 sampai dengan tahun 1998. Variabel dependennya adalah leverage yang diukur dengan debt to asset ratio (DAR) dan nilai perusahaan

diukur dengan menggunakan rasio Tobins’Q, sedangkan variabel independennya

adalah struktur kepemilikan. Dalam penelitiannya menggunakan variabel kontrol yang berfungsi untuk mengontrol hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen, variabel kontrol tersebut terdiri dari ukuran perusahaan (log

total asset), umur perusahaan, investasi dan kesempatan pertumbuhan (meliputi

pertumbuhan penjualan berdasarkan tahun sebelumnya dan modal yang dikeluarkan untuk saham sebagai investasi perusahaan) dalam melakukan penilaian perusahaan, diversifikasi sebagai pengklasifikasian perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage

(DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak

Sriwardany (2006) meneliti dengan judul pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan struktur modal dan dampaknya terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur Tbk. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, sifat dari penelitiannya adalah sensus (semua populasi dijadikan sampel, yaitu sejumlah 156 perusahaan. Variabel dependennya adalah perubahan harga saham, variabel independennya adalah pertumbuhan

perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobins’Q, variabel interveningnya

adalah kebijaksanaan struktur modal yang diukur dengan menggunakan debt to asset

ratio (DAR). Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham. Informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan akan melakukan pertumbuhan maka manajer akan menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas dari pada hutang. Struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perubahan harga saham.

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Tahun

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 2004 Heribertus Kurniawan Analisis Faktor Internal dan Pengaruhnya terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Independen Variabel a. Ukuran perusahaan b. Resiko bisnis c. Pertumbuhan assets d. Kemampuan labaan Dependen Variabel Struktur Modal Keempat variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal, hanya variabel kemampulabaan yang tidak berpengaruh secara signifikan. 2 2004 Risanty Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijaksanaan Dividen dan Struktur Modal Perusahaan.

Independen Variabel

a. Investment opportunity Set b. The Firm Growth Dependen Variable c. Dividend Policy d. Capital Structure Perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijaksanaan pendanaan eksternal yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. 3 2006 Erlina Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan: Peran Kebijakan Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial. Periode penelitian tahun 1993-2003 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Independen variabel Pertumbuhan Perusahaan Dependen variabel Struktur modal Variabel moderating Kepemilikan Manajerial

Bukti yang tidak konsisten antara masa sebelum kritis, masa krisis dan masa setelah krisis. Pada masa sebelum krisis, pemilikan manajer tidak berperanan sebagai variabel yang memperkuat hubungan antara kesempatan tumbuh dengan kebijakan struktur modal. Akan tetapi pada krisis dan setelah krisis, pemilikan manajer berperanan sebagai variabel yang memperkuat hubungan tersebut.

Dokumen terkait