• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI UMUM EKSISTENSI SINAR BUDAYA GROUP MEDAN

2.3 Kepemimpinan dan Keanggotaan

Sampai Februari 2002, kepemimpinan di sini dipegang oleh Bapak Tengku Luckman Sinar sendiri dan sebagai pendukung dana utama. Tetapi walaupun beliau sebagai pimpinan disini, beliau juga cukup terbuka menerima masukan-masukan dari para anggotanya. Sehingga tidak berarti kekuasaan penuh berada di tangannya.

Di sini beliau juga sebagai pendukung utama pemasaran yang ada di SBG. Dikatakan begitu karena beliau dikenal sebagai tokoh budayawan masyarakat sehingga otomatis dikenal banyak masyarakat.. Khususnya dalam bidang budaya. Kemudian disamping itu masyarakat tersebut mengetahui bahwa beliau mempunyai kelompok kesenian yang bisa menampilkan kesenian dari berbagai etnis.

Dalam hal ini rasa keseniman itu juga perlu, apalagi terutama untuk beliau sebagai pendukung dana. Maksud keseniman disini adalah tidak sekedar mempunyai seni untuk dipertunjukan dan dibisniskan, tetapi cinta dan kesungguhan terhadap seni itu juga.

Pada tanggal 10 Februari 2002 setelah dia menjadi Sultan Deli Serdang dan Ketua Umum Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia, kepemimpinan SBG diserahkan kepada Fadlin. Beliau ini adalah seorang dosen tetap di Jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara yang juga adalah Ketua Lembaga Kesenian Universitas Sumatera Utara (LKUSU), dan sarjana lulusan Jurusan Etnomusikologi. Fadlin secara manajemen memiliki banyak pengalaman, antara lain beliau pernah ditugasi oleh Rizaldi Siagian (Ketua LKUSU saat itu dekade 1980-an) di bidang surat-menyurat dan hubungan masyarakat. Ia memiliki jaringan kenalan yang. Sebelum ia

menjabat sebagai ketua SBG ia juga diangkat oleh Tengku Luckman Sinar sebagai manajer pertunjukan (panggung) yang membidangi produksi dan saatnya pertunjukan.

Sekretaris SBG adalah Muhammad Takari, sarjana lulusan Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan magister ilmu humaniora Jurusan Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gajah Mada, beliau juga seorang dosen tetap di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Beliau memiliki kelebihan di bidang konsepsi dan pemikiran ke arah pengembangan SBG. Masalah penelitian-penelitian kesenian ke daerah-daerah di Sumatera Utara atau Malaysia biasanya beliau yang mengkoordinasikannya, dan kemudian menganalisisnya dalam bentuk tulisan-tulisan. Beliau sering membantu Tengku Luckman Sinar dan Fadlin dalam rangka konsepsi kesenian dan pengembangannya. Seminar-seminar nasional dan internasional selalu disertainya, atas nama USU dan SBG. Di SBG ini, selain sekretaris, beliau juga sebagai pemain alat musik gambus, gitar bas elektrik, dan gendang. Ia juga adalah seorang seniman dari Lembaga Kesenian Patria, yang berbasis seni pertunjukan Melayu yang berpusat di Tanjung Morawa.

Syainul Irwan, adalah seorang koreografer ternama untuk tari-tarian Melayu di kawasan ini. Beliau adalah sarjana Hukum lulusan Universitas Sumatera Utara. Beliau ini menjadi andalan SBG dalam penciptaan tari dan pertunjukan tari. Syainul Irwan juga adalah dosen luar biasanya di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU. Beliau mengajar mata kuliah Praktik Tari Melayu Sumatera Timur. Beliau juga salah seorang pengurus Lembaga Kesenian USU. Kemampuan dasar seni yang ia miliki adalah tari-tarian Melayu, namun beliau juga memiliki kemampuan dalam mencipta dan mengkoreografikan tari yang berbasis tradisi dengan sentuhan budaya kontemporer. Beliau juga memiliki pakaian-pakaian tari yang siap untuk disewakan kepada mereka yang memerlukannya. Dalam penelitian untuk pengembangan materi pertunjukan

SBG beliau selalu ikut, terutama untuk mempelajari tari-tarian yang diteliti, kemudian dikembangkan menurut citarasa seni yang dimilikinya.

Anggota senior lainnya adalah Ahmad Setia. Beliau adalah seorang pemain musik Melayu yang profesional. Beliau begitu ahli dalam akordion gaya musik Melayu. Karena beliau bermain akordion dan lainnya bertumpu kepada gerakan tangan kiri, maka beliau sering juga disebut dengan Ahmad Kidal. Dari semua pemusik di SBG, beliaulah yang paling banyak banyak menguasai repertoar lagu-lagu tradisi Melayu. Menurutnya ada ratusan lagu yang dapat dihafalnya sampai saat ini. Ahmad Setia selalu diundang oleh beberapa kelompok seni Melayu lainnya di Medan dan Sumatera Utara, misalnya Lia Group, Patria, dan Sri Indera Ratu. Dari semua pemain akordion gaya musik Melayu, yang dianggap oleh para seniman Melayu paling ahli dalam mengiringi tari Serampang Dua Belas adalah Ahmad Setia ini. Beliau juga anggota dari sanggar seni Patria pimpina Yose Rizal Fidaus seperti halnya Muhammad Takari. Ahmad Setia juga sebenarnya adalah penari Melayu, sehingga dengan mudah ia dapat mengiringi tari- tarian Melayu dengan permainan akordion dan gendang Melayu. Di berbagai temat kegiatan seni ronggeng di Sumatera Utara, biasanya selalu menggunakan jasanya untuk bermain akordion.

Datuk Ahmad Fauzi adalah seorang pemain biola gaya Melayu yang handal di kawasan ini. Beliau adalah anak dari Almarhum Datuk Abdurrahman, yang juga adalah seorang pemain biola handal di kawasan ini. Datuk Fauzi juga anggota dari sanggar seni Patria, yang juga adalah seorang penari tari-tarian Melayu dan Sumatera Utara. Selain itu, ia juga adalah seorang telangkai (pembawa acara) dalam berbagai upacara perkawinan adat Melayu. Ia juga seorang penyanyi, yang selalu bernyanyi bersama-sama dengan beberapa penyanyi Melayu lainnya.

Muhammad Jamil Konong pula sampai tahun 1999 aktif di SBG. Ia adalah seorang pemain biola yang handal juga dianggap oleh para seniman di kawasan ini. Pengalaman ke luar

negerinya juga berkat ia aktif di SBG. Ia seorang perokok berat. Bahkan di sela-sela pertunjukan ia selalu merokok di belakang pentas. Tak jarang ia sering ketinggalan rombongan berkat ia selalu merokok meninggalkan kelompok SBG. Ia juga memiliki keluarga seniman, anak-anaknya ada yang menjadi penyanyi dan pemain musik.

Laili Hamnizar, adalah seorang penyanyi yang menjadi primadona dalam kelompok musik SBG. Ia tinggal di Sei karang Perusahaan Terbatan Perkebunan Nusantara III. Di sini ia juga masuk ke dalam kelompok musik Melayu pimpinan ayahnya.

Yusnizar Heniwaty adalah isteri dari koreografer SBG Syainul Irwan. Ia adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar Bali untuk sarjananya dan Pengkajian Seni Pertunjukan untuk program magisternya. Dia sampai saat sekarang adalah dosen tetap di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (Unimed), dahulu disebut Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Ia awalnya seorang penari utama tari-tarian Melayu dan Minangkabau.

Riri Virzan Putri adalah seorang dokter lulusan dari Universitas Islam Sumatera Utara. Kedua orangtuanya adalah pengurus MABMI cabang Tanjung Balai Asahan, yang memiliki hubungan kuat dengan Tengku Luckman Sinar. Riri Virzan Putri adalah termasuk seorang penari handal di SBG. Ia juga turut menjadi pembantu koreografer Syainul Irwan dalam menggarap tari-tari bar di SBG. Ia memiliki daya intelektual yang baik dalam bidang ilmu tari dan praktik tari, terutama tari Melayu. Dalam rangka kunjungan ke luar negeri, ia selain sebagai penari juga menjadi tenaga medis bagi kelompok SBG.

Ade Ira Carla adalah adik dari Riri Virzan Puteri. Ia termasuk juga penari handal dan senior di SBG. Sebagaimana kakaknya, ia berbakat di bidang tari-tarian Melayu. Kadang-kadang ia juga bertindak sebagai motivator dalam menarikan tari-tarian SBG yang bersifat kelompok.

Elviyana pula adalah seorang penari handal SBG, yang memiliki berbagai pengalaman tari yang cukup baik. Kini ia aktif kuliah di Unimed. Ia termasuk primadona dalam kelompok penari SBG. Ia juga dianggap menjadi guru bagi penari lainnya, karena pengetahuannya yang luas terhadap berbagai genre seni tari. Misalnya saat SBG mengembangkan tari-tarian Aceh untuk berbagai kepentingan pertunjukan budaya, ia langsung diangkat menjadi guru tari Saman di dalam kelompok ini. Begitu juga untuk bidang regenerasi ia dipercayakan oleh pelindung dan ketua SBG untuk melatih para penari muda, termasuk para penari yang dikirim oleh pihak GAMMI. Elviyana juga telah mengisi berbagai acara tari di luar SBG. Misalnya ia menjadi penari kehormatan dalam rangka album video compact disk Dua Dimensi yang disajikan oleh Syaiful Amri, Laila Hasyim, Zulfan Effendi, Ismed Baroes, dan Yan Session. Album ini laku keras di pasaran.

Sylvia Vianty Ranita adalah seorang sarjana ekonomi lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Termasuk penari senior di dalam SBG. Ia juga memiliki talenta yang tinggi di bidang seni tari. Hal ini dibuktikannya pada saat awal masuk SBG ia berangkat dari pengalaman yang nihil. Namun dengan kesungguhannya ia buktikan bahwa ia mampu mengimbangi rekan-rekan penarinya yang lebih senior dan berpengalaman.

Nurhabibah Tanjung pula adalah seorang penari SBG yang cukup energik dan kreatif. Bahkan ia begitu cinta dengan dunia tari, yang dibuktikan melalui sikapnya yang selalu mengutamakan tari padahal ia bekerja di suatu perusahaan. Dibanding penari-penari lainnya, ia termasuk penari yang cerdas dan banyak menguasai reportoar-reportoar tari, terutama tari-tarian Melayu. Namun sejak tahun 2001, saat ia menikah dan memperoleh anak, ia tidak lagi aktif menari di SBG.

Zulrifah Malasuri Batubara, adalah penari paling senior di SBG. Ia lahir dan tinggal di Gang Tualang Kota Binjai. Ia telah berkeluarga dan mempunyai seorang anak. Meskipun ia telah menjadi seorang ibu rumah tangga, ia tetap aktif di SBG. Ia termasuk penari handal di SBG. Banyak menguasai repertoar tari-tarian Melayu. Selalu menjadi motivator dalam pertunjukan tari yang dilakukan SBG.

Gemala Ayu Rivanda (Lala) adalah penari paling junior di SBG. Ia masuk di SBG tahun 2002 yang baru lalu. Namun, ayah dan ibunya sangat mendukung beliau untuk menjadi penari di SBG. Hal ini dibuktikan ketika ayah dan ibunya langsung mengantarkan di kepada Tengku Luckman langsung untuk menjadi penari di SBG, hal ini tak dilakukan oleh ayah dan ibu penari lainnya. Kelebihan Lala dalam hal tari adalah semangatnya yang menggebu dalam mengejar tari- tarian yang belum dikuasainya.

Romi Maghribi Ghazali Azis adalah penari pria paling senior di SBG. Ia lahir dan bermukim di Gang Tualang Kota Binjai. Gurunya yang utama adalah koreografer SBG, Syainul Irwan. Karena kuat cintanya kepada dunia tari, sampai-sampai sekolahnya agak terbengkalai, walaupn akhirnya ia tamatkan Sekolah Menengah Atas nya di sela-sela kesibukan ia menari. Selain berwajah tampan, ia juga paling energik dan mapan dalam menari.

Hendra Januar adalah seorang ahli madya teknik mesin tamatan Politeknik Negeri Medan (dahulu Politeknik Universitas Sumatera Utara). Ia adalah termasuk salah seorang penari laki- laki SBG yang paling baik intelektualnya. Untuk pengembangan-pengembangan tari, ia selalu menjadi pemikirnya. Selain tarian ia juga menguasai permainan beberapa alat musik. Namun, kini ia telah bekerja di perusahaan swasta, sehingga kegiatan menarinya di SBG agak terganggu, karena jadwal kerjanya menghendaki kerja yang sedemikian rupa. Namun ia tidak berhenti

menari sama sekali. Kadang-kadang dalam waktu senggang pekerjaannya ia masih ikut menari di SBG.

Fauzan Adli (Poppo) juga seorang ahli madya teknik tamatan Politeknik Negeri Medan. Ia termasuk salah seorang penari laki-laki SBG yang junior dan baik talenta dari yang dimilikinya. Ia dalam menari memiliki kecepatan dan kekuatan yang relatif prima. Ia juga menjadi inspirasi dalam eksplorasi-eksplorasi gerak yang diperlukan dalam pengembangan tari-tarian baru di SBG.

Rahmat Dani adalah seorang penari laki-laki SBG yang tergolong kreatif dan dinamik. Ia memiliki tenaga dan kecepatan serta olah tubuh yang baik sebagai seorang penari. Ia banyak menguasai berbagai repertoar dari Melayu yang menjadikannya seorang penari yang mampu menguasai peran seni pertunjukan. Rahmat Dani juga memiliki wajah yang tampan, sehingga banyak penonton wanita yang menanyai dirinya secara pribadi selepas pertunjukan.

Hasbullah Effendi adalah seorang pemain keyboard untuk lagu-lagu Melayu yang begitu handal. Beliau belajar secara otodidak, namun permainan progesi akordnya sangat unik dan menari. Kadang beliau memasukkan elemen musik rock dan jazz, namun begitu padu dengan irama dan melodi musik Melayu. Gerakan tangannya yang cepat dan atraktif memiliki nilai artistik tersendiri bagi para pendengarnya. Di SBG beliau bertindak sebagai leader permainan melodi dan irama melalui pemain keyboardnya. Beliau masuk ke SBG tahun 2002, yag dibawa oleh Datuk Ahmad Fauzi.

Zulfan Effendi adalah salah seorang pemusik senior di Kota Medan. Beliau adalah “lulusan” dari Orkes Padang Pasie El Suraya pimpinan Almarhum Haji Ahmad Baqi. Di antara murid-murid Ahmad Baqi, beliau termasuk murid kesayangan dan dianggap paing banyak mengetahui komposisi musik garapan Almarhum Ahmad Baqi. Selain dari aliran musik Islam

Timur Tengah, beliau juga merambah ke aliran musik tradisional Melayu. Beliau adalah salah seorang pemain keyboard dan akordion gaya musik Melayu yang handal di kawasan ini. Beliau juga seorang konseptor untuk penerbitan album dua dimensi. Kini ia memiliki grup musik keyboard sendiri dan juga sebagai pemain cabutan untuk grup-grup musik dan tari di Kota Medan, termasuk SBG.

Hebo Simbolon adalah seorang sarjana seni lulusan Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU Medan. Kini ia menjadi guru di Yayasan Tuna Netra Katolik di Tanjung Morawa Deli Serdang. Pada yayasan ini ia bahkan mengajar notasi memakai sistem Braile, yang menjadikannya seorang guru yang langka di bidangnya. Di kelompok SBG ia termasuk seniman yang akti. Dalam berbagai kunjungan ke luar negeri terutama yang melibatkan seni Batak Toba, ia selalu aktif mendukungnya. Ia berbasis sebagai penyanyi pop Batak. Di SBG ia sering diminta untuk menyanyi lagu-lagu tradisi Batak seperti: O Tao Toba, Maragam-ragam, Sitogol, dan sejenisnya. Ia juga dapat memainkan alat-alat musik seperti: taganing, gitar, keyboard, dan sulim.

Martogi Sitohang adalah seorang seniman musik Batak Toba yang serba bisa. Ia adalah sarjana seni lulusan Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU. Ia termasuk seniman musik Batak Toba yang energik dan dinamik. Ia mampu memainkan alat-alat musik seperti: sarune, sulim, garantung, taganing, klarinet, saksofon, dan lain-lainnya. Kini ia tinggal di ibukota Jakarta sebagai seniman musik Batak Toba.

Marsius Sihotang adalah salah seorang pemain musik tradisional Batak Toba yang cukup terkenal dan handal. Awalnya beliau bergabung dengan opera Batak Tilhang Gultom. Beliau mampu memainkan hampir sebagian besar alat-alat musik tradisional Batak Toba. Kemudian dasawarsa 1980-an, beliau diambil oleh Rizaldi Siagian, Ketua Jurusan Etnomusikologi Fakultas

Sastra USU, menjadi dosen luar biasa. Walaupun secara akademik pendidikan formalnya hanya sampai di tingkat SD (Sekolah Dasar) beliau tidak bernyali kecil, karena beliau merasa sebagai master dalam musik tradisi Batak Toba. Kini selain sebagai dosen luar biasa Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sasra USU, beliau juga sebagai ketua musik tradisi di dalam kelompok Sopo Badragaz, yang umumnya membidangi pesanan musik untuk mengiringi upacara kematian pada masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. SBG selalu memakainya sebagai seniman cabutan untuk mengiringi pertunjukan tari dan musik Batak Toba. Beliau kadangkala diundang sendirian bermain sarune diiringi permainan alat musik tradisi Batak Toba lainnya oleh anggota SBG seperti Fadlin, Muhammad Takari, Hebo Simbolon, dan Syainul Irwan. Ada kalanya beliau membawa kawan-kawannya.

Ishak Jamal Lubis adalah anak dari Almarhum Dagaruddin Lubis sebagai seniman terkenal pada masyarakat Mandailing. Ishak Jamal Lubis sekarang ini tinggal di Kampung Mandailing di sebelah Timur Aksara (Buana) Plaza. Ia adalah seorang seniman pemusik Mandailing generasi muda yang memiliki kemampuan musik dan jaringan persahabatan yang luas. Ia juga sebagai dosen luar biasa Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU. Ia juga dapat membuat alat-alat musik tradisional Mandailing. Kadang ia dimanfaatkan oleh Fadlin untuk mereperasi alat-alat musik milik SBG yang telah rusak. SBG memanfaatkan dia terutama jika menampilkan permainan alat-alat musik untuk iringan tortor Mandailing. Seperti Marsius Sitohang, kadang ia secara pribadi dikontrak untuk bermain sarune Mandailing dibantu oleh pemain SBG, kadang kala ia membawa kawan-kawannya dalam kelompok untuk memainkan esambel musik Mandailing.

Ketua Jelantik adalah seorang sarjana seni tari tamatan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar Bali. Riwayat hidup beliau sampai di Medan adalah ketika Rizaldi Siagian sebagai

Ketua Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU pada dasawarsa 1980-an meminta kepada Prof I Made Bandem ketua STSI Bali saat itu untuk mengirim dosen praktik musik Bali. STSI Denpasar Bali mengirim Ketua Jelantik untuk keperluan ini. Beliau diangkat sebagai dosen tetap USU tahun 1991 sampai saat ini. Ada rencana beliau akan pindah ke Bali lagi dengan berbagai alasan budaya. Beliau mampu menari dan bermain musik tradisional Bai secara baik. SBG memakainya untuk menari tari-tarian Bali dan Jawa terutama ketika ada pesanan tari Nusantara dari Bali dan Jawa, seperti yang diminta oleh pemerintah Indonesia ketika mengadakan pertunjukan di Venezuela saat acara Pekan Kebudayaan OPEC pada KTT Kedua OPEC.

Syaiful Amri adalah seorang penyanyi lagu-lagu tradisional Melayu yang sangat terkenal di kawasan ini. Album Pucuk Pisang adalah salah satu album yang melambungkan namanya di kalangan penyanyi elit pop Melayu. Awalnya ia berkecimpung di dalam kelompok Patria. Kemudian menjalin kerjasama dengan Lia Group dan SBG. Pada akhir-akhir ini ia aktif bersama Zulfan Effendi pertunjukan di kawasan Sumatera Utara, yang banyak meminatinya. Ia memiliki kemampuan panggung dan improvisasi yang begitu baik. Ia juga dapat menari tari-tarian tradisi Melayu. SBG menggunakan beliau sebagai penyanyi di berbagai kesempatan seperti di Medan sendiri dan berbagai kunjungan di Malaysia, terutama dalam nyanyian tradisi Melayu.

Darmansyah adalah seorang penyanyi Melayu yang berasal dari Batang Kuis Deli Serdang. Awalnya ia adalah penyanyi di LKMABMI, dan banyak belajar menyanyi dari Hajjah Dahlia Abu Kasim Sinar. Ia memiliki “suara emas” sebagai penyanyi Melayu. Kini ia merantau dan tinggal di Jakarta sebagai penyanyi Melayu ataupun pop Melayu bergaya Malaysia.

Muhammad Tahir adalah seorang penyanyi putera Melayu asal Kota Binjai. Ia mempunyai suara bariton yang khas. Selain sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan ekspor impor, di sela-sela waktu senggangnya ia aktif pertunjukan bersama SBG. Ia juga sering dibawa oleh

SBG ke Malaysia dan Singapura. Karena jadwal kerjanya yang padat untuk dapat tampil bersama SBG ia harus memanajemeni waktunya secara baik dan bijaksana.

Fitri adalah penyanyi wanita Melayu yang cukup memiliki pengalaman. Ia bergabung bersama SBG tahun 2001. Pengalamannya bernyanyi adalah di sekitar Medan dan Jakarta dalam rangka memenuhi undangan Dewan Kesenian Jakarta dalam rangka Apresiasi Tari Melayu bagi siswa-siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas tahun 2001. Kemudian tahun itu pula ia kawin dengan seorang karyawan di Jakarta, menetap di sana.

Nazaruddin adalah seorang seniman seni dabus yang bermukim dan tinggal di Banda Aceh. Ia sehari-hari disebut dengan Bang Jal. Dabus adalah sebuah genre seni dalam Dunia Islam yang menggunakan kegiatan mencucuk-cucukkan benda-benda yang terbuat dari besi seperti: pedang, rencong, pisau, bahkan alat-alat chinshaw ke tubuh pemain dabus atau orang lain, namun orang tersebut kebal berkat pertolongan Allah SWT. Di nusantara dabus ini terkenal di daerah Aceh dan Banten. Namun di daerah lain seperti Melaka, Asahan, Riau, ada juga dijumpai permainan dabus ini. Pada masa awalnya seni ini adalah sebagai salah satu sarana dakwah agama Islam. Namun pada masa kini berkembang juga sebagai sarana hiburan. Nazaruddin adalah termasuk ke dalam pemain dabus terkenal di Aceh. SBG sering mengundangnya untuk bermain bersama dalam mengiringi tari dabus maupun saman. Ia sering dibawa oleh SBG ke Malaysia, Thailand, bahkan ke Venezuela.

Tengku Mira Rozanna Sinar adalah putri bungsu Tengku Luckman Sinar. Sampai tahun 2002 ia tinggal di Jakarta dan kemudian ia tinggal di Medan, dan sekaligus masuk ke dalam SBG sebagai penari. Ia termasuk berusia paling tua di antara penari-penari wanita SBG. Walaupun ia baru masuk tahun 2002 di SBG, ia punyai dasar sebagai penari Melayu yang baik.

Tengku Eliza Norhan Sinar adalah putri Tengku Luckman Sinar juga, yang dalam keorganisasian SBG ia menjadi pemasar grup ini. Ia memiliki jaringan persahabatan yang luas, terutama di kalangan elit eksekutif Sumatera Utara dan Jakarta. Ia juga salah seorang fungsionaris Partai Golkar di Jakarta. Dengan kedudukannya yang sedemikian rupa ia mampu memasarkan SBG di kalangan-kalangan elit eksekutif tersebut.

Ludfi Taher adalah salah seorang pengurus teras Majis Adat Budaya Melayu Indonesia yang juga diketuai oleh Tengku Luckman Sinar. Ia membawahi bidang sumber daya manusia. Di

Dokumen terkait