• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

5. Kepuasan Kerja

Wexley dan Yukl dalam As’ad (2004) yang disebut kepuasan kerja ialah “is the way an employee feels about his her job”. Ini berarti kepuasan kerja sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaannya”. Ada yang memberi batasan sebagai “positive emotional state”.Vroom dalam As’ad (2004) “refleksi dari job attitudeyang bernilai positif”. Tiffin dalam As’ad (2004) berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan. Kemudian Blum dalam As’ad (2004) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum

yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individual dari luar kerja.

Kepuasan kerja (job statisfaction) merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008). Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Ketika individu membicarakan sikap karyawan, yang sering dimaksudkan adalah kepuasan kerja.

Menurut Mathis dan Jackson (2001) kepuasan kerja merupakan keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul saat harapan-harapannya tidak terpenuhi. Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi. Secara umum tahap yang diamati adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri, namun pekerjaan juga mempunyai defini yang berbeda dengan orang lain.

Kepuasan kerja karyawan menurutHasibuan (2005)dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Balas jasa yang adil dan layak.

c. Berat ringannya pekerjaan.

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan.

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan. f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinan.

g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.

Kepuasan Kerja dan Kedisiplinan.Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaliknya jika kepiasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan karyawan rendah.

Kepuasan Kerja dan Umur Karyawan. Umur karyawan mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan yang masih muda, tuntutan kepuasan kerjanya tinggi, sedangkan karyawan tua tuntutan kepuasan kerjanya relatif rendah.

Kepuasan Kerja dan Organisasi. Besar-kecilnya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja karyawan semakin menurun karena peranan mereka semakin kecil dalam mewujudkan tujuan. Pada organisasi yang kecil keouasan kerja karyawan akan semakin besar karena peranan mereka semakin besar dalam mewujudkan tujuan.

Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan. Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan

karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan kepuasan kerja karyawan rendah (Hasibuan, 2005).

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan tergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum (dalam As’ad, 2004) sebagai berikut:

a. Faktor individu, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.

b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berekreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kabebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.

c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan untuk kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketetapan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas (As’ad, 2004).

Berbeda dengan pendapat Blum ada pendapat lain dari Gilmer (dalam As’ad, 2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:

a. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan selama kerja.

b. Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja. c. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang

mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang untuk diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervisi). Bagi karyawan, supervisor dianggap bagi figur ayah dan seka,igus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja. Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi d ipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.

i. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam

hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

Dari berbagai pendapat di atas dapat dirangkum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:

a. Faktor psiko logi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi m inat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan ketrampilan.

b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara karyawan, dengan atasannya, maupun laryawan yang berbeda jenis pekerjaannya.

c. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

d. Faktor finansial, merupakan faktor yang behubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang d iberikan, promosi dan sebagainya (As’ad, 2004).

Faktor penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja menurut Robbins (2002) adalah:

a. Pekerjaan yang secara mentalis memberi tantangan

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Karakteristik-karakteritik ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi dan perasaan gagal.d i bawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

b. Penghargaan yang layak

Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian dianggap adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu,dan standar gaji masyaraka, kepuasan akan tercapai. Sama halnya, individu-individu yang merasa bahwa kebijakan promosi di buat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka.

c. Kondisi kerja yang menunjang

Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan

untuk melakukan pekerjaan yang baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih dan memiliki tingkat gangguan minimum. Akhirnya, orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang leb ih dari pada sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata.

d. Rekan yang mendukung

Bagi sebagian besar karyawan, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Sementara Gibson et al. (2003) menjelaskan lima karakteristik penting dari kepuasan kerja, yaitu:

1. Pembayaran/gaji; Jumlah yang diterima dan ekuitas yang dirasakan. 2. Pekerjaan; sampai sejauh mana tugas-tugas pekerjaan yang dianggap

menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan untuk menerima tanggung jawab.

3. Kesempatan promosi;adanya kesempatan untuk maju.

4. Penyelia; kemampuan penyelia untuk menunjukkan ketertarikan dan perhatian kepada karyawan.

5. Rekan kerja;sampai sejauh mana rekan kerja yang ramah, kompeten dan mendukung.

Dokumen terkait