• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRIBADIAN GURU PAI

Dalam dokumen KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU Upaya Mengem (Halaman 29-39)

Guru dalam konsep pendidikan Islam dapat disebut sebagai ulama, yaitu orang yang ahli dalam hal atau pengetahuan Islam. Terlepas dari perdebatan teoritik mengenai persamaan dan perbedaan ulama dengan guru, tetapi keduanya adalah orang yang ahli dalam hal dan pengetahuan agama Islam. Sebagaimana kepribadian ulama, maka kepribadian utama guru agama Pendidikan Agama Islam yang perlu dijadikan sikap dan sifat.23 Antara lain dikemukakan sebagai berikut:

1. Takwa

Takwa secara umum dapat diartikan sebagai suatu kesadaran yang memancar dalam perbuatan nyata untuk menjaga diri atau hidup berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak disukai Allah Swt. takwa pada dasrnya bukanlah penampilan luar, tetapi lebih merupakan suatu bagian terdalam dari kedirian manusia (inner self) yang manifestasinya terpancar dalam kehidupan nyata. Takwa juga menggambarkan kesadaran yang paling dalam pada diri manusia mengenai eksistensi Tuhan, kewajiban dan loyalitas manusia hanya kepadaNya.24

Dengan pengertian itu takwa juga sering diartikan dengan takut . Akan tetapi pengertian takut yang dimaksud bukan dalam pengertian takut terhadap suatu bahaya sehingga berakibat pada penjauhan diri (escape). Takut

24

dalam hakikat takwa adalah lebih berkonotasi kepada ketaatan atau kepatuhan yang bersifat segera tanpa menunda-nunda sedikitpun dalam melakukan segala yang diperintahkan oleh Allah Swt. didalam Alquran dikemu-kakan:

ُكهلَعَل َلوُسهرلاَو َهَا اوُعيِطَأَو

ْم ُ ت

َنوََُْر

Artinya: Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat 25

Secara kebahasaan, makna amanah tidak bisa dipisahkan dengan iman dan aman , karena landasan amanah adalah keimanan kepada Allah. Sedangkan dampak dari sifat amanah itu akan melahirkan rasa aman, baik bagi yang melaksanakan amanah itu sendiri, maupun bagi orang lain.

Ruanglingkup amanah cukup luas dan membutuhkan pertanggungjawaban yang sunguh-sungguh. Rasulullah Saw bersabda: setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kamu. (HR. Bukhari Muslim)26

Nabi Muhammad Saw telah berulang-ulang menyerukan kepada semua orang bahwa amanah hendaklah ditunaikan. Di dalam Alquran Allah mewajibkan kepada setiap orang, lebih-lebih bagi guru agar menunaikan amanah yang diembannya dan jangan sampai menghianatinya. Allah berfirman:

25Q.S, Ali Imran[3]: 132.

26Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan (Semarang: Al-Rida, 1993), h. 562.

25

اوُنوََُ ََ اوُنَماَء َنيِذهلا اَهُ يَأََ

ا

َمَأ اوُنوَََُو َلوُسهرلاَو َهَ

ْمُتْ نَأَو ْمُكِتََا

َنوُمَلْعَ ت

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. 27

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa amanah merupakan komitmen dan sekaligus sebagai titipan. Dalam konteks kehidupan berbangsa, amanah itu dapat diterjemahkan sebagai senmangat kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan perundangan, baik yang berasal dari tuhan, atau yang brasal dari Negara, lembaga, instansi tempat kerja, serta sadar atas implikasi dari suatu keputusan yang mungkin akan menimpa banyak pihak.

Bagi seorang guru, mengajar adalah amanah yang sangat mulia. Mengapa? Sebab dengan mengajar dan mendidik, seorang guru telah mewariskan ilmu kepada peserta didik. Ilmu yang diberikan kepada anak didik itu mendapt balasan pahala yang sangat besar dari Allah Swt. dalam hubungannya dengan bangsa dan Negara, guru memperoleh gelar yang sangat mulia, yakni pahlawan tanpa tanda jasa. Untuk itu, sekali lagi, sifat amanah wajib dimiliki bagi seoarang guru.28

Melaksanakan amanaah bagi guru PAI pada hakikatnya kesediaan dan kebernian untuk melaksanakan semua tugas

27QS. Al- Anfal[8]: 27.

28Sitiatava Rizema Putra, Prinsip Mengajar Berdasar Sifat-Sifat Nabi

26

dan wewenang sebaik mungkin serta bersedia menanggung segala akibat atas pelaksanaan tugas dan wewenang dalam kegiatan dan proses pembelajaran. Menunaikan amanah dengan rasa tanggungjawab akan mendorong terbentuknya pribadi yang mampu menegakkan kebenaran dan keadilan, penuh pengabdian, serta tidak menyalahgunakan profesi yang diamanatkan.

2. Adil

Para pengajar akan dihadapkan dengan banyak permasalahan dari para anak didiknya, baik dalam membagikan tugas dan pekerjaan rumah. Sikap adil akan lebih ditekankan ketika mengoreksi dan memberikan nilai. Tidak ada tempat untuk mengasihi seorang pun atau mengutamakannya atas yang lain, baik dengan alasan kerabat atau kenalan atau perkara apapun.29

Adil dalam terminologi kitab suci diartikan, tidak berat sebelah, tidak memihak kecuali kepada yang benar, tidak sewenang-wenang, tidak zalim, seimbang dan sepatutnya, adil juga merupakan salah satu dari nama Allah (asma’ul husnah) yang berjumblah 99 itu.

Tuntutan yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberikan kesempatan yang sama terhadap semua orang, termasuk kepada semua peserta didik tanpa terkecuali. Agar berbagai potensi yang mereka miliki dapat berkembang dan dikembangkan. Seorang guru yang professional tentunya memiliki tanggung

29Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru: Panduan Lengkap Metodologi Mengajar Cara Rasulullah (Jakarta: Darul Haq, 2011), h. 21.

27

jawab untuk mengajar, mendidik, membimbing serta melakukan penilaian dan evaluasi terhadap peserta didik, mestilah dilakukan secara adil. Sekali seorang pendidik terkesan, apalagi dicap sebagai guru yang tidak adil akan pupuslah penghargaan pesrta didiknya. Ucapannya memang didengarkan peserta didik di dalam klas, tetapi bukan atas kemauan yang tulus, melainkan takut diperlakukan tidak adil.

هلا اَهُ يَأََ

ِماهوَ َ اوُنوُُ اوُنَماَء َنيِذ

اَدَهُش ِهَِ َن

َء

ْمُكهنَمِرََْ َََو ِطْسِقْلِِ

اوُلِدْعا اوُلِدْعَ ت هََأ ىَلَع ٍمْوَ َ ُنآَنَش

اوُقه تاَو ىَوْقه تلِل ُبَرْ ََأ َوُه

َهَا هنِإ َهَا

َنوُلَمْعَ ت اَِِ ٌرِبَخ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.30

3. Jujur

Jujur atau kejujuran pada hakekatnya adalah kelurusan hati dan tidak berlindung pada kebohongan dan sikap berpura-pura sehingga tetap sesuai antara yang diketahui dengan yang diinformasikan, antara ucapan dan perbuatan. Sifat jujur adalah mahkota diatas kepala seorang pengajar.

28

Jika sifat itu hilang darinya, ia akan kehilangan kepercayaan manusia akan ilmunya dan pengetahuan-pengetahuan yang disampaikan kepada mereka, karena anak didik pada umumnya akan menerima setiap yang dikatakan oleh gurunya.31 Kejujuran mendorong terbentuknya pribadi yang kuat dan membangkitkan kesadaran akan hakikat yang benar dan yang salah. Sikap jujur memperlihatkan suatu kepribadian yang selalu berpihak kepada kebenaran dan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk menegakkan dan melaksanakan kebenaran dengan maksud dan tujuan yang benar, serta dilakukan dengan cara-cara yang benar.

Sebagai seorang guru, tanpa mempersoalkan apapun bidang studi yang diajarkannya, niscaya akan sukses mengemban tugassebagi seorang pendidik apabila memiliki kpribadian yang jujur. Dengan kejujuran itulah menyebabkan ucapan, nasehat, pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada peserta didiknyaakan lebih berkesan. Peserta didiknya menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh guru mereka ini tidak ada yang bohong, tidak ada muslihat yang negatif, apalagi menjerumuskan.

Rasulullah Saw bersaabda: Hendak lah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa kalian kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta

29

dan memilih kedustaan maka akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta . (HR. Ahmad)

4. Arif dan Bijaksana

Arif dan bijaksana pada hakikatnya bermakna kemampuan bertindak secara cerdas denan menggunakan akal pikiran yang jernih dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai berupa norma yang hidup dalam masyarakat, baik norma hukum, norma agama, kebiasaan-kebiasaan maupun kesusilaan dengan mmperhatikan situai dan kondisi pada saat iu, serta mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya.32

Perilaku bijaksana mendorong terbentuknya pribadi yang berwawasan luas, mempunyai tenggang rasa yang tinggi, bersikap berhati-hati, tidak kasar dan keras, santun dan pemaaf. Karena kearifan lah yang menjadikan Rasulullah Saw sebagai tempat berlindung oleh para sahabat-sahabatnya. Demikian juga bagi seorang guru PAI harus memiliki sikap arif dan bijaksana ketika mengajar di kelas maupun diluar kelas atau dimasyarakat harus memiliki kearifan.

ا َتْؤُ ي ْنَمَو ُءاَشَي ْنَم َةَمْكِْْا ِِْؤُ ي

َُ اًرْ يَخ َ ِِوُأ ْدَقَ ف َةَمْكِْْ

اَمَو اًرِث

ِباَبْلَْْا وُلوُأ هَِإ ُرهُهذَي

Artinya: Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak.

30

Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).33

5. Mandiri

Mandiri berarti mampu bertindak sendiri sekalipun tanpa bantuan pihak lain, mampu membebaskan diri dari intervensi dan campurtangan dari siapa pun dan bebas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu kmandirian identik dengan kekuasaan. Seseorang dinilai dewasa ketika ia memiliki kemampuan untuk membuat dan menetapkan keputusan, dia bebas memilih tanpa intervensi orang lain, dan dia juga dapat membedakan mana yang terbaik untuk dirinya, untuk orang laun dan untuk lingkungannya. Dia selalu berfikir rasional tentang hal yang menimpa dirinya karena dia dapat melihat permasalahan dari brbagai sudut pandang secara jernih dan matang. Secara ideal kedewasaan itu terlihat dari kemampuan dalam mengintegrasikan antara konsep kematangan diri dengan tindakan yang arif dan bijaksana.

Sikap mandiri mendorong terbentuknya perilaku seorang guru PAI yang tangguh, berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan atas kebenaran sesuai tuntutan moral dan ketentuan hukum perundang-undangan yang berlaku.

ىَرْخُأ َرْزِو ٌةَرِزاَو ُرِزَت َََو

Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.34

33QS. Al- Baqarah[2]: 269.

31

6. Cinta Profesi

Sikap cinta terhadap profesinya sebagai guru perlu diwujudkan pula dalam kecintaan terhadap ilmu yang diajarkannya. Artinya, seorang guru baru bisa dikatakan bertanggung jawab sebagai guru kalauia meyakini bahwa ilmunya memang bernilai dan bermanfaat untuk dipelajari. Kecintaan terhadap ilmu ini akan merangsang daya imajinasi dan daya cipta seorang guru untuk terus menggeluti ilmunya dan berusaha untuk meneliti lebih lanjut dan mengembangkannya. Produktif, kreatif, dan inovatif berkaitan erat dengan adanya tindakan kecintaan terhadap ilmu.

Selain cinta terhadap ilmunya, seorang guru juga harus mencintai muridnya. Sikap cinta terhadap peserta didik berarti punya keprihatinan mengenai perkembangan bakat dan kemampuan yang ada pada peserta didik. Guru mempunyai perhatian mengenai dimengerti atau tidak, dipahami atau tidak materi pembelajaran yang disampaikannya. Dalam memilih materi dan mtode pembelajaran situasi dan kondisi peserta didik tetap diperhitungkan dan diperhatikan oleh setiap guru.

Berbagai kepribadian utama yang disebutkan diatas, takwa, amanah, tanggungjawab, adil, jujur, arif dan bijaksana, mandiri daan cinta profesi, pada ujungnya brmuara pada kewibawaan, yaitu suatu kemampuan yang dapat mempengaruhi orang lain melalui sikap keteladanan, dari seorang yang memiliki kepribadian.

Kewibawan dan keteladanan guru sebagai seorang pendidik, merupakan kunci keberhasilan dalam mewu-judkan suasana belajar aktif. Itu berarti kewibawaan dan

32

keteladanan guru tetap merupakan alat dan media pendi-dikan yang tak tergantikan oleh media manapun, hanya akan lahir bila didalam kebulatan kepribadian guru terdapat sesuatu yang bernilai positif yang pantas untuk dihargai dan diteladani.

ُ ي يِذهلا َكِلَذ

ِذهلا ََُُاَبِع ُهَا ُرِ شَب

ُنَماَء َني

ََ ْلَُ ِتاَِْاهصلا اوُلِمَعَو او

َةهََوَمْلا هَِإ اًرْجَأ ِهْيَلَع ْمُكُلَأْسَأ

َسََ َِِْْْقَ ي ْنَمَو َىْرُقْلا ِي

ُهَل َِْزَن ًةَن

ٌروُكَش ٌروُفَغ َهَا هنِإ اًنْسَُ اَهيِف

Artinya: Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. 35

33

Dalam dokumen KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU Upaya Mengem (Halaman 29-39)

Dokumen terkait