• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Kepolisian Republik Indonesia

a. Kewenangan Kepolisian dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.24

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan Negara Republik Indonesia Pasal 30 ayat (4) merumuskan tugas pokok kepolisian sebagai berikut:

1. Selaku alat Negara penegak hukum memilihara serta meningkatkan tertib hukum dan sama-sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan Negara lainnya membina ketentraman masyarakat dalam Negara guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masarakat.

2. Melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masarakat bagi tegaknya ketentuan peraturan perundang-undang.

3. Membimbing masarakat agar terciptanya kondisi yang menunjang terselenggaranya usaha dan kegiatan.

b. Kepolisian sebagai aparatur hukum

Bahwa sejarah bergulirnya aparat hukum dengan dikeluarkan TAP MPR No.VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Kepolisian, TAP MPR No. IV/MPR/2000 tentang peran TNI dan peran kepolisian dan Undang-Undang No 2 Thn 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia maka:

24Pasal 30 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia

1. Kepolisian adalah alat Negara yg melaksanakan kekuasaan Negara dibidang kepolisisan mencegah dan menekan dalam rangka criminal justice system.

2. Kepolisian adalah alat Negara yang melaksanakan pemiliharaan keamanan dalam negri.

3. Kepolisian berkedudukan langsung dibawah presiden dimana kapolri diangkat dan diberhentikan dengan persetujuan DPR.

Secara khusus dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2002 menjelaskan 3 pokok kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Memilihara keamanan dan ketertiban masyarakat b. Menegakan hukum dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Bahwa setiap tindakan anggota kepolisian dalam rangka wewenang hukum dapat dibenarkan sedangkan tindakan yang diluar atau melampaui wewenang hukumnya, atau memang tidak mempunyai wewenang hukum untuk bertindak sewenang-wenang atau tidak wajar, harus dipandang sebagai tindakan perseorangan secara pribadi yang harus dipertanggung jawabkan secara hukum sebagai berikut:

1) Pertanggung jawaban secara hukum dipilih (Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 1, 2 dan 3 tentang pemberhentian anggota kopolisian, peraturan disiplin anggota kepolisian, dan teknis

institusional peradilan umum bagi anggota kepolisian.

2) Pertanggung jawaban secara umum etika profesi (keputusan kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor. Pol: kep/32/VII/2003).

3) pertanggung jawaban secara hukum tata usaha Negara 4) Pertanggung jawaban secara hukum pidana

5) Kepolisian sebagai bagian dari tatanan hukum Indonesia c. Tanggung jawab kepolisian dalam tindakan hukum.

Tugas-tugas kepolisian yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat antara lain meliputi:

1) Pelayanan atas pengaduan atau laporan dari masyarakat 2) Pelayanan dalam memberikan bantuan kepolisian 3) Pelayanan administrasi lantas

4) Pelayanan dala proses penegakan hukum atau penyidikan.

Undang-Undang No 2 Thn 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam Pasal 2 menjelaskan bahwa fungsi-fungsi kepolisian ialah salah satu fungsi Kepemerintahan Negara di bidang pemiliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

D. Pengertian Penyelidikan dan Penyidikan 1. Pengertian Penyelidikan

Penyelidik pada dasarnya memiliki kewenangan terbagi dua jenis, yg pertama adalah kewenangan karena kewajiban sebagai penyelidik, dan kewenangan yg timbul atas perintah penyidik. Karena kewajibannya

sebagai penyelidik, penyelidik berwenang untuk.

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

b. Mencari keterangan dan barang bukti.

c. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.25 Adapun kewenangan atas perintah penyidik, penyelidik berwenang untuk:

1) Melakukan penangkapan, larangan meninggalkan tenpat, penggeledahan dan pengangkapan.

2) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

3) Mengambil sidik jari dan memotret seorang.

4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.

Hal yang membedakan kewengan penyelidik karena kewajibannya dan kewengan yang ditimbul atas perintah penyidik adalah dari sudut pandang kapan kewengan tersebut timbul. Kewenangan penyelidik atas perintah penyidik timbul sa,at proses telah sampai ketahap penyidikan.

Dalam hal ini penyelidik bertindak atas perintah penyidik untuk untuk kepentingan penyidikan, hal ini karenakan pada dasarnya tidak mungkin dalam tahap penyelidikan sudah ada status penyidik. Status penyidik baru timbul rangka menjalankan fungsi penyidikan yang ditandai

25 Aristo, Pengantar Hukum Acara Pidana Di Indonesia, Pangaribuan, Jakarta, 2016,.

hlm. 39-40.

dengan diterbitnya surat perintah penyidikan, yang menunjuk penyidik untuk menyidik suatu perkara. Sedangkan kewenangan yang dimiliki penyelidik karena kewajiban adalah kewenangan yang dimiliki dan digunakan sebelum masuk tahap penyidikan, Status penyelidik juga semestinya timbul saat menjalankan fungsi penyelidikan yang ditandai dengan surat tugas untuk melakukan penyelidikan:26

2. Pengertian Penyidikan 27

Penyidik adalah didefenisikan sebagai pejanat aparatur negara republik..indonesia..atau pejabat pegawai negeri sipil tertentuyang di beri kewenangan kusus oleh perundang-undang untuk melakukan penyidikan.

Penyidik karena kewajiban mempunyai wewenang untuk:

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana

b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian.

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.

d. Melakukan penangkapan, penahan, penggeledahan dan penyitaan.

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

26Ibid. hlm 39-40

27 Aristo Pangaribuan, Arsa Mufti, Dan Iksan Zikry, Pengantar Hukum Pidana Di Indonesia, Edisi Ke. 1 Cetakan Ke. 1, Rajawali Pers, Jakarta: 2017, hlm 42-46

pemeriksaan perkara.

i. Mengadakan penghentian penyidikan.

j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Bila dicermati dari kewenangan-kewenangan di atas, dikaitkan dengan pengertian dan fungsi penyidik, maka penyidik pada tahap penyelidikan. Status penyidik, selain dibatasi dengan syarat kepangkatan, dalam pelaksanaannya secara administarsi penyidikan haruslah timbul dari surat perintah penyidikan. Hal ini menjadi penting untuk mencegah kesewenang-wenangan aparat kepolisian.

Sekalipun seseorang pejabat kepolisian memenuhi kualifikasi sebagai penyidik, namun tidak diberikan tugas sebagai penyidik dalam suatu perkara, maka sudah semestinya ia tidak berwenang ikut serta dalam menjalankan tugas penyidikan pada perkara tersebut.

Dokumen terkait