• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK KERABAT KERJA IBU TERESA DI YOGYAKARTA

A. Apa dan Siapa Kerabat Kerja Ibu Teresa

Kalau aku menjadi Orang Suci pastilah aku salah satu orang suci untuk dunia gelap. Aku akan terus-terusan absen dari Surga untuk menerangi mereka yang kegelapan di bumi, kata Ibu Teresa. Wisma Sahabat Baru (WSB) adalah wujud impian ibu Teresa guna melayani orang-orang (jompo) yang perlu dirawat oleh orang lain. Mereka tinggal sendirian karena keluarganya semua sibuk mencari nafkah atau bermacam-macam alasan lain. Rumah transit ini (rumah singgah) terletak di Jln. Sahabat Baru No 39 Kepa Duri Jakarta Barat. Masuk dalam paroki Tomang. Sebelumnya didirikan oleh beberapa orang pengikut Ibu Teresa dari Kalkuta India yang dikenal di Indonesia dengan nama Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT). Disebut sebagai rumah transit karena hanya untuk perawatan sementara, untuk pemulihan setelah perawatan dari rumah sakit; dan diutamakan bagi mereka yang terlantar dalam artian tidak mempunyai keluarga yang mau mengurus mereka dan dalam keadaan sungguh-sungguh tidak berdaya.

Seorang Kerabat Kerja Ibu Teresa adalah seorang yang melihat kehadiran Tuhan di dalam setiap orang dan memilih untuk mengambil bagian dalam pelayanan nyata bagi kaum miskin dengan menyerahkan hati mereka untuk mencintai. Ibu Teresa menginginkan agar para Kerabat Kerjanya memelihara ikatan cinta kasih yang mendalam di dalam rumah mereka. Di samping itu juga mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan, di tetangga, lingkungan, kota dan negara serta di dunia. Kami mencari orang-orang yang membutuhkan dan mengenal mereka secara pribadi.

Hanya dengan berkenalan secara pribadi kami dapat mengerti dan mencintai mereka. Kami mengerjakan perbuatan-perbuatan kecil, dimana orang lain tidak mempunyai waktu untuk melakukannya. KKIT bukanlah sebuah organisasi, melainkan perkumpulan awam dengan tujuan melayani orang yang termiskin diantara orang yang miskin, ini adalah motto dari Ibu Teresa.

Co-Worker adalah kerabat kerja bagi para suster dan bruder MC yang tergabung dalam Missionaries of Charity yang didirikan oleh Ibu Teresa. KKIT Indonesia sudah ada dibeberapa kota seperti: Jakarta, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Sedangkan di Jakarta berlokasi di beberapa wilayah seperti di daerah Selatan (Kebayoran, Pondok Indah, Bintaro dan sekitarnya), di daerah Timur antara lain Pulo Mas, Rawamangun dst, di daerah Barat: Tomang, Kedoya, Petamburan; tiap daerah mempunyai kegiatan sosial masing-masing.

Yayasan yang mengelola Wisma Sahabat Baru (WSB) adalah Yayasan Sahabat Baru yang diresmikan oleh almarhum Mgr Leo SJ pada tanggal 18 April 1993. Pengurus inti untuk Jakarta adalah pasutri Linda Wiranto, Trees Soewadji, Ibu Sariningsih, Ibu Sinta Irawan, dan lain-lain. Untuk operasionil sehari-hari, KKIT dibantu oleh perawat-perawat dan pembantu rumah tangga guna mengurus pasien: menyediakan obat, makan dan kebutuhan wisma lainnya. Pasien di WSB terdiri dari pria dan wanita, kapasitas tampung kira-kira untuk dua puluh orang. Ada beberapa dokter sukarelawan yang bersedia datang membantu merawat pasien dan bilamana perlu perawatan dapat lebih diintensifkan yaitu dengan bekerjasama dengan R.S Cipto dan R.S. Atmajaya WSB sendiri mempunyai sebuah kapel kecil untuk mendukung kegiatan rohani dimana setiap bulan sekali diadakan misa yang dihadiri oleh umat lingkungan dan pengurus di sekitar Kedoya. Selain itu untuk memperkuat iman dari anggota dan pengurus KKIT serta perawat-perawat lain juga diadakan misa

dan adorasi pada Jumat ketiga tiap bulan (Erwin Iskak-Greg 1: Warta Minggu, 23 November 2008).

“Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, Ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, Ketika Aku seorang asing, kamu menyambut Aku, Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku,

Ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku...

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kau lakukan kepada salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:35-36, 40) SaudaraKu yang paling hina. SaudaraKu yang paling hina (yang termiskin di antara kaum miskin) ialah mereka yang lapar dan kesepian tidak hanya lapar akan makanan, tetapi juga akan Sabda Allah, yang haus dan disingkirkan tidak hanya untuk segelas air tetapi juga untuk pengetahuan, perdamaian dan kebenaran serta keadilan dan cinta. Yang telanjang dan tak dicintai tidak hanya untuk pakaian, melainkan juga untuk harga diri, yang tak dikehendaki, bayi-bayi yang digugurkan, korban diskriminasi, tuna wisma bukan hanya membutuhkan sebuah rumah dari bata, tetapi juga hati yang penuh pengertian, melindungi dan mencintai. Orang miskin yang sakit, sekarat dan para tahanan, juga yang sakit jiwanya, tak bersemangat hidup, semua yang telah kehilangan harapan dan iman, pecandu obat bius dan minuman keras, dan mereka semua yang telah kehilangan Tuhannya (bagi mereka Tuhan adalah masa lampau, padahal Tuhan selalu ada) dan mereka juga telah kehilangan harapan akan kekuatan Roh.

Ya Tuhan, jadikanlah kami berguna untuk melayani sesama manusia di seluruh dunia, yang hidup dan mati dalam kemiskinan dan kelaparan. berikanlah kepada mereka melalui tangan-tangan kami rejeki pada hari ini dan melalui cinta kasih kami yang penuh pengertian, berikanlah kepada mereka rasa damai dan gembira di hati. Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian,.jadikanlah aku pembawa Cinta Kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputusasaan, jadikanlah aku pembawa harapan.

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa kegembiraan. Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur. Memahami daripada dipahami, mencintai daripada dicintai. Sebab dengan memberi kami menerima, dengan mengampuni kami diampuni. Dengan mati suci, kami akan bangkit lagi untuk selama-lamanya. Pancaran Cinta Kasih Tuhan Ya Allah Tuhanku, tolonglah aku menyebarka keharumanMu kemana saja aku pergi. Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidupMu. Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa sehingga seluruh hidupku hanyalah merupakan pancaran cinta kasihMu. Bersinarlah sepenuhnya dalam diriku sedemikia rupa sehingga setiap jiwa

berhubungan, Semoga mereka tidak melihat diriku lagi, melainkan menengadah memandang Engkau sendiri oh Tuhanku! Tinggallah selalu dalam jiwaku sehingga Engkau sendiri yang memancarkan sinarMu melalui diriku, sedemikian rupa sehingga memancarkan sinarMu menerangi sesamaku. Sinar itu, oh Tuhan akan datang seluruhnya daripadamu, tak satupun milikku, hanya Dikaulah saja yang memancarkan sinarMu menembusiku menerangi sekelilingku. Biarkan aku memujiMu dengan cara yang paling berkenan di hatiMu, dengan membawa sinarMu

menerangi orang-orang di lingkunganku. Biarkan aku mewartakanMu tanpa mengkhotbahi, bukan dengan kata-kata melainkan dengan suri teladanku, dengan daya tarik dan pengaruh yang lembut dari apa yang kulakukan, yang menjadi bukti nyata kebulatan cinta kasihku kepadaMu. Amin.” (Mutiara Cinta, pondokrenungan.com).

Kegiatan yang dilakukan KKIT adalah mendampingi para narapidana yang berada dalam penjara yang jarang dikunjungi kaum kerabatnya, pergi keperkampungan tempat mereka biasa mengobati orang-orang sakit yaitu di Gampingan dan adorasi yang dilakukan setiap hari jumat minggu ke tiga. Anggota KKIT memang orang-orang dewasa yang belum menikah, namun sebagian besar dari mereka adalah kaum muda dan cukup banyak memberikan sumbangan tenaga, waktu dan pikiran untuk kerabat kerja ini. Yang dewasa mendampingi mereka yang masih muda agar lebih total dalam pelayanannya.

Kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa merasa terpanggil untuk terlibat dalam karya pelayanan cinta kasih Allah seperti Ibu Teresa. Saling berbagi cinta kasih antar sesama kelompok itulah yang mereka terapkan. Meskipun dalam kelompok ini tidak semua anggotanya kaum muda yang normal dalam arti ada yang cacat fisik dan ada pula yang bisu, namun itu tidak menyurutkan niat mereka untuk melayani orang miskin yang terlantar. Di Yogyakarta khususnya, kelompok ini sudah ada sejak tahun 2004. Mereka membagi cinta kepada semua orang yang menderita dan sakit. Kegiatan yang mereka lakukan selain yang disebutkan di atas juga mengunjungi panti jompo dan panti asuhan. Semuanya itu dilakukan dengan tulus

hati dan dengan cinta kasih. Adorasi dan doa pribadi dilakukan agar dalam pelayanan mereka lebih total lagi dan pelayanana yang mereka lakukan bermanfaat bagi orang miskin yang terlantar. Meskipun kegiatan mereka kurang nampak, namun bukan berarti tanpa karya. Kelompok ini berkarya bukan agar mereka dikenal dan dikagumi orang, tetapi murni pelayanan yang tulus penuh cinta kepada orang miskin yang