BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.3. Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 61 orang responden ibu-ibu pengguna
posyandu 55 orang (90,2%) responden menyatakan sangat memuaskan terhadap
pernyataan mengenai pelayanan posyandu dan sebanyak 5 orang (9,8%)
menyatakan memuaskan terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Kepuasan Ibu Pengguna
Posyandu (n=61)
Karakteristik (Skor) Frekuensi (f) Persentase (%)
Sangat tidak memuaskan - -
Tidak memuaskan - -
Memuaskan 6 9,8
Sangat memuaskan 55 90,2
Sebanyak 45 orang (73,8%) responden menyatakan bahwa petugas
kesehatan dan kader selalu memberikan penjelasan mengenai pelayanan yang
akan diberikan, dan 36 orang (59%) responden menyatakan bahwa kader dan
petugas kesehatan tidak pernah tidak memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan
(72,1), dan menjawab tidak pernah pada pernyataan petugan kesehatan dan kader
kurang berkomunikasi baik dengan anda dan keluarga sebanyak 49 orang
(80,3%). Seluruh responden 61 orang (100%) menyatakan bahwa petugas
kesehatan dan kader selalu memberikan perhatian selama di posyandu, dan
seluruh responden juga menjawab selalu untuk pernyataan petugas kesehatan dan
kader memberikan dukungan untuk meningkatkan status kesehatan, 61 orang
(100%). Menjawab selalu untuk pernyataan penampilan petugas kesehatan dan
kader bersih dan rapi sebanyak 60 orang (98,4%). Seluruh responden menyatakan
petugas kesehatan berbicara dengan bersikap sopan santun sebanyak 61 orang
(100%), dan seluruh responden juga menyatakan selalu untuk pernyataan petugas
kesehatan dan kader barsikap ramah, 61 orang (100%). Sebanyak 39 orang
(63,9%) responden menyatakan selalu diberikan jaminan kesehatan oleh petugas
kesehatan dan kader. Mayoritas responden menyatakan peralatan dan fasilitas
posyandu dalam kondisi baik, ini terbukti dari jawaban 41 orang (67,2%)
responden. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan
kader selalu menjaga dan mempertahankan kebersihan dan kondisi tempat,
sebanyak 47 orang (77%). 60 orang (98,1%) responden menyatakan petugas
kesehatan dan kader memiliki keterampilan yang baik saat memberikan
pelayanan, dan semua responden dibuat nyaman dan terhindar dari ketakutan oleh
petugas kesehatan dan kader, 61 orang (100%). Mayoritas responden menjawab
tidak pernah untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader kurang teliti saat
melakukan tindakan pelayanan sebanyak 31 orang (50,8%), dan menyatakan
(88,5%). Seluruh responden menyatakan petugas kesehatan dan kader selalu
bersikap baik dalam menanggapi keluhan, 61 orang (100%), dan 59 orang
(96,7%) responden menjawab selalu pada pernyataan petugas kesehatan dan
kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi, dan Persentase pernyataan mengenai kepuasan ibu
pengguna popsyandu
No Pernyataan Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
N % N % N %
1 Pemahaman tentang pelayanan yang diberikan
93 157 48 78.7 42 68,9
2 Empati (sikap peduli) 107 175,4 26 31,7 50 81,9
3 Penampilan fisik 178 291,8 5 8,2 - -
4 Jaminan keamanan 90 147,5 47 7746 45 74,71
5 Keandalan dan keterampilan 118 193.5 34 55,7 - -
6 Cepat tanggap 117 191,8 53 89,6 7 11,4
2. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan membahas hasil penelitian karakteristik
responden, kinerja petugas posyandu, dan kepuasan ibu pengguna posyandu di
Desa Sei Semayan Kabupaten Deli Serdang.
2.1 Kinerja Petugas Posyandu
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas usia responden
adalah usia 45-54 tahun (40%). Penelitian yang pernah diakukan oleh Adjad
Posyandu berumur di atas 25 tahun. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adat
ketimuran yang tidak membenarkan yang muda mengajari yang tua, sehingga
kader yang berusia muda segan untuk melakukan penyulihan dan memberikan
nasehat kepada kader yang berusia lebih tua. Namun bila dilihat dari segi
kemampuan menerima informasi, kader yang berumur lebih muda akan lebih
mudah menerima dan memahami informasi-informasi baru untuk pembaruan yang
berkaitan dengan kemajuan Posyandu dibandingkan dengan kader yang berusia
lebih tua. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1999) yang menyebutkan
bahwa usia dini merupakan usia yang produktif dan belum terjadi penurunan daya
ingat, sehingga akan lebih mudah menerima dan memahami informasi baru yang
diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kader berpendidikan SMP
(46,7%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kader sudah cukup untuk
menerima tugas-tugas sebagai kader. Penelitian Hartoyo dkk (2000 yang dikutip
oleh Puspasari, 2002) menyebutkan bahwa sebaiknya kader berpendidikan SMP
karena memiliki kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk menjalankan tugas
sebagai kader. Pendidikan kader berhubungan dengan pendidikan kader dalam
pelaksanaan tugas-tugas di Posyandu oleh karena itu kinerja posyandu sangat
tergantung pada kualitas kader. Hal ini sejalan dengan pendapat Kopelmen (1986,
yang dikutip oleh Sihite 2005) bahwa pendidikan mempunyai efek 10-15%
terhadap kinerja seseorang.
Kader merupakan motor penggerak posyandu yang sampai saat ini masih
diwujudkan dengan pengelolaan posyandu sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan posyandu sangat ditentukan oleh kinerja kader. Menurut Maier
dalam Puspasari (2002) kinerja adalah keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan tugas pekerjaan. Dari studi kepustakaan tersebut dapat dikatakan
bahwa kinerja kader dapat diukur berdasarkan uraian tugasnya baik pada saat hari
pelaksanaan Posyandu maupun diluar hari pelaksanaan Posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu dalam
kategori kinerja baik (83,3%). Kinerja individu dikatakan baik jika tujuan dari
suatu pekerjaan itu dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang
baik yang dapat dirasakan oleh orang lain. Baik atau buruknya suatu kinerja
dipengaruhi oleh banyak hal antara lain kemampuan pribadi yang mereka miliki,
motivasi dan dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka
lakukan, hubungan mereka dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan
proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat kerja yang pada
akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat (Mathis &
Jackson 2001, Jones 2002).
Hasil penelitian menyebutkan bahwa kader memiliki kemampuan yang
baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hal ini sangat diperlukan oleh
kader untuk meningkatkan motivasi kerja agar tercapainya peningkatan kinerja
menjadi lebih baik, mengingat bahwa kader melaksanakan tugasnya dengan
sukarela. Dukungan tokoh masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan diri kader
juga dalam bentuk moril sehingga jika kader menemukan hambatan dalam
pekerjaannya dapat melibatkan tokoh masyarakat dalam mengatasi hambatan
tersebut (Puspasari, 2002).
Sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja
posyandu. Untuk kelancaran kegiatan posyandu perlu disediakan tempat yang
memadai, selain itu juga diperlukan alat-alat penunjang lain seperti timbangan,
KMS, lembar balik untuk melakukan penyuluhan dan buku register untuk
mencatat hasil kegiatan posyandu. Semua sarana dan prasarana disediakan oleh
dinas kesehatan, namun karena keterbatasan dana banyak posyandu yang belum
memiliki sarana yang baik. Dan ini akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan
posyandu. Hasil penelitian menyebutkan kader nyaman dengan tempat
pelaksanaan posyandu dan fasilitas yang digunakan juga cukup memadai. Hal ini
sejalan dengan pendapat Yazid (1991) dalam Puspasari (2002), sarana yang
tersedia di Posyandu merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi
kelancaran pelayanan serta mempengaruhi mutu dan jenis kegiatan di posyandu.
2.2 Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan ibu pengguna posyandu
berada pada tingkat sangat memuaskan (90,2%). Pelyanan dan perilaku kader
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan ibu
pengguna posyandu. Kepuasan yang dirasakan ibu pengguna posyandu
merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap kinerja suatu posyandu. Hal ini sejalan
mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan klien. Hasil pelayanan yang baik maka
tingkat kepuasan klien tinggi.
Menurut Budiastuti (2002 yang dikutip oleh Parinduri 2009), ada tiga
macam kondisi kepuasan yang dirasakan oleh klien berkaitan dengan
perbandingan antara harapan dan kenyataan. Yang pertama, jika harapan suatu
kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka klien akan merasa puas.
Kedua, jika layanan yang diberikan kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan
atau harapan maka klien menjadi tidak puas. Ketiga, kepuasan klien merupakan
perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang
diterima oleh klien pada saat mengonsumsi produk atau jasa.
Tingkat kepuasan ibu pengguna posyandu dipengaruhi oleh kinerja kader
yang dapat dilihat dari berbagai aspek seperti pemahaman tentang pelayanan yang
akan diberikan, empati (sikap peduli) kader terhadap ibu pengguna posyandu,
penampilan fisik kader, jaminan keamanan yang diberikan, keandalan dan
keterampilan, dan kecepatan tanggap kader dalam menanggapi keluhan ibu
pengguna posyandu (Muninjaya, 2004). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Suryawati (2006 yang dikutip oleh Parinduri 2009) yang menyebutkan bahwa
kepuasan pasien dipenharuhi oleh perilaku, tanggapan, dan perhatian perawat
pada keluhan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian yang menyebutkan kepuasan pasien pada
tingkat sangat memuaskan, ini berarti secara keseluruhan aspek yang ada pada
kader sudah dipenuhi dan dijalankan dengan baik. Dari beberapa pernyataan
diadakannya posyandu, sebagian besar ibu menyatakan sangat setuju bahwa
kondisi di atas dalam keadaan baik. Hal ini didukung oleh pendapat Soeroso
(2003) yang menyatakan bahwa penampilan tenaga kesehatan termasuk menjamin
mutu pelayanan. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan
kemampuan, tetapi penampilan dapat mempengaruhi dalam membina saling
percaya dengan klien. Mardaleta (2005) mengatakan bahwa klien akan merasa
senang, nyaman dan puas jika penampilan jasa pelayanan enak dipandang.
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa kader bersikap baik saat memberikan pelayanan, memberikan
perhatian kepada ibu, ramah, dan menghindarkan ibu-ibu dari ketakutan, serta
memberikan jaminan kesehatan seperti menganjurkan ibu-ibu untuk membawa
anak mereka ketika sakit ke Puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu
pengguna posyandu merasa puas dengan kinerja kader posyandu yang melayani
ibu-ibu dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan pendapat
Muninjaya (2004) bahwa informasi yang tepat dan jelas merupakan faktor yang
dominan untuk menentukan seseorang itu puas atau tidak puas terhadap suatu
pelayanan. Betapa pentingnya peran petugas kesehatan sebagai konsultan yang
menjadi sumber informasi (tempat bertanya) bagi klien dan keluarga tentang
sesuatu yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Menurut penelitian
Werdati (2001 dalam Kristina 2006) tentang kepuasan klien terhadap pelayanan
rumah sakit, empati perawat dalam arti sikap membantu, komunikatif,dan
perhatian perawat sengat diperlukan bagi klien. Klien mengharapkan perawat atau
sehingga perawat mampu mengatasi keluhan yang dialami klien (Mayers & Gray,
2001, dalam Nurachmah, 2001). Seorang petugas kesehatan yang bersikap epati
pada klien akan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien,
karena sekalipun ia turut merasakan permasalahan kliennya tetapi ia tidak larut
dalam masalah tersebut sehingga petugas kesehatan dapat memikirkan masalah
yang dihadapi klien secara objrktif (Suryani, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga setuju dengan pernyataan
bahwa petugas posyandu dengan cepat memberikan pelayanan kepada ibu
pengguna posyandu sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Stuart, G.W, (1998 dalam Banjarnahor, 2008), perawat yang efektif adalah yang
membantu mengatasi permasalahan klien dengan segera. Hasil penelitian
Joeharno, dkk (2008 dalam Banjarnahor, 2008) melaporkan bahwa terdapat
hubungan ketanggapan petugas terhadap perwujudan dan mutu pelayanan yang
cukup memberi indikasi bahwa berbagai upaya peninkatan kemampuan kerja dan
respon semangat kerja kepada petugas perlu mendapat perhatian dengan
melakukan pelatihan dalam pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.
Pada aspek jaminan, hasil penelitian menunjukkan 63,9% menjawab selalu
untuk pernyataan bahwa petugas kesehatan memberikan jaminan kesehatan
kepada ibu pengguna posyandu dan petugas juga menjelaskan dengan ramah dan
sopan sehingga tindakan yang dilakukan menimbulkan rasa aman dan nyaman
pada ibu-ibu pengguna posyandu. Pramitasari (2007) mengatakan bahwa
peralatan yang ada dan pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar.
Pevelayer, dkk (2000 dalam Wicaksono, 2008) dalam penelitiannya tentang
pengaruh persepisi kualitas layanan terhadap kepuasan klien menunjukkan bahwa
persepsi kualitas fungsional yang terdiri atas sikap ramah, kepedulian, kejujuran
dan rasa nyaman yang diberikan kepada klien memiliki pengaruh terhadap
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penelitian yang dilakukan mengenai Kinerja Petugas Posyandu dan
Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli
Seradang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 orang responden petugas
posyandu (kader), mayoritas responden berusia 45 tahun sampai 54 tahun
sebanyak 12 orang (40%), seluruh responden beragama Islam (100%), suku
terbanyak adalah responden dengan suku Jawa sebanyak 23 orang (76,7%), dan
pendidikan terakhir resposden terbanyak adalah SMP sebanyak 14 orang (46,7%).
Dan dari 61 orang responden ibu pengguna posyandu, mayoritas responden
berusia 20-29 tahun sebanyak 40 orang (65,6%), mayoritas responden beragama
islam sebanyak 45 orang (73,8%). Suku terbanyak yang terdapat pada responden
ini adalah suku Jawa sebanyak 29 orang (47,5 %). Pendidikan terakhir responden
adalah SMU/sederajat sebanyak 27 orang (44,3 %), pekerjaan responden yang
terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (65,6 %). Dan penghasilan
perbulan responden yang terbanyak adalah Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak
36 orang (59 %).
Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas posyandu
2. Rekomendasi
2.1 Rekomendasi untuk Praktik Keperawatan
Dari hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu baik dan
kepuasan ibu pengguna posyandu sangat memuaskan, oleh karena itu peneliti
menyarankan agar perawat komunitas selalu menjaga apa yang telah dirasakan
baik oleh masyarakat dan tetap meningkatkan kinerja petugas posyandu agar
kepuasan masyarakat juga makin bertambah.
2.2 Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa petugas posyandu (kader) selalu
belajar dan menambah pengetahuan dari petugas kesehatan setiap kali
dilaksanakannya posyandu, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada
mahasiswa untuk menambah pengetahuan terbaru untuk nantinya sebagai bekal
pada penerapannya di komunitas khususnya posyandu.
2.3 Rekomendasi untuk Puskesmas Sei Semayang
Dari hasil penelitian didapat usia responden kader posyandu mayoritas di
atas 40 tahun. Disarankan kepada puskesmas Sei Semayang untuk melakukan
perekrutan kader posyandu agar muncul kader-kader baru yang energic dan
produktif.
2.4 Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi hubungan
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001, Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arali. (2008). Catatan Ringan tentang Perkembangan Posyandu. Dibuka pada tanggal 16 September 2009 dari http://arali2008.wordpress. com/2009/04/20/catatan-ringan-tentang-perkembangan-posyandu/
Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta
Atmojo, Yunianto Tri. (2006). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Dibuka tanggal 12 September 2009 dari
Awinda, D. (2004). Tingkat kepuasan pasien perusahaan dan pasien pribadi terhadap mutu pelayanan ruang rawat inap kelas III RS. Permata Bunda Medan. Tesis Master tidak pernah diterbitkan, Universitas Sumatera Utara: Medan, Indonesia.
Banjarnahor, Dewi. T. (2008). Kepuasan Keluarga pada Pelayanan Keperawatan di Poliklinik Rumah Sakit Haji Provinsi Sumatera Utara. Medan. Fakultas Keperawatan: USU
Bappeda Deli Serdang. (2004). Kesehatan. Dibuka pada tanggal 5 Oktober 2009
dari
BKKBN. (2004). Pelayanan Posyandu. Dibuka pada tanggak 4 Oktober 2009 dari
BKKBN. (2009). Penurunan Fungsi dan Kinerja Posyandu. Dibuka pada tanggal 15 Oktober 2009 dari
Dempsey, P.A. & Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan: Buku Ajar dan Latihan. Edisi ke-4. Jakarta: EGC
Fianka. (2008). Pengertian Kinerja. Dibuka pada tanggal 10 Juni 2010 dari
Gerson, R.F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.
Hasdi. (2007). Revitalisasi Posyandu. Dibuka pada tanggal 15 Oktober 2009 dari
IBI, UNFPA, BKKBN. (2000). Mutu Pelayanan Sumatera Utara
Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: ANDI.
Kotler, P. (2003). Manajemen Pemsaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: Prenhallindo.
Kristina, dkk. (2006). Pemanfaatan Kembali Unit Pelaksanaan teknis Balai Pengembangan Keterampilan Khusus tenaga Kesehatan. Dibuka pada tenggal 29 Mei 2010 dari
Mardaleta. (2005). Anallisis Hubungan Kinerja Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap BPK RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Tesis diterbitkan. Medan, Indonesia
Muninjaya, A.A. (2004). Manajemen Kesehatan. Edisi: 2. Jakarta. EGC
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nurachmah, E. (2001). Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. Dibuka
pada tanggal 20 Mei 2010 dari
Paramitasari, A. (2007). Upaya Peningkatan Mutu dan Pelayanan Rumah Sakit. Dibuka tanggal 20 Mei 2010 dari
Parinduri, J.S. (2009). Tingkat Kepuasan Pasien Immobilisasi dalam Pemenuhan Pelaksanaan Personal Higiene oleh Perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU
Pertiwi. (2002). Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kualitas Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebersihan Diri dan Hubungan Teraupetik Perawat-klien di Instalasi Rawat Inap RS PKU Muhammadiah Yogyakarta. Yogyakarta: KTI S1 Keperawatan
Posyandudamandiri. (2009). Revitalisasi dan Pengembangan Posyandu Mandiri. Dibuka pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
Puspasari, A. (2002). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu di Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dibuka pada tanggal 29 Mei 2010 dari
Ridwan, dkk. (2007). Revitalisasi Posyandu Pengaruhnya Terhadap Kinerja Posyandu di Kabupaten Tenggamus. Dibuka pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
Shakira. (2009). Tentang Posyandu. Dibuka pada tanggal 16 September 2009 dari
Soeroso, S. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit: Suatu Pensekatan Sistem. Jakarta: EGC
Suaramerdeka. (2009). Posyandu. Dibuka pada tanggal 14 September 2009 dari
Subekti, Heru. (2008). Keperawatan-Jurnal-artikel-etika-manajemen. Dibuka
pada tanggal 14 September 2009 dari
Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Suyono, Haryono. (2007). Reformasi Datang Posyandu Berkurang. Dibuka pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
Syafrudin. (2008). Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi. Dibuka pada tanggal 5 Oktober 2009 dari
Tjiptono, F. (1997). Prinsip-prinsip Total quality Service. Yogyakarta: Andi
Tria. (2007). Posyandu. Dibuka pada tanggal 16 September 2009 dari
Utama, S. (2003). Memahami fenomena kepuasan-kepuasan pasien rumah sakit. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat: USU
Wexley, K.N.& Yulk, G.A. (1998). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Bima Aksara
Wicaksono, dkk. (2008). Pengaruh Persepsi Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Klien dan Dampaknya pada Preferensi Rekomendasi Klien. Dibuka pada tanggal 29 Mei 2010 dar
Widiastuti, Atin. (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug KECAMATAN
Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Dibuka pada tanggal 1 juni 2010 dari
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Kinerja Petugas Posyandu dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu Di Desa Sei Semayang
Oleh : Zuhrina Aidha
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Kinerja Petugas Posyandu
Dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Penelitian ini
merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi dan ibu-ibu dalam memberikan jawaban
atas kuisioner sesuai dengan pendapat ibu-ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban ibu-ibu. Informasi yang
diberikan hanya dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan.
Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela dan bebas
menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
Jika ibu-ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
kesukarelaan ibu-ibu.
Terima kasih atas partisipasi saudara/i untuk penelitian ini.
Tanda tangan : No. Kode Responden:
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Kinerja Petugas Posyandu dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu Di Desa Sei Semayang
Oleh : Zuhrina Aidha
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Kinerja Petugas Posyandu
Dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Penelitian ini
merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi dan ibu-ibu dalam memberikan jawaban
atas kuisioner sesuai dengan pendapat ibu-ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban ibu-ibu. Informasi yang
diberikan hanya dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan.
Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela dan bebas
menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
Jika ibu-ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
kesukarelaan ibu-ibu.
Terima kasih atas partisipasi saudara/i untuk penelitian ini.
Tanda tangan : No. Kode Responden:
INSTRUMEN PENELITIAN I
PETUNJUK PENGISIAN:
Saudara diharapkan:
1. Mengisi setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan.
2. Menjawab semua pertanyaan.
3. Menjawab setiap pertanyaan dengan satu jawaban,
4. Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada peneliti.
A. DATA DEMOGRAFI
Kode (diisi peneliti) :
Usia : Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu 2. ( ) K. Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) K. Katolik Suku : 1. ( ) Batak 4. ( ) Aceh 2. ( ) Jawa 5. ( ) Minang 3. ( ) Melayu 6. ( ) Lain-lain Pendidikan terakhir : 1. ( ) SD 4. ( ) Diploma 2. ( ) SMP 5. ( ) Sarjana 3. ( ) SMU/ sederajat
B. KINERJA PETUGAS POSYANDU
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan mengenai kinerja petugas posyandu. Anda dapat memilih satu diantara tiga jawaban yang tersedia. Keterangan: SL : Selalu
KD : Kadang-kadang TD : Tidak
No Pernyataan SL KD TD
1 Saya memilliki kemampuan yang baik saat memberikan pelayanan.
2 Saya selalu terampil saat memberikan pelayanan. 3 Saya selalu bersemangat saat memberikan pelayanan.
4 Saya mendapatkan motivasi dari petugas kesehatan lain untuk meningkatkan kinerja saya.
5 Saya selalu menambah pengetahuan dari petugas medis yang lain.
6 Saya rajin saat memberikan pelayanan.
7 Saya tidak melakukan pekerjaan yang bukan bagian saya. 8 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur.
9 Saya selalu membina kerjasama yang baik antar petugas dan pengunjung.
10 Saya mengetahui dengan baik tugas dan tanggung jawab saya. 11 Pelaksanaan Posyandu berjalan sistematis.
12 Saya bersikap tegas saat memberikan pelayanan.
13 Saya membuat ibu-ibu agar tidak menunggu lama untuk menunggu giliran saat pelaksanaan posyandu.
14 Saya membantu ibu-ibu saat pelaksanaan posyandu.