• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PEMBAHASAN

5.4. Kepuasan Finansial

Kepuasan finansial sangat berperan untuk menilai kepuasan kepuasan kerja karyawan, dalam hal ini adalah pemberian gaji kepada setiap karyawan, fasilitas dalam ruangan kerja, kesempatan pengembangan diri, dan kebijaksanaan promosi. Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemberian gaji yaitu pembagian gaji berdasarkan prestasi kerja atau kesesuaian gaji dengan prestasi kerja, pembagian gaji berdasarkan dengan tingkat pendidikan, pembagian gaji berdasarkan tingkat kemampuan dan pengalaman kerja, pembagian gaji berdasarkan waktu kerja yang digunakan, pembagian gaji berdasarkan masa kerja, pembagian gaji berdasarkan jaminan sosial yang diterima, dan juga perlu diperhatikan faktor financial yang lain untuk mendukung kepuasan kerja

karyawan seperti fasiltas dalam ruangan kerja, kesempatan pengembangan diri dan kebijaksanaan promosi.

a. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan tingkat pendidikan.

Dari data yang di dapat 18 orang (90,00%) karyawan yang puas terhadap kesesuaian gaji yang di terima dengan tingkat pendidikan dan hanya 2 orang (10,00%) karyawan di bagian personalia dan umum, akuntansi & keuangan dan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan tingkat pendidikan di karenakan pendidikan mereka tamatan SLTP, SLTA dan tamatan D3. Sementara karyawan yang tingkat pendidikan sarjana, gajinya jauh lebih besar. Dalam manajemen sumber daya manusia, sangat jelas dinyatakan karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan penting dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi,maka laju roda perusahaan pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan.

b. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan prestasi kerja.

Gaji sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi karyawan. Semakin tinggi prestasi karyawan seharusnya semakin besar gaji yang akan diterima..Dari data yang ada bahwa 17 orang (85,00%) karyawan yang puas terhadap kesesuaian gaji dan hanya 3 orang (15,00%) karyawan di bagian akuntansi & keuangan dan tanaman yang menyatakan bahwa karyawan tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan prestasi kerja karena kompensasi gaji tidak mencukupi dan

karyawan mengeluhkan kecilnya pengakuan untuk kerja mereka. Tak banyak perusahaan yang memiliki kriteria jelas untuk menentukan persentase kenaikan gaji bagi setiap karyawannya. Akibatnya, sering terjadi kenaikan gaji di sama – ratakan untuk semua karyawan. Bagi karyawan yang kinerjanya pas-pasan, kejadian ini barangkali anugerah. Namun bagi karyawan yang telah mendedikasikan prestasi terbaiknya, fenomena ini tentu bisa menjadi pemicu demotivasi, malas bekerja dan produktivitasnya turun. apabila ini dirasakan oleh sebagian besar karyawan lama, bisa dibayangkan betapa rendahnya tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

c. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan tingkat kemampuan dan pengalaman kerja.

Dari data yang didapat ada18 orang (90,00%) karyawan yang puas terhadap kesesuaian gaji yang di terima dengan tingkat kemampuan dan pengalaman kerja dan hanya 2 orang (10,00%) karyawan di bagian akuntanis dan keuangan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan tingkat kemampuan dan pengalaman kerja. karyawan. ketidakpuasan ini di rasakan oleh manajer, sehingga saat ini manajer sedang mencari pekerjaan baru. Manajer mengeluhkan kompensasi gaji yang tidak mencukupi. System penggajian yang dirancang perlu mempertimbangkan azas keadilan.

d. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan waktu kerja yang digunakan.

Jumlah jam kerja adalah 7 (tujuh) jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 (enam) hari dalam seminggu atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam seminggu. Perusahaan menetapkan upah lembur satu jam sebesar Rp. 2.500,-. Dari data ada 17 orang (85,00%) karyawan yang puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan waktu kerja yang digunakan dan hanya 3 orang (15,00%) karyawan di bagian akuntansi dan keuangan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan waktu kerja yang digunakan. Ada beberapa karyawan yang bekerja lebih dari jam kerja atau lembur dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus di kerjakan tetapi gaji tidak disesuaikan oleh perusahaan. Berpedoman pada Keputusan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi R.I. No. KEP- 102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja dan upah kerja lembur satu jam bagi pekerja harian tetap/pekerja bulanan dipakai dasar sebagai berikut :

Untuk menghitung gaji lembur pada hari biasa yaitu untuk jam kerja lembur pertama dibayar 1,5 kali gaji sejam.

Menghitung gaji lembur pada hari istirahat mingguan/ hari libur resmi yaitu Untuk waktu kerja 6 hari kerja/ 40 jam seminggu yaitu : 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 kali gaji sejam, jam ke-8 dibayar 3 kali gaji sejam, jam ke-9 dan ke-10 dibayar 4 kali upah sejam.

Untuk menghitung gaji lembur iika hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek yaitu : 5 (lima) jam pertama dibayar 2 kali gaji sejam, jam ke-6 dibayar 3 kali gaji sejam, jam ke-7 dan ke-8 dibayar 4 kali gaji sejam.

Untuk menghitung gaji lembur pada waktu 5 hari kerja/ 40 jam seminggu yaitu : hari istirahat mingguan/ hari libur resmi, 8 (delapan) jam pertama dibayar 2 kali gaji sejam, jam ke-9 dibayar 3 kali gaji sejam, jam ke-10 dan ke-11 dibayar 4 kali upah sejam.

Waktu kerja lembur hanya dapat di lakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam 1 (satu) minggu, kecuali kerja lembur pada hari minggu atau hari libur resmi.

e. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan masa kerja.

Dari data penelitian ada 18 orang (90,00%) yang puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan gaji yang diterima dan hanya 2 orang (10,00%) karyawan di bagian personalia dan umum, akuntansi dan keuangan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan masa kerja karena mereka baru 3 tahun bekerja di perusahaan. Salah satu dasar yang bisa dijadikan alasan permintaan kenaikan gaji adalah kontribusi pada perusahaan dan prestasi yag telah dilakukan karyawan. selain itu, lamanya bekerja juga dapat menjadi tolak ukur kenaikan gaji seseorang. Masa kerja satu tahun terutama bagi karyawan yang belum berpengalaman biasanya masih belum begitu menunjukan hasil kinerja seseorang karyawan, karena performance serta loyalitas karyawan bersangkutan masih belum terlihat oleh atasan. Terkadang besarnya kenaikan gaji karyawan lama akan lebih besar dibandingkan karyawan baru.

f. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan jaminan sosial yang diterima.

Analisa terhadap jaminan sosial memperlihatkan bahwa 18 orang (90,00%) yang puas dengan jaminan sosial yang mereka terima. Umumnya mereka adalah karyawan yang pernah menerima jaminan sosial yang mereka terima dalam bentuk JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja). Mereka puas dengan jaminan sosial yang mereka dimana selain perawatan yang diberikan cukup baik, pihak perusahaan juga peduli dengan kesehatan karyawan yaitu dengan dengan langsung mengirimnya ke Klinik atau RS yang bersangkutan. Hanya 2 orang (10,00%) kayawan di bagian marketing dan pembelian, akuntansi dan keuangan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang mereka terima sebesar Rp. 4.550.000,- dengan jaminan sosial yang diterima karena karyawan harus menambah biaya melahirkan sebesar Rp. 5.000.000,-. (lima juta rupiah). Perusahaan menanggung biaya melahirkan hanya sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

g. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesesuaian gaji yang diterima dengan tunjangan yang diterima.

Heidjrachman Ranupandojo & Suad Hasnan (1984) dalam bukunya menyangkut masalah tunjangan dalam kerja menyebutkan bahwa pemberian tunjangan seperti THR, pembagian laba (jasa produksi)/ bonus, uang makan, bantuan hari-hari`sakit terutama untuk meningkatkan produksitivitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan. Dari data penelitian ada 17 orang (85,00%) karyawan yang puas terhadap kesesuaian gaji yang dengan tunjangan yang diterima dan hanya 3 orang

(15,00%) yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesesuaian gaji yang dengan tunjangan yang diterima . Ada 3 orang karyawan di bagian hukum dan akuntansi & keuangan yang tidak puas karena tunjangan uang makan dipotong karena terlambat masuk kerja selama seminggu. Bagi karyawan diberi uang makan siang dalam 1 (satu) hari Rp. 10.000,- (sepuluhribu rupiah). Karyawan setiap tahun mendapat tunjangan hari raya (THR) sebesar gaji pokok yang diterima.

h. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap fasilitas dalam ruangan kerja.

Dari data penelitian ada 17 orang (85,00%) karyawan yang puas terhadap fasilitas dalam ruangan kerja dan hanya 3 orang (15,00%) karyawan di bagian personalia dan umum, akuntansi dan keuangan yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap fasilitas dalam ruangan kerja. Karyawan yang tidak puas tersebut di dalam ruangan tidak adanya AC di ruangannya padahal di ruang lain sudah menggunakan AC. Hal ini mengakibatkan karyawan merasa panas, berkeringat, dan tidak konsentrasi dengan pekerjaan.

i. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kesempatan pengembangan diri.

Dari data penelitian ada 17 orang (85,00%) yang puas terhadap kesempatan pengembangan diri dan hanya 3 orang (15,00%) karyawan di bagian tehnik, marketing dan pembelian yang menyatakan bahwa mereka tidak puas terhadap kesempatan pengembangan diri karena karyawan hanya pendidikan tamatan SLTP, SLTA. Dan keahlian dalam pekerjaan sangat kurang dalam menyelesaikan pekerjaan.

j. Distribusi responden berdasarkan puas tidaknya karyawan terhadap kebijaksanaan promosi.

Promosi kerja sebagai adalah salah satu elemen dari faktor financial yang penting bagi semua tenaga kerja. salah satu dorongan seseorang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar dari manusia pada umumnya untu menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai saat ini. Karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya. Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Hasnan (1991) dalam bukunya menyebutkan bahwa promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan kenaikan gaji/ upah dan hak-hak lainnya. Walaupun demikian ada promosi yang tidak disertai dengan peningkatan gaji, yang disebut sebagai “promosi kering”. Dari data ada 17 orang (85,00%) yang puas terhadap kebijaksanaan promosi dengan gaji dan hanya 3 orang (15,00%) karyawan di bagian tehnik, akuntansi & keuangan, tanaman yang menyatakan tidak puas kebijaksanaan promosi dengan gaji karena karyawan di promosikan untuk menjabati 2 (dua) bidang jabatan tetapi gaji tidak disesuaikan dengan jabatan tersebut. Bagi karyawan hal ini tidak seimbang dengan tambahan tanggung-jawab.

Dokumen terkait