• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN PANCASILA

b Teori Perilaku

III. KEPEMIMPINAN PANCASILA

Kehidupan bangsa Indonesia yang bersumber pada ideologi Pancasila membawa konsekuensi secara sadar dan bertanggung jawab terhadap kehidupan organisasi dalam tingkat dan jenis apapun. Artinya organisasi apapun yang hidup di Indonesia harus berakar dan bersumber pada satu azas yaitu Pancasila.

Oleh sebab itu kepemimpinan OSIS sebagai salah satu perwujudan daripada kepemimpinan nasional, tidak boleh tidak harus berazaskan pula kepada nilai-nilai luhur Pancasila.

Dengan demikian Pancasila sebagai sumber dari segala kehidupan dan kebijaksanaan, mengandung makna :

a. Pancasila sebagai ideologi terbuka, tidak menutup kemungkinan operasionalisasinya perlu menyesuaikan dengan perkembangan dan dinamika jamannya, baik dalam menghadapi kemajuan berbagai ilmu dan teknologi, perubahan social budaya dan perkembangan politik. b. Kepemimpinan Pancasila sebagai bagian daripada kebijaksanaan pengelolaan bangsa dan

negara, secara nasional tidak menutup kemungkinan untuk membuka diri terhadap berbagai pengaruh, dinamika kiat kepemimpinan dunia, namun tetap bersumber dan berakar pada nilai- nilai kepribadian nenek moyang.

Oleh sebab itu, kepemimpinan OSIS sebagai bentuk atau perwujudan kepemimpinan nasional atau kepemimpinan Pancasila, tetap berakar pada nilai-nilai luhur kepemimpinan Pancasila.

c. Kepemimpinan Pancasila pada hekekatnya tercermin pada nilai-nilai yang terkandung di dalam 12 (dua belas) azas, yaitu :

1) taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) ing ngarso sung tulodo

3) ing madyo mangun karso 4) tut wuri handayani

5) waspada purba wasisa

6) ambeg paramarta (bersikap adil, mampu membedakan yang penting dan tidak) 7) prasaja (tulus, ikhlas)

8) satya (konsekuen) 9) hemat

10) terbuka 11) legawa 12) kesatria

d. Untuk lebih jauh memahami kepemimpinan Pancasila sebagai bagian dari kebijaksanaan pengelolaan bangsa dan negara dan sekaligus sebagai kepemimpinan modern ada beberapa hal mendasar yang perlu dipahami oleh setiap pelaku kepemimpinan organisasi.

1) Ciri atau sifat modern Kepemimpinan Pancasila tercermin ke dalam ketiga hal pokok, yaitu :

a) Berorientasi jauh kedepan.

Akibat adanya berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi diluar organisasi menuntut perilaku kepemimpinan Pancasila yang selalu berorientasi ke masa depan, artinya :

(1) mampu mengantisipasikan perubahan yang akan terjadi dan mengendalikannya secara terus-menerus.

(2) Mampu mempergunakan berbagai macam teknik dan perencanaan yang setrategik didalam menghadapi berbagai perubahan yang potensial di lingkungan kerjanya. (3) Mampu menjawab perubahan dengan segala macam tantangan yang terjadi dan

diperkirikan akan terjadi dengan secara baik dan akurat.

b) Berdasarkan pola pikir ilmiah.

Dengan demikian dalam proses kepemimpinan Pancasila akan selalu dilibatkan konsep teori yang jelas serta keterkaitan dengan disiplin ilmu yang lain yamg telah dikembangkan melalui analisis, eksperimentasi dan hipotesis. Dengan kata lain didorong oleh perkembangan teknologi dsn IPTEK, kepemimpinan Pancasila sewbagai suatu proses dalam rangka pengambilan keputusan dan pemecahan-pemecahan masalah tidak meninggalkan mekanisme dan prosedur pengumpulan data, pengolahan data, perumusan hasil pengolahan dan penyusunan melalui hipotesis.

c) Berpegang prinsip efisiensi dan efektif.

Sebagai salah satu kegiatan konsep manajemen modern, kepemimpinan Pancasila selalu dilihat dari criteria :

(1) efisiensi, ialah taraf keberhasilan organisasi dengan menggunakan atau memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam organisasi secara minimal.

(2) Efektif, ialah taraf tercapainya tujuan organisasi yang selalu sesuai dengan rencana yangtelah ditetapkan sebelumnya.

2) Pola pikir Kepemimpinan Pancasila yang berciri modern dijiwai oleh empat azas : a) Azas kebersamaan atau azas integralistik.

Azas kebersamaan atau integralistik yang dimaksud dalam kepemimpinan Pancasila antara lain tercermin adanya pola pikir, sikap dan perilaku :

• Pemimpin tidak terpisah dengan yang dipimpin.

• Antara pemimpin dan yang dipimpin merupakan kesatuan organis.

• Antara pemimpin dan yang dipimpin saling pengaruh-mempengaruhi

• Antara pemimpin dan yang dipimpin bukan unsur yang saling bertentangan, sehingga tidak perlu terjadi dualisme antara pemimpin dan yang dipimpin.

• Masing-masing unsur yang terkait dalam kegiatan mempunyai tempat dan kewajiban sendiri-sendiri dan merupakan kesatuan organis.

• Pemimpin tidah memihak kepada suatu golongan yang paling kuat, tetapi juaga tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat.

b) Azas kekeluargaan dan gotong-royong.

Azas ini menggambarkan organisasi tata hubungan anggota masyarakat, dimana masing-masing mengerti akan kedudukan dan fungsinya dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

Cirri-ciri azas ini :

• Dilandasi oleh cinta kasih saying dan pengorbanan.

• Titik tumpu bukan menonjolkan kepentingan pribadi melainkan keselamatan dan kebahagiaan seluruh anggota.

• Manifestasi tata hubungan ini berbentuk tolong-menolong, Bantu-membantu.

• Masing-masing individu diakui sebagai pribadi yang penuh dalam kedudukannya sebagai anggota organisasi.

• Mereka bersatu jiwa, dalam pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah dan semangat gotong-royong.

Dengan demikian kepemimpinan Pancasila yang berazaskan kekeluargaan dan gotong- royong ditandai dengan ciri-ciri :

• Kerjasama yang akrab

• Mementingkan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama

• Berlandaskan kasih saying dan pengorbanan

• Dalam suasana rela, ikhlas untuk berkorban

c) Azas persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

Azas ini perwujudannya dalam kepemimpinan Pancasila tercermin pada :

• Menghindarakan pemaksaan yang berakibat tereliminasinya pribadi seseorang.

• Mendorong lahirnya keberanian, berpartisipasi masing-masing individu.

d) Azas selaras, serasi dan keseimbangan.

Dalam kepemimpinan Pancasila azas ini tampak pada :

• Hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin terjalin dalam suasana yang menimbulkan kesejukan hati dan ketentraman hati.

• Tidak terjadi suasana yang beratsebelah yang dapat menimbulkan ketegangan suasana.

3) Dilihat dari sisi lain makna Kepemimpinan Pancasila mengandung tiga aspek pokok :

a) aspek kognitif, artinya kepemimpinan Pancasila merupakan satu pengertian, satu kesatuan makna yang dapat dipelajari, dimengerti dan dipahami.

b) Aspek afektif, berarti bahwa di dalam kepemimpinan Pancasila mengandung berbagai ajaran moral, spiritual, masalah-masalah kewajiban dan larangan.

c) Aspek motorik, yaitu bahwa kepemimpinan Pancasila bukan hanya sekedar sekumpulan pengertian yang di dalamnya berisi ajaran, melainkan mengandung nilai-nilai yang dapat diamalkan dalam tingkah laku dan perbuatan nyata.

4) Nilai-nilai strategis Kepemimpinan Pancasila

Kepemimpinan Pancasila menduduki posisi kunci dan mutlak diperlukan di samping karena sebagai ideology negara, dasar negara, pandangan hidup, jiwa bangsa dan kepribadian bangsa, kepemimpinan Pancasila juga mencerminkan nilai-nilai :

a) pola piker, watak, sikap dan perilakunyayang konsisten dan konsekuen. b) Berkharisma sikap dan perilakunya menjadi pola anutan dan keteladanan.

c) Membangkitkan etos yang tinggi yang didalamnya tumbuh semangat bersuakarsa dan berkreasi.

d) Mendorong orang-orang yang dipimpinnya berani bertanggung jawab sendiri.

Dokumen terkait