• Tidak ada hasil yang ditemukan

AWAL KERAGUAN SAYA PADA LDII/ISLAM JAMAAH Semasa di kalimantan saya sudah merasa ragu dengan ajaran

Dalam dokumen Ketika kami harus meninggalkan LDII 1 (Halaman 40-46)

LDII,ceritanya ketika itu LDII mengundang pihak MUI balikpapan untuk mengisi acara pengajian rutin LDII(daerahan total).tujuan pengajian ini adalah bentuk kebohongan LDII menutupi ajaran kesesatan mereka

setelah mencuatnya aliran-aliran sesat yang di munculkan dalam media massa termasuk salah satunya adalah LDII dalam daftar aliran sesat itu.singkat cerita,ketika pengajian tengah berlangsung didalam masjid Baitil a‟la berlantai dua tepatnya didaerah sepinggan sekitar 200 meter dari Bandara,para jamaahnya dinasehati oleh para pengurusnya”anggap saja mendengar radio rusak”.maksudnya apa yang di paparkan oleh pihak MUI jangan di ambil pusing,karna tujuannya LDII adalah memburu kehalalan dari MUI tentang frasa kesesatan LDII yang berkembang. Tidak hanya itu kesesatan dan pendangkalan aqidah yang dilakukan oleh LDII,ketika waktu shalat dzuhur di kumandangkan,para pengurus LDII beralih lagi taqiyahnya.karna polemik berkembang bahwa LDII tidak mau shalat berjamaah jikalau yang mengimami mereka itu adalah non

LDII.maka para pengurus mempersudikan kira dari pihak MUI mau mengimami jamaah LDII dalam melaksanakan shalat berjamaah.taqiyah pun berhasil,setelah shalat dzuhur pihak dari MUI menyatakan “ternyata LDII itu tidak seperti apa yang di isukan,LDII mau kok shalat dengan orang non LDII”.dan MUI pun pamitan.

Pengurus MUI belum sempat naik ke kenderaannya,tingkah keaslian Islam jamaah pun terlihat jelas dalam LDII yang selalu mengaku tidak ada kaitan dengan islam jamaah.saat itu para pengurus memberi instruksi untuk

mengulang kembali shalat dzuhur,ada yang melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di lantai dua,ada pula yang shalat dzuhur sendirian ada pula yang pulang kerumah mengulangi shalatnya di rumah,semua itu dilakukan karna mereka beranggapan shalat yang dimami oleh non LDII hanyalah sia-sia,batal,tidak sah dan sebagainya.tinggal saya sendiri yang tidak

mengulangi lagi shalat dzuhur.

Dalam hati saya bertanya”sampai kapan LDII akan terus begini,sampai kapan taqiyah ini berakhir,sampai kapan LDII betul-betul mau bergabung shalat berjamaah dengan kaum muslimin”?saya sangat merindukan hal itu.tapi itu mustahil bagi LDII tidak akan berubah sesuai doktrin yang tajam.”lima bab tidak akan dirubah sampai hari kiamat”.

Desember 2008 adalah akhir perjalanan saya di LDII dan bertobat dari dosa penyesatan aqidah yang saya lakukan selama bertahun tahun.walau LDII memvonis murtad kepada saya sekeluarga.

HASIL KEBOHONGAN SAYA MENJADI MUBALIG MADIGOLISM

Taqiyah atau berbohong menyembunyikan sesuatu yang akan mendatangkan bahaya pada diri kelompok adalah suatu kaidah wajib yang di miliki oleh setiap Madigolsm/pengikut madigol.hal itu adalah yang sangat mendasar dalam doktrin.

Dalam aliran LDII/islam jamaah taqiyah dikenal dengan bahasa “Fathonah,Bithonah Budi luhur”.apalagi saya yang pernah menjadi

mubalignya.dalam dunia dakwah selama saya dalam LDII selalu berbohong kesana-kemari,dan bila berhasil membohongi/mengelabui adalah

kebangganan tersendiri dan oleh imam menjanjikan wajib masuk surga dalam melindungi jamaahnya. Seperti halnya yang saya lakukan dibeberapa daerah di indonesia,tatkala LDII mengalami desentralisasi dari

masyarakat dan tokoh agama,maka saya yang di perintah oleh imam untuk melakukan taqiyah melindungi imam dan jamaah yang sebelumnya imam dan jamaah LDII saya anggap pintu jalan masuk surga selamat dari neraka sesuai dengan doktrin imam Madigolism.

Seperti halnya yang saya lakukan di bebepa daerah,merasa bangga mengelabui MUI dan tokoh agama serta tokoh masyarakat yang mana mereka telah mendapatkan berita bahwa LDII itu sesat. lewat buku-buku yang narasumbernya adalah mantan dedekot islam jamaah yang telah bertaubat.saya pun berargumen taqiyah melindungi dan melakukan sesuatu hal agar LDII tidak di cap sebagai aliran sesat.

Didaerah Nias-Sumatra Utara contohnya,ketika saya di perhadapkan dengan tokoh agama dari Muhammadiyah dan NU serta MUI yang meminta jawaban tentang kesesatan LDII.tokoh agama bertanya :”apakah LDII itu

mengkafirkan kaum muslimin di luar kelompoknya dan memvonis neraka bagi yang tidak mengakui jamaah dan imamnya?”.sayapun menjawab :”oh..itu tidak benar,itu fitnah,kalau LDII menvonis semacam itu saya katakan LDII,Muhammadiyah,NU dan MUI,serta lainnya masuk neraka juga kalau tidak menetapi Qur‟an dan Hadits!”.

Mereka pun manggut-manggut dan berkomentar seolah saya berhasil membodohi mereka “berarti buku yang berjudul FAHAM dan ALIRAN SESAT DI INDONESIA yang memuat tentang LDII adalah keliru”.untuk mematahkan prasangka mereka tentang kesesatan LDII saya pun

berkata”kita tidak usah menyalahkan buku itu,yang penting saya berani bersumpah bahwa ajaran LDII tidak pernah memvonis kafir,najis dan sebangsanya pada selain kelompoknya.tapi jauh didalam hati saya menertawai tokoh agama yang terperangkap dalam jaring taqiyah saya. Dan akhirnya mereka tidak lagi menganggap LDII sesat.bahkan kalau diantara mereka memliki buku yang serupa tidak mereka gubris seperti sedia kala.parahnya di antara mereka ada yang mau ikut islam jamaah. Didaerah Jakarta Utara ketika itu saya menjadi mubalig pribadi di keluarga pak Baso Mappatunru(pak Baso adalah orang yang saya ajak masuk ke islam jamaah).kebetulan beliau dari keluarga yang mempunyai kerabat dekat dengan alim ulama yang ada di jakarta dan

sulawesi.sekaligus mertuanya sendiri adalah tokoh agama dari

Muhammadiyah,saya lupa nama mertuanya.tapi ceritanya begini,ketika pak haji (sapaan bapak mertua pak Baso) bertanya :”kamu dari LDII yah”LDII yang tak mau sholat di imami oleh orang non LDII?” mendengar

pertanyaan sinis dari pak Haji saya pun melesat meluncurkan rudal taqiyah untuk memecahkan batu prasangka “oh..itu tidak benar pak haji‟‟! kalau pak Haji tidak percaya beberapa saat lagi kita akan sholat Magrib dan saya minta Pak Haji jadi imamnya”.

Setelah azan magrib saya kumandangkan,pak Haji saya tunjuk untuk jadi imam sholat,dan pak haji pun mengimami sholat.setelah sholat beliau pun bingung dan berkata”kok pak ustadz beda dengan LDII tetangga

saya,mereka sama sekali tidak mau sholat berjamaah kalau yang mengimaminya itu adalah orang non LDII.

Taqiyah yang kedua pun meluncur”ohh...begini pak haji...mungkin mereka itu adalah Islam jamaah yang baru masuk ke LDII,sehingga polemiknya islam jamaah masih mereka bawa ke dalam LDII.

Dengan tambah bingung,pak haji bertanya lagi”emang islam jamaah dan LDII berbeda?”sayapun meluncurkan rudal taqiyah yang ketiga

menyadarkan anggota-anggota islam jamaah dan berupaya meramut dan mengurusi mantan-mantan islam jamaah agar mereka kembali pada ajaran islam semula.jadi sangatlah wajar bila pak Haji menjumpai orang LDII yang demikian.

Pak Haji merasa puas atas jawaban taqiyah dan memeluk saya dengan erat dan berkata Insya Allah...Insya Allah...entah apa maksudnya.padahal dari dalam lubuk saya menertawai orang tua itu dan berkata”hmmm hebat kamu Rus...bisa mengelabui tua bangka ini".

Dan masih banyak lagi peristiwa dehidran LDII yang saya tanggapi dengan taqiyah.mengingat semua itu membuat hati saya sedih dan berdosa.

LDII/ISLAM JAMAAH TELAH MEMBUAT KEISLAMAN SAYA KERUH

Dalam dokumen Ketika kami harus meninggalkan LDII 1 (Halaman 40-46)