• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAAN INDUSTRI KECIL TAS DI DESA BOJONG RANGKAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN MODAL SOSIAL

DESKRIPSI UMUM

KERAGAAN INDUSTRI KECIL TAS DI DESA BOJONG RANGKAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN MODAL SOSIAL

Keragaan Usaha Industri Kecil Tas di Desa Bojong Rangkas

Usaha tas di desa Bojong Rangkas merupakan industri kecil karena usahanya terdapat dirumah-rumah dengan pekerja yang kebanyakan berasal dari keluarga dan tidak terikat. Tambunan yang dikutip oleh Rejekiningsih (2004) menyatakan bahwa industri kecil memiliki kekuatan-kekuatan diantaranya: padat karya, produk sederhana, produk-produknya bernuansa kultur seperti kerajinan dari bambu dan rotan atau ukir-ukiran kayu, agricultural based, dan modal kerja berasal dari uang sendiri atau pinjaman. Keberhasilan usaha merupakan suatu keadaan ketika tujuan berdirinya usaha tercapai. Umumnya keberhasilan usaha dilihat dari keuntungan yang sudah diperoleh dan skala usahanya.

Keberhasilan dari suatu usaha sangat ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkannya, jumlah perbandingan antara input dengan output yang dihasilkan, dan keuntungan yang diperoleh. Penelitian Triutami (2013) melihat keberhasilan usaha berdasarkan tingkat keuntungan, produktivitas, dan skala usahanya. Tingkat keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas sudah cukup baik dalam pencapaian keberhasilan usahanya yang dilihat dari ketiga indikator berupa tingkat keuntungan, produktivitas dan skala usahanya. Data lengkap tentang jumlah keberhasilan usaha pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberhasilan usaha pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas tahun 2014 No Keberhasilan usaha Jumlah (Orang) Persentase

1. Rendah 9 25.71

2. Sedang 15 42.86

3. Tinggi 11 31.43

Total 35 100.00

Sumber: Data Primer (2014)

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas termasuk dalam kategori tingkat keberhasilan usaha sedang yaitu sebesar 42.86 persen responden sebanyak 15 orang. Lainnya bervariasi yaitu sebesar 31.43 persen responden sebanyak 11 orang termasuk kategori tingkat keberhasilan usaha tinggi dan sebesar 25.71 persen sebanyak 9 orang termasuk kategori tingkat keberhasilan usaha rendah. Berdasarkan data pada tabel 14 dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas sudah tergolong cukup baik. Fakta tersebut didukung oleh pernyataan responden berikut ini.

“Penghasilan mah neng nggak tentu setiap minggunya cuman pasti

ada untungnya yang cukup buat sehari-hari makan dan kebutuhan lainnya. Soalnya kita mah neng punya langganan yang bosnya itu

setiap minggu pasti ada pemesanan yang paling sedikit 300 pieces. Walau harganya nggak terlalu mahal karena hanya model-model biasa seperti tas untuk bingkisan. Pesanan lainnya dari toko lain, selain yang seminggu rutin itu bisa menutupi. sehingga keuntungan bersih setiap minggunya pasti ada neng bahkan terkadang bisa meningkat dari minggu sebelumnya neng terutama ketika mau

lebaran” (MI, 41th). Tingkat Keuntungan

Tingkat keuntungan dalam penelitian ini melihat hasil penjualan bersih yang diperoleh setelah dikurangi modal produksi, upah pekerja dan lainnya selama satu minggu. Keuntungan yang diperoleh responden rata-rata tidak menentu setiap minggunya, namun diambil keuntungan rata-rata yang sering diperoleh setiap minggu oleh pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas. Tingkat keuntungan dibedakan menjadi tiga kategori rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan hasil yang diperoleh pada seluruh responden dilapang lalu ditentukan untuk nilai kategori rendah, sedang, dan tinggi. Data lengkapnya jumlah responden menurut tingkat keuntungannya disajikan pada tabel 15.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keuntungan pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas tahun 2014 No Tingkat keuntungan Jumlah (Orang) Persentase

1. Rendah 9 25.71

2. Sedang 17 48.57

3. Tinggi 9 25.71

Total 35 100.00

Sumber: Data Primer (2014)

Tabel 15 menunnjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh sebesar 48.57 persen responden sebanyak 17 orang termasuk dalam kategori sedang, lalu lainnya sebesar 25.71 persen responden sebanyak 9 orang termasuk dalam kategori rendah dan kategori tinggi. Berdasarkan data pada tabel 18 dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas termasuk dalam kategori sedang. Tingkat keuntungan yang termasuk kategori sedang yaitu berkisar antara Rp1 500 000.00 hingga Rp3 000 000.00 setiap minggunya. Tingkat keuntungan yang termasuk rendah berkisar kurang dari Rp1 500 000.00 dan tingkat keuntungan yang termasuk tinggi berkisar lebih dari Rp3 000 000.00.

Tingkat Produktivitas

Produktivitas berhubungan dengan produksi namun berbeda dengan produksi. Produktivitas menurut Ravianto yang dikutip oleh Triutami (2013) adalah perbandingan antara hasil yang ingin dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produksi merupakan jumlah barang yang dihasilkannya. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan dengan peningkatan produktivitas. Hal tersebut dikarenakan pada produksi yang meningkat bisa saja dengan menggunakan sumberdaya yang sama bahkan lebih kecil atau jauh lebih besar

sehingga produktivitasnya pun tidak selalu berbanding lurus. Data lengkap tentang tingkat produktivitas pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat produktivitas pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas tahun 2014

No Produktivitas Jumlah (Orang) Persentase

1. Rendah 13 37.14

2. Sedang 13 37.14

3. Tinggi 9 25.71

Total 35 100.00

Sumber: Data Primer (2014)

Tabel 16 menunjukkan bahwa sebesar 37.14 responden sebanyak 13 orang termasuk dalam kategori tingkat produktivitas rendah dan sedang. Lalu sebesar 25.71 persen responden sebanyak 9 orang termasuk dalam kategori tingkat produktivitas tinggi. Tingkat produktivitas pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas termasuk dalam kategori rendah dan sedang karena mempunyai proporsi jumlah responden yang sama. Produktivitas dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil dari pembagian jumlah produksi setiap minggunya dibagi jumlah pekerja yang ada. Maka dari itu, akan menunjukkan kemampuan masing-masing pekerja dalam menghasilkan jumlah produksi. Produktivitas rendah berkisar kurang dari 26 pieces per pekerja yang dihasilkan. Produktivitas tinggi berkisar lebih dari 55 pieces per pekerja dan produktivitas sedang berkisar antara 26 hingga 55 pieces per pekerja.

Skala Usaha

Skala usaha berhubungan dengan kuantitas produk yang dihasilkan. Kuantitas produk yang besar otomatis akan menunjukkan bahwa usaha di industri kecil tas Desa Bojong Rangkas memiliki skala usaha yang besar. Demikian juga jika kuantitas produk yang dihasilkan sedikit (rendah) otomatis akan menunjukkan skala usaha kecil, lalu jika kuantitas produk yang dihasilkan menunjukkan skala usaha menengah. Data lengkap tentang skala usaha pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat skala usaha pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas tahun 2014

No Skala usaha Jumlah (Orang) Persentase

1. Rendah 14 40.00

2. Sedang 13 37.14

3. Tinggi 8 22.86

Total 35 100.00

Sumber: Data Primer (2014)

Tabel 17 menunjukkan bahwa sebesar 40 persen responden sebanyak 14 orang termasuk dalam kategori rendah, lalu sebesar 37.14 persen responden sebanyak 13 orang termasuk dalam kategori sedang. Lainnya sebesar 22.86 persen

responden sebanyak 8 orang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 20 dapat disimpulkan bahwa skala usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas termasuk dalam kategori rendah berarti masih dalam skala kecil, baru setelah itu termasuk kategori sedang karena hanya berbeda 1 orang responden. Skala usaha rendah menghasilkan jumlah produksi kurang dari 180 pieces setiap minggunya, sedangkan skala usaha sedang menghasilkan jumlah produksi antara 180-554 pieces. Skala usaha tinggi menghasilkan jumlah produksi lebih dari 554 pieces setiap minggu.

Hubungan Keragaan Industri Kecil Tas dan Modal Sosial

Modal sosial merupakan Sesuatu yang sangat diperlukan dalam suatu kerjasama. Usaha menyangkut hubungan dengan orang lainnya dalam membentuk suatu kerjasama agar tercapai tujuan usaha yang diharapkan. Oleh karena itu modal sosial sangat diperlukan agar kerjasama dapat tercipta berupa adanya kepercayaan, jaringan yang meluas dan ketaatan akan norma yang ada. Hasil pengujian hubungan antara modal sosial dan industri kecil yang dilihat dari keberhasilan usahanya disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Korelasi antara modal sosial dengan keberhasilan usaha Keberhasilan usaha

Koefisien p-value

Kepercayaan 0.550 0.001

Jaringan 0.539 0.001

Norma 0.247 0.152

Modal Sosial Keseluruhan 0.662 0.000

Keterangan :

 Berhubungan nyata pada p<0.10 (Taraf nyata 1 persen)

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara modal sosial dengan keberhasilan usaha industri kecil tas di desa Bojong Rangkas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 (p<0.01) dan nilai koefisien 0.662 diantara dua buah variabel yang diuji. Modal sosial akan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha karena akan membentuk suatu kerjasama diantara pelaku yang ada.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan modal sosial berupa kepercayaan, luasnya jaringan, dan ketaatan terhadap norma akan menentukan keberhasilan usaha tas di Desa Bojong Rangkas berupa tingkat keuntungan, produktivitas dan skala usaha. Fakta ini terlihat dari beberapa responden yang memiliki modal sosial tinggi dan juga memiliki keberhasilan usaha industri kecil tasnya tinggi. Fakta ini didukung dengan pernyataan responden berikut ini.

“Usaha tas ini neng nggak akan berjalan lama kalau nggak ada

kerjasama. Saya mah udah hampir 22 tahun usaha tas di sini dan punya banyak pengrajin serta langganan toko karena saling

kerjasama. Sama pengrajin ya sebagai bos baik-baik aja dan berusaha membuat aturan yang bisa dilaksanakan bersama karena kekeluargaan. Begitu juga sama langganan karena usaha sudah lama jadi sudah banyak yang pada tahu usaha tas saya dan percaya pesen kesin karena saya selalu menjaga kepercayaan dengan mengecek tas yang sudah jadi apakah memuaskan pelanggan. Saya juga nambah pengetahuan tentang model-model tas masa kini dari ngeliat model yang ada di pasaran biar makin nggak ketinggalan jaman dan ngobrol-ngobrol dengan pengusaha tas lainnya”(IH, 63th).

Maka dari itu penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian hubungan antara modal sosial dengan keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas benar terdapat hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “diduga adanya hubungan modal sosial dengan keberhasilan usaha industri kecil tas” dapat diterima.

Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal utama yang sangat dibutuhkan dalam menjalin suatu kerjasama. Tanpa adanya kepercayaan, pasti tidak akan terjalin kerjasama dengan baik karena akan timbul curiga. Perasaan curiga tidak akan baik dalam membangun suatu kerjasama, apalagi berhubungan untuk mencapai keberhasilan usaha. Demikianlah sangat dibutuhkan rasa saling percaya dalam membangun suatu hubungan dengan orang lainnya. Hubungan yang terjalin dengan baik karena adanya rasa percaya akan membuat tujuan usaha tercapai dan usaha dapat terus berlanjut ke depannya.

Kepercayaan memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas. Kepercayaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepercayaan antara pengusaha dengan pengrajin baik yang berasal dari keluarga maupun bukan keluarga, pengusaha dengan pengusaha tas lainnya, pengusaha dengan pengusaha yang menyediakan bahan baku dan aksesoris tas, serta pengusaha dengan pemilik toko yang saling memberikan rasa percayanya. Hal itu membuat interaksi dan kerjasama yang terjadi sangat baik antar berbagai pihak sehingga masing-masing pihak mendapat keuntungan masing-masing.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan dengan keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 (p<0.01) dan nilai kooefisien 0.550 diantara dua buah variabel yang diuji. Kepercayaan sangat digunakan oleh pengusaha tas di Desa Bojong Rangkas sebagai modal utama karena dalam industri kecil tas sangat dibutuhkan kerjasama antar pihak. Kerjasama antar pihak terjadi dengan adanya rasa saling percaya tersebut. Rasa saling percaya akan menimbulkan perasaan yakin bagi pengusaha untuk mempercayakan tas-tas yang dibuat oleh para pengrajinnya. Rasa percaya membuat pengusaha tidak curiga dan marah-marah sehingga tidak bertindak seperti bos yang memerintah karena adanya rasa kekeluargaan sehingga pengrajin yang bekerja pun menjadi senang dan dapat menyelesaikan tas sesuai target produksi.

Kepercayaan juga merupakan pelancar dalam mencapai keberhasilan usaha karena rasa percaya akan memudahkan pengusaha industri kecil tas untuk mempunyai modal usaha produksi. Modal usaha produksi yang ada didapatkan dari kepercayaan bos toko yang memberikan uang DP sebesar 50 persen bahkan lebih jika memang dananya kurang untuk produksi. Selain uang DP, bisa juga dengan memberikan bahan baku tasnya, sehingga hanya kurang untuk aksesoris- aksesoris tasnya yang tidak terlalu mahal. Setelah jadi, langsung dibayar semua sehingga bisa langsung untuk membayar upah ke pengrajin setelahnya.

Jaringan

Jaringan sosial merupakan unsur dari modal sosial yang cukup berpengaruh dalam menjalankan suatu usaha. Selain itu, jaringan adalah unsur modal sosial yang dapat mengembangkan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas. Jaringan adalah hubungan sosial yang terjalin dengan individu ataupun kelompok lainnya. Hubungan sosial yang terjalin menyatakan adanya saling membutuhkan antar makhluk dengan makhluk lainnya sebagai makhluk sosial. Jaringan terbentuk karena masing-masing pihak saling mempunyai tujuan yang sama agar keuntungan didapatkan pada setiap pihak. Jaringan pengusaha tas di Desa Bojong Rangkas merupakan hubungan sosial yang tercipta dari awal perkenalan yang didapat dari teman sebelumnya ataupun kenalan sendiri hingga terus menerus berteman bahkan dianggap sebagai keluarga dan berlangsung lama. Jaringan mempunyai peran yang penting dalam usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jaringan dengan keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 (p<0.01) dan nilai koefisien 0.539 diantara dua buah variabel yang diuji. Jaringan pada pengusaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas merupakan modal sosial yang sangat penting juga seperti halnya kepercayaan. Usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas membutuhkan pengrajin-pengrajin yang bervariasi dari yang baru berpengalaman untuk tas-tas model biasa dan mempuyai kemampuan sangat bagus serta berpengalaman untuk tas-tas model sulit dan bagus. Maka dari itu untuk mempunyai banyak pengrajin yang tidak hanya berasal dari keluarga dibutuhkan banyak jaringan pengrajin diluar keluarga yang dapat dipercaya dan pengusaha tas lainnya. Pengusaha tas lain juga sangat berperan dalam menambah pesanan jika sedang tidak ada pesanan namun pengusaha yang lainnya sedang banyak pesanan maka akan mengorder ke usaha tas lainnya jika saling dekat dan mengenal. Oleh karena itu, sangat diperlukan jaringan yang baik terhadap para pengrajin maupun pengusaha tas lainnya agar keberhasilan usaha tercapai.

Selain jaringan yang harus terjalin sangat baik terhadap pengrajin dan pengusaha tas lainnya juga harus dibangun jaringan pemasaran dengan para bosa pemilik toko. Jaringan yang baik dengan bos pemilik toko-toko akan membuat usaha industri kecil tas semakin banyak pesanan dari berbagai toko. Bahkan akan lebih dari satu toko yang menjadi langganan jika jaringan yang dimiliki banyak, berlangsung baik, dan sudah lama. Jika jaringan yang ada pun sudah terjalin lama akan membuat pemilik toko lebih percaya untuk memesan banyak ke usaha industri kecil tas yang dimiliki. Oleh karena itu disimpulkan sangat penting

mempunyai jaringan yang baik dengan pengrajin untuk meningkatkan jumlah produksi sesuai target produksi dengan kualitas yang bagus. Selain itu, hubungan dengan pengusaha tas lainnya dan pemilik toko juga sangat berperan dalam menambah banyaknya pesanan produksi sehingga skala usaha industri kecil tas dapat berkembang.

Norma

Norma merupakan aturan-aturan yang terbentuk di suatu komunitas ataupun organisasi yang disetujui bersama. Norma merupakan unsur modal sosial yang mempunyai kekuatan dalam membentuk suatu komunitas/organisasi karena dengan adanya aturan yang disepakati dan dijalani bersama akan membuat keadaan lebih teratur karena setiap pihak sudah mengetahui akan hak dan kewajibannya masing-masing. Norma dalam usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas juga dibutuhkan agar kegiatan usaha berjalan dengan lancar dan semua pihak menyadari akan hak dan kewajiban yang harus dilakukannya.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada tabel 18 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara norma yang ada dengan keberhasilan usaha industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.247 yang tidak sesuai dengan (p<0.01) dan nilai koeisien sebesar 0.152 diantara dua buah variabel yang diuji. Hal itu dikarenakan fakta yang didapatkan dilapangan bahwa norma yang ada lebih dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting. Kebanyakan aturan yang ada berupa aturan tidak tertulis yang sanksinya tidak tegas. Sekalipun ada aturan-aturan tertulis juga hanya ada dalam tulisan, karena tetap tidak ada sanksi yang tegas jika melanggarnya. Pengusaha menganggap peraturan tidak terlalu penting dalam usaha industri kecil tas karena usaha yang ada berjalan dengan sistem kekeluargaan. Hal itu, membuat hubungan yang terjalin dengan pengrajin dan lainnya seperti keluarga merasa tidak enak kalau menghukum sehingga hanya berpikir terserah kesadaran dari masing-masing pihak saja.

Aturan-aturan yang ada berupa kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati bersama. Kesepakatan yang telah disetujui bersama pun kadang masih ada yang tidak melaksanakannya, seperti halnya pengrajin yang masuk kerja tidak sesuai aturan. Ada pengrajin yang datang terlalu siang, namun para pengusaha tidak marah dan memecat hanya karena beranggapan jika mereka ingin dapat uang maka mereka harus rajin bekerja dan datang sesuai aturan. Kecuali jika pengrajin yang bekerja sudah sangat keterlaluan sehingga tidak menyelesaikan target produksi baru diberi peringatan saja agar mengerti.

Norma (aturan) dengan pemilik toko yang usahanya sudah besar tentu sudah mempunyai manajemen usaha yang baik dan teratur, sehingga dibuat aturan tertulis tentang target produksi, jumlah pesananan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu, serta cara pembayarannya. Selain itu, mengenai aturan jika hasil produksi ada yang tidak bagus maka akan dipulangkan dan diganti dengan yang baru. Norma lebih dianggap sebagai aturan yang menunjukkan kesepakatan bersama agar tidak ada yang saling dirugikan, namun tidak ada sanksi yang tegas jika melanggarnya. Hal ini menunjukkan bahwa norma tidak memiliki peranan penting dalam keberhasilan usaha di industri kecil tas di Desa Bojong Rangkas.

Dokumen terkait