• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas dan Tanggung Jawab

b. Teori Perilaku

IV. KEPEMIMPINAN OSIS

1. Tugas dan Tanggung Jawab

Secara teoritis telah dikemukakan ada empat macam tugas pokok seorang pemimpin, yaitu : merumuskan atau mendefinisikan misi organisasi, mengusahakan tercapainya tujuan atau misi organisasi, mempertahankan keutuhan organisasi dan yang terakhir mengatasi konflik.

Pelaksanaan dalam kepemipinan OSIS : a. Merumuskan misi organisasi.

Para pemimpin OSIS yang telah terpercaya untuk mengelola OSIS sebagai suatu organisasi, harus mampu memahami terhadap rumusan misi organisasi.

Ada tujuh buah misi utama yang telah digariskan, yaitu :

1) meningkatkan peran/inisiatif siswa menjaga dan membina sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.

2) Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif. 3) Memantapkan pelaksanaan ekstrakurikuler.

4) Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni. 5) Menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara.

6) Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nila-nilai 45. 7) Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.

b. Mengusahakan tercapainya tujuan atau misi.

Tujuan misi pokok yang dibebankan bagi OSIS harus dapat diwujudkan. Oleh sebab itu agar para pemimpin OSIS baik para pembina maupun pengurus, mampu mengusahakan terwujudnya misi tersebut, perlu ada langkah-langkah dan strategi :

1) Memahami peranan OSIS baik sebagai suatu definisi maupun sebagai wadah atau sarana mencapai tujuan .

a) Sebagai definisi, OSIS adalah salah satu jalur pembinaan kesiswaan, “yang berfungsi sebagai satu-satunya organisasi intra sekolah di lingkungan pembinaan Dirjen Dikdasmen, untuk mencapai tujuan pembinaan kesiswaan”.

b) Sebagai alat atu wadah mencapai tujuan, OSIS sangat berperan dalam :

(1) menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam kemampuan seperti : managerial, leadership, berkomunikasi, kematangan berfikir (rasionalitas) dan nilai-nilai kepribadian siswa.

(2) Menumbuhkan, mengembangkan karier siswa. (3) Mengembangkan berbagai disiplin ilmu.

(4) Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai social budaya. (5) Tempat untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan. (6) Wadah/sarana mencapai tujuan pembinaan kesiswaan.

c) Memahami pengorganisasian OSIS yang meliputi :

(1) perangkat OSIS yang terdiri dari : pengurus, pembina, dan perwakilan kelas.

(2) Pengurus OSIS yang terdiri dari :

(a) Seorang Ketua dan dua orang Wakil Ketua.

(b) Seorang Sekretaris dan dua orang Wakil Sekretaris (c) Seorang Bendahara dan seorang Wakil Bendahara.

(d) Delapan orang Ketua Seksi Bidang dan beberapa orang anggota Seksi Bidang (banyaknya anggota disesuaikan kebutuhan)

(3) Perincian Tugas : (a) Pembina OSIS

• Mengelola, membina dan mengembangkan OSIS

• Mensyahkan keanggotaan perwakilan kelas

• Mensyahkan dan melantik pengurus OSIS

• Mensyahkan ART dan program kerja OSIS

• Menghadiri rapat-rapat OSIS

• Mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas

(b) Perwakilan Kelas

• Mewakili kelasnya

• Mengajukan usul program kerja OSIS

• Mengajukan calon pengurus OSIS

• Memilih pengurus OSIS

• Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS

(c) Pengurus OSIS

• Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai AD & ART OSIS

• Menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolah.

(d) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban

(e) Selalu berusaha meningkatkan kepemimpinan OSIS sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.

2) Siapapun yang akan diangkat dan ditugaskan untuk menduduki tanggung jawab sebagai pemimpin siswa harus memiliki kualifikasi kepemimpinan.

a) Persyaratan kepemimpinan secara umum, yaitu :

(1) kondisi fisik (physical characteristic) (2) nilai-nilai kepribadian (personality) (3) memiliki berbagai macam kemampuan (4) berwibawa

(5) berorientasi pada 19 (sembilan belas) butir perilaku, yaitu :

• berorientasi pada tugas

• bertenggang rasa

• membangkitkan kepercayaan

• bersedia menghargai dan memberikan pengakuan

• bersedia memberikan imbalan

• melibatkan sesama siswa ke dalam pengambilan keputusan

• memberikan delegasi wewenang

• bersedia memberikan klarifikasi bawahan

• menetapkan tujuan

• memberikan pelatihan

• menyebarkan informasi

• melibatkan bawahan dalam memecahkan masalah

• mampu merencanakan

• melakukan koordinasi

• mengusahakan fasilitas kerja

• berfungsi sebagai wakil organisasi

• menciptakan suasana kerjasama

• mampu mengendalikan konflik

• selalu memberikan pendapat dan kritik

b) Secara khusus pembina dan pengurus OSIS harus memahami persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu :

(1) berbudi pekerti yang baik, sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman- teman siswa.

(2) Memiliki bakat sebagai pemimpin

(3) berkemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai (4) dapat mengatur waktu, sehingga pelajaran tidak terganggu (5) dicalonkan oleh perwakilan kelas

c. Mengusahakan keutuhan organisasi

Keutuhan organisasi adalah sangat mutlak demi terwujudnya kerjasma dan koordinasi antara sesama anggota dengan para atasan, maupun unsure-unsur pimpinan yang lain. Keutuhan organisasi hanya akan terwujud apabila unsure-unsur pimpinan, yaitu para pembina, pengurus dan perwakilan kelas memiliki kewibawaan atau karisma. Kewibawaan secara umum adalah “kesanggupan atau kemampuan seseorang untuk mengendalikan bawahan atau orang lain”.

Seorang pemimpin yang paling baik (the best manager) adalah “seorang yang mampu mempengaruhi bukan hanya bawahannya, melainkan juga rekan dan atasannya”. Untuk itu maka setiap pemimpin perlu memiliki dan mendayagunakan kewibawaannya secara tepat. Apabila kewibawaan dimanfaatkan dan dikendalikan dengan tepat, akan bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas kepemimpinan, sehingga sekaligus mendukung tercapainya keutuhan dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain efektifitas kewibawaan merupakan daya dorong terciptanya pola piker, sikap dan perilaku siswa yang efektif, yaitu siswa yang mampu :

1) Dengan tulus menerima/mengakui kelebihan dari pembina dan pimpinannya sebagai pimpinan yang berwibawa.

2) Siap memberikan informasi dan memberikan sugesti kepada pimpinan, sebelum satu keputusan diambil dan mendukung bentuk keputusan apapun yang telah diputuskan oleh pemimpin.

3) Bekerja keras dan mengerjakan dari penyelesaian bagian pekerjaan organisasi dan membantu tugas lain yang sesuai.

4) Membina hubungan antar sesama siswa dan hubungan antar pimpinan dan bawahan. 5) Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi untuk meningkatkan komunikasi yang lebih

baik serta semangat kerja kelompok.

6) Menghindarkan kelompok-kelompok (clige) atau geng, komplotan dan gossip yang cenderung merugikan organisasi.

Ada beberapa indikasi keberhasilan diterapkannya kewibawaan seorang pemimpin dalam OSIS, yaitu dengan melihat atau meraskan ada tidaknya :

1) Rasa kebersamaan kelompok

2) Kerjasama antar kelompok dan antar kelompok dengan pembina, pengurus dan perwakilan kelas.

3) Efisiensi sumber daya manusia yang ada. 4) Peningkatan kualitas kehidupan kerja.

5) Terciptanya rasa percaya diri pada sesama siswa

6) Peningkatan kecakapan sesama siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. d. Mengatasi atau mengendalikan konflik

Konflik pada hakekatnya merupakan segala macam bentuk hubungan antara sesama siswa maupun dengan pemimpin secara pribadi, maupun secara kelompok yang mengandung sifat berlawanan.

Dalam kehidupan organisasi apapun yang di dalamnya melibatkan interaksi antara berbagai siswa baik secara individual maupun kelompok, konflik merupakan kejadian yang tidak bisa dihindarkan, bahkan berperan sebagai indikasi adanya proses dinamis suatu organisasi. Konflik dalam suatu organisasi terjadi akibat atau bersumber pada :

1) manusia dan perilakunya 2) organisasi dan

3) komunikasi.

Kepemimpinan dalam organisasi mempunyai peranan memberikan sugesti, mendukung terciptanya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, wakil organisasi, sumber inspirasi dan menghargai pendapat orang lain. Oleh sebab itu apabila terjadi konflik seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik dengan tepat.

Ada berbagai cara untuk menyelesaikan konflik seperti :

1) menekan konflik dengan cara yang halus

2) membiarkan konflik itu selesai dengan sendirinya 3) melalui kompromi

4) mengkonfrontasikan pihak-pihak yang terlibat.

2. Kualifikasi

Kepemimpinan OSIS pada hakekatnya tercermin pada tugas dan fungsi pembina, pemimpin dan perwakilan OSIS. Agar pengangkatan kepemimpinan OSIS dapat berhasil dengan sebaik-baiknya perlu dipertimbangkan secara matang persyaratan seperti yang telah dirumuskan baik secara umum yang berlaku dalam konsep kepemimpinan, maupun persyaratan-persyaratan khusus yang telah digariskan dalam rangka kebijaksanaan pembinaan kesiswaan secara nasional.

Secara singkat persyaratan yang perlu dipenuhi meliputi :

a) Kepribadian dengan aspek-aspek yang ada di dalamnya (traits theory)

b) Perilaku atau orientasi kepemimpinan dengan butir-butir yang ada (behavioral theory) c) Kewibawaan atau karisma

d) Persyaratan khusus yang telah digariskan dalam rangka kebijaksanaan kesiswaan

Disamping keempat kualifikasi tersebut, ada satu dimensi lagi yang perlu dipertimbangkan di dalam pengangkatan sebagai seorang pemimpin, yaitu “Managerial Skill” (keterampilan manajemen).

Ada tiga kategori keterampilan manajemen : a. Keterampilan Tehnis (tehnical skills)

Dalam keterampilan ini terkandung :

1) pengetahuan mengenai metoda, proses, prosedur dan macam-macam tehnik untuk melaksanakan suatu kegiatan khusus.

2) Kemampuan untuk menggerakkan berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.

b. Keterampilan hubungan manusia (human skills) Hubungan ini mencerminkan aspek-aspek :

1) pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama

2) kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa mereka berkata dan melakukan pekerjaan

3) kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif

4) kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan kooperati, praktis dan diplomatis.

5) Pengetahuan tentang perilaku yang aseptabel. c. Keterampilan konsepsional (conceptual skills)

Suatau keterampilan yang mencerminkan aspek 1) kemampuan analisis

2) berfikir secara rasional

3) ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi 4) kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah

5) mampu untuk mengemukakan analisis berbagi kejadian serta memahami berbagai macam kecenderungan

6) mampu mengantisipasikan perintah

7) mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem-problem potensial

Kesimpulannya, apabila kualifikasi yang meliputi aspek-aspek kepribadian, perilaku yang berorientasi kepada kepentingan bawahan dan organisasi, kewibawaan, pemahaman terhadap kebijaksanaan teknis, serta dukungan kemampuan teknis, kemampuan bekerjasama dan kemampuan konsepsional dimiliki oleh setiap unsure pimpinan OSIS, berarti akan terpenuhinya kepemimpinan OSIS yang professional.

3. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan kepemimpinan, apabila dikaitkan denag teori GARY A. YUKL dapat dilihat dan dirasakan melalui tiga macam indikasi, yaitu : dinamika organisasi, kewibawaan pimpinan, dan sikap sesama siswa terhadap pimpinan.

a. Dinamika OSIS sebagai organisasi.

Dapat dilihat dan dirasakan melalui pelaksanaan program empat jalur dan delapan macam materi pembinaan kesiswaan, yaitu dari program ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sampai pada program apresiasi, persepsi dan kreasi seni.

Disamping itu juga dapat dilihat keadaan sekolah sebagai lingkungan pendidikan, apakah benar-benar menunjang proses belajar mengajar tanpa ada intervensi dari dalam maupun dari luar yang membahayakan, termasuk pula terwujudnya program 5K.

b. Sikap para siswa terhadap pengurus OSIS.

Pengaruh kewibawaan pengurus OSIS dapat diamati melalui tercipta atau tidaknya:

1) kepuasan yang dialami para siswa terhadap berbagai kebutuhan sebagai anggota OSIS. 2) Sikap hormat, menghargai, tunduk, melaksanakan perintah/program terhadap

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan OSIS.

3) Timbulnya komitmen yang tinggi di antara para siswa untuk melaksanakan tugas dan program-program OSIS, penuh semangat dan kesadaran dan rasa berbakti kepada pimpinan.

c. Pengaruh kewibawaan pemimpin terhadap sesama siswa. Hal ini dapat diamati melalui berbagai indikasi seperti :

1) terciptanya rasa kebersamaan di antara para siswa, dapat diatasinya segala konflik yang terjadi, motivasi kerja yang tinggi diantara sesama siswa.

2) Kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan secara teratur dan terencana, kesiagaan dan kesiapan para siswa dalam menghadapi berbagai perubahan dan persoalan.

3) Terasa adanya usaha dari pimpinan untuk selalu mengadakan pembinaan kualitas para sesama siswa, terciptanya rasa percaya diri di antara para siswa sebagai anggota OSIS.

4. Pelatihan

Salah satu indikasi kehidupan organisasi modern ialah adanya sifat dinamis, artinya organisasi itu bergerak dan berkembang secara dinamis akibat pengaruh ilmu dan teknologi. Oleh karena itu kepemimpinan OSIS sebagai bagian dari Kepemimpinan Nasional dan juga merupakan kepemimpinan yang bersifat modern harus siap untuk mengikuti, menyesuaikan dan mengantisipasikan terhadap perkembangan situasi ilmu dan teknologi.

Pelatihan adalah suatu proses secara terencana, sistimatik dan berkelanjutan untuk meningkatkan derajat kualitas keterampilan kepemimpinan. Pelatihan sebagai salah satu bentuk pembinaan dan pengembangan adalah suatu proses usaha untuk meningkatkan kealitas kemampuan kepemimpinan. Dengan demikian sasaran pembinaan dan pengembangan adalah kualitas pelaku kepemimpinan yang meliputi sifat-sifat pribadi, kewibawaan, pola dan sikap, serta perilaku kepemimpinan.

Oleh sebab itu sasaran pelatihan kepemimpinan diarahkan pada tiga macam sasaran khusus, yaitu :

a. Keterampilan teknis, dalam arti penguasaan pengetahuan mengenai metoda, proses, prosedur, macam-macam teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus dan kemampuan untuk menggerakkan, memanfaatkan berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan OSIS yang bersifat khusus.

b. Keterampilan hubungan manusia, ialah keterampilan seorang pemimpin dalam memahami perilaku manusia (anggota OSIS) dan proses kerjasama, memahami isi hati, sikap dan motif orang lain (anggota OSIS) mengapa mereka berbuat sesuatu, berkomunikasi secara jelas dan efektif, menciptakan kerjasama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.

c. Keterampilan yang bersifat konseptual, dalam hal ini pelatihan diarahkan untuk meningkatkan keterampilan seorang pemimpin di dalam kemampuan analisis, berfikr secara rasional, mampu dalam berbagai macam konsepsi, kreatif di dalam berbagai ide dan pemecahan masalah.

Tujuan dan hasil dari pembianaan dan pengembangan tidak lain agar para pelaku kepemimpinan selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga mampu menggerakkan seluruh anggota OSIS dan sumber-sumber yang lain dalam rangka mencapai tujuan OSIS.

Dokumen terkait