• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian kepuasaan kerja

Kepuasan kerja merupakan hal yang sangat penting yang dimiliki individu dalam bekerja. Memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka tingkat kepuasan kerjanya pun berbeda-beda.

Menurut George dan Jones (20007) dalam bukunya Tisnawati Sule dan Priansa (2018:170) kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan, keyakinan, dan pikiran tentang bagaimana respon seseorang terhadap pekerjaanya. Sedangkan Menurut Rivai dan Sagala dalam (2009) dalam bukunya Tisnawati Sule dan Priansa (2018:170) mengemukan bahwa kepuasaan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak puas dalam bekerja.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasaan kerja merupakan sekumpulan perasaan pegawai terhadap pekerjaanya, apakah senang atau tidak senang sebagai hasil interaksi pegawai dengan lingkungan pekerjaanya atau sebagai persepsi sikap mental, juga sebagai hasil penilaian pegawai terhadap pekerjaannya.

b. Dampak kepuasaan kerja

Dampak kepuasaan kerja menurut Sule Erni Tisnawati dan Donny Juni Priansa (2018:173) adalah sebagai berikut:

1) Kinerja

Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian pakar membuktikan, bahwa kepuasaan kerja erat kaitannya dengan motivasi kerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja. Namun, ada beberapa pakar juga yang melakukan penelitian, bahwa kepuasaan kerja tidak selamanya berdampak baik terhadap kinerja.

2) Organizational Citizenship Behavior

Perilaku pegawai untuk membantu rekan kerja ataupun membantu organisasi.

3) Perilaku menghindar (withdrawal behavior)

Banyak teori yang menduga, bahwa pegawai yang tidak menyukai pekerjaanya akan menghindarinya dengan cara yang bersifat permanen, yaitu berhenti atau keluar dari organisasi,

atau sementara dengan cara tidak masuk kerja atau datang terlambat.

4) Ketidakhadiran atau kemangkiran (absenteeism)

Ketidakhadiran merupakan fenomena yang dapat menurunkan efektifitas dan efisiensi organisasi dengan meningkatkan biaya pegawai.

5) Pindah kerja (turnover)

Pindah kerja adalah hal yang sangat merugikan organisasi mengingat banyaknya biaya yang telah dikeluarkan organisasi dan biaya yang harus dikeluarkan kembali guna merekrut pegawai baru sebagai pengganti pegawai yang keluar.

6) Burnout

Burnout adalah emosional distress atau keadaan psikologis yang dialami dalam bekerja. Burnout lebih merupakan reaksi emosi terhadap pekerjaan.

7) Kesehatan mental dan fisik

Satu temuan penting tentang kesehatan mental dan kepuasan kerja adalah pada setiap level jabatan, persepsi dari pegawai bahwa pekerjaan mereka menuntut penggunaan efektif dari kecakapan-kecakapan mereka berkaitan dengan skor kesehatan mental yang tinggi.

8) Perilaku kontraproduktif

Perilaku ini terdiri dari tindakan yang dilakukan pegawai baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang merugikan organisasi.

Perilaku tersebut meliputi penyerangan terhadap rekan kerja, penyerangan terhadap organisasi, sabotase, dan pencuriaan.

9) Kepuasaan hidup

Berhubungan dengan perasaan seseorang tentang kehidupan secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dinilai berdasarkan dimensi tertentu seperti kepuasaan kerja dengan area khusus dalam kehidupan, misalnya keluarga atau rekreasi dapat juga dinilai secara global sebagai keseluruhan kepuasaan terhadap kehidupan.

c. Faktor-faktor utama yang memengaruhi kepuasan kerja

Menurut Luthans (2011) dalam bukunya Tisnawati Sule dan Prinsa (20018:182) sebagai berikut:

1) Pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan yang memberikan kepuasaan adalah pekerjaan yang menarik dan menantang, pekerjaan yang tidak membosankan, serta pekerjaan yang dapat memberikan status tertentu sebagai pegawai yang bekerja di dalam organisasi.

2) Upah / gaji

Upah atau gaji merupakan hal yang signifikan, namun merupakan faktor yang kompleks dan multidimensi dalam

kepuasaan kerja. Oleh karena itu, pemberian upah atau gaji perlu dilakukan dengan hati-hati dan detail.

3) Promosi

Kesempatan promosi tampaknya memiliki pengaruh yang beragam terhadap kepuasaan kerja karena promosi bisa dalam bentuk yang berbeda-beda dan bervariasi pula imbalannya.

4) Supervisi

Supervisi merupakan sumber kepuasaan kerja lainnya yang juga cukup penting.

5) Kelompok kerja

Kelompok kerja akan berpengaruh pada kepuasaan kerja. Rekan kerja yang ramah dan kooperatif merupakan sumber semangat kerja bagi pegawai individu.

6) Kondisi kerja

Jika kondisi kerja bagus (lingkungan sekitar bersih dan menarik), maka pegawai akan bersemangat mengerjakan pekerjaanya, namun jika kondisi kerja rapuh (lingkungan sekitar panas dan berisik), pegawai akan sulit menyelesaikan pekerjaan mereka.

d. Meningkatkan kepuasaan kerja

Kepuasaan kerja perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, organisasi perlu memiliki upaya dan strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan kepuasaan kerja pegawai. Kepuasaan kerja pegawai yang meningkat akan mendorong pegawai untuk bertahan dan menjadi bagian penting di dalam organisasi. Upaya untuk meningkatkan kepuasaan kerja dapat dilakukan melalui:

1) Perubahan struktur kerja

Perubahan struktur kerja, misalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job rotation) yaitu sebuah system perubahan pekerjaan dari salah satu tipe tugas yang lainnya (disesuaikan dengan job description). Cara kedua yang harus dilakukan adalah perluasan pekerjaan (job enlargement) atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan.

2) Melakukan perubahaan struktur pembayaran

Berdasarkan sistem pembayaran kepada pegawai didasarkan sebagai teknik sebagai berikut:

a) Pembayaran berdasarkan keahlian (skill-based pay), yaitu pembayaran di mana para pekerja digaji berdasarkan pengetahuan dan keterampilannya daripada posisinya dalam organisasi.

(1) Pembayaran berdasarkan jasanya (merit pay), yaitu system pembayaran di mana para pekerja digaji berdasarkan kinerjanya.

(2) pencapaian finansial pekerja berdasarkan pada hasil yang dicapai oleh individu itu sendiri.

b) Pembayaran berdasarkan keberhasilan kelompok (gainsharing) di mana keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok.

3) Pemberian jadwal kerja fleksibel

Pemberian jadwal kerja yang fleksibel, namun taat terhadap aturan organisasi juga merupakan salah satu solusi untuk mendorong kepuasaan kerja pegawai. Pegawai diberikan kesempatan untuk memadatkan pekerjaannya pada waktu tertentu, misalnya bekerja penuh di hari senin sampai jumat dan libur untuk hari sabtu. Namun, pada kondisi tertentu, pegawai tersebut dapat pulang lebih cepat di hari kerja, namun bekerja di akhir minggu. Hal ini memberikan fleksibel waktu kepada pegawai untuk mengatur pekerjaanya sendiri.

4) Program pendukung

Organisasi menyediakan program pendukung yang dapat meningkatkan kepuasaan kerja pegawai, seperti pusat kesehatan dan kebugaran, rekreasi penghasilan tambahan, beasiswa bagi anak-anak pegawai dan berbagai program pendukung lainnya.

Menurut Herzberg (2003) dalam bukunya Tisnawati Sule dan Priansa (2018:191) menyatakan, bbahwa upaya untuk meningkatkan kepuasaan kerja pegawai dapat dilakukan melalui dua faktor, yaitu faktor pemuas dan faktor pemeliharaan. Faktor pemuas antara lain yaitu prestasi yang diraih, pengakuan dari orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, kepuasan kerja itu sendiri, kemungkinan pengembangan karier. Sedangkan untuk faktor pemeliharaan antara lain yaitu kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja pegawai. Status, prosedur organisasi dan supervise hubungan interpersonal.

Dokumen terkait